Saat Pasar Kripto Terasa “Tidak Wajar”
Kalau kamu sudah lama memantau chart, pasti pernah ketemu momen aneh: harga kripto tiba-tiba loncat tinggi atau jatuh curam, padahal tidak ada berita besar. Order yang kamu pasang ke-slip jauh dari harga yang kamu kira, spread melebar, dan volume mendadak meledak.
Situasi seperti ini sering bukan sekadar “pasar lagi panik”, tetapi tanda bahwa pasar sedang berada dalam kondisi tidak seimbang. Di ekonomi, kondisi ini disebut disequilibrium. Di pasar kripto, disequilibrium bisa muncul lebih sering dan lebih ekstrem karena likuiditasnya dinamis, tersebar di banyak exchange, dan sangat dipengaruhi bot serta leverage.
Supaya kamu tidak cuma ikut terbawa arus, kita akan kupas tuntas apa itu disequilibrium di pasar kripto, apa penyebabnya, bagaimana dampaknya ke harga, cara mengenalinya, sampai apa artinya untuk strategi trading kamu.
Apa Itu Disequilibrium dalam Pasar Kripto?
Secara sederhana, disequilibrium adalah kondisi ketika pasar tidak berada di titik seimbang antara penawaran dan permintaan. Dalam teori ekonomi klasik, keseimbangan terjadi ketika jumlah yang ingin dibeli sama dengan jumlah yang ingin dijual pada suatu harga tertentu. Di titik itu, harga cenderung stabil.
Namun, banyak ekonom modern mengikuti pandangan John Maynard Keynes bahwa pasar pada praktiknya lebih sering berada dalam kondisi tidak seimbang. Ada terlalu banyak faktor yang bergerak sekaligus sehingga “equilibrium sempurna” lebih mirip konsep teoretis daripada kondisi nyata.
Di pasar kripto, konsep ini menjadi jauh lebih terasa. Dibanding pasar saham besar, kripto punya beberapa karakter khas:
- Likuiditas yang tidak merata antar aset dan antar exchange.
- Order book yang bisa menipis sangat cepat ketika pelaku besar bergerak.
- Peran besar algoritma, bot, dan posisi leverage (margin, futures, perpetual).
Akibatnya, sedikit perubahan pada salah satu sisi – penawaran atau permintaan – bisa menggeser harga jauh dari level yang “ideal”. Inilah disequilibrium versi pasar kripto: ketidakseimbangan pasar yang membuat harga bergerak tidak proporsional terhadap informasi yang ada.
Ketika kamu memahami disequilibrium dalam konteks ini, kamu tidak lagi melihat candle ekstrem sekadar sebagai “volatilitas random”, melainkan sebagai hasil dari struktur pasar yang sedang tidak seimbang. Dari sini kita bisa masuk lebih dalam ke faktor-faktor penyebabnya.
Penyebab Utama Disequilibrium di Pasar Kripto (Data 2025)
Jika disequilibrium terasa sering terjadi di kripto, itu bukan kebetulan. Ada kombinasi faktor struktural dan faktor perilaku yang membuat pasar kripto jauh lebih rentan terhadap ketidakseimbangan dibanding banyak pasar lain.
Likuiditas Tipis dan Depth yang Rendah
Salah satu akar masalah terbesar adalah likuiditas. Dalam laporan likuiditas kripto terbaru, depth order book untuk BTC di salah satu exchange besar dalam rentang sekitar seratus dolar ke atas dan ke bawah dari harga tengah hanya berada di kisaran beberapa juta dolar, bukan ratusan juta. Angka sekitar delapan juta dolar untuk rentang itu mungkin terdengar besar, tetapi untuk aset global dengan kapitalisasi ratusan miliar, itu sebenarnya relatif tipis.
Penelitian lain mengenai market depth menunjukkan bahwa:
- Kedalaman order book kripto sangat bervariasi antar exchange.
- Spread dan depth bisa berubah signifikan hanya dalam hitungan menit.
- Aset seperti stablecoin cenderung memiliki depth yang lebih tipis dibanding BTC atau ETH, sehingga lebih mudah terdorong keluar dari harga “wajar” ketika tekanan beli atau jual muncul.
Kombinasi depth yang tipis dengan order besar dari institusi, whale, atau trader leverage membuat pasar sangat mudah meninggalkan titik seimbang.
Order Book dengan Distribusi yang Tidak Merata
Penelitian akademik tentang likuiditas order book di exchange kripto menunjukkan bahwa distribusi likuiditas di sekitar harga tidak merata. Banyak kondisi di mana volume besar berkumpul di beberapa level harga tertentu, sementara bagian lain dari order book tampak kosong.
Analisis data order book selama puluhan ribu menit pada pasangan BTC dengan stablecoin tertentu mengungkap pola yang menarik: pada jam-jam tertentu dalam sehari, total depth di sekitar harga bisa turun lebih dari empat puluh persen dibanding jam yang lebih likuid. Dalam kondisi itu, masuknya satu order besar saja cukup untuk memindahkan harga beberapa langkah harga sekaligus.
Kamu bisa bayangkan pasar sebagai jembatan. Saat jembatan penuh penyangga, ia kokoh. Ketika beberapa penyangga hilang, beban yang sama bisa membuat jembatan bergoyang lebih keras. Demikian pula, saat order book “menipis”, ketidakseimbangan kecil antara jumlah beli dan jual bisa menghasilkan pergerakan harga yang jauh lebih besar.
Peran Whale, Bot, dan Algoritma
Penyebab berikutnya datang dari cara pelaku besar bertransaksi. Whale dan institusi biasanya tidak masuk pasar dengan satu order kecil, tetapi dengan volume besar, sering kali memakai algoritma yang memecah order. Di sisi lain, banyak bot yang diprogram merespons perubahan harga atau volume secara otomatis.
Ketika tekanan beli atau jual besar muncul di pasar yang sedang tipis likuiditasnya, bot-bot ini dapat memperparah ketidakseimbangan:
- Beberapa bot mengikuti arah gerakan harga (trend-following).
- Beberapa bot lain mematikan order ketika spread melebar untuk mengurangi risiko.
- Hasilnya, justru semakin sedikit likuiditas yang tersisa ketika pasar paling membutuhkannya.
Kondisi seperti ini membuat pasar cepat berpindah dari keseimbangan ke ketidakseimbangan ekstrem, terutama pada aset yang kapitalisasinya belum terlalu besar.
Pengaruh Posisi Leverage dan Sentimen Makro
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah penggunaan leverage di futures dan perpetual. Saat terlalu banyak posisi long atau short menumpuk di satu sisi, pasar menjadi rapuh.
Ketika harga bergerak berlawanan arah dengan sisi yang menumpuk, likuidasi paksa mulai terjadi. Hal ini menciptakan tambahan order jual atau beli otomatis yang memperlebar ketidakseimbangan. Beberapa laporan mengenai krisis likuiditas kripto terbaru mencatat momen ketika nilai posisi yang dilikuidasi menembus miliaran dolar dalam satu sesi, memperjelas bagaimana leverage menjadikan disequilibrium jauh lebih dalam.
Jika faktor-faktor tadi digabungkan, kita bisa melihat bahwa disequilibrium di kripto bukan sekadar gejala, melainkan konsekuensi alami dari struktur likuiditas dan perilaku pelaku pasar. Berikutnya, kita lihat dampaknya terhadap pergerakan harga.
Dampak Disequilibrium terhadap Pergerakan Harga Kripto
Setiap ketidakseimbangan di order book pada akhirnya akan tercermin di chart. Namun, cara disequilibrium bekerja terhadap harga sering kali tidak intuitif bagi trader pemula.
Ketika permintaan mendadak lebih besar dari penawaran pada pasar yang likuiditasnya tipis, harga tidak hanya naik sedikit, tetapi bisa melonjak tajam karena setiap level harga di atasnya relatif kosong. Sebaliknya, ketika tekanan jual tiba-tiba membesar dan hanya ada sedikit pembeli yang berani menyerap, harga bisa jatuh seperti anak tangga yang hilang.
Penelitian yang membandingkan likuiditas order book kripto dan pasar tradisional menemukan bahwa “gap harga” di kripto cenderung lebih besar ketika terjadi perubahan kedalaman order book. Artinya, ketidakseimbangan kecil saja bisa memicu lompatan harga yang besar.
Hal yang sama terjadi pada pasar derivatif. Ketika terlalu banyak posisi long atau short menumpuk dan harga bergerak melawan, cascading liquidation bisa terjadi. Order jual tambahan dari likuidasi membuat harga jatuh lebih dalam, yang kemudian memicu likuidasi berikutnya. Dalam beberapa episode pasar yang dicatat pada 2025, total likuidasi dalam satu sesi mencapai lebih dari satu miliar dolar, mengubah koreksi biasa menjadi penurunan tajam yang memaksa pasar keluar dari keseimbangan.
Dari sudut pandang kamu sebagai trader, disequilibrium ini membuat harga:
- bergerak tidak proporsional terhadap berita yang beredar
- sulit dieksekusi dengan harga yang kamu rencanakan
- cenderung meninggalkan jejak candle yang ekstrem
Karena itu, memahami cara mengenali disequilibrium bukan hanya soal teori, tetapi langsung terkait dengan risiko eksekusi dan risiko portofolio.
Cara Mengenali Disequilibrium di Pasar Kripto
Kabar baiknya, kamu tidak harus menebak-nebak kapan pasar sedang tidak seimbang. Ada beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan di data sederhana yang tersedia di banyak exchange dan platform analitik.
Pertama, perhatikan tampilan order book. Saat pasar relatif seimbang, biasanya kamu akan melihat kedalaman yang cukup merata di sisi bid dan ask di sekitar harga terakhir. Ketika disequilibrium mulai muncul, orderbook thinning terjadi: salah satu sisi tampak jauh lebih tipis, muncul gap besar di beberapa level harga, dan volume di sisi lain terlihat lebih dominan.
Kedua, amati spread antara harga bid tertinggi dan ask terendah. Di kondisi normal, spread pada aset likuid cenderung sempit. Ketika likuiditas menyusut atau pelaku pasar menarik ordernya, spread melebar. Laporan analisis kedalaman pasar menunjukkan bahwa perubahan mendadak pada depth sering diikuti oleh pelebaran spread, terutama pada jam-jam tertentu ketika partisipasi pelaku pasar berkurang.
Ketiga, lihat pergerakan volume. Lonjakan volume yang tidak diikuti berita fundamental sering kali menandakan adanya demand shock atau supply shock, misalnya aksi whale atau likuidasi besar. Jika lonjakan volume ini terjadi bersamaan dengan order book yang tipis, potensi disequilibrium meningkat tajam karena pasar tidak punya cukup likuiditas untuk menyerap arus order tersebut.
Keempat, bagi kamu yang memantau futures dan perpetual, funding rate bisa menjadi indikator penting. Ketika funding rate bergerak terlalu ekstrem ke satu sisi dalam waktu lama, artinya posisi long atau short jauh lebih dominan. Jika harga berbalik arah, ketidakseimbangan ini mudah berujung pada gelombang likuidasi yang memperparah disequilibrium.
Dengan membiasakan diri membaca kombinasi order book, spread, volume, dan funding rate, kamu bisa memiliki radar dini terhadap kondisi pasar yang sedang “tidak normal”. Untuk membuat gambaran ini lebih konkret, kita turunkan pembahasan ke beberapa kasus nyata di 2025.
Studi Kasus Disequilibrium di Pasar Kripto (2025)
Beberapa peristiwa di 2025 memberikan ilustrasi jelas tentang bagaimana disequilibrium bekerja di pasar kripto, bukan hanya di atas kertas tetapi di data real.
Salah satu kasus yang banyak dibahas adalah pergerakan tajam pada salah satu stablecoin algoritmik di sebuah exchange besar. Data order book menunjukkan bahwa kedalaman total di sekitar harga stabil awalnya berada di kisaran puluhan juta dolar. Namun, dalam waktu sekitar lima belas menit, depth tersebut menyusut drastis menjadi hanya sekitar seperempat dari posisi semula.
Pada saat yang sama, permintaan jual meningkat tajam. Dengan order book yang sudah menipis dan banyak level harga kosong, tekanan jual ini mengakibatkan harga stablecoin tersebut turun jauh dari nilai patokannya. Ini contoh klasik disequilibrium: perubahan mendadak di sisi likuiditas bertemu dengan arus order dalam satu arah, menghasilkan pergerakan harga yang tidak proporsional.
Kasus lain datang dari analisis pasangan BTC dengan salah satu stablecoin di exchange derivatif. Dari puluhan ribu menit data yang dianalisis, terlihat jelas bahwa pada beberapa jendela waktu, total depth dekat harga turun lebih dari empat puluh persen dibanding jam lain. Di jendela waktu tipis ini, pergerakan harga cenderung lebih liar, dan setiap order besar meninggalkan jejak candle yang jauh lebih panjang.
Di sisi lain, laporan mengenai gelombang likuidasi pada 2025 mencatat episode ketika total nilai posisi yang dilikuidasi dalam satu sesi menembus angka miliaran dolar. Ketika banyak posisi leverage dipaksa keluar pada harga-harga yang makin turun, order jual tambahan dari likuidasi memperkuat ketidakseimbangan pasar.
Rangkaian contoh ini menunjukkan bahwa disequilibrium di pasar kripto bukan sekadar istilah teoritis. Ia muncul di order book, di grafik depth, di data volume, dan di laporan likuidasi. Dari sini, pertanyaannya bukan lagi “apakah disequilibrium terjadi?”, tetapi “apa artinya kondisi ini untuk cara kamu bertransaksi?”.
Apa Artinya Disequilibrium untuk Kamu sebagai Trader dan Investor?
Bagi kamu yang aktif di kripto, disequilibrium punya dua sisi: risiko dan peluang. Mengabaikannya berarti menerima risiko eksekusi dan volatilitas tanpa sadar. Memahaminya memberi kamu alat tambahan untuk mengatur eksposur dan membaca dinamika pasar.
Dari sisi risiko, disequilibrium membuat eksekusi jauh lebih tidak pasti. Di pasar yang seimbang, perbedaan antara harga yang kamu lihat dan harga eksekusi biasanya kecil. Di pasar yang tidak seimbang, slippage bisa jauh lebih besar, terutama jika kamu memakai market order dalam ukuran besar. Spread yang melebar membuat biaya implicit trading meningkat, bahkan ketika kamu tidak membayar fee yang tinggi.
Jika kamu menggunakan leverage, disequilibrium bisa menjadi musuh terbesar. Gerakan harga yang terlalu cepat dan tidak proporsional meningkatkan kemungkinan margin call dan likuidasi, bahkan ketika secara fundamental tidak ada berita besar. Kombinasi order book tipis dan posisi leverage besar membuat risiko ini berlipat.
Dari sisi peluang, memahami disequilibrium membantu kamu mengenali situasi ketika harga bergerak lebih karena masalah struktur pasar, bukan karena perubahan nilai intrinsik. Trader yang mengamati perbedaan harga antar exchange atau antar pasangan bisa memanfaatkan ketidakseimbangan ini untuk strategi arbitrase, selama mereka memahami risiko likuiditas dan eksekusi.
Pada akhirnya, makna praktisnya sederhana:
- Jangan anggap semua candle ekstrem sebagai “sentimen pasar murni”.
- Sadari bahwa struktur pasar kripto membuat kondisi tidak seimbang sering terjadi.
- Sesuaikan ukuran posisi, jenis order, dan jam transaksi dengan kondisi likuiditas yang sebenarnya.
Dengan kerangka pikir ini, kamu tidak lagi sekadar bereaksi pada pergerakan harga, tetapi mulai memahami “mesin” yang menggerakkan harga di balik layar.
Kesimpulan
Disequilibrium di pasar kripto adalah hasil perpaduan antara likuiditas yang dinamis, distribusi order book yang tidak merata, peran whale dan algoritma, serta penggunaan leverage yang luas. Data sepanjang 2025 memperlihatkan bagaimana kedalaman pasar bisa berubah signifikan dalam waktu singkat, bagaimana likuiditas bisa menghilang saat paling dibutuhkan, dan bagaimana gelombang likuidasi bisa mengubah koreksi biasa menjadi penurunan ekstrem.
Dengan memahami konsep ini, kamu bisa melihat pasar dengan cara yang lebih dewasa. Kamu menyadari bahwa:
- harga tidak selalu mencerminkan nilai fundamental,
- pergerakan ekstrim sering kali berakar pada struktur likuiditas,
- dan keputusan trading yang bijak harus mempertimbangkan kondisi keseimbangan atau ketidakseimbangan pasar.
Tujuan akhirnya bukan untuk menghindari disequilibrium, karena kondisi ini adalah bagian dari karakter pasar kripto itu sendiri, tetapi untuk mengenalinya, menghormatinya, dan mengelola risiko dengan lebih sadar.
Itulah informasi menarik tentang Disequilibrium adalah yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Mengapa pasar kripto lebih sering mengalami disequilibrium dibanding pasar lain?
Pasar kripto cenderung lebih sering berada dalam kondisi tidak seimbang karena likuiditasnya lebih tipis dan tersebar di banyak exchange. Order book bisa berubah cepat, terutama pada aset yang kapitalisasinya belum besar. Di atas itu, penggunaan leverage dan peran bot menjadikan tekanan beli atau jual lebih mudah berkembang menjadi pergerakan ekstrem.
2. Apa hubungan antara likuiditas dan disequilibrium di kripto?
Likuiditas adalah kemampuan pasar untuk menyerap order tanpa menggerakkan harga terlalu jauh. Ketika depth order book menurun atau spread melebar, sedikit ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan saja sudah cukup menggeser harga jauh dari level sebelumnya. Semakin tipis likuiditas, semakin rapuh keseimbangan pasar, dan semakin mudah terjadi disequilibrium.
3. Apakah disequilibrium selalu berujung pada flash crash atau lonjakan tajam?
Tidak selalu. Disequilibrium bisa bersifat ringan dan hanya membuat pergerakan harga sedikit lebih liar dari biasanya. Namun, ketika ketidakseimbangan likuiditas bertemu dengan arus order besar atau gelombang likuidasi, dampaknya bisa berujung pada flash crash atau lonjakan harga tajam dalam waktu singkat.
4. Indikator apa yang paling mudah dipantau untuk melihat pasar sedang tidak seimbang?
Untuk pemantauan praktis, kombinasi beberapa indikator sederhana sudah cukup membantu: tampilan order book (apakah salah satu sisi tampak jauh lebih tipis), lebar spread antara bid dan ask, perubahan depth di sekitar harga, lonjakan volume tanpa berita besar, dan funding rate yang bergerak terlalu ekstrem. Dengan mengamati hal-hal ini, kamu bisa mendapatkan gambaran apakah pasar sedang relatif seimbang atau tidak.
5. Bagaimana cara menyesuaikan strategi trading saat pasar dalam kondisi disequilibrium?
Saat pasar tidak seimbang, kamu bisa mengurangi risiko dengan mengecilkan ukuran posisi, lebih sering memakai limit order daripada market order, fokus pada aset dengan likuiditas tinggi, dan menghindari membuka posisi besar di jam-jam yang cenderung tipis likuiditasnya. Untuk kamu yang memakai leverage, disiplin terhadap level margin dan potensi likuidasi menjadi jauh lebih penting, karena pergerakan harga bisa lebih cepat dan lebih dalam dari yang kamu perkirakan.






Polkadot 9.00%
BNB 0.51%
Solana 4.77%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.58%
Polygon Ecosystem Token 2.11%
Tron 2.85%
Pasar


