Dividen Trap: Saham Cuan atau Malah Bikin Boncos?
icon search
icon search

Top Performers

Dividen Trap: Saham Cuan atau Malah Bikin Boncos?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Dividen Trap: Saham Cuan atau Malah Bikin Boncos?

Dividen Trap Saham Cuan atau Malah Bikin Boncos?

Daftar Isi

Kamu mungkin pernah merasa antusias melihat sebuah saham yang tiba-tiba membagikan dividen besar. Rasanya seperti kesempatan emas yang sayang kalau dilewatkan. Apalagi kalau dividend yield-nya lebih dari 10%—siapa yang nggak tertarik? Tapi sayangnya, banyak investor justru kejebak dalam situasi yang tampaknya menguntungkan itu. Setelah dividen dibagikan, harga sahamnya malah anjlok dan nggak pulih-pulih. Nah, fenomena ini dikenal dengan istilah dividen trap—jebakan yang terlihat manis di awal, tapi bisa berakhir pahit.

 

Apa Itu Dividen Trap? Definisi dan Mekanisme Dasarnya

Kalau kamu baru terjun ke pasar saham, istilah “dividen trap” mungkin terdengar asing. Tapi kenyataannya, jebakan ini sering kali dialami oleh investor pemula maupun yang sudah berpengalaman.

Dividen trap adalah kondisi ketika investor membeli saham semata-mata karena tergiur oleh iming-iming dividen besar, tanpa melakukan riset lebih dalam terhadap kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Di permukaan, saham itu terlihat menarik karena dividend yield-nya tinggi. Tapi sebenarnya, harga sahamnya sudah turun tajam sebelumnya, dan bisa jatuh lebih dalam lagi setelah cum date (tanggal terakhir untuk mendapatkan hak dividen).

Skemanya sederhana: begitu dividen diumumkan, investor ramai-ramai masuk untuk dapat bagian. Permintaan naik, harga saham ikut terdorong. Namun setelah cum date lewat, saham langsung turun karena banyak investor lama profit taking atau karena harga sebenarnya tidak didukung oleh fundamental yang sehat. Akibatnya, nilai dividen yang kamu terima justru nggak bisa menutupi kerugian dari penurunan harga saham itu sendiri.

 

Kenapa Dividen Trap Masih Sering Makan Korban?

Mungkin kamu bertanya-tanya, kalau sudah banyak yang tahu soal jebakan ini, kenapa masih saja banyak yang terjebak? Jawabannya ada pada psikologi pasar—terutama efek FOMO (Fear of Missing Out).

Ketika sebuah perusahaan mengumumkan dividen besar, apalagi kalau mendekati musim Lebaran atau akhir tahun, para investor—terutama yang ritel—cenderung merasa takut ketinggalan. Mereka buru-buru masuk hanya karena angka dividend yield-nya terlihat menggiurkan, tanpa melihat apakah laba perusahaan itu naik, stagnan, atau malah turun.

Lebih parah lagi, banyak investor tidak sadar bahwa yield yang tinggi kadang hanya hasil dari penurunan harga saham, bukan karena dividennya benar-benar besar. Yield = dividen dibagi harga saham. Kalau harga sahamnya sudah anjlok, maka yield-nya terlihat besar—padahal itu bukan sinyal sehat.

Tak jarang, dividen besar itu datang bukan dari laba operasional, melainkan dari penjualan aset atau dana cadangan. Artinya, dividen itu hanya sesaat dan tidak berulang. Di sinilah letak jebakan sebenarnya—investor hanya melihat hasil jangka pendek, bukan keberlanjutan.

 

Studi Kasus Nyata Dividen Trap yang Pernah Terjadi

Supaya kamu benar-benar paham betapa bahayanya dividen trap, mari kita lihat beberapa kasus nyata yang terjadi di pasar saham Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu yang paling terkenal adalah saham ITMG (Indo Tambangraya Megah). Di tahun 2023, ITMG menawarkan dividend yield fantastis, lebih dari 15%. Banyak investor masuk menjelang cum date, berharap dapat “THR” dari saham ini. Tapi apa yang terjadi setelahnya? Harga sahamnya turun dua hari berturut-turut sampai menyentuh Auto Reject Bawah (ARB). Nilai dividen yang diterima jadi tidak berarti karena capital loss yang dialami lebih besar.

Kasus serupa terjadi pada LPPF (Matahari Department Store). Saham ini menjanjikan dividend yield sekitar 10,4% menjelang awal April 2023. Tapi hanya dalam beberapa hari setelah cum date, harga sahamnya rontok lebih dari 17%. Artinya, investor yang masuk karena tertarik dividen besar itu justru kehilangan lebih banyak daripada yang mereka harapkan.

Ada juga kasus yang lebih klasik seperti PTBA (Bukit Asam) dan BDMN (Bank Danamon), di mana dividennya tinggi tapi harga saham tidak pernah pulih ke level sebelum cum date. Ini menunjukkan bahwa meskipun dividen terlihat menarik, kamu tetap harus berhati-hati kalau tidak mau berakhir rugi.

Dari sini, kita bisa simpulkan satu hal: dividen besar tidak selalu berarti peluang cuan. Bisa jadi itu adalah jebakan yang sedang menunggu investor lengah.

 

Tanda-Tanda Saham yang Berpotensi Jadi Dividen Trap

Agar kamu nggak jatuh ke lubang yang sama, penting untuk bisa mengenali ciri-ciri saham yang punya potensi jadi dividen trap. Berikut adalah beberapa tanda bahaya yang sebaiknya kamu perhatikan:

Pertama, dividend yield yang terlalu tinggi dibanding rata-rata sektornya. Jika normalnya sebuah sektor membagikan yield 2–4%, lalu tiba-tiba ada saham yang menawarkan 12%, kamu wajib curiga.

Kedua, payout ratio yang terlalu besar—bahkan lebih dari 100%. Artinya perusahaan membagikan dividen lebih besar dari laba bersih yang dihasilkan. Ini jelas tidak berkelanjutan dan rawan tekanan keuangan.

Ketiga, dividen tidak rutin dibagikan setiap tahun, atau hanya muncul saat menjelang aksi korporasi tertentu seperti rights issue atau aksi jual aset. Ini bisa jadi sinyal bahwa dividen digunakan sebagai alat promosi jangka pendek, bukan strategi jangka panjang.

Keempat, harga saham yang tiba-tiba naik signifikan menjelang cum date, lalu jatuh setelahnya. Ini pola klasik dividen trap.

Terakhir, laba perusahaan stagnan atau menurun, tapi tetap memaksakan bagi dividen besar. Ini seperti seseorang yang pura-pura dermawan padahal keuangannya sedang sekarat.

Kalau kamu menemukan kombinasi dari tanda-tanda ini, sebaiknya jangan terburu-buru beli. Uangmu terlalu berharga untuk dipertaruhkan hanya karena iming-iming dividen sementara.

 

Cara Menghindari Dividen Trap ala Trader Cerdas

Untungnya, dividen trap bukan jebakan tanpa jalan keluar. Kamu bisa menghindarinya dengan pendekatan yang lebih analitis dan disiplin. Di bawah ini beberapa langkah yang bisa kamu ikuti sebagai trader cerdas:

Pertama, analisis fundamental adalah wajib hukumnya. Jangan pernah membeli saham hanya karena dividen. Lihat dulu laporan keuangannya: apakah laba bersih tumbuh? Apakah arus kas dari operasional positif? Seberapa besar utangnya?

Kedua, cek histori dividen setidaknya 5 tahun terakhir. Apakah perusahaan konsisten membagikan dividen? Atau hanya bagi dividen besar secara tiba-tiba di tahun tertentu?

Ketiga, pastikan dividend payout ratio masih sehat. Idealnya di bawah 80% untuk perusahaan yang sedang tumbuh, dan maksimal 100% untuk perusahaan mapan.

Keempat, hindari membeli saham terlalu dekat dengan cum date. Semakin mepet kamu beli, semakin besar risiko terkena koreksi harga di ex date.

Kelima, bandingkan dengan emiten lain dalam sektor yang sama. Jangan hanya terpaku pada satu nama. Bisa jadi ada opsi lain yang lebih sehat dengan yield moderat tapi harga lebih stabil.

Dengan langkah-langkah ini, kamu bisa tetap menikmati dividen sebagai bonus—bukan sebagai jebakan yang menyakitkan.

 

Apakah Ada “Dividen Trap” di Dunia Kripto?

Meski istilah dividen trap lebih umum di saham, prinsip jebakan imbal hasil tinggi juga bisa terjadi di dunia kripto. Kamu mungkin mengenalnya lewat proyek yang menjanjikan yield farming tinggi, staking reward besar, atau airdrop token dengan syarat lock tertentu.

Contohnya, sebuah proyek DeFi menawarkan yield 100% APY untuk staking token mereka. Banyak investor masuk karena tergiur cuan cepat. Tapi setelah periode staking selesai, harga token anjlok karena tim dump token ke pasar. Akhirnya, imbal hasilmu tidak ada artinya karena nilai tokennya hancur.

Fenomena ini mirip dengan dividen trap: investor tergoda dengan angka reward yang besar, padahal nilainya nggak dijamin berkelanjutan. Maka dari itu, kamu juga harus kritis saat melihat proyek kripto yang menjanjikan “cuan pasif besar” dalam waktu singkat.

 

Kesimpulan: Jangan Jadikan Dividen Satu-Satunya Alasan Investasi

Dividen memang bisa jadi salah satu daya tarik saham, apalagi untuk investor yang mengincar penghasilan pasif. Tapi kalau kamu hanya membeli saham karena tergoda dividen besar, tanpa mempertimbangkan risiko di baliknya, kamu sedang bermain di tepi jurang dividen trap.

Investasi yang sehat bukan soal mengejar angka yield tertinggi, tapi tentang membangun portofolio yang berkelanjutan. Kamu butuh disiplin, riset, dan logika, bukan sekadar perasaan ingin dapat “bonus tahunan”.

Ingat, dividen adalah bonus, bukan alasan utama membeli saham. Kalau kamu bisa memahami prinsip ini, maka kamu bukan hanya menghindari jebakan, tapi juga naik level sebagai investor yang cerdas.

 

Itulah informasi menarik tentang “Dividen Trap” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

FAQ

 

1. Apa itu dividen trap?
Dividen trap adalah kondisi ketika investor membeli saham karena tergiur yield tinggi, tapi harga saham justru turun drastis setelah cum date, menyebabkan kerugian lebih besar dari dividen yang diterima.

2. Apa penyebab utama dividen trap?
Yield tinggi yang semu, fundamental lemah, pembagian dividen dari dana tidak sehat (misalnya hasil penjualan aset), dan aksi spekulatif menjelang cum date.

3. Bagaimana cara menghindarinya?
Lakukan analisis fundamental, cek histori dividen, evaluasi payout ratio, hindari beli mepet cum date, dan bandingkan antar emiten dalam sektor.

4. Apakah dividen trap juga bisa terjadi di kripto?
Ya. Yield farming atau staking reward besar tanpa kontrol risiko bisa menjerumuskan investor ke jebakan serupa, terutama jika proyeknya tidak transparan atau tokenomics-nya lemah.

5. Apakah semua dividen tinggi itu jebakan?
Tidak. Ada juga saham dengan dividen tinggi tapi fundamentalnya bagus. Kuncinya: lakukan riset sebelum membeli, jangan hanya tergoda angka.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Market Signal,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.61%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.24%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.25%
pol Polygon Ecosystem Token 2%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
WLD/IDR
Worldcoin
32.490
55.08%
AI/IDR
Sleepless
2.932
42.4%
KAITO/IDR
KAITO
23.571
38.68%
SHAN/IDR
Shanum
8
33.33%
ATH/IDR
Aethir
692
29.59%
Nama Harga 24H Chg
VIDY/USDT
VIDY
0
-33.33%
KUNCI/IDR
Kunci Coin
3
-25%
VBG/IDR
Vibing
1.457
-23.84%
FORM/IDR
Four
52.993
-18.47%
BAN/IDR
Comedian
1.339
-17.4%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Password Manager Adalah? Simak Cara Kerja & Contohnya
09/09/2025
Password Manager Adalah? Simak Cara Kerja & Contohnya

Lupa Password? Ini Solusi Nyatanya Kamu pasti pernah ngalamin lupa

09/09/2025
Ransomware Adalah Malware Paling Mahal di 2025

Banyak yang menyangka ancaman siber hanya sebatas akun kena hack

Dividen Trap: Saham Cuan atau Malah Bikin Boncos?

Kamu mungkin pernah merasa antusias melihat sebuah saham yang tiba-tiba