Floating Exchange Rate: Bikin Forex & Stablecoin Guncang!
icon search
icon search

Top Performers

Floating Exchange Rate: Bikin Forex & Stablecoin Guncang!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Floating Exchange Rate: Bikin Forex & Stablecoin Guncang!

Floating Exchange Rate Bikin Forex & Stablecoin Guncang!

Daftar Isi

Bayangkan kamu bangun pagi, cek kurs, lalu mendapati nilai mata uang bergerak cepat hanya dalam hitungan jam. Bukan kebetulan, itulah konsekuensi dari sistem kurs mengambang atau floating exchange rate. Sistem ini bukan sekadar istilah makroekonomi; ia menentukan seberapa mahal barang impor, seberapa besar biaya utang valas, bahkan seberapa stabil nilai stablecoin yang kamu pegang. Setelah memahami gambaran besarnya, kita akan masuk bertahap dari definisi, sejarah, perbedaan dengan kurs tetap, dampak ke forex, kaitannya dengan stablecoin, sampai implikasi di Indonesia. Dengan begitu, kamu bukan hanya tahu “apa itu”, tetapi juga paham “so what” dan “what to do next”.

 

Apa itu Floating Exchange Rate?

Untuk memulai, kamu perlu definisi yang lugas. Floating exchange rate adalah sistem nilai tukar di mana harga mata uang ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar valuta asing, mirip seperti bagaimana trading forex terjadi setiap hari di market global. Pemerintah dan bank sentral tetap bisa hadir untuk meredam gejolak ekstrim, tetapi tidak menetapkan harga secara kaku. Artinya, kurs bergerak dinamis mengikuti arus berita ekonomi, data inflasi, arah suku bunga, neraca perdagangan, dan sentimen investor.

Dengan pemahaman dasar ini, kamu akan lebih mudah melihat mengapa kurs mengambang menjadi pilihan banyak negara modern. Namun agar konteksnya utuh, mari menengok bagaimana ide ini lahir dan diadopsi.

Definisi memberi landasan, tetapi asal-usulnya akan menjelaskan mengapa sistem ini dipercaya hingga sekarang. Kita lanjut ke bab sejarah dan pencetusnya.

 

Sejarah dan Pencetus Floating Exchange Rate

Begini alurnya. Setelah perang, banyak negara hidup di bawah sistem Bretton Woods yang menautkan mata uang ke dolar dan dolar ke emas. Stabil, tetapi tidak selalu sesuai realitas ekonomi yang berubah. Di ranah gagasan, ekonom berpengaruh mengajukan argumen bahwa kurs sebaiknya fleksibel mengikuti pasar, bukan dipatok. Gagasan itu menguat ketika hubungan dolar dan emas diputus pada awal 1970-an, membuat banyak negara besar beralih ke kurs mengambang.

Sejak saat itu, kurs mengambang menjadi arus utama, terutama di ekonomi maju. Dengan latar historis tersebut, mudah dipahami bahwa pilihan rezim kurs bukan semata ideologis, melainkan penyesuaian terhadap kompleksitas ekonomi modern.

Sejarah memberi kita alasan mengapa kurs mengambang dominan. Sekarang, apa bedanya dengan kurs tetap dalam praktik sehari-hari? Itu yang kita kupas berikutnya.

 

Fixed vs Floating: Mana yang Lebih Masuk Akal?

Agar tidak rancu, mari kamu bandingkan secara fungsional. Pada kurs tetap, otoritas moneter menjaga kurs di titik tertentu. Stabilitas jangka pendek tinggi, tetapi biaya mempertahankannya besar karena butuh cadangan devisa dan intervensi berulang, berbeda dengan sistem nilai tukar yang lebih fleksibel seperti floating. Pada kurs mengambang, pasar menentukan harga. Hasilnya lebih fleksibel dan responsif terhadap guncangan, namun volatilitas meningkat sehingga pelaku usaha dan investor menanggung risiko perubahan harga yang lebih sering.

Perbedaan ini membentuk perilaku pasar. Kurs tetap menenangkan, tetapi rentan krisis jika fundamental melemah. Kurs mengambang memberi bantalan adaptif, walau menuntut manajemen risiko yang lebih disiplin dari kamu sebagai pelaku pasar.

Dengan memahami pro-kontra, kamu siap melihat bagaimana kurs mengambang menggerakkan pasar forex, tempat jutaan keputusan investasi bertemu setiap hari.

 

Bagaimana Pasar Forex Bereaksi?

Kamu mungkin sering mendengar bahwa forex hidup dari volatilitas. Dalam rezim mengambang, volatilitas muncul natural karena harga terus menyesuaikan informasi baru. Ketika inflasi suatu negara naik atau bank sentralnya mengubah suku bunga, kurs bergerak merefleksikan perubahan itu. Bagi trader aktif, dinamika ini adalah sumber peluang. Spread yang ketat di pair besar, likuiditas yang tinggi, serta reaksi cepat terhadap rilis data menjadikan pasar forex sangat responsif, apalagi kalau kamu terbiasa membaca analisis pasar kripto untuk mencari momentum.

Namun volatilitas yang sama bisa menjadi pisau bermata dua. Pergerakan intraday membuat salah posisi cepat terasa di ekuitas kamu. Karena itu, manajemen posisi, pengaturan ukuran lot, serta disiplin cut-loss menjadi krusial. Dalam pasar mengambang, yang bertahan bukan yang paling berani, melainkan yang paling terukur.

Setelah melihat forex dari dekat, pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana gejolak kurs ini merembet ke aset digital yang seharusnya “stabil” seperti stablecoin. Di sinilah keterkaitan menariknya muncul.

 

Floating Exchange Rate dan Stablecoin: Koneksi yang Jarang Dibahas

Di kripto, stablecoin sering diposisikan sebagai “penahan guncangan” karena dipatok ke mata uang tertentu, paling sering dolar. Tidak heran banyak orang menjadikannya alternatif ketika melakukan cara beli USDT di platform lokal. Di atas kertas, 1 unit stablecoin bernilai sekitar 1 dolar. Tetapi ingat, dolar itu sendiri berada dalam rezim mengambang. Akibatnya, stablecoin memang stabil terhadap dolar, namun nilainya bisa berfluktuasi terhadap rupiah atau mata uang lainnya. Ketika dolar menguat, harga stablecoin dalam rupiah cenderung terdongkrak; ketika dolar melemah, harga stablecoin dalam rupiah bisa turun.

Koneksi ini punya implikasi praktis. Permintaan stablecoin di pasar lokal biasanya meningkat saat ada kebutuhan lindung nilai terhadap pelemahan mata uang domestik. Di sisi lain, penerbit stablecoin menaruh cadangan pada instrumen sangat aman dan likuid seperti surat utang jangka pendek. Arus masuk-keluar dana pada skala besar dapat memengaruhi likuiditas dan kondisi pasar uang, terutama pada tenor pendek. Dengan kata lain, sistem kurs mengambang bukan hanya menggerakkan forex, tetapi juga beresonansi ke pasar uang tempat cadangan stablecoin dikelola.

Jika stablecoin ikut beresonansi dengan pergerakan kurs, wajar bila regulator memantau dampaknya. Sekarang kita lihat sisi risiko dan regulasinya.

 

Risiko dan Regulasi: Mengelola Stabilitas di Era Mengambang

Kamu perlu melihat gambaran utuh. Floating exchange rate mempercepat transmisi informasi ke harga, tetapi mengundang tantangan baru. Regulator khawatir terhadap potensi perpindahan dana lintas batas yang lebih cepat, penggunaan stablecoin untuk mengakali kontrol modal, serta risiko likuiditas jika terjadi arus keluar besar-besaran. Sejumlah otoritas menegaskan pentingnya tata kelola cadangan yang transparan, pengawasan penerbit stablecoin, dan kesiapan kebijakan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Dalam praktiknya, negara-negara mengambil pendekatan berlapis: memperkuat regulasi aset digital, menyiapkan kerangka pengawasan pasar uang, serta mengembangkan infrastruktur pembayaran digital yang diawasi otoritas. Tujuannya bukan mengerem inovasi, melainkan memastikan inovasi tidak mengorbankan stabilitas.

Lalu bagaimana dengan Indonesia yang sehari-hari kamu hadapi? Kita masuk ke relevansi lokal agar keputusanmu lebih membumi.

 

Relevansi untuk Indonesia

Untuk konteks Indonesia, kurs rupiah menganut pendekatan mengambang dengan ruang intervensi saat gejolak menjadi tidak sehat. Pendekatan ini memberi fleksibilitas menghadapi shock eksternal, misalnya perubahan suku bunga acuan negara besar atau pergeseran arus investasi global. Bagi kamu, implikasinya nyata: pergerakan USD/IDR memengaruhi harga stablecoin berbasis dolar di pasar lokal dan pada akhirnya memengaruhi biaya transaksi kripto, margin, hingga strategi DCA yang sering dibahas dalam strategi investasi kripto.

Di sisi lain, fleksibilitas tidak menghapus kebutuhan disiplin. Bisnis yang memiliki kewajiban valas perlu manajemen lindung nilai. Trader ritel perlu kesadaran bahwa “stabil” di dolar bukan berarti stabil di rupiah. Dengan memahami bagaimana kebijakan nilai tukar bekerja di Indonesia, kamu bisa menyesuaikan strategi tanpa terseret arus euforia atau kepanikan sesaat.

Setelah memetakan konteks lokal, kita rangkum ulang keuntungan dan risiko kurs mengambang agar kamu punya kompas saat mengambil keputusan.

 

Keuntungan dan Risiko Floating Exchange Rate

Keunggulan utamanya adalah adaptif. Kurs bisa menyerap guncangan eksternal tanpa menguras cadangan devisa secara berlebihan, dan sinyal harga lebih cepat mencerminkan fundamental. Untuk perekonomian terbuka, kelebihan ini membantu menjaga daya saing ekspor dan menstabilkan penyesuaian neraca berjalan. Bagi kamu, sinyal harga yang responsif berarti peluang untuk merancang strategi masuk-keluar yang lebih presisi.

Di sisi risiko, volatilitas adalah harga yang harus dibayar. Perubahan kurs yang tajam dapat menekan inflasi impor, memukul entitas berutang valas, dan memicu fase risk-off di aset berisiko. Bagi trader dan investor, artinya kamu perlu disiplin pada ukuran posisi, menetapkan batas risiko, serta menyiapkan rencana jika skenario memburuk. Kurs mengambang bukan alasan untuk berjudi; ia mengajak kamu menjadi lebih sistematis.

Semua benang merah ini membawa kita pada simpulan praktis. Apa yang sebaiknya kamu lakukan setelah memahami mekanismenya?

 

Kesimpulan

Floating exchange rate bukan sekadar istilah akademis. Ia adalah denyut nadi pasar keuangan modern, dari forex hingga kripto. Sistem ini membuat harga mata uang lebih transparan, tapi konsekuensinya adalah volatilitas yang harus kamu kelola dengan bijak. Bagi trader forex, kurs mengambang adalah medan tempur yang bisa menghadirkan peluang besar atau justru kerugian dalam sekejap. Bagi pengguna stablecoin, kurs dolar yang mengambang berarti “stabil” itu relatif—aman terhadap dolar, tapi bisa bergejolak terhadap rupiah.

Di sinilah letak pentingnya wawasan. Jika kamu hanya berhenti pada definisi, floating exchange rate akan terasa abstrak. Namun jika kamu memahami sejarahnya, melihat datanya di 2025, dan mengaitkannya dengan stabilitas stablecoin serta konteks Indonesia, maka pengetahuan ini berubah jadi senjata strategis.

Kesimpulannya jelas: floating exchange rate bukan musuh, melainkan realitas yang harus kamu kuasai. Dengan pemahaman yang lengkap, kamu bisa melihat pola, mengantisipasi risiko, dan memanfaatkan peluang, baik saat mengelola forex maupun ketika memutuskan kapan masuk atau keluar dari stablecoin. Di tengah arus informasi yang deras, mereka yang siap secara ilmu dan disiplin strategi justru akan lebih tenang melangkah, sementara yang lain terombang-ambing oleh gejolak kurs.

 

Itulah informasi menarik tentang floating exchange rate yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu floating exchange rate dalam kalimat sederhana?
Ini adalah sistem kurs mengambang di mana harga mata uang ditentukan pasar, bukan dipatok pemerintah. Harga bergerak mengikuti penawaran, permintaan, dan informasi ekonomi yang masuk setiap saat.

2.  Mengapa banyak negara memilih kurs mengambang?
Karena fleksibel. Sistem ini membantu perekonomian menyesuaikan diri terhadap guncangan eksternal tanpa harus mempertahankan kurs tetap yang mahal biayanya.

3. Apakah stablecoin benar-benar stabil jika kurs dolar mengambang?
Stablecoin stabil terhadap dolar, tetapi tidak otomatis stabil terhadap mata uang lain. Jika dolar menguat terhadap rupiah, harga stablecoin berbasis dolar ikut naik dalam rupiah, dan sebaliknya.

4. Bagaimana dampaknya ke trader forex ritel seperti kamu?
Volatilitas meningkat berarti peluang dan risiko sama-sama membesar. Kamu perlu manajemen risiko ketat: ukuran posisi, titik keluar-masuk, serta rencana menghadapi skenario buruk.

5. Mengapa Indonesia tidak memakai kurs tetap?
Kurs tetap membutuhkan cadangan devisa besar dan rentan ketika fundamental berubah. Dengan kurs mengambang yang dikelola, otoritas bisa memberi ruang pasar bergerak sekaligus turun tangan ketika gejolak tidak sehat.

6. Apa yang perlu kamu lakukan jika memegang stablecoin?
Sadari bahwa “1” di dolar tidak selalu berarti stabil di rupiah. Pantau pergerakan USD/IDR, biaya konversi, serta rencana penggunaan dana agar tidak kaget oleh perubahan kurs.

7. Apakah regulator khawatir dengan stablecoin di rezim kurs mengambang?
Ya, terutama soal arus modal yang cepat, transparansi cadangan, dan potensi tekanan likuiditas. Karena itu, pengawasan dan standar tata kelola terus diperkuat agar inovasi tetap sejalan dengan stabilitas.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain,Market Signal

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Daftar 222 Perusahaan Manufaktur di BEI (Update 2025)
16/09/2025
Daftar 222 Perusahaan Manufaktur di BEI (Update 2025)

Kalau kamu ingin memahami seberapa kuat fondasi industri Indonesia, lihat

16/09/2025
Floating Exchange Rate: Bikin Forex & Stablecoin Guncang!

Bayangkan kamu bangun pagi, cek kurs, lalu mendapati nilai mata

Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI (Update 2025)
16/09/2025
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI (Update 2025)

Sektor pertambangan selalu jadi magnet perhatian di Bursa Efek Indonesia.

16/09/2025