Hyperledger Fabric vs Blockchain Publik, Siapa Unggul?
icon search
icon search

Top Performers

Hyperledger Fabric vs Blockchain Publik, Siapa Unggul?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Hyperledger Fabric vs Blockchain Publik, Siapa Unggul?

Hyperledger Fabric vs Blockchain Publik, Siapa Unggul?

Daftar Isi

Kalau kamu sering dengar istilah Hyperledger Fabric di forum teknologi atau berita blockchain enterprise, mungkin pernah bertanya-tanya: apa bedanya dengan blockchain publik seperti Bitcoin atau Ethereum? Banyak orang mengira semua blockchain itu sama, padahal perbedaan arsitektur, privasi, dan tujuan penggunaannya bisa sangat besar.

Di artikel ini, kita akan membedah perbandingan Hyperledger Fabric dan blockchain publik secara menyeluruh, mulai dari definisi, cara kerja, hingga update terbaru tahun 2025 seperti Fabric 3.x dengan BFT Ordering dan Fabric-X yang fokus pada tokenisasi aset digital. Dengan pemahaman ini, kamu akan lebih mudah memilih teknologi yang paling tepat, baik untuk bisnis, proyek riset, atau pengembangan aplikasi.

Supaya lebih terstruktur, kita mulai dari definisi dulu sebelum melangkah ke perbandingan teknis.

 

Apa Itu Hyperledger Fabric vs Blockchain Publik?

Sebelum masuk ke analisis mendalam, penting untuk memahami definisi kerja keduanya.

Hyperledger adalah proyek kolaboratif open-source yang dikelola oleh Linux Foundation. Di dalamnya terdapat berbagai framework blockchain untuk kebutuhan enterprise, dan Hyperledger Fabric adalah salah satu framework paling populer di ekosistem ini. Fabric bersifat permissioned, artinya hanya pihak yang terverifikasi yang bisa bergabung dalam jaringan. Arsitekturnya modular, punya fitur channel untuk transaksi privat, dan menggunakan chaincode sebagai smart contract.

Sementara itu, blockchain publik seperti Bitcoin atau Ethereum bersifat permissionless. Siapa pun bisa bergabung, memvalidasi transaksi, dan melihat seluruh riwayat di ledger tanpa batasan identitas. Keunggulannya ada pada transparansi dan desentralisasi penuh, tapi privasi dan kontrol akses biasanya sangat terbatas.

Dengan pengertian ini, kita bisa masuk ke pembahasan detail perbedaan arsitektur.

 

Arsitektur & Privasi: Channel vs Ledger Terbuka

Di dunia enterprise, privasi bukan fitur tambahan—melainkan syarat utama.

Hyperledger Fabric memiliki blockchain channel, yaitu semacam “subnet” privat di dalam jaringan blockchain. Anggota channel tertentu dapat melakukan transaksi yang tidak bisa dilihat pihak lain di jaringan yang sama. Sistem identitas diatur oleh Membership Service Provider (MSP), yang memastikan hanya pihak sah yang dapat mengakses data atau melakukan transaksi.

Sebaliknya, blockchain publik menyimpan semua transaksi di ledger global yang bisa diakses siapa saja. Keterbukaan ini memang memberi transparansi mutlak, tapi membuat data sensitif tidak cocok disimpan tanpa enkripsi atau lapisan proteksi tambahan.

Dengan kata lain, Fabric memberikan kontrol granular atas siapa yang melihat apa, sedangkan blockchain publik mengandalkan keterbukaan penuh sebagai prinsip utamanya. Privasi ini akan terasa penting ketika kamu berurusan dengan data yang dilindungi regulasi, seperti informasi nasabah bank atau catatan kesehatan.

 

Konsensus: CFT vs BFT & Ketahanan Serangan

Kinerja dan ketahanan jaringan blockchain sangat dipengaruhi oleh mekanisme konsensusnya.

Di Hyperledger Fabric, konsensus diatur secara modular. Versi awal menggunakan Raft (Crash Fault Tolerant / CFT) yang cepat dan stabil. Namun sejak Fabric v3.0, hadir BFT Ordering (SmartBFT) yang memberikan ketahanan terhadap node jahat (Byzantine Fault Tolerance). Ini berarti jaringan bisa tetap beroperasi walaupun sebagian node berperilaku nakal atau gagal. Pada Mei 2025, rilis v3.1.1 memperbaiki kebocoran goroutine dan mengatasi deadlock di SmartBFT, yang menunjukkan peningkatan kematangan untuk pemakaian produksi.

Blockchain publik umumnya menggunakan Proof of Work (PoW) atau Proof of Stake (PoS). PoW terkenal tahan sensor dan sangat aman, tapi boros energi. PoS lebih hemat energi dan cepat, namun kompleksitas tata kelola validator bisa menjadi tantangan tersendiri.

Artinya, Fabric kini mampu bersaing dalam ketahanan sambil mempertahankan efisiensi untuk skenario bisnis.

 

Chaincode vs EVM: Mana Lebih Fleksibel?

Setelah urusan konsensus, lapisan aplikasi adalah penentu seberapa mudah kamu membangun logika bisnis.

Hyperledger Fabric menggunakan chaincode sebagai smart contract. Chaincode bisa ditulis dalam bahasa seperti Go, Node.js, atau Java, dan dapat memiliki kontrol akses sangat detail—misalnya hanya pihak tertentu di channel yang bisa memanggil fungsi tertentu.

Blockchain publik seperti Ethereum menggunakan Ethereum Virtual Machine (EVM) yang menjalankan smart contract berbasis Solidity. Kelebihannya adalah ekosistem tooling yang sangat besar, dukungan library luas, dan standarisasi token (ERC-20, ERC-721) yang sudah matang.

Pilihan terbaik tergantung kebutuhan: Fabric unggul dalam kepatuhan dan kontrol ketat, sedangkan EVM unggul untuk integrasi dengan ekosistem DeFi dan NFT yang luas.

 

Throughput, Latensi, & Biaya Operasional

Skala transaksi harian sering menjadi faktor penentu adopsi.

Fabric dirancang untuk throughput tinggi di jaringan permissioned. Mekanisme endorsement dan ordering membuat transaksi dapat diproses cepat karena hanya node tertentu yang memvalidasi. Penelitian terbaru tahun 2025 menunjukkan bahwa pengaturan ukuran blok yang tepat dan deteksi konflik transaksi lebih dini bisa meningkatkan throughput dan menurunkan latensi secara signifikan.

Blockchain publik, di sisi lain, sangat bergantung pada kondisi jaringan dan biaya transaksi (fee). Di saat jaringan padat, biaya bisa melonjak dan konfirmasi melambat.

Jadi, jika kebutuhanmu adalah ribuan transaksi per detik dengan kepastian latensi rendah, Fabric biasanya lebih unggul. Sebaliknya, jika kamu mengejar distribusi token secara luas, publik lebih cocok walaupun latensinya lebih bervariasi.

 

Identitas, Kepatuhan, & Jejak Audit

Di sektor keuangan, kesehatan, atau logistik, identitas dan audit trail adalah hal yang wajib.

Fabric memiliki sistem identitas terverifikasi melalui MSP. Setiap transaksi dilengkapi tanda tangan digital, dan kebijakan endorsement menentukan siapa yang harus menyetujui transaksi. Hal ini memudahkan kepatuhan terhadap regulasi seperti KYC, AML, atau perlindungan data pribadi.

Blockchain publik menawarkan transparansi penuh dan desentralisasi, tapi untuk memenuhi regulasi biasanya memerlukan lapisan tambahan seperti KYC gateway atau private sidechain.

Bagi industri yang diawasi ketat regulator, permissioned blockchain seperti Fabric memberi jalur kepatuhan yang lebih sederhana dan efisien.

 

Studi Kasus Nyata

Bukti terbaik selalu datang dari implementasi di lapangan.

Salah satu contoh terkenal adalah IBM Food Trust yang dibangun di atas Hyperledger Fabric. Sistem ini digunakan oleh Walmart dan mitra rantai pasoknya untuk melacak asal-usul produk pangan, dari pertanian hingga rak toko. Keuntungannya: traceability instan dan transparansi di antara pihak yang berwenang.

Blockchain publik, di sisi lain, menjadi tulang punggung ekosistem DeFi, NFT, dan stablecoin global. Likuiditas dan keterbukaan menjadi alasan utama pemakaiannya di sektor ini.

Perbedaan ini menegaskan bahwa Fabric mendominasi di supply chain dan sektor enterprise, sementara publik unggul di ekosistem terbuka.

 

2025 Highlight: Fabric-X & Aset Digital

Tahun 2025 menjadi titik penting dalam perjalanan Hyperledger Fabric berkat hadirnya Fabric-X—sebuah lompatan yang mengubahnya dari sekadar platform blockchain permissioned menjadi mesin tokenisasi aset digital teregulasi.

Kalau Fabric selama ini unggul di privasi dan modularitas, Fabric-X membawa semua itu ke level baru. Fitur lifecycle smart contract modular memungkinkan kamu mengembangkan, memperbarui, bahkan menonaktifkan smart contract tanpa menghentikan jaringan—sebuah kemampuan yang sangat krusial untuk proyek besar yang tidak boleh mengalami downtime. Ditambah lagi, eksekusi deterministik dan paralel membuat throughput meningkat drastis, sehingga volume transaksi besar bisa diproses tanpa mengorbankan kecepatan.

Namun yang paling menarik, Fabric-X menghadirkan arsitektur khusus tokenisasi yang langsung kompatibel dengan model aset digital, baik fungible token seperti stablecoin maupun NFT untuk sertifikat kepemilikan. Ditambah interoperabilitas lintas platform, Fabric-X memberi peluang untuk menghubungkan blockchain enterprise dengan ekosistem publik, membuka pintu integrasi yang sebelumnya sulit dilakukan.

Bagi Indonesia, ini adalah sinyal besar. Dengan potensi Real World Assets (RWA) seperti emas digital, obligasi negara, sertifikat tanah, atau bahkan aset agrikultur, Fabric-X bisa menjadi tulang punggung infrastruktur tokenisasi yang patuh regulasi dan aman. Bayangkan sertifikat tanah yang hanya bisa diakses pihak berwenang, atau obligasi ritel yang diperdagangkan secara digital tanpa melanggar aturan OJK—semua itu kini semakin realistis. Fabric-X bukan sekadar update teknis; ini adalah jembatan menuju masa depan digital asset yang teregulasi tapi tetap efisien.

 

Kapan Kamu Memilih Masing-Masing?

Memilih antara Hyperledger Fabric dan blockchain publik bukan hanya soal fitur teknis, tapi juga strategi jangka panjang. Keputusan yang tepat akan menentukan apakah proyekmu sekadar berjalan atau benar-benar memberikan nilai strategis.

 

Kamu cenderung memilih Hyperledger Fabric jika:

  • Proyek melibatkan data sensitif atau rahasia dagang yang tidak boleh bocor. 
  • Ada regulasi ketat yang mengharuskan identitas terverifikasi dan audit trail yang jelas. 
  • Transaksi perlu latensi rendah dan performa stabil meski volume tinggi. 
  • Bisnismu memerlukan integrasi mulus dengan sistem internal seperti ERP atau CRM tanpa mengekspos semua data ke publik. 
  • Kamu ingin menguasai penuh governance jaringan, termasuk siapa yang boleh memvalidasi transaksi. 

 

Sebaliknya, blockchain publik akan lebih masuk akal jika:

  • Fokusmu adalah keterbukaan dan transparansi total untuk semua pihak. 
  • Kamu ingin memanfaatkan likuiditas global dan distribusi token ke pasar yang luas. 
  • Ekosistem DeFi, NFT, dan aplikasi publik menjadi target adopsi utama. 
  • Skalabilitas bisa dinegosiasikan demi jangkauan partisipan yang masif. 

 

Di 2025, dengan hadirnya Fabric-X, batas antara keduanya mulai kabur. Ada skenario hibrida yang memanfaatkan Fabric untuk layer inti yang sensitif, lalu menghubungkannya dengan blockchain publik untuk distribusi token atau interaksi terbuka. Pendekatan ini memberi “best of both worlds”—kontrol dan privasi di satu sisi, jangkauan global di sisi lain.

Jadi, sebelum memutuskan, kamu perlu memetakan nature bisnis, regulasi yang berlaku, dan target pasar. Ingat, teknologi hanyalah alat; nilai sebenarnya datang dari bagaimana kamu memadukannya dengan strategi yang tepat.

 

Kesimpulan

Pada akhirnya, pertanyaan “siapa unggul?” bukan soal benar atau salah, melainkan soal kecocokan dengan kebutuhan dan visi proyek. Hyperledger Fabric menonjol karena privasinya yang terukur, kepatuhan regulasi yang solid, dan performa tinggi di lingkungan permissioned. Di sisi lain, blockchain publik tetap tak tergantikan untuk keterbukaan, likuiditas global, dan ekosistem terdesentralisasi yang masif.

Tahun 2025 menjadi babak baru bagi Fabric. Kehadiran BFT Ordering di v3.x membuatnya semakin tangguh dalam menghadapi gangguan, sementara Fabric-X menggeser batas kemampuannya—membuka jalan bagi tokenisasi aset teregulasi seperti emas digital, obligasi negara, atau sertifikat kepemilikan yang bisa diintegrasikan dengan pasar global tanpa kehilangan kontrol.

Jika targetmu adalah enterprise, kepatuhan, dan pengelolaan aset bernilai tinggi, Fabric (terutama dengan Fabric-X) menjadi pilihan yang nyaris tak tergoyahkan. Namun, jika misi utamamu adalah partisipasi publik, keterbukaan tanpa batas, dan penetrasi ekosistem Web3, blockchain publik akan selalu menjadi medan yang tepat.

Di tengah persaingan ini, tidak ada larangan untuk mengambil jalan tengah: memadukan keunggulan Fabric untuk keamanan inti, lalu menghubungkannya dengan blockchain publik untuk distribusi dan engagement. Di era hybrid ini, yang unggul bukan sekadar teknologinya, tapi strategi bagaimana kamu memanfaatkannya.

 

 

Itulah informasi menarik tentang Hyperledger Fabric yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apakah Hyperledger itu sama dengan Fabric?
Tidak. Hyperledger adalah ekosistem proyek blockchain open-source di bawah Linux Foundation, sedangkan Hyperledger Fabric adalah salah satu framework-nya yang fokus pada blockchain permissioned.

2. Apa keunggulan utama Fabric dibanding blockchain publik?
Fabric menawarkan privasi lewat channel, identitas terverifikasi melalui MSP, dan kebijakan endorsement yang bisa disesuaikan.

3. Apa yang baru di Fabric 3.x?
Hadirnya BFT Ordering (SmartBFT) untuk ketahanan ekstra, plus perbaikan performa dan stabilitas di rilis v3.1.1 pada 2025.

4. Fabric-X itu apa?
Fabric-X adalah pengembangan baru untuk mendukung tokenisasi aset digital teregulasi, dengan modular smart contract lifecycle dan interoperabilitas lintas platform.

5. Contoh perusahaan yang memakai Fabric?
IBM Food Trust yang digunakan Walmart untuk melacak rantai pasok produk pangan.

6. Apakah Fabric bisa terhubung dengan blockchain lain?
Fabric-X menekankan interoperabilitas, sehingga bisa dihubungkan dengan platform lain, meskipun memerlukan desain integrasi tambahan.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Hugging Face Adalah? AI Open Source Andalan Komunitas
12/08/2025
Hugging Face Adalah? AI Open Source Andalan Komunitas

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan, banyak orang mengenal

12/08/2025
Tren Data Leak Naik! Waspada Bocornya Datamu
12/08/2025
Tren Data Leak Naik! Waspada Bocornya Datamu

Dalam beberapa minggu terakhir, minat pencarian soal “data leak” di

12/08/2025
Hyperledger Fabric vs Blockchain Publik, Siapa Unggul?
12/08/2025
Hyperledger Fabric vs Blockchain Publik, Siapa Unggul?

Kalau kamu sering dengar istilah Hyperledger Fabric di forum teknologi

12/08/2025