Infinite Mint Attack: Serangan Kripto Paling Merusak!
icon search
icon search

Top Performers

Infinite Mint Attack: Serangan Kripto yang Bisa Hancurkan Ekosistem!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Infinite Mint Attack: Serangan Kripto yang Bisa Hancurkan Ekosistem!

Infinite Mint Attack 1

Daftar Isi

Bayangkan jika ada seseorang yang dapat mencetak miliaran token dari sebuah proyek kripto hanya dalam waktu beberapa detik, tanpa batasan dan tanpa perlu otorisasi.

Token yang seharusnya bernilai karena kelangkaannya tiba-tiba membanjiri pasar, nilainya langsung jatuh, dan likuiditas pun lenyap seketika. Inilah yang dikenal sebagai Infinite Mint Attack.

Jenis serangan ini bukan sekadar kesalahan teknis biasa. Ini adalah kerentanan kritis dalam smart contract yang bisa menghancurkan ekosistem DeFi hanya dalam satu malam.

Jika kamu tertarik dengan dunia aset digital dan ingin memahami lebih dalam bagaimana mekanisme serangan ini bekerja, yuk kita telusuri lebih jauh!

Baca juga artikel terkait: Tornado Cash: Alat Privasi Kripto yang Jadi Kontroversi

 

Apa Itu Infinite Mint Attack

Infinite Mint Attack 3

Infinite Mint Attack adalah jenis serangan yang dilakukan oleh peretas dengan memanfaatkan celah dalam smart contract.

Melalui eksploitasi ini, mereka dapat mencetak token dalam jumlah sangat besar, melebihi batas pasokan yang semestinya ditetapkan oleh protokol.

Ketika serangan ini berhasil, suplai token membengkak secara ekstrem dan langsung menghancurkan nilai pasar dari token tersebut.

Pelaku biasanya akan menjual seluruh token hasil mint palsu tersebut ke pasar, menyebabkan harga anjlok dan merugikan banyak pihak.

Serangan ini kerap terjadi karena adanya celah keamanan dalam kode kontrak pintar, seperti kesalahan logika pada fungsi minting atau kurangnya pembatasan kontrol akses.

Dalam banyak kasus, penyerang dapat langsung menguras likuiditas dan mengambil keuntungan besar hanya dalam hitungan menit.

Salah satu contoh nyata dari serangan ini terjadi pada Cover Protocol, di mana peretas berhasil mencetak hingga 40 kuintiliun (40.000.000.000.000.000.000.000) token COVER karena bug pada kontrak shield mining.

Serangan ini menyebabkan nilai token anjlok hingga 97% dan sekitar $4.400.000 aset terkuras dari proyek tersebut.

Pada tahun 2021, PAID Network mengalami serangan setelah seseorang mencuri private key dan memodifikasi kode smart contract mereka.

Pelaku berhasil mencetak lebih dari 59.000.000 token $PAID dan menukarkan sebagian besar ke dalam bentuk ETH. Akibatnya, proyek mengalami kerugian besar dan harga token anjlok lebih dari 80%.

Karena serangan ini sangat merusak dan sulit dipulihkan, Infinite Mint Attack dianggap sebagai salah satu ancaman paling berbahaya dalam ekosistem DeFi.

Oleh sebab itu, audit kode dan penerapan sistem keamanan berlapis menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan proyek berbasis blockchain.

 

Bagaimana Infinite Mint Attack Bisa Terjadi

Serangan ini terjadi ketika peretas mengeksploitasi kelemahan dalam smart contract, biasanya pada fungsi mint, dengan memanfaatkan kesalahan logika atau kontrol akses yang lemah.

Celah ini memungkinkan pencetakan token secara tidak sah dalam jumlah besar, yang kemudian dijual ke pasar sebelum sempat terdeteksi sehingga menyebabkan nilai token anjlok.

 

Skema Umum

  1. Penyerang menemukan celah di fungsi mint

Langkah awal dari serangan ini adalah proses identifikasi kelemahan dalam kode smart contract, khususnya pada bagian fungsi mint yang mengatur pencetakan token.

Peretas akan menganalisis logika dan struktur kontrak untuk menemukan titik lemah, seperti input yang tidak divalidasi atau parameter yang bisa dimanipulasi.

 

  1. Mereka men-trigger pencetakan token dalam jumlah besar

Setelah menemukan celah, penyerang menyusun transaksi yang mengeksploitasi bug tersebut. Transaksi ini akan memicu pencetakan token secara otomatis dan dalam jumlah sangat besar, bahkan bisa mencapai miliaran token dalam hitungan detik.

 

  1. Token palsu dikirim ke dompet mereka

Token yang berhasil dicetak kemudian langsung dikirim ke dompet digital milik pelaku. Karena proses ini terjadi di dalam smart contract, sistem tidak secara otomatis membedakan apakah token tersebut sah atau hasil eksploitasi.

 

  1. Token segera dijual di pasar sebelum terdeteksi

Sebelum pengembang proyek atau komunitas menyadari serangan terjadi, pelaku dengan cepat menjual token palsu tersebut di pasar terbuka.

Penjualan besar-besaran ini menyebabkan harga token jatuh drastis, sementara pelaku sudah lebih dulu mengubahnya menjadi aset kripto lain seperti stablecoin.

 

Penyebab Umum

 

  1. Fungsi mint tidak dibatasi oleh hak akses

Salah satu kesalahan umum dalam smart contract adalah tidak adanya pembatasan siapa yang boleh menggunakan fungsi mint.

Jika fungsi ini bisa diakses publik tanpa batasan maka peretas bisa dengan mudah menggunakannya untuk mencetak token tanpa izin.

 

  1. Tidak ada validasi kondisi pencetakan

Smart contract yang tidak memverifikasi syarat atau kondisi sebelum mencetak token sangat rentan dieksploitasi.

Misalnya, tidak ada pengecekan apakah jumlah token yang diminta sudah melebihi batas maksimum, atau apakah pencetakan tersebut memang dibenarkan oleh sistem.

 

  1. Smart contract tidak diaudit dengan baik

Banyak proyek kripto yang meluncurkan smart contract tanpa audit keamanan yang menyeluruh. Tanpa proses audit yang ketat dari pihak ketiga, bug kritis bisa luput dari perhatian dan menjadi pintu masuk bagi serangan seperti Infinite Mint Attack.

Kamu mungkin tertarik dengan ini juga: Waspada, Replay Attack: Ancaman Siber Lama yang Masih Mematikan!

Dampak Fatal dari Infinite Mint Attack

Infinite Mint Attack bisa meluluhlantakkan sebuah proyek kripto hanya dalam hitungan menit.

Begitu celah berhasil dieksploitasi dan token dicetak dalam jumlah tak wajar, dampaknya menyebar sangat cepat ke seluruh ekosistem, mulai dari pasar hingga komunitas pendukungnya.

 

Dampak Utama

 

1. Harga token turun drastis hingga nol

Ketika token palsu membanjiri pasar, hukum penawaran dan permintaan langsung bekerja. Lonjakan pasokan menyebabkan harga anjlok secara ekstrem, bahkan dalam beberapa kasus membuat nilainya jatuh ke titik nol.

 

2. Likuiditas hilang dari pool

Pelaku biasanya menukarkan token hasil eksploitasi ke dalam aset lain di liquidity pool, menguras dana yang ada. Ini membuat pengguna sah kesulitan menukar token mereka karena pool-nya kosong.

 

3. Kepercayaan komunitas runtuh

Dalam dunia kripto yang sangat bergantung pada komunitas, hilangnya rasa aman dan kepercayaan bisa jadi pukulan telak. Pengguna mulai meragukan keamanan proyek dan enggan berpartisipasi lagi.

 

4. Proyek dianggap gagal atau scam

Setelah serangan, reputasi proyek hancur. Banyak yang langsung mencapnya sebagai penipuan (scam) meski sebenarnya hanya karena celah teknis. Ini bisa membuat proyek ditinggalkan sepenuhnya dan kehilangan peluang untuk bangkit kembali.

 

Contoh Kasus Nyata Infinite Mint Attack

Untuk memahami betapa berbahayanya Infinite Mint Attack, mari kita lihat beberapa insiden nyata yang pernah mengguncang dunia kripto.

Kasus-kasus ini menunjukkan bagaimana satu celah kecil dalam smart contract bisa berujung pada kerugian jutaan dolar dan runtuhnya kepercayaan terhadap sebuah proyek. Berikut ini beberapa di antaranya:

 

1. Cover Protocol (2020)

 

Salah satu insiden paling terkenal dalam sejarah DeFi terjadi pada tahun 2020, saat proyek Cover Protocol mengalami Infinite Mint Attack yang parah. 

 

Serangan ini memanfaatkan celah dalam smart contract milik Cover, tepatnya pada kontrak Blacksmith, yang berkaitan dengan sistem reward staking

 

Pelaku berhasil memanipulasi fungsi deposit dan withdrawal untuk mengeksploitasi nilai accRewardsPerToken yang sudah tidak valid. 

 

Akibatnya, mereka mampu mencetak hingga 40.000.000.000.000.000.000.000 token COVER, menciptakan suplai token yang benar-benar tidak masuk akal.

 

Dari eksploitasi ini, peretas mencetak token senilai lebih dari $37.000.000 dan segera menjualnya di berbagai decentralized exchange

 

Dampaknya sangat merusak, yaitu harga token COVER anjlok hingga 97%, komunitas pengguna panik, dan kepercayaan terhadap proyek hancur total. 

 

Walaupun celah ini akhirnya ditambal oleh perusahaan keamanan PeckShield, reputasi Cover Protocol sudah terlanjur runtuh. Tak lama kemudian, proyek ini memutuskan untuk melakukan merger dengan Yearn Finance sebagai langkah pemulihan.

 

2.Meerkat Finance (2021)

 

Kasus lainnya terjadi di jaringan Binance Smart Chain (BSC) pada tahun 2021, saat proyek Meerkat Finance mengalami serangan minting ilegal tak lama setelah diluncurkan. 

 

Dalam insiden ini, pelaku berhasil mengeksploitasi fungsi mint pada kontrak Meerkat, yang memungkinkan mereka mencetak token dalam jumlah besar dan langsung mencuri dana dari protokol tersebut.

 

Kerugian yang tercatat dalam serangan ini mencapai sekitar $31.000.000, membuatnya menjadi salah satu pencurian terbesar di awal kemunculan BSC. 

 

Kejadian ini sempat memunculkan spekulasi bahwa serangan tersebut adalah tindakan rug pull atau penipuan internal, mengingat proyeknya baru aktif selama satu hari sebelum dana hilang. 

 

Hingga kini, kasus Meerkat Finance tetap menjadi pengingat akan pentingnya audit dan transparansi sejak awal peluncuran proyek DeFi.

 

Artikel menarik lainnya untuk kamu: Keamanan Kripto: 5 Langkah Praktis Menghindari Peretasan

 

Cara Mencegah Infinite Mint Attack

Infinite Mint Attack 2

Bagi pengembang proyek kripto, keamanan bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Infinite Mint Attack bisa menghancurkan reputasi dan nilai proyek hanya dalam sekejap. 

 

Karena itu, pencegahan perlu dilakukan sejak tahap paling awal pengembangan, dengan pendekatan menyeluruh yang menempatkan keamanan sebagai prioritas utama. 

 

Setiap aspek dari smart contract hingga komunikasi publik harus dirancang untuk mengantisipasi dan merespons potensi eksploitasi. 

 

Langkah-langkah Pencegahan:

 

1. Audit smart contract oleh pihak ketiga seperti Certik atau PeckShield

 

Audit menyeluruh dari auditor eksternal berpengalaman dapat membantu menemukan kerentanan tersembunyi dalam kode smart contract

 

Lembaga seperti Certik dan PeckShield memiliki rekam jejak dalam mengidentifikasi bug sebelum sempat dieksploitasi oleh pihak tidak bertanggung jawab.

 

2. Batasi fungsi mint hanya untuk akun yang berwenang

 

Salah satu penyebab umum Infinite Mint Attack adalah akses terbuka terhadap fungsi mint. Dengan membatasi akses hanya kepada akun yang benar-benar terpercaya, risiko penyalahgunaan bisa ditekan secara signifikan. 

 

Sistem kontrol akses yang ketat, termasuk penerapan multisignature wallet, juga dapat menambah lapisan keamanan.

 

3. Gunakan sistem validasi supply token

 

Selalu sertakan logika validasi di dalam smart contract untuk memastikan bahwa total supply tidak bisa melebihi batas maksimum. Sistem ini harus mampu menolak transaksi mint jika tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.

 

4. Tambahkan fitur pause contract untuk keadaan darurat

 

Fitur pause contract memungkinkan pengembang menghentikan sementara aktivitas kontrak jika terdeteksi adanya aktivitas mencurigakan. Ini menjadi langkah cepat untuk membatasi dampak dari serangan sebelum semuanya terlambat.

 

5. Lakukan uji coba di testnet dan program bug bounty sebelum peluncuran resmi

 

Menjalankan kontrak di testnet memberi kesempatan untuk menguji berbagai skenario tanpa risiko nyata. 

 

Selain itu, mengadakan program bug bounty akan melibatkan komunitas developer dalam menemukan celah keamanan, memberikan insentif bagi mereka yang berhasil menemukan potensi bug sebelum dimanfaatkan oleh peretas.

 

Kesimpulan

Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Infinite Mint Attack: Serangan Kripto yang Bisa Hancurkan Ekosistem! yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.

Sebagai kesimpulan, Infinite Mint Attack merupakan salah satu ancaman paling merusak dalam dunia blockchain dan DeFi.

Sekali saja celah pada smart contract berhasil dieksploitasi, dampaknya bisa begitu cepat dan luas, di antaranya harga token runtuh, likuiditas lenyap, dan kepercayaan komunitas hancur total.

Dalam hitungan menit, sebuah proyek yang tampak menjanjikan bisa berubah menjadi bangkai digital.

Karena itu, memahami bagaimana serangan ini terjadi bukan hanya tanggung jawab para pengembang, tetapi juga penting bagi investor dan pengguna.

Untuk meminimalkan risiko, pilihlah proyek yang memiliki smart contract yang sudah diaudit, sistem keamanan yang ketat, dan transparansi dalam pengelolaannya. 


Dalam dunia kripto yang penuh potensi sekaligus rawan ini, kehati-hatian adalah bentuk perlindungan terbaik.

Oya, selain memperluas wawasan investasi dan keamanan digital , kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow IG Indodax

 Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

 

FAQ

 

  1. Apa itu infinite mint attack di dunia kripto?

Serangan yang memungkinkan pencetakan token tanpa batas karena bug di smart contract.

 

  1. Apa akibat dari infinite mint attack terhadap proyek?

Harga token bisa jatuh ke nol, investor panik, dan proyek berisiko bangkrut.

 

  1. Apakah semua smart contract bisa terkena serangan ini?

Bisa, jika kontraknya tidak dilengkapi kontrol akses dan audit keamanan.

 

  1. Contoh proyek yang pernah terkena infinite mint attack?

Cover Protocol dan Meerkat Finance merupakan dua kasus terkenal.

 

  1. Bagaimana mencegah infinite mint attack?

Dengan audit smart contract, pembatasan fungsi mint, validasi logika, dan uji coba sebelum peluncuran.

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
 

 

Author: Boy

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.66%
bnb BNB 0.4%
sol Solana 5.37%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.96%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
ATT/IDR
Attila
3
50%
KUNCI/IDR
Kunci Coin
4
33.33%
MAGIC/IDR
Treasure
4.599
25.83%
PENDLE/IDR
Pendle
87.540
25.06%
VRA/IDR
Verasity
26
23.81%
Nama Harga 24H Chg
LEVER/IDR
LeverFi
3
-25%
CBG/IDR
Chainbing
44
-20%
CNG/IDR
CoinNaviga
81.000
-17.77%
POLY/IDR
Polymath
1.064
-11.33%
UMA/IDR
Uma
20.076
-10.76%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Bittensor vs Render: Pilih AI atau GPU?
08/08/2025
Bittensor vs Render: Pilih AI atau GPU?

Banyak yang mengira bahwa Bittensor dan Render merupakan dua proyek

08/08/2025
Pump.fun vs Raydium? Ini Bedanya buat Trader

Banyak trader yang ikut-ikutan beli meme coin dari Pump.fun atau

Solana atau Stellar? Ini yang Harus Kamu Tahu sebelum Beli

Pernah bingung saat harus memilih antara Solana dan Stellar? Banyak