investasi telah menjadi bagian integral dari strategi keuangan masyarakat. Di antara berbagai pilihan investasi yang tersedia selain investasi crypto, saham muncul sebagai salah satu instrumen yang saat ini sedang naik daun.
Sebagai cerminan kepemilikan atas sebuah perusahaan, saham membuka pintu bagi para investor untuk turut meraih keuntungan dari pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan tersebut.
Namun, bagi investor pemula, dunia saham seringkali tampak bagai labirin yang membingungkan. Keragaman jenis-jenis saham yang beredar di pasar modal dapat memunculkan tkamu tanya besar, manakah yang paling sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko mereka?
Nah, di dalam artikel ini kami akan membahas panduan komprehensif untuk menjawab kebingungan tersebut.
Kami akan mengajak kamu untuk menyelami seluk-beluk dunia saham, mulai dari pengertian saham, jenis-jenis saham berdasarkan kepemilikan, cara pengalihan, serta kinerja perdagangan yang perlu diketahui sebelum memulai investasi. Penasaran? Yuk baca artikel selengkapnya di sini.
Baca Juga: Jam bursa saham amerika waktu Indonesia
Apa Itu Saham?
Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai bukti kepemilikan setelah seseorang menginvestasikan sejumlah dana. Kepemilikan saham memberikan hak kepada investor untuk mendapatkan sebagian dari keuntungan perusahaan, tetapi juga menanggung risiko kerugian jika kinerja perusahaan menurun.
Investasi saham dapat berupa lembaran kertas fisik atau digital, yang menunjukkan jumlah saham yang dimiliki oleh seorang investor, umumnya disebut sebagai lot saham.
Meski berisiko, saham memiliki potensi imbal hasil yang tinggi. Investor dapat memperoleh keuntungan melalui kenaikan harga saham di pasar atau dari pembagian dividen yang rutin diberikan oleh perusahaan.
Jenis Jenis Saham yang Perlu Kamu Ketahui
Berikut di bawah ini kami akan membedah jenis jenis saham yang perlu kamu ketahui, seperti informasi yang kami kutip dari website investopedia.com, diantaranya:
1. Common Stock
Jenis saham pertama yaitu common stock ataupun saham biasa, adalah bentuk saham yang paling umum dan mewakili kepemilikan sebagian dari sebuah perusahaan. Pemegang saham biasa berhak atas keuntungan perusahaan, yang biasanya dibagikan dalam bentuk dividen.
Mereka juga memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham, seperti memilih dewan direksi perusahaan. Namun, dalam situasi likuidasi, hak mereka atas aset perusahaan datang setelah pemegang saham preferen dan kreditor. Umumnya, pendiri dan karyawan perusahaan menerima saham dalam bentuk saham biasa.
Baca Juga: Ini 5 Saham Amerika dengan Dividen Terbesar, Wajib Cek!
2. Preferred Stock
Saham preferen, atau preference shares, memberikan prioritas kepada pemegangnya dalam hal pembayaran dividen dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
Jika terjadi likuidasi atau kebangkrutan, pemegang saham preferen juga lebih dulu mendapatkan pembayaran daripada pemegang saham biasa.
Meskipun pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan perusahaan, saham ini sering diminati oleh investor yang mencari pendapatan pasif yang stabil.
3. Saham Pertumbuhan vs. Saham Nilai
Saham Pertumbuhan (Growth Stocks)
Saham ini diharapkan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat daripada pasar secara umum.
Saham pertumbuhan biasanya berkinerja lebih baik selama periode ekspansi ekonomi dan ketika suku bunga rendah.
Contoh sektor yang sering menjadi saham pertumbuhan adalah teknologi, seperti saham-saham dalam ETF SPDR Portfolio S&P 500 Growth (SPYG).
Baca Juga: Apa Itu S&P 500? Panduan Lengkap Investasi Pemula!
Saham Nilai (Value Stocks)
Saham nilai diperdagangkan dengan harga yang lebih rendah dibandingkan nilai intrinsiknya, menjadikannya pilihan yang menarik bagi investor yang mencari valuasi lebih murah.
Saham ini sering berasal dari sektor keuangan, kesehatan, dan energi, serta cenderung berkinerja baik selama pemulihan ekonomi. ETF seperti SPDR Portfolio S&P 500 Value (SPYV) bisa menjadi rujukan bagi investor yang tertarik dengan saham nilai.
4. Income Stocks
Jenis selanjutnya, saham penghasilan adalah saham yang memberikan dividen secara teratur dengan tingkat yang lebih tinggi daripada rata-rata pasar.
Jenis saham ini biasanya memiliki volatilitas yang rendah dan kurang berfokus pada apresiasi modal, membuatnya cocok untuk investor yang menginginkan aliran pendapatan yang stabil.
Sektor utilitas sering menjadi contoh saham penghasilan, dan investor bisa mengaksesnya melalui ETF seperti Amplify High Income ETF (YYY).
5. Blue-Chip
Saham blue-chip adalah saham dari perusahaan besar dan mapan dengan kapitalisasi pasar yang tinggi.
Perusahaan-perusahaan ini memiliki rekam jejak yang solid dalam menghasilkan pendapatan dan biasanya menjadi pemimpin di industrinya.
Saham blue-chip, seperti Microsoft (MSFT), McDonald’s (MCD), dan Exxon Mobil (XOM), sering menjadi pilihan bagi investor yang ingin menjaga stabilitas portofolio, terutama di masa ketidakpastian.
6. Saham Siklus dan Non-Siklus
Saham Siklus (Cyclical Stocks)
Kinerja saham siklus ini dipengaruhi oleh siklus ekonomi, seperti ekspansi dan resesi.
Biasanya, saham siklus lebih fluktuatif dan berkinerja baik selama ekonomi sedang kuat, seperti saham Apple (AAPL) dan Nike (NKE).
Investor bisa mengakses saham siklus melalui ETF seperti Vanguard Consumer Discretionary ETF (VCR).
Saham Non-Siklus (Non-Cyclical Stocks)
Saham non-siklus tetap stabil meskipun terjadi penurunan ekonomi karena produknya selalu dibutuhkan oleh konsumen.
Jenis saham ini cenderung lebih tahan banting dalam menghadapi resesi, seperti saham sektor konsumen dan perawatan kesehatan.
ETF seperti Vanguard Consumer Staples ETF (VDC) bisa menjadi pilihan untuk berinvestasi di saham non-siklus.
Baca Juga: Top 7 Saham Blue Chip Amerika dengan Dividen Terbesar
7. Saham IPO dan Saham Penny
Saham IPO: Ketika sebuah perusahaan melakukan initial public offering (IPO), saham tersebut biasanya tersedia dengan harga diskon sebelum tercatat di bursa saham.
Saham IPO bisa memberikan peluang keuntungan yang menarik bagi investor awal, namun juga memiliki risiko tinggi.
Saham Penny
Saham penny adalah saham yang dihargai di bawah $5 per lembar dan dikenal sangat spekulatif.
Meskipun beberapa saham penny diperdagangkan di bursa besar, sebagian besar diperdagangkan melalui pasar OTC. Karena volatilitasnya yang tinggi, investor disarankan menggunakan limit order untuk menghindari selisih harga yang besar.
8. Environmental, Social, and Governance (ESG)
Jenis saham yang terakhir adalah saham Environmental, Social, and Governance (ESG) menekankan pada praktik bisnis yang ramah lingkungan, berkeadilan sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.
Jenis saham ini semakin diminati oleh generasi milenial yang lebih sadar lingkungan. ETF seperti Vanguard ESG U.S. Stock ETF (ESGV) adalah salah satu cara untuk berinvestasi di saham-saham ESG.
Kesimpulan
Memahami berbagai jenis saham, mulai dari saham biasa dan preferen hingga saham siklus dan ESG, adalah langkah penting bagi investor untuk membangun portofolio yang kuat.
Setiap jenis saham memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda, sehingga penting bagi investor untuk menyesuaikan pilihan mereka sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko.
Dengan pengetahuan ini, investor di Indodax Academy dapat mengambil keputusan investasi yang lebih terinformasi dan meraih hasil yang optimal dalam kondisi pasar yang beragam
Informasi Tambahan: Segera Hadir! Diversifikasi investasi kamu jadi lebih mudah di INDODAX
Nah, ada informasi tambahan untuk kamu, karena INDODAX akan memberikan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham AS unggulan. Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu bisa memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham perusahaan besar AS, langsung dari satu akun INDODAX kamu, semuanya di satu aplikasi.
Tidak perlu lagi pindah platform! Semua yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan investasi ada di sini. Mau investasi di kripto dan saham AS sekaligus? Kini, semua jadi mungkin dengan INDODAX. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dan memaksimalkan potensi keuntunganmu.
Siapkan diri kamu sekarang, dan jadi yang pertama menikmati akses investasi yang lebih luas dan lebih fleksibel hanya di INDODAX.
FAQ
1.Apa itu saham?
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas sebagian dari suatu perusahaan dan memberikan hak kepada pemiliknya untuk memperoleh keuntungan, seperti dividen.
2.Apa perbedaan saham biasa dan saham preferen?
Saham biasa memberi hak suara dalam rapat pemegang saham dan dividen yang tidak tetap, sementara saham preferen memiliki prioritas dalam pembagian dividen dengan suku bunga tetap dan tidak memiliki hak suara.
3.Mengapa saham blue chip banyak diminati?
Saham blue chip diminati karena berasal dari perusahaan besar yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen, sehingga dianggap lebih aman untuk investasi jangka panjang.
4.Apa itu harga perdana dalam saham?
Harga perdana adalah harga yang ditawarkan saat saham suatu perusahaan pertama kali dijual ke publik melalui Initial Public Offering (IPO).
5.Kapan waktu terbaik untuk berinvestasi di saham pertumbuhan?
Saham pertumbuhan cenderung berkinerja lebih baik selama periode ekspansi ekonomi dan ketika suku bunga rendah.
6.Mengapa saham non-siklus dianggap lebih aman saat resesi?
Saham non-siklus dianggap lebih aman saat resesi karena produknya tetap dibutuhkan oleh konsumen, sehingga pendapatannya cenderung stabil meskipun ekonomi melambat.
7.Apa keuntungan berinvestasi di saham ESG?
Saham ESG menarik bagi investor yang peduli pada lingkungan, keadilan sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik, serta memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring meningkatnya minat investor terhadap keberlanjutan.
Author: AL & RB