Di dunia kripto, perhatian komunitas nggak selalu terpusat pada token atau pergerakan harga. Ada juga figur-figur yang jadi sorotan di balik proyeknya yang lagi naik daun.
Dalam beberapa bulan terakhir, Monad jadi bahan obrolan karena pendekatannya pada teknologi parallel EVM, dan dari situ muncul pertanyaan sederhana, siapa sebenarnya Keone Hon?
Siapa Itu Keone Hon?
Keone Hon adalah sosok teknis yang memimpin Monad Labs sebagai CEO sekaligus Co-Founder.
Ia dikenal sebagai engineer dengan latar belakang kuat di sistem berperforma tinggi, inilah yang membuat dirinya dianggap penting di dunia blockchain.
Sebelum terjun ke kripto, Keone banyak bekerja di lingkungan trading berlatensi (waktu tunda) rendah di Getco dan Jump Trading, tempat ia mengembangkan sistem yang harus mengambil keputusan dalam hitungan mikrodetik.
Pengalaman inilah yang kemudian membentuk cara pandangnya tentang performa, throughput, dan efisiensi.
Namanya mulai sering dibahas di komunitas kripto sejak Monad muncul dengan teknologi parallel EVM yang menawarkan kombinasi portabilitas dan kecepatan.
Banyak developer melihat pendekatan ini sebagai jawaban atas kebutuhan EVM yang lebih cepat, terutama untuk aplikasi dengan jutaan pengguna.
Dari sinilah Keone muncul sebagai figur engineer-founder yang menarik perhatian, bukan karena pencitraan, tetapi karena kemampuan teknis dan visinya soal bagaimana EVM bisa didorong jauh lebih cepat dari yang ada sekarang.
Latar Belakang Pendidikan dan Karier Awalnya

Sebelum dikenal sebagai sosok di balik Monad Labs, perjalanan Keone Hon sebenarnya sudah lama dibentuk oleh kombinasi pendidikan teknis yang kuat dan pengalaman kerja di lingkungan yang menuntut performa ekstrem.
Berikut ini adalah latar belakang pendidikan dan karier awal Keone Hon yang penting untuk diketahui.
Pendidikan MIT dan Fondasi Teknik Komputasi
Keone menempuh studi di MIT dan mengambil bidang yang saling menguatkan, yaitu Computer Science, Mathematics, dan Master of Finance, lalu melanjutkan ke M.Eng di bidang komputer.
Kombinasi ini memberi fondasi yang solid untuk memahami sistem kompleks dan performa komputasi. Hal ini nantinya juga sangat berpengaruh ketika ia masuk ke dunia blockchain.
Peran di High–Frequency Trading: Getco dan Jump Trading
Setelah lulus, ia terjun ke dunia high–frequency trading lewat Getco, lalu melanjutkan kariernya di Jump Trading. HFT sendiri adalah dunia yang bergerak super cepat, di mana keputusan beli-jual dibuat dalam hitungan mikrodetik.
Di sana, Keone membangun sistem ultra-cepat dan memimpin tim yang menangani strategi dengan latensi rendah. Tekanan performa inilah yang membentuk cara berpikirnya, yakni sistem harus efisien, stabil, dan mampu menangani beban besar.
Pengalaman bertahun-tahun di lingkungan HFT membuat Keone terbiasa mengejar batas performa, dan pandangan inilah yang akhirnya ikut terbawa saat ia masuk ke crypto.
Hal itu pun mendorongnya melihat peluang untuk membangun EVM yang bisa jauh lebih cepat daripada yang ada sekarang.
Peralihan Ke Dunia Kripto
Perjalanan Keone Hon ke industri crypto sebenarnya berawal dari pengalaman panjangnya membangun sistem berperforma tinggi di dunia trading tradisional. Berikut ini adalah bagaimana peralihannya ke dunia kripto.
Bergabung dengan Divisi Crypto di Jump
Sekitar tahun 2020–2021, Keone mulai masuk ke dunia crypto ketika Jump membentuk divisi khusus untuk membangun infrastruktur Web3.
Dengan latar sebagai engineer HFT yang terbiasa mengejar latensi rendah dan efisiensi ekstrem, ia terlibat dalam proyek-proyek Solana DeFi dan melihat langsung bagaimana desain blockchain yang cepat bisa membuka peluang baru.
Pengalaman ini membuat Keone semakin yakin bahwa performa adalah kunci untuk adopsi yang lebih luas.
Alasan Beralih ke Teknologi Blockchain
Dari eksplorasi tersebut, Keone menyadari bahwa banyak blockchain mainstream masih terbatas oleh bottleneck throughput.
Ia melihat kesempatan untuk menerapkan ilmu rekayasa sistem, yang sebelumnya ia gunakan untuk membangun sistem trading ultra-cepat, ke dunia blockchain.
Menurutnya, industri butuh EVM yang jauh lebih efisien, dan kebutuhan itu yang akhirnya mendorongnya keluar dari Jump untuk mendirikan Monad bersama dua rekannya.
Lahirnya Monad: Misi yang Diusung Keone Hon
Sebelum aset crypto Monad terbentuk, Keone sudah lama bergelut di dunia sistem berperforma tinggi. Pengalaman itulah yang akhirnya membentuk arah pikirannya ketika melihat bahwa blockchain masih memiliki ruang besar untuk dioptimalkan.
Berikut ini adalah gambaran terkait lahirnya Monad sebagai misi yang diusung oleh Keone Hon.
Masalah Performa Blockchain yang Ingin Dipecahkan
Saat masih di Jump Crypto pada 2021, Keone mulai menyadari betapa beratnya batasan model eksekusi linear EVM.
Ethereum hanya mampu memproses sekitar 1.000.000 transaksi per hari, jauh dari cukup untuk aplikasi yang ingin melayani jutaan pengguna aktif.
Dari eksplorasinya terhadap Solana, yang menawarkan throughput tinggi dan biaya rendah, Keone melihat bahwa ada kebutuhan mendesak untuk EVM yang jauh lebih cepat tanpa mengorbankan portabilitas (mudah dipindahkan).
Pendekatan Parallel EVM yang Dibawa Monad
Pengalaman Keone membangun sistem ultra-cepat di HFT membuatnya sangat familiar dengan pemanfaatan paralelisme CPU. Konsep yang sama ia bawa ke blockchain, yaitu membiarkan transaksi dieksekusi secara paralel, bukan satu per satu.
Pendekatan ini berbeda dari EVM tradisional dan membuka potensi throughput hingga level yang dibutuhkan aplikasi mainstream, seperti game online dengan jutaan interaksi harian.
Filosofi Desain Monad Menurut Keone
Keone menekankan pentingnya efisiensi di semua lapisan, mulai dari eksekusi, pengelolaan state, hingga integrasi antar-komponen.
Baginya, cara terbaik meningkatkan kinerja adalah mengontrol seluruh arsitektur secara menyeluruh, lalu mengoptimalkannya dari bawah sampai atas.
Pendekatan itu mencerminkan “cara berpikir engineer”, yakni sistem harus cepat, stabil, dan mampu menangani lonjakan aktivitas tanpa membuat developer kewalahan oleh biaya gas atau batasan performa.
Apa Itu Monad? Penjelasan Dasarnya

Monad jadi sering dibicarakan karena menawarkan pendekatan baru untuk membuat blockchain EVM berjalan lebih cepat tanpa mengorbankan pengalaman developer. Untuk memahami dasar idenya, kita bisa mulai dari beberapa hal berikut ini.
Blockchain Layer-1 yang Kompatibel dengan EVM
Monad dibangun sebagai L1 yang tetap mengikuti standar dan alat kerja Ethereum sehingga developer bisa memindahkan aplikasi tanpa harus menulis ulang.
Pendekatan ini lahir dari pengalaman panjang Keone Hon di dunia HFT, di mana portabilitas dan efisiensi sistem jadi kunci.
Setelah melihat kebutuhan akan EVM yang lebih cepat saat bekerja di Jump Crypto, ia mulai merancang Monad sebagai jawaban atas tingginya permintaan terhadap performa tanpa mengorbankan kompatibilitas.
Eksekusi Paralel dan Peningkatan Throughput
Pengalaman Keone membangun sistem trading berlatensi rendah membentuk visi Monad sebagai EVM paralel yang mampu menangani transaksi dalam jumlah jauh lebih besar.
Ia memahami dari dunia futures trading dan Solana DeFi bahwa aplikasi berskala jutaan pengguna membutuhkan kapasitas yang tidak mungkin dicapai oleh eksekusi serial (pemrosesan satu per satu).
Dari sinilah muncul desain parallel execution yang berfokus pada throughput harian, bukan klaim angka TPS sensasional.
Optimasi State dan Infrastruktur Internal
Monad juga mengadopsi prinsip-prinsip teknik dari sistem HFT, mulai dari manajemen state yang efisien, kontrol arsitektur, hingga optimalisasi tiap lapisan stack.
Keone Hon menekankan bahwa peningkatan performa tidak bisa dilakukan secara parsial. Seluruh lapisan, mulai dari eksekusi, penyimpanan data, hingga konsensus, perlu dirancang sebagai satu kesatuan.
Intinya adalah memberi developer “mesin yang lebih cepat” tanpa mengubah cara mereka membuat aplikasi.
Peran Strategis Keone Hon dalam Proyek Monad
Salah satu alasan nama Keone Hon cepat dikenal di komunitas kripto adalah karena ia tidak hanya berperan sebagai CEO, tapi juga menjadi otak teknis di balik Monad. Berikut ini beberapa peran strategisnya dalam proyek Monad.
Lead Engineer dan Arsitek Sistem
Keone bukan tipe CEO yang hanya mengurus strategi bisnis. Ia turun langsung sebagai arsitek utama yang merancang arah teknis Monad, mulai dari eksekusi paralel, optimasi performa, sampai konsistensi desain di seluruh stack.
Pengalamannya membangun sistem latency rendah di dunia high–frequency trading membuatnya nyaman mengutak-atik detail teknis dan memastikan Monad punya pondasi performa yang kuat.
Ia memimpin proses perancangan agar tiap lapisan, yaitu eksekusi, database, dan konsensus, bisa bekerja maksimal sebagai satu sistem terintegrasi.
Kontribusi dalam Komunitas dan Ekosistem Developer
Di luar ruang engineering internal, Keone juga aktif menyuarakan visi dan desain Monad ke publik.
Ia sering muncul di podcast, konferensi, dan diskusi teknis untuk menjelaskan bagaimana parallel EVM mereka bekerja, apa trade–off-nya, dan kenapa throughput besar itu penting untuk aplikasi yang ingin mencapai jutaan pengguna.
Sikapnya yang terbuka terhadap kritik dan pertanyaan bikin komunitas merasa dilibatkan. Developer pun bisa memahami filosofi desainnya, memberi masukan, bahkan menguji asumsi yang Monad bawa.
Pendekatan ini membantu membangun kepercayaan dan membuka ruang kolaborasi di ekosistem yang sedang mereka kembangkan.
Posisi Monad dalam Ekosistem Blockchain
Untuk memahami posisi Monad saat ini, penting melihat bagaimana proyek ini bergerak di tengah persaingan L1 modern yang semakin menuntut performa tinggi dan pengalaman developer yang lebih mulus.
Bersaing di Ranah L1 Berperforma Tinggi
Monad masuk ke kategori blockchain L1 berperforma tinggi, tapi membawa pendekatan yang beda karena tetap mempertahankan kompatibilitas penuh dengan EVM.
Dorongan ini muncul dari pengalaman Keone Hon melihat kebutuhan akan throughput masif—bukan ratusan TPS (Transactions Per Second), tapi skala miliaran transaksi per hari.
Dengan arsitektur yang diparalelkan dari level eksekusi hingga konsensus, Monad mencoba menawarkan “mesin EVM yang jauh lebih cepat” tanpa memaksa developer pindah ekosistem atau belajar tooling baru.
Tantangan Adopsi dan Ekosistem Developer
Walaupun desain teknologinya impresif, tantangan terbesarnya tetap sama seperti semua L1 baru, yaitu membangun ekosistem.
Developer perlu diyakinkan bahwa performa tinggi bukan sekadar angka, tetapi benar-benar bisa mendukung aplikasi besar, high–interactivity, dan biaya rendah.
Keone Hon cukup aktif membuka diskusi teknis dan menjelaskan trade–off performa, tapi ketersediaan dApp, tooling lengkap, dan komunitas yang matang tetap jadi pekerjaan jangka panjang sebelum Monad bisa bersaing di level adopsi yang lebih luas.
Risiko dan Tantangan Mengembangkan Teknologi seperti Monad
Meski pendekatan Monad terdengar menjanjikan, ada sejumlah risiko yang perlu dipahami secara realistis.
Pertama, desain blockchain berperforma tinggi selalu menuntut audit menyeluruh, mulai dari kode eksekusi hingga konsensus, karena setiap optimasi agresif berpotensi membuka celah baru.
Tantangan lain berasal dari eksekusi paralel yang, meski meningkatkan kapasitas, tetap membawa risiko kerumitan sistem dan potensi hasil yang tidak konsisten.
Monad juga mengusung kompatibilitas penuh EVM, yang artinya mereka harus memastikan semua tool, kontrak, dan pola kerja developer dapat berjalan tanpa masalah.
Mencapai konsistensi semacam ini bukan tugas ringan, terutama ketika performa ditingkatkan secara drastis.
Di sisi lain, persaingan di ranah L1 semakin ketat, dengan banyak proyek mengklaim throughput tinggi dan biaya rendah. Artinya, Monad bukan hanya diuji secara teknis, tetapi juga secara ekosistem dan adopsi.
Terakhir, implementasi state parallelism membawa potensi bug yang sifatnya halus dan sulit dilacak. Kesalahan kecil dalam sinkronisasi state bisa berdampak besar pada keamanan.
Semua hal ini membuat pengembangan Monad penuh tantangan, tapi wajar untuk teknologi baru yang mencoba mendorong batas performa tanpa terjebak hype berlebihan.
Masa Depan Monad dan Peran Keone Hon
Melihat ke depan, pendekatan parallel EVM yang dibawa Monad menambah warna baru dalam upaya mendorong blockchain menjadi lebih cepat dan efisien.
Ide mengeksekusi banyak proses secara bersamaan membuka peluang besar untuk aplikasi yang butuh interaksi tinggi, tapi tetap membutuhkan waktu untuk dibuktikan lewat penggunaan nyata.
Peran Keone Hon di sini cukup penting sebab ia menjadi figur yang menjaga arah teknis sekaligus memastikan visi performa tinggi ini tetap realistis dan bisa dipakai developer.
Namun, masa depan Monad tetap bergantung pada tiga hal, yaitu apakah developer mau membangun di atasnya, seberapa cepat ekosistem pendukungnya terbentuk, dan bagaimana teknologi ini matang melalui pengujian serta iterasi.
Tanpa janji berlebihan, Monad punya ruang untuk berkembang, tapi jalurnya tetap harus ditentukan oleh kualitas implementasi dan respons komunitas.
Oya, selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Kesimpulan
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Keone Hon, sosok di balik proyek Monad, yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, perjalanan Keone Hon menunjukkan bagaimana latar teknik yang kuat, pengalaman di dunia HFT, dan pengamatannya terhadap kebutuhan performa di ekosistem kripto akhirnya mendorong lahirnya Monad.
Lewat pendekatan parallel EVM, proyek ini mencoba menawarkan efisiensi yang dibutuhkan aplikasi berskala besar, meski tetap menghadapi tantangan seperti adopsi developer, kesiapan ekosistem, dan pematangan teknologi.
FAQ
- Siapa Keone Hon?
Keone Hon adalah CEO dan co–founder Monad Labs, dengan latar belakang MIT serta pengalaman panjang di high–frequency trading sebelum masuk ke dunia blockchain.
- Apa hubungan Keone Hon dengan Jump Trading?
Ia pernah bekerja sebagai engineer dan quant di Jump Trading, terutama dalam sistem berlatensi rendah, sebelum terjun ke crypto.
- Apa itu Monad?
Monad adalah blockchain layer-1 kompatibel EVM yang dirancang untuk meningkatkan performa dengan pendekatan eksekusi paralel.
- Apakah Monad sudah mainnet?
Monad saat ini sudah mainnet, ditandai dengan dimulainya fase operasional jaringan tersebut. Meski menawarkan kompatibilitas EVM dan performa tinggi, ekosistemnya masih berkembang. Oleh karena itu, pengguna tetap perlu berhati-hati saat mencobanya dan pastikan periksa kanal resminya untuk memantau info terbaru.
- Apakah sosok founder penting untuk menilai proyek kripto?
Founder adalah salah satu faktor, tetapi tetap harus dibarengi riset mandiri, audit, ekosistem developer, dan track record teknis proyek tersebut.
Author: Boy





Polkadot 8.92%
BNB 0.50%
Solana 4.81%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.35%
Polygon Ecosystem Token 2.13%
Tron 2.85%
Pasar
