Bayangkan harga kripto yang awalnya stabil tiba-tiba anjlok dalam hitungan menit. Bukan selalu karena ada berita buruk, melainkan karena efek psikologi pasar yang memicu kepanikan massal.
Saat satu orang menjual, yang lain ikut-ikutan, dan kejatuhan harga justru makin tajam. Kok bisa harga jatuh makin cepat hanya karena banyak trader panik jual?
Apa Itu Long Squeeze?
Long squeeze adalah kondisi di pasar ketika harga sebuah aset jatuh cukup dalam, lalu membuat trader yang sebelumnya membuka posisi beli (long) merasa tertekan dan akhirnya ikut menjual asetnya.
Tujuan mereka sederhana, yaitu menghindari kerugian yang lebih besar. Namun, justru karena banyaknya trader long yang panik menjual di saat bersamaan, harga semakin tertekan turun.
Fenomena ini memperlihatkan betapa kuatnya efek psikologi pasar terhadap pergerakan harga.
Bedanya Long Squeeze vs Short Squeeze
Meskipun lebih jarang terjadi dibanding kebalikannya, yaitu short squeeze, long squeeze bisa menimbulkan dampak yang tidak kalah dramatis.
Perbedaannya terletak pada arah tekanan. Adapun long squeeze menekan trader yang pasang posisi beli hingga harga anjlok, sementara short squeeze menekan trader yang pasang posisi jual hingga harga meledak naik.
Dalam short squeeze, trader short punya kewajiban hukum untuk menutup kontraknya dengan membeli aset yang dijanjikan, sehingga tekanan beli bisa sangat kuat.
Sedangkan pada long squeeze, trader long sebenarnya tidak punya kewajiban untuk menjual, tetapi rasa takut kehilangan lebih banyak membuat mereka melepas asetnya di tengah kejatuhan harga.
Bagaimana Mekanisme Long Squeeze Terjadi?
Long squeeze tidak muncul begitu saja, tetapi terbentuk melalui rangkaian peristiwa yang saling memicu.
Mulai dari penurunan harga awal, tekanan dari leverage, hingga efek domino penjualan massal, semuanya berperan menciptakan spiral kejatuhan yang makin sulit dihentikan. Berikut ini mekanismenya, yaitu:
Pemicu Awal Penurunan
Long squeeze biasanya diawali oleh faktor eksternal yang mendorong harga turun. Bisa berupa berita negatif, rilis data ekonomi yang buruk, atau aksi jual besar-besaran dari whale yang langsung memberi tekanan pada pasar.
Efek Leverage dan Margin Call
Dampaknya makin brutal ketika ada trader yang menggunakan leverage. Dengan modal pinjaman, sedikit saja pergerakan harga ke bawah bisa memicu margin call. Trader pun terpaksa menutup posisi dengan menjual aset, yang otomatis menambah tekanan jual.
Efek Domino Penjualan Massal
Penurunan harga berikutnya memicu stop loss dan likuidasi berantai dari trader lain. Aksi jual massal ini menciptakan spiral turun sehingga harga jatuh semakin dalam.
Inilah inti dari long squeeze, yakni pergerakan turun tajam yang bukan hanya akibat faktor fundamental, melainkan juga karena efek psikologi dan mekanisme pasar.
Contoh Kasus Long Squeeze di Pasar Kripto
Long squeeze bukan sekadar teori, melainkan fenomena nyata yang berulang di pasar kripto. Baik di Bitcoin maupun altcoin, peristiwa ini kerap memicu likuidasi besar-besaran dan pergerakan harga yang ekstrem. Berikut ini contoh kasusnya:
Bitcoin: Liquidation Miliaran USD
Pasar Bitcoin sudah beberapa kali mencatat long squeeze dengan nilai likuidasi mencapai miliaran dolar. Data dari Coinglass sering menunjukkan momen ketika harga BTC jatuh tajam, membuat ribuan posisi long terlikuidasi dalam waktu singkat.
Misalnya, saat BTC mengalami koreksi besar, trader dengan leverage tinggi terkena wipe out secara berantai sehingga tekanan jual makin kuat dan harga terjun lebih dalam.
Altcoin: Pergerakan Lebih Ekstrem
Jika di Bitcoin long squeeze sudah cukup brutal maka di altcoin dampaknya bisa jauh lebih ekstrem. Altcoin yang volatilitasnya tinggi cenderung lebih cepat terkena long squeeze karena order book lebih tipis dan pergerakan harga lebih liar.
Begitu terjadi penurunan tajam, posisi long dengan leverage tinggi di altcoin bisa terlikuidasi dalam jumlah besar, menciptakan spiral turun yang bahkan lebih cepat dibanding Bitcoin.
Dampak Long Squeeze untuk Trader & Investor
Long squeeze sering dianggap sebagai mimpi buruk bagi trader. Namun, di sisi lain bisa menjadi kesempatan emas bagi sebagian investor.
Fenomena ini memperlihatkan betapa rapuhnya pasar saat terjebak dalam kepanikan massal, dan bagaimana setiap pelaku pasar terkena dampaknya dengan cara berbeda. Berikut ini beberapa dampaknya, antara lain:
1. Harga jatuh lebih cepat dari prediksi
Ketika long squeeze terjadi, harga tidak hanya turun sesuai tren alami, tetapi bisa terjun bebas dalam waktu singkat.
Efek domino dari aksi jual panik dan likuidasi membuat kejatuhan harga terasa jauh lebih ekstrem dibanding kondisi normal sehingga analisis teknikal atau fundamental sering kali gagal mengantisipasinya.
2. Trader long bisa rugi besar dalam sekejap
Trader yang membuka posisi long, terutama dengan leverage tinggi, menjadi pihak paling rentan. Begitu harga turun sedikit saja, margin call dan stop loss bisa terpicu secara berantai.
Dalam hitungan menit, posisi yang semula terlihat aman bisa berubah menjadi kerugian besar, bahkan hingga seluruh modal habis terlikuidasi.
3. Investor jangka panjang dapat peluang beli murah
Di balik kekacauan tersebut, investor jangka panjang justru kadang memanfaatkan momen ini. Saat pasar panik dan harga turun di luar kewajaran, mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk akumulasi aset di level rendah.
Dengan perspektif jangka panjang, long squeeze bisa menjadi pintu masuk strategis sebelum harga kembali pulih.
Cara Menghadapi & Mengantisipasi Long Squeeze
Long squeeze memang sulit diprediksi, tetapi bukan berarti trader dan investor tidak bisa menyiapkan strategi untuk menghadapinya. Berikut ini cara menghadapi dan mengantisipasi long squeeze, antara lain:
Gunakan Leverage dengan Bijak
Hindari penggunaan leverage berlebihan. Semakin tinggi leverage, semakin kecil ruang gerak harga sebelum posisi terkena likuidasi. Dengan leverage yang wajar, risiko margin call bisa ditekan.
Manfaatkan Stop Loss & Take Profit
Disiplin menggunakan stop loss dan take profit adalah kunci manajemen risiko. Stop loss membantu membatasi kerugian saat pasar bergerak melawan posisi, sementara take profit mengamankan keuntungan sebelum tren berbalik.
Baca Sentimen & Data Liquidation
Trader bisa memantau sentimen pasar melalui analisis on-chain, open interest, serta data likuidasi dari platform seperti Coinglass. Informasi ini membantu membaca potensi area rawan long squeeze sebelum harga benar-benar terjun.
Strategi bagi Investor Spot
Berbeda dengan trader yang fokus pada pergerakan jangka pendek, investor spot biasanya punya mindset jangka panjang.
Alih-alih panik saat harga jatuh, mereka bisa menjadikan long squeeze sebagai peluang untuk akumulasi aset di level yang lebih rendah.
Kesimpulan:
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Long Squeeze Bisa Bikin Portofolio Ambyar, Kok Bisa? yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, long squeeze memang menakutkan, tetapi ini adalah bagian alami dari dinamika pasar. Setiap trader maupun investor pasti akan menemui fase di mana harga jatuh lebih cepat dari perkiraan.
Namun, dengan manajemen risiko yang tepat, situasi ini tidak selalu berakhir buruk. Justru, bisa membuka peluang untuk masuk di harga yang lebih menarik.
Pada akhirnya, menghadapi long squeeze bukan soal bagaimana cara menghindarinya sepenuhnya, melainkan bagaimana kamu menyiapkan strategi agar tetap tenang dan bisa bertindak bijak saat kepanikan melanda.
Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa yang memicu long squeeze di kripto?
Long squeeze biasanya dipicu kombinasi harga turun cepat, berita negatif, atau aksi jual besar dari whale. Trader yang menggunakan leverage tinggi makin rentan karena bisa terkena margin call dan dipaksa jual sehingga harga makin anjlok.
- Apakah long squeeze bisa diprediksi?
Sulit diprediksi dengan pasti, tapi ada indikator awal. Misalnya open interest terlalu tinggi di posisi long, funding rate positif ekstrem, atau data liquidation cluster dari Coinglass yang menumpuk di level harga tertentu. Semua ini bisa jadi tanda tekanan jual berpotensi besar.
- Mana yang lebih berbahaya: long squeeze atau short squeeze?
Keduanya berbahaya tergantung posisi trader. Long squeeze lebih umum di pasar kripto karena banyak orang cenderung pasang posisi beli. Short squeeze jarang, tapi kalau terjadi, bisa bikin harga meledak naik dan memaksa short seller rugi besar.
- Bagaimana cara trader pemula menghindarinya
Trader pemula bisa mengurangi risiko long squeeze dengan tidak menggunakan leverage berlebihan, selalu pasang stop loss, serta memantau sentimen pasar dan level liquidation besar.
Untuk investor spot, strategi dollar cost averaging (DCA) bisa jadi lebih aman daripada trading dengan margin.
Author: Boy