Banyak orang berinvestasi hanya memperhatikan pergerakan harga crypto, sementara infrastruktur yang menopang seluruh ekosistem sering kali terabaikan.
Banyak yang tidak sadar, ketika jaringan melambat maka biaya transaksi meningkat, atau jika transaksi tertunda tanpa kejelasan, semua itu pada dasarnya kembali kepada kondisi mainchain yang menjadi fondasi utama.
Karena itu, memahami bagaimana mainchain bekerja dapat membantu kamu memahami risiko secara lebih jelas dan menilai kualitas sebuah aset dengan lebih tepat.
Dengan mengenali fondasinya, kamu tidak hanya mengikuti harga, tetapi juga memahami ketahanan teknologi yang mendukungnya.
Apa Itu Mainchain dalam Crypto?

Mainchain adalah rantai utama dalam sebuah jaringan blockchain, tempat semua transaksi diproses dan dicatat secara permanen.
Bisa dibilang, inilah “jalur resmi” tempat setiap aktivitas pada akhirnya harus berakhir, terverifikasi, dan difinalisasi. Meski ada berbagai lapisan tambahan atau solusi pendukung, penyelesaian transaksi yang benar-benar sah tetap akan ke mainchain.
Untuk memudahkan memahaminya, mainchain bisa diibaratkan sebagai jalan utama di sebuah kota, sebagai jalur besar yang selalu menjadi rute acuan bagi siapa pun yang ingin mencapai tujuan penting.
Hampir semua kendaraan pada akhirnya akan melewati jalan ini karena sifatnya yang pusat dan terkoordinasi.
Sementara itu, jalan-jalan kecil di sekitarnya adalah jalur alternatif yang membantu mempercepat perjalanan atau mengurangi keramaian, tetapi tetap terhubung dan bergantung pada jalan utama sebagai rute pengarah utamanya.
Peran mainchain sangat penting karena menjadi fondasi keamanan dan desentralisasi sebuah jaringan crypto.
Dari sinilah kekuatan blockchain muncul, yaitu data yang tidak bisa diubah, sistem yang transparan, dan jaringan yang tidak dikendalikan satu pihak.
Dengan memahami mainchain, kamu akan lebih mudah melihat bagaimana sebuah ekosistem crypto bekerja dari dasarnya.
Cara Kerja Mainchain dari Transaksi sampai Tercatat Permanen
Mainchain bekerja sebagai tulang punggung utama sebuah jaringan blockchain, yaitu tempat semua blok saling terhubung dan seluruh catatan transaksi disimpan secara permanen.
Begitu data masuk ke mainchain, data tersebut tidak dapat diubah lagi. Untuk memahami prosesnya, berikut gambaran sederhana bagaimana satu transaksi berjalan hingga benar-benar final.
Alur Singkat Satu Transaksi di Mainchain
Semua dimulai ketika pengguna memasukkan alamat pengirim, alamat penerima, jumlah aset, serta biaya transaksi.
Setelah dikirim, transaksi itu tidak langsung tercatat, melainkan masuk ke mempool (semacam ruang tunggu) bersama transaksi lain yang menunggu diproses.
Dari sini, transaksi menunggu sampai ada pihak di jaringan yang mengambilnya untuk dimasukkan ke dalam blok.
Peran Node, Validator, atau Miner
Aktor yang memastikan jaringan berjalan disebut node. Mereka menyebarkan data, memvalidasi transaksi, dan menjaga integritas sistem.
Di dalam kelompok node ini, terdapat miner (pada sistem Proof of Work) atau validator (pada sistem Proof of Stake) yang bertugas mengumpulkan transaksi dari mempool, menyusunnya ke dalam blok, lalu mengusulkan blok tersebut agar diterima jaringan.
Tanpa mereka, transaksi tidak akan pernah bergerak dari ruang tunggu menuju pencatatan permanen.
Konsensus dan Finality di Mainchain
Agar suatu blok benar-benar diakui sah, jaringan menggunakan mekanisme konsensus seperti Proof of Work atau Proof of Stake. Mekanisme ini memastikan semua pihak di jaringan sepakat bahwa blok yang diajukan valid.
Setelah sebuah blok disetujui dan ditambahkan ke rantai, transaksi di dalamnya mencapai finality. Artinya, transaksi tersebut dianggap final dan tidak bisa dibatalkan atau diubah.
Solusi lapisan sekunder seperti Lightning Network hadir untuk mempercepat proses transaksi di luar mainchain ketika jaringan sedang padat.
Namun, meskipun transaksi dapat berlangsung cepat di lapisan tersebut, penyelesaian akhirnya tetap kembali ke mainchain. Di sinilah transaksi menjadi resmi, permanen, dan aman.
Fungsi Utama Mainchain dalam Ekosistem Blockchain
Mainchain memegang peran sentral dalam keberlangsungan sebuah jaringan blockchain. Berikut ini tiga fungsi utamanya yang paling mudah dipahami.
Penjaga Keamanan dan Desentralisasi
Mainchain berfungsi sebagai pusat keamanan jaringan. Di sinilah ribuan node tersebar memverifikasi data dan memastikan tidak ada transaksi yang dapat dimanipulasi.
Semakin banyak node yang berpartisipasi dan semakin tersebar lokasinya, biasanya semakin kuat tingkat keamanannya.
Desentralisasi ini membuat mainchain tahan terhadap gangguan, termasuk serangan dari pihak yang ingin menguasai atau mengubah data.
Tempat Settlement untuk Layer 2 dan Sidechain
Layer 2 dan sidechain diciptakan untuk mempercepat atau mempermudah transaksi dengan memprosesnya di luar mainchain.
Namun, meskipun transaksi bisa berlangsung jauh lebih efisien di lapisan tersebut, penyelesaian akhirnya tetap harus disetorkan kembali ke mainchain.
Di sini hasil transaksi dicatat sebagai catatan resmi, memastikan setiap aktivitas memiliki rekam jejak yang sah dan dapat diverifikasi.
Arsip Besar Semua Riwayat Transaksi
Mainchain berperan sebagai arsip permanen yang menyimpan seluruh riwayat transaksi sejak blok pertama. Sifat penyimpanan yang tidak dapat diubah membuatnya menjadi sumber transparansi yang dapat diaudit kapan saja.
Hal ini penting karena memberikan kepercayaan bagi pengguna, pengembang, maupun pihak yang membutuhkan bukti transaksi tanpa harus bergantung pada perantara.
Contoh Mainchain Populer di Dunia Crypto
Berbagai jaringan crypto memiliki mainchain masing-masing yang berfungsi sebagai pusat aktivitas dan tempat penyelesaian transaksi resmi. Berikut ini beberapa contoh yang paling dikenal di ekosistem blockchain saat ini.
1.Mainchain Bitcoin dan Hubungannya dengan Lightning Network
Bitcoin merupakan salah satu mainchain paling awal dan paling dikenal. Semua transaksi Bitcoin pada akhirnya harus tercatat di mainchain ini untuk dianggap sah.
Di atasnya, hadir Lightning Network sebagai jalur samping yang memungkinkan transaksi berlangsung lebih cepat dan dengan biaya lebih rendah.
Meskipun aktivitas di Lightning dapat terjadi hampir seketika, penyelesaian akhirnya tetap kembali ke mainchain Bitcoin sebagai catatan permanen.
2.Mainchain Ethereum dan Berbagai Layer 2
Ethereum memiliki mainchain yang menjadi tempat berjalannya smart contract, aplikasi terdesentralisasi, dan berbagai protokol DeFi.
Karena tingginya aktivitas, berbagai solusi layer 2 bermunculan (seperti rollup) yang memproses transaksi di luar mainchain untuk mengurangi beban jaringan.
Namun, semua data atau hasil transaksi dari layer 2 ini akhirnya disetorkan kembali ke Ethereum mainchain agar tercatat secara resmi.
Mainchain di Ekosistem Lain
Selain Bitcoin dan Ethereum, banyak ekosistem lain juga memiliki mainchain inti yang menjadi pusat aktivitas jaringannya.
Misalnya, Solana memiliki mainchain sendiri dengan desain berkecepatan tinggi untuk mendukung transaksi yang padat.
Prinsipnya sama, yaitu setiap ekosistem biasanya memiliki satu mainchain yang menjadi fondasi tempat seluruh transaksi resmi diselesaikan.
Mainchain vs Sidechain vs Layer 2, Bedanya di Mana
Dalam ekosistem blockchain, tidak semua transaksi berjalan pada jalur yang sama. Ada mainchain sebagai fondasi utama, ada sidechain sebagai rantai terpisah, dan ada layer 2 yang dibangun di atas mainchain. Berikut ini perbedaan masing-masingnya.
1.Mainchain
Mainchain adalah rantai utama yang memiliki tingkat keamanan tertinggi. Semua transaksi resmi pada akhirnya dicatat di sini sehingga mainchain menjadi pusat finality sebuah jaringan.
Namun, karena harus memproses segala aktivitas langsung, mainchain sering memiliki batasan, mulai dari ukuran blok hingga jumlah transaksi yang bisa diproses per detik.
2.Sidechain
Sidechain adalah blockchain terpisah yang tetap terhubung ke mainchain melalui mekanisme seperti two–way peg. Rantai ini dapat memiliki aturan konsensus sendiri sehingga fleksibel untuk meningkatkan kecepatan atau efisiensi.
Namun, karena tidak sepenuhnya bergantung pada keamanan mainchain, tingkat keamanannya bisa berbeda. Sidechain diperkenalkan untuk mengatasi hambatan skala pada mainchain, seperti keterbatasan throughput dan efisiensi.
3.Layer 2
Layer 2 adalah solusi penskalaan yang dibangun di atas mainchain, bukan blockchain terpisah. Bedanya dengan sidechain, keamanan layer 2 tetap bergantung pada mainchain.
Contoh paling umum adalah rollup, yang memproses transaksi di luar mainchain lalu mengirimkan data atau bukti transaksi kembali ke mainchain untuk diverifikasi.
Pendekatan ini memungkinkan transaksi berlangsung lebih cepat tanpa mengorbankan keamanan inti.
Dampaknya ke Biaya, Kecepatan, dan Keamanan
Mainchain biasanya lebih lambat dan biaya transaksinya lebih tinggi, tetapi menawarkan keamanan paling kuat. Sidechain dan layer 2 bisa memproses transaksi dengan lebih cepat dan lebih murah karena bebannya lebih ringan.
Namun, masing-masing memiliki kompromi, yaitu sidechain mungkin memiliki tingkat keamanan yang berbeda, sementara layer 2 harus tetap bergantung pada mainchain untuk pencatatan resmi.
Keterbatasan Mainchain yang Perlu Kamu Pahami
Meskipun mainchain menawarkan tingkat keamanan tertinggi, lapisan ini tetap memiliki sejumlah batasan yang mempengaruhi pengalaman pengguna, terutama saat jaringan sedang ramai. Berikut ini beberapa keterbatasannya.
Skalabilitas dan Biaya Transaksi
Salah satu tantangan terbesar mainchain adalah skalabilitas. Ketika jumlah transaksi meningkat tajam, misalnya pada periode bull market, mainchain sering mengalami kemacetan.
Terbatasnya kapasitas pemrosesan membuat transaksi menumpuk sehingga biaya transaksi melonjak dan waktu validasi menjadi lebih lama.
Situasi ini juga berkaitan dengan blockchain trilemma, di mana peningkatan skala sering kali berdampak pada aspek keamanan atau desentralisasi.
Kecepatan Konfirmasi
Setiap mainchain memiliki waktu konfirmasi tertentu sebelum sebuah transaksi dianggap final. Jeda ini penting untuk menjaga keamanan jaringan, tetapi bisa menjadi hambatan bagi pengguna yang menginginkan proses serba cepat.
Pada kondisi jaringan padat, waktu tunggu ini dapat terasa semakin panjang sehingga pengalaman pengguna menjadi kurang efisien.
Risiko Teknis dan Upgrade Jaringan
Mainchain juga dapat menghadapi risiko teknis akibat pembaruan protokol, seperti hard fork atau soft fork. Perubahan besar ini membutuhkan koordinasi antara developer inti dan komunitas agar jaringan tetap stabil.
Ketika terjadi ketidaksepakatan, perubahan aturan jaringan bisa menimbulkan ketidakpastian atau bahkan memecah komunitas. Karena itu, peran komunitas dan pengembang inti sangat penting dalam menjaga keberlanjutan mainchain.
Apa Arti Mainchain untuk Trader dan Investor Ritel
Bagi trader dan investor ritel, memahami mainchain bukan sekadar pengetahuan teknis. Ini adalah bagian penting untuk menilai keamanan aset, menghindari kesalahan transaksi, dan mengoptimalkan biaya maupun kecepatan saat bertransaksi.
Berikut ini adalah tiga hal utama yang paling relevan bagi pengguna sehari-hari yang perlu dipahami.
1.Mengukur Keamanan Aset dari Mainchain-nya
Mainchain yang kuat biasanya menjadi indikator bahwa aset yang berjalan di atasnya juga memiliki tingkat keamanan yang lebih baik.
Semakin mapan reputasi dan semakin panjang rekam jejak mainchain tersebut, semakin kecil kemungkinan terjadinya gangguan, manipulasi, atau kerentanan sistem.
Karena itu, menilai kualitas mainchain adalah salah satu cara sederhana untuk memahami seberapa aman sebuah aset untuk kamu pegang atau transaksikan.
2.Hal yang Sebaiknya Kamu Cek sebelum Transaksi
Sebelum melakukan kirim-terima aset, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan kamu mengetahui jaringan apa yang digunakan, apakah transaksi berlangsung di mainnet tertentu atau melalui jalur alternatif.
Kedua, periksa kondisi biaya transaksi dan tingkat kepadatan jaringan, karena hal ini dapat memengaruhi kecepatan dan biaya akhir.
Selain itu, pastikan wallet dan platform yang kamu gunakan kompatibel dengan jaringan tersebut agar transaksi berjalan aman.
3.Implikasi ke Penggunaan Exchange dan Wallet
Pemilihan jaringan saat deposit atau withdraw punya dampak langsung pada biaya dan waktu pemrosesan. Beberapa jaringan lebih cepat, tetapi sebagian lainnya lebih aman atau lebih murah.
Memahami perbedaan ini membantu kamu mengambil keputusan yang tepat dan menghindari risiko salah kirim aset karena kesalahan tidak dapat dibatalkan di dunia blockchain.
Pengetahuan tentang mainchain membuat kamu lebih siap dalam memilih jalur transaksi yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Cara Memantau Aktivitas Mainchain dengan Tools Sederhana

Memahami kondisi mainchain tidak harus rumit. Ada sejumlah alat sederhana yang bisa membantu kamu melihat bagaimana jaringan berjalan, seberapa padat aktivitasnya, hingga bagaimana kondisi biayanya. Berikut ini cara memantaunya.
1.Mengenal Blockchain Explorer
Blockchain explorer adalah alat yang memungkinkan kamu melihat aktivitas di dalam sebuah blockchain secara langsung. Melalui explorer, kamu bisa memeriksa transaksi, blok baru, hingga alamat wallet tertentu.
Contohnya, Bitcoin bisa dipantau lewat Blockchain.com Explorer, sementara Ethereum bisa dipantau melalui Etherscan. Explorer ini menjadi jendela utama untuk melihat bagaimana mainchain bekerja dari waktu ke waktu.
2.Data On–chain Dasar yang Relevan untuk Pemula
Ada beberapa data on–chain dasar yang cukup mudah dipahami dan bermanfaat sebagai indikator kondisi jaringan. Volume transaksi harian, misalnya, memberi gambaran seberapa aktif jaringan digunakan.
Rata-rata biaya transaksi dapat menunjukkan apakah jaringan sedang padat atau normal.
Sementara itu, jumlah alamat aktif bisa menjadi sinyal umum terkait aktivitas pengguna. Metrik-metrik ini sudah cukup untuk membantu pemula menilai situasi tanpa perlu analisis teknis yang mendalam.
3.Batasan Membaca Data On–chain
Meski berguna, data on–chain tetap memiliki batasan. Tidak semua angka dapat ditafsirkan secara sederhana dan beberapa metrik bisa menyesatkan jika dilihat tanpa konteks.
Karena itu, penting untuk tidak menarik kesimpulan berlebihan hanya dari satu indikator. Menggabungkan beberapa data dan memahami kondisi pasar secara umum akan memberikan gambaran yang jauh lebih akurat.
Kesimpulan
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang mainchain sebagai fondasi blockchain yang sering dilupakan, yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, mainchain adalah fondasi dari seluruh ekosistem blockchain, yaitu sebagai tempat keamanan dijaga, transaksi dicatat, dan finality ditetapkan.
Semua lapisan lain, mulai dari sidechain hingga layer 2, pada akhirnya tetap bergantung pada mainchain untuk pencatatan resmi.
Dengan memahami cara kerja dan peran mainchain, kamu bisa menilai kualitas sebuah jaringan secara lebih objektif.
Wawasan ini juga membantu kamu memilih jalur transaksi yang tepat, memahami potensi risiko, serta menghindari keputusan yang hanya berfokus pada harga aset.
Pada akhirnya, penting bagi setiap pengguna untuk mulai memperhatikan jaringan tempat aset mereka berada.
Bukan hanya grafiknya yang bergerak naik turun, tetapi juga infrastruktur yang memastikan seluruh transaksi berjalan aman dan dapat dipercaya.
Oya, selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apakah setiap blockchain pasti punya mainchain?
Secara umum, ya. Hampir semua blockchain memiliki satu rantai utama yang berfungsi sebagai acuan final untuk seluruh transaksi dan data yang tercatat di jaringan tersebut.
- Apa bedanya mainchain dengan istilah mainnet?
Mainnet adalah jaringan utama suatu blockchain yang sudah beroperasi penuh dan digunakan publik. Sementara itu, mainchain adalah rantai inti di dalam jaringan tersebut—tempat seluruh transaksi divalidasi dan diamankan.
Jadi, mainnet berbicara tentang status jaringan, sedangkan mainchain berfokus pada struktur rantainya.
- Apakah aset di layer 2 lebih berisiko daripada di mainchain?
Risikonya bergantung pada desain, mekanisme keamanan, dan tingkat desentralisasi layer 2 yang digunakan. Namun, secara prinsip, mainchain biasanya memiliki tingkat keamanan tertinggi karena menjadi pusat konsensus dan validasi akhir.
- Apakah pengguna ritel wajib paham detail teknis mainchain?
Tidak perlu paham detail teknis. Mengerti konsep dasar mainchain dan perannya dalam keamanan sudah cukup untuk membantu kamu membuat keputusan yang lebih bijak saat memakai aplikasi atau memindahkan aset.
- Bagaimana cara tahu suatu transaksi sudah aman di mainchain?
Pada umumnya, transaksi dianggap aman setelah memperoleh sejumlah konfirmasi blok.
Jumlahnya berbeda di tiap jaringan, misalnya beberapa blockchain menganggap 1—3 konfirmasi sudah memadai, sementara yang lain merekomendasikan lebih banyak untuk keamanan maksimal.
Author: Boy





Polkadot 9.23%
BNB 0.57%
Solana 4.89%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.22%
Polygon Ecosystem Token 2.17%
Tron 2.83%
Pasar
