Move-to-Earn (M2E): 7 Aplikasi Olahraga yang Bikin Cuan 2025
icon search
icon search

Top Performers

Move-to-Earn (M2E): 7 Aplikasi Olahraga yang Bikin Cuan 2025

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Move-to-Earn (M2E): 7 Aplikasi Olahraga yang Bikin Cuan 2025

Move-to-Earn (M2E): 7 Aplikasi Olahraga yang Bikin Cuan 2025

Daftar Isi

Kamu ingin hidup lebih aktif tanpa harus mengubah jadwal kerja yang padat. Di saat yang sama, kamu juga pengin ada “hadiah” kecil setiap kali selesai jalan pagi atau lari sore. Di sinilah Move-to-Earn (M2E) jadi menarik—konsep aplikasi yang menukar gerakan fisikmu dengan aset kripto atau item digital. 2025 bukan sekadar masa hype: ekosistemnya makin dewasa, perangkat makin pintar, dan model bisnisnya makin beragam. Supaya kamu punya panduan yang utuh, kita akan mengulas konsepnya, cara kerjanya, aplikasinya, hingga peluang dan risiko yang perlu kamu pertimbangkan.

 

Apa itu Move-to-Earn (M2E)?

Sederhananya, M2E adalah model aplikasi yang memberi insentif kripto untuk aktivitas fisik seperti berjalan, jogging, lari, bersepeda, sampai renang. Imbalan ini hadir dalam bentuk token kripto atau NFT di dalam gim/aplikasi. Berbeda dari airdrop yang umumnya sekali jalan, M2E mengalir selama kamu aktif—lebih mirip “kerja dapet poin” ketimbang “hadiah pembuka”.

Setelah tahu gambaran umumnya, pertanyaan berikutnya pasti: apa yang terjadi di balik layar ketika langkahmu diubah jadi token?

 

Bagaimana Cara Kerja M2E?

Agar tidak membingungkan, bayangkan tiga lapis mekanisme yang saling menyambung.

Pertama, pencatatan gerakan. Aplikasi membaca data dari sensor ponsel atau jam tangan pintar—GPS, accelerometer, dan data langkah—untuk memastikan kamu benar-benar bergerak.

Kedua, validasi & ekonomi. Aktivitas yang lolos verifikasi diberi nilai dan dikonversi menjadi token atau item digital; sebagian aplikasi mengharuskan NFT sebagai “tiket masuk”, sebagian lain membebaskanmu mulai gratis.

Ketiga, utilitas. Token yang kamu peroleh bisa disimpan, ditukar, dipakai untuk upgrade item, atau di-stake kripto—semuanya bergantung pada ekonomi tiap aplikasi.

Pondasi ini nantinya membedakan pengalaman antar aplikasi. Sekarang, mari masuk ke daftar tujuh aplikasi M2E yang relevan di 2025—beserta kekuatan, kelemahan, dan siapa yang cocok memakainya.

 

7 Aplikasi Move-to-Earn Terpopuler 2025

Setelah memahami konsep dasar dan cara kerja Move-to-Earn, kini saatnya kamu melihat bagaimana ide ini diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahun 2025 menghadirkan sejumlah aplikasi yang menonjol, baik karena komunitas penggunanya yang masif, model ekonominya yang unik, atau fitur yang terus diperbarui.

Menariknya, tiap aplikasi punya pendekatan berbeda. Ada yang mengandalkan NFT premium seperti STEPN, ada juga yang memilih jalur gratis dengan jangkauan luas seperti Sweat Economy, sementara sebagian lainnya memadukan elemen game, hewan digital, atau olahraga multi-sport. Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa menentukan aplikasi mana yang sesuai dengan gaya hidup dan tujuanmu.

Mari kita ulas satu per satu tujuh aplikasi Move-to-Earn paling populer dan relevan di 2025.

 

1. STEPN (GMT/GST)

Begitu mendengar M2E, banyak orang langsung teringat STEPN. Wajar, karena proyek ini yang mempopulerkan konsep “sepatu NFT” untuk menghasilkan token saat kamu bergerak. Untuk mulai menghasilkan, kamu memang harus memiliki NFT Sneaker—ini yang membuat STEPN berbeda dari aplikasi gratisan. Whitepaper stepn

Kenapa menarik: Pioneer effect, ekosistem fitur lengkap (leveling, perbaikan sneaker, minting), dan komunitas yang besar.

Yang bikin mikir dua kali: Biaya masuk relatif tinggi karena wajib NFT; sensitivitas terhadap volatilitas harga dan isu teknis (anti-cheat, server) bisa mempengaruhi pengalaman pengguna.

Siapa cocok: Pengguna yang paham risiko aset kripto, nyaman dengan konsep NFT, dan ingin “pengalaman game” yang lebih serius.

Kalau STEPN identik dengan NFT premium, kamu mungkin mencari pintu masuk yang ramah pemula. Di sinilah Sweatcoin terasa pas.

 

2. Sweat Economy (Sweatcoin)

Sweatcoin—yang bertransformasi menjadi Sweat Economy—memilih rute tanpa biaya awal: kamu tinggal pasang aplikasi lalu bergerak; ada juga versi premium untuk batas harian lebih besar dan fitur tambahan. Aplikasi ini pernah jadi aplikasi kesehatan paling banyak diunduh, lalu memperkuat sisi kriptonya dengan peluncuran token $SWEAT. 

Kenapa menarik: Barrier to entry rendah, cocok buat siapa pun yang mau mencoba M2E tanpa repot beli NFT.
Yang bikin mikir dua kali: Besaran hadiah biasanya menurun seiring basis pengguna membesar; apresiasi token sangat bergantung pada ekonomi jangka panjang.
Siapa cocok: Pemula total yang menginginkan “jalan dulu, hasil menyusul”, atau pengguna yang lebih suka menukar langkah dengan benefit gaya hidup.

Kamu ingin nuansa yang lebih “gim” dan berinteraksi dengan karakter virtual? Alternatif berikutnya memadukan hewan digital dan rutinitas harianmu.

 

3. Genopets (GENE)

Genopets menautkan gerakanmu dengan perkembangan “hewan digital”—ala Tamagotchi modern—yang tumbuh seiring aktivitas. Modelnya free-to-play: kamu bisa memulai tanpa modal, lalu memperkaya pengalaman lewat item opsional.

Kenapa menarik: Gratis mulai, konsep emosional (merawat dan mengembangkan “pet”), dan kombinasi M2E + GameFi membuat aktivitas terasa lebih personal.

Yang bikin mikir dua kali: Skala ekonominya sangat dipengaruhi keterlibatan pemain; tanpa komunitas aktif, sirkulasi nilai bisa melemah.

Siapa cocok: Pengguna yang suka unsur naratif/gim dan ingin motivasi harian yang terasa “punya teman”.

Kalau Genopets menonjolkan sisi emosional, aplikasi berikutnya menonjolkan fleksibilitas token dan tata kelola.

 

4. Step App (FITFI/KCAL)

Step App mendorong pengalaman “fit-fi” yang komplet dengan dua token: FITFI untuk governance dan KCAL sebagai token utilitas/reward. Ada mode gratis, ada pula akses NFT untuk memperbesar potensi. Ekosistem ini membuat pengembangan fitur seperti staking, marketplace, atau mode lanjutan menjadi mungkin.

Kenapa menarik: Dual-token jelas fungsinya, pengembangan fitur aktif, dan komunitas yang tersegmentasi antara pengguna kasual dan power user.

Yang bikin mikir dua kali: Seperti proyek kripto lain, performa token dan adopsi fitur menentukan nilai riil; kalau partisipasi turun, imbalan ikut menurun.

Siapa cocok: Pengguna yang ingin opsi “bertumbuh” dari gratis ke level lebih serius tanpa berpindah platform.

Sampai di sini kita banyak bicara soal lari/jalan. Bagaimana kalau kamu atlet sepeda, perenang, atau hobi multi-sport? Ada opsi yang lebih pas.

 

5. DEFIT (Digital Fitness)

DEFIT mengusung konsep multi-sport secara native: lari, jalan, sepeda, sampai renang—dan kompatibel dengan beragam wearable populer (Apple Watch, Garmin, Strava, dan seterusnya). Ini membuat pencatatan aktivitas non-lari terasa lebih natural. Aplikasi bisa digunakan gratis, lalu kamu bisa naik kelas dengan fitur dan misi yang lebih kompetitif.

Kenapa menarik: Cakupan olahraga luas dan integrasi perangkat kuat—kamu tak merasa “dipaksa lari” kalau preferensi kamu bersepeda atau berenang.

Yang bikin mikir dua kali: Informasi publik yang detail soal tokenomics dan skala pengguna sering berubah-ubah; kamu perlu memverifikasi update terbaru di kanal resminya.

Siapa cocok: Pengguna yang aktivitasnya dominan di luar lari/jalan, atau yang ingin menghubungkan ekosistem wearable ke reward kripto.

Bila kamu lebih suka mulai gratis tanpa NFT sekalipun, proyek berikutnya bisa jadi “pemanasan” yang menyenangkan.

 

6. MoveZ

MoveZ menawarkan klaim “bisa ikut tanpa harus punya NFT” dengan opsi aktivitas beragam (jalan, lari, renang, indoor/outdoor) serta narasi “burn-to-earn”. Model ini menargetkan adopsi massal sejak awal, lalu mendorong pengguna aktif naik kelas ke fitur lanjutan. 

Kenapa menarik: Ambang masuk rendah dan pilihan aktivitas luas; cocok untuk uji coba M2E tanpa komitmen aset di awal.

Yang bikin mikir dua kali: Jejak ekosistemnya masih berkembang; penting untuk menilai likuiditas token dan kontinuitas update sebelum kamu serius.

Siapa cocok: Pengguna yang ingin mengeksplor M2E secara ringan dengan risiko awal minimal.

Terakhir, kalau kamu suka format “jalan kumpulkan poin lalu main gim singkat”, pilihan berikut ini terasa pas.

 

7. Walken

Walken menghubungkan langkah harianmu dengan karakter NFT bernama CAThletes. Kamu mengumpulkan GEMs dari langkah, lalu memakainya untuk meningkatkan kemampuan karakter dan mengikuti mode permainan. Kombinasi walk-to-play dan earn menjadikannya jembatan ramah pemula ke ekosistem NFT. 

Kenapa menarik: Mekanika sederhana—jalan dulu, main kemudian—membuat kurva belajar terasa ramah.

Yang bikin mikir dua kali: Sama seperti gim Web3 lain, nilai ekonominya dipengaruhi engagement; ketika minat turun, hadiah juga terasa kurang menarik.

Siapa cocok: Pengguna yang suka elemen gim ringan dan ingin “rasa bermain” ketimbang sekadar menghitung token.

Tujuh contoh di atas menunjukkan variasi eksekusi M2E—dari NFT wajib hingga free-to-play lengkap; dari fokus lari hingga multi-sport. Lalu, bagaimana skala pasarnya di 2025 dan seterusnya?

 

Tren & Ukuran Pasar 2025: Seberapa Besar Peluangnya?

Meski metodologi tiap firma riset berbeda, sinyalnya konsisten: pasar M2E tumbuh dua digit per tahun. IMARC memperkirakan nilai pasar sekitar USD 608,2 juta pada 2024 dan berpotensi mencapai USD 2,31 miliar pada 2033 (CAGR ~16%). Grand View Research mengestimasi USD 669,9 juta pada 2024 dengan CAGR ~17,7% (2025–2030). Angka-angka ini selaras dalam satu hal: pertumbuhan bertahap yang kuat, ditopang penetrasi smartphone/wearable, minat kesehatan, serta integrasi blockchain ke program wellness. 

Peluangnya menarik, tapi kamu tetap perlu memahami sisi yang jarang dibahas: risiko dan tantangan operasional.

 

Risiko, Tantangan, dan Hal yang Perlu Kamu Antisipasi

Biaya awal—khusus aplikasi dengan NFT wajib—bisa jadi penghalang; jika harga aset turun saat kamu baru mulai, motivasi ikut terdampak. Volatilitas token juga bisa menggerus nilai hadiah jika pasar melemah. Di sisi lain, keberlanjutan ekonomi aplikasi sangat bergantung pada arus pengguna dan desain tokenomics; ketidakseimbangan pasokan-permintaan cepat terasa dalam penurunan reward. Terakhir, privasi & keamanan data tetap penting: aplikasi mengumpulkan lokasi/aktivitas fisik, sehingga kamu harus bijak mengatur izin dan meninjau praktik keamanan pihak penyedia. Untuk konteks umum, liputan analitis juga menyorot tantangan adopsi massal dan fluktuasi kripto yang mempengaruhi minat pengguna. TIME

Setelah mempertimbangkan peluang dan risikonya, kamu mungkin bertanya: “Mana yang paling cocok buat aku?” Berikut panduan praktisnya.

 

Panduan Memilih: Mana yang Cocok Buat Kamu?

Mulailah dari profil aktivitas. Jika kamu rutin lari/jalan dan siap investasi awal, STEPN memberi pengalaman paling “game-like”. Jika kamu ingin mulai gratis, Sweat Economy atau Genopets nyaman untuk eksplorasi. Untuk multi-sport yang terhubung ke wearable, DEFIT terasa natural. Bila kamu mencari ambang masuk paling rendah, MoveZ dan Walken bisa jadi start yang ringan.

Lalu, cek tujuanmu: mau sekadar motivasi sehat, hiburan ala gim, atau eksplorasi ekosistem kripto? Pilihan berbeda memberi kombinasi manfaat yang berbeda pula. Terakhir, pantau update resmi (fitur, tokenomics, kampanye) karena perubahan kecil di desain ekonomi sering berdampak besar pada pengalaman pengguna.

Dengan bekal ini, kamu bisa menilai secara jernih sebelum mengunduh dan memulai.

 

Kesimpulan

M2E menawarkan sesuatu yang sederhana namun kuat: gerakan harianmu tidak lagi berhenti di angka langkah—ia bisa berubah menjadi aset digital dengan nilai. Di 2025, pendekatannya makin variatif: ada yang serius dengan NFT dan tata kelola token, ada pula yang ramah pemula dan gratis. Pilihannya kembali ke kebutuhanmu. Kalau kamu ingin hidup lebih aktif sambil memahami risiko kripto, M2E patut dicoba. Pada akhirnya, langkah kecil yang konsisten lebih berharga daripada niat besar yang tak pernah dieksekusi—dan kalau setiap langkah bisa memberi imbalan, kamu punya alasan ekstra untuk bergerak hari ini.

 

Itulah informasi menarik tentang Move to Earn (M2E) yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow IG Indodax

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu Move-to-Earn (M2E)?
M2E adalah model aplikasi yang memberi imbalan kripto atau item digital berdasarkan aktivitas fisik yang terverifikasi. Imbalan berjalan selama kamu aktif, berbeda dengan airdrop yang cenderung sekali jalan.

2. Bagaimana cara kerja M2E secara teknis?
Aplikasi membaca data gerak dari sensor; aktivitas valid diberi nilai; token atau item digital diberikan sesuai aturan ekonomi internal. Sebagian aplikasi membutuhkan NFT sebagai tiket, sebagian lagi tidak.

3. Apa bedanya M2E dengan Play-to-Earn (P2E) dan airdrop?
P2E menukar aktivitas bermain gim dengan hadiah; airdrop umumnya kampanye insentif sekali waktu; M2E menukar gerakan fisik dengan imbalan selama kamu aktif.

4. Apakah M2E gratis?
Banyak yang gratis atau freemium (Sweat Economy, Genopets, DEFIT, Walken, MoveZ). Ada juga yang wajib NFT seperti STEPN. Pastikan membaca syarat tiap aplikasi.

5. Seberapa besar pasar M2E saat ini?
Estimasi 2024 berada di kisaran USD ~600–670 juta dengan proyeksi tumbuh dua digit hingga 2030/2033, tergantung metodologi riset.

6. Apa risiko utamanya?
Biaya masuk (untuk aplikasi NFT), volatilitas harga token, keberlanjutan ekonomi aplikasi, serta isu privasi/keamanan data lokasi dan aktivitas.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Altcoin,Blockchain,NFT

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.79%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.27%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.97%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
API3/IDR
API3
24.750
76.79%
LEVER/IDR
LeverFi
3
50%
KOK/IDR
Kok
3
50%
BICO/IDR
Biconomy
2.149
33.31%
GXC/IDR
GXChain
13.200
29.54%
Nama Harga 24H Chg
DEFI/IDR
DeFi
33
-32.65%
VSYS/IDR
v.systems
6
-25%
UCJL/IDR
Utility Cj
35.752
-18.02%
W3F/IDR
Web3Fronti
438.750
-14.56%
ISLM/IDR
Islamic Co
303
-13.43%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Move-to-Earn (M2E): 7 Aplikasi Olahraga yang Bikin Cuan 2025

Kamu ingin hidup lebih aktif tanpa harus mengubah jadwal kerja

Cloud Mining 2025: Cara Kerja, Risiko, dan Untungnya

Beberapa tahun lalu, cloud mining sempat dianggap sebagai "jalan pintas"

BBMA OA: Strategi Trading Populer ala Oma Ally

Banyak trader kripto seringkali terjebak dalam kebingungan membaca ratusan indikator