Ketika kamu mulai menjelajahi dunia trading margin di kripto, salah satu keputusan penting yang harus diambil adalah memilih jenis margin yang digunakan: cross margin atau isolated margin.
Kedua sistem ini memiliki logika, manfaat, dan risiko yang berbeda. Dengan memahami perbedaan mendasar antara keduanya, kamu bisa menentukan strategi yang lebih tepat sesuai dengan gaya trading dan toleransi risiko.
Apa Itu Cross Margin?
Cross margin adalah sistem margin di mana seluruh saldo margin yang ada di akun trading digunakan untuk mendukung posisi terbuka. Dengan kata lain, modal yang tersedia tersebar dan saling terhubung antara posisi-posisi yang ada. Jika salah satu posisi hampir terkena likuidasi, margin tambahan dari saldo bebas atau posisi lain akan otomatis dialokasikan untuk menopangnya.
Hal ini memberikan fleksibilitas lebih tinggi bagi trader, karena mereka tidak harus mengelola margin secara terpisah untuk setiap posisi. Namun, fleksibilitas ini juga berarti risiko lebih besar: kerugian pada satu posisi bisa “menggerogoti” seluruh saldo akunmu.
Artikel Menarik Lainnya Untuk Kamu Baca: Margin Bebas: Panduan Trading Leverage & Kripto
Apa Itu Isolated Margin?
Berbeda dengan cross margin, isolated margin membatasi penggunaan margin hanya pada posisi tertentu. Trader menentukan jumlah margin spesifik untuk satu posisi, dan jika posisi tersebut rugi hingga mendekati batas likuidasi, hanya margin yang dialokasikan itulah yang hilang.
Sistem ini memberikan kendali penuh kepada trader untuk membatasi potensi kerugian, sehingga kerugian tidak merembet ke seluruh saldo akun. Kekurangannya, jika pasar bergerak berlawanan dengan posisi dan margin yang ditetapkan tidak cukup, posisi bisa cepat terlikuidasi meskipun masih ada saldo cadangan di akun.
Perbedaan Utama Cross dan Isolated Margin
Untuk memahami lebih jelas, berikut perbedaan utamanya:
- Lingkup Margin:
- Cross margin menggunakan seluruh saldo akun.
- Isolated margin hanya menggunakan margin yang sudah ditentukan untuk satu posisi.
- Fleksibilitas:
- Cross margin lebih fleksibel, karena saldo akun bisa dialokasikan secara otomatis ke posisi lain.
- Isolated margin lebih kaku, margin tidak bergerak keluar dari batas yang sudah ditetapkan.
- Risiko:
- Cross margin berisiko tinggi karena kerugian di satu posisi bisa memengaruhi seluruh akun.
- Isolated margin risikonya lebih terkendali, hanya terbatas pada posisi yang dipilih.
- Manajemen:
- Cross margin mempermudah manajemen margin.
- Isolated margin menuntut trader lebih disiplin dalam mengatur margin per posisi.
Keunggulan Cross Margin
- Mencegah Likuidasi Cepat
Karena seluruh saldo akun bisa dipakai, posisi lebih tahan terhadap fluktuasi harga yang ekstrem. - Praktis untuk Trader Aktif
Trader yang membuka banyak posisi sekaligus sering memilih cross margin karena tidak perlu memikirkan alokasi margin manual. - Optimal untuk Trader Berpengalaman
Cross margin cocok bagi mereka yang memahami manajemen risiko kompleks, dan berani mengorbankan sebagian saldo untuk mempertahankan posisi besar.
Risiko Cross Margin
- Kerugian Menyebar
Jika satu posisi rugi besar, bisa menyeret habis seluruh saldo akun. - Kurangnya Batasan
Tanpa batas jelas, trader bisa kehilangan kendali, apalagi jika terjadi volatilitas ekstrem di pasar kripto. - Meningkatkan Risiko Emosional
Trader bisa terjebak menahan posisi rugi lebih lama karena sistem ini otomatis menopang posisi dengan dana tambahan.
Keunggulan Isolated Margin
- Kontrol Risiko Lebih Ketat
Kerugian hanya terbatas pada margin yang dialokasikan, sehingga saldo utama tetap aman. - Cocok untuk Pemula
Trader baru bisa belajar mengelola risiko dengan aman, tanpa takut seluruh saldo akun hilang. - Strategi Eksperimen
Isolated margin memungkinkan trader untuk mencoba strategi baru tanpa mempertaruhkan seluruh modal.
Risiko Isolated Margin
- Likuidasi Lebih Cepat
Jika margin terlalu kecil, posisi cepat terlikuidasi meski saldo akun masih mencukupi. - Manajemen Lebih Rumit
Trader harus secara aktif memantau dan menambahkan margin jika ingin mempertahankan posisi. - Membatasi Potensi Profit
Karena margin terbatas, ruang untuk bertahan dalam fluktuasi harga menjadi lebih kecil.
Kapan Menggunakan Cross Margin?
Cross margin lebih tepat digunakan ketika:
- Kamu memiliki pengalaman tinggi dalam trading margin.
- Punya keyakinan kuat terhadap arah pasar.
- Membuka banyak posisi yang saling berkaitan dan ingin efisiensi margin.
Contoh: Seorang trader profesional yang membuka posisi long pada BTC dan ETH sekaligus mungkin memilih cross margin agar kedua posisi bisa saling menopang.
Kapan Menggunakan Isolated Margin?
Isolated margin cocok ketika:
- Kamu masih pemula di trading margin.
- Ingin membatasi kerugian pada satu posisi.
- Sedang menguji strategi baru dengan dana terbatas.
Contoh: Trader pemula ingin mencoba short pada altcoin tertentu tanpa risiko saldo utamanya terkuras.
Strategi Menggabungkan Keduanya
Beberapa trader memilih memanfaatkan kedua jenis margin secara bersamaan. Misalnya, menggunakan isolated margin untuk altcoin yang volatil, sambil mengandalkan cross margin pada aset besar seperti BTC atau ETH. Strategi kombinasi ini membantu menjaga keseimbangan antara potensi profit dan risiko.
Kesimpulan
Memahami perbedaan cross margin dan isolated margin adalah langkah penting sebelum terjun ke trading margin kripto. Cross margin menawarkan fleksibilitas dan perlindungan lebih lama dari likuidasi, tapi risikonya bisa meluas ke seluruh saldo akun. Sebaliknya, isolated margin membatasi risiko pada posisi tertentu, meskipun potensi likuidasi bisa lebih cepat.
Pilihan terbaik tergantung pada profil risiko, pengalaman, serta strategi trading kamu. Jika pemula, mulailah dengan isolated margin. Namun jika sudah berpengalaman dan ingin fleksibilitas, cross margin bisa jadi pilihan utama.
Itulah informasi menarik tentang Cross Margin vs Isolated Margin: Perbedaan dan Risiko yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa perbedaan utama cross margin dan isolated margin?
Cross margin menggunakan seluruh saldo akun, sedangkan isolated margin hanya menggunakan margin yang ditentukan untuk satu posisi. - Mana yang lebih aman untuk pemula?
Isolated margin lebih aman karena membatasi kerugian hanya pada posisi tertentu. - Apakah cross margin bisa menyebabkan seluruh saldo hilang?
Ya, karena kerugian dari satu posisi bisa memengaruhi seluruh akun. - Bisakah cross margin dan isolated margin digunakan bersamaan?
Bisa. Trader bisa memilih cross margin untuk aset besar, dan isolated margin untuk aset yang lebih volatil. - Mana yang lebih cocok untuk strategi jangka panjang?
Cross margin sering digunakan untuk jangka panjang karena lebih tahan fluktuasi, tetapi tetap perlu manajemen risiko yang baik.
Author: EH