Memahami Stagflasi: Cara Mengatasinya
icon search
icon search

Top Performers

Menjelaskan Stagflasi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana ?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Menjelaskan Stagflasi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana ?

stagflasi

Daftar Isi

Di tengah ketidakpastian ekonomi global belakangan ini, salah satu hal yang penting untuk dicermati adalah stagflasi. Kondisi ini pada dasarnya dapat mempengaruhi berbagai aset, termasuk aset kripto. 

Karena itu, penting untuk memahami konsep stagflasi dan implikasinya dalam investasi agar dapat mengelola risiko investasi secara efektif.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang stagflasi, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Stagflasi?

apa itu stagflasi

Stagflasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi ketika terjadi kombinasi antara stagnasi ekonomi atau pertumbuhan ekonomi yang rendah dengan inflasi yang tinggi. 

Sementara itu, stagnasi ekonomi adalah situasi saat pertumbuhan ekonomi sebuah negara melambat atau bahkan berhenti dalam jangka waktu yang signifikan.

Istilah stagflasi adalah gabungan dari kata “stagnasi” yang berarti ketidakmampuan untuk tumbuh atau berkembang serta “inflasi” yang mengacu pada kenaikan umum dan terus-menerus dalam tingkat harga barang dan jasa.

Pada situasi stagflasi, pertumbuhan ekonomi melambat atau bahkan berhenti, sementara harga barang dan jasa terus naik. 

Hal itu menciptakan kombinasi yang sulit sebab biasanya dalam kondisi normal pertumbuhan ekonomi yang rendah atau stagnan akan mempengaruhi tingkat inflasi sehingga harga-harga akan cenderung stabil atau bahkan turun.

Namun, dalam kasus stagflasi, terjadi kombinasi yang tidak lazim antara pertumbuhan ekonomi yang melambat atau stagnan dengan inflasi yang tinggi.

Faktor Penyebab Stagflasi

Mengetahui faktor penyebab stagflasi pada dasarnya akan membantu untuk memahami dan mengatasi kondisi ekonomi yang sulit tersebut.

Di samping itu, memahami faktor penyebab stagflasi penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, merumuskan kebijakan yang tepat, mengidentifikasi indikator ekonomi yang relevan, dan memahami konsekuensi sosial dan politik yang mungkin terjadi. 

Dengan demikian, pengetahuan tentang faktor penyebab stagflasi sejatinya dapat membantu menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks ini dengan lebih efektif.

Berikut ini beberapa faktor penyebab stagflasi yang perlu diketahui, antara lain:

1. Penurunan permintaan global

Penurunan permintaan global terjadi saat negara-negara utama atau pasar utama menghadapi perlambatan ekonomi atau resesi.

Hal itu pun mengakibatkan permintaan terhadap barang dan jasa menurun secara signifikan.

Dampaknya bisa sangat luas terhadap perekonomian global, termasuk negara-negara yang bergantung pada ekspor untuk pertumbuhan ekonomi mereka.

Penurunan permintaan global dapat menyebabkan stagflasi karena disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya penurunan ekspor, penurunan harga komoditas, penurunan investasi asing langsung (FDI), dan depresiasi mata uang.

2. Krisis keuangan

Krisis keuangan terjadi saat sistem keuangan suatu negara mengalami gangguan serius yang dapat berdampak negatif pada ekonomi secara keseluruhan.

Adapun krisis keuangan bisa menyebabkan stagflasi karena terjadinya penurunan investasi dan konsumsi, kredit yang sulit didapat, penurunan pendapatan dan lapangan kerja, inflasi yang tinggi, dan ketidakstabilan mata uang.

3. Perubahan struktural dalam perekonomian

Perubahan struktural terjadi ketika terjadi pergeseran signifikan dalam struktur dan komposisi perekonomian suatu negara. 

Beberapa hal terkait perubahan struktural dalam perekonomian yang dapat menyebabkan stagflasi, antara lain, perubahan dalam sektor industri, pengangguran struktural, teknologi dan otomatisasi, pertumbuhan populasi yang melambat, serta perubahan kebijakan ekonomi.

4. Kebijakan moneter dan fiskal yang tidak tepat

Ketika kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah dan bank sentral tidak sesuai dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya, bisa terjadi kombinasi stagnasi ekonomi dengan inflasi yang tinggi. 

Beberapa hal terkait kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang tidak tepat dapat menyebabkan stagflasi.

Misalnya kebijakan moneter yang terlalu akomodatif, kebijakan fiskal yang tidak seimbang, kurangnya koordinasi kebijakan moneter dan fiskal, ketidakpastian kebijakan, serta kebijakan proteksionis.

Dampak Stagflasi

dampak stagflasi

Memahami dampak stagflasi sangat penting sebab bisa memberikan wawasan terkait bagaimana kondisi ekonomi yang kompleks ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan ekonomi dan sosial.

Pada dasarnya, pemahaman akan dampak stagflasi membantu pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku ekonomi dalam mengidentifikasi solusi dan mengadopsi kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

Dalam merespons stagflasi, diperlukan kebijakan ekonomi yang seimbang, termasuk kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, restrukturisasi sektor ekonomi, dan langkah-langkah untuk mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Berikut ini beberapa dampak stagflasi yang perlu diketahui, di antaranya:

1. Menurunnya daya beli masyarakat

Salah satu dampak signifikan dari stagflasi adalah menurunnya daya beli masyarakat. 

Stagflasi ditandai oleh kombinasi stagnasi ekonomi dan inflasi yang tinggi yang berdampak langsung pada daya beli individu dan rumah tangga. 

Stagflasi bisa menyebabkan penurunan daya beli masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya harga barang dan jasa yang naik, penurunan pendapatan riil, pengurangan lapangan kerja, ketidakpastian ekonomi, dan pengurangan kesejahteraan sosial.

2. Menurunnya investasi dari dalam dan luar negeri

Dampak lainnya dari stagflasi, yaitu menurunnya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. 

Stagflasi menciptakan kondisi ekonomi yang tidak stabil dan tidak menarik bagi para investor sehingga menghambat aliran investasi.

Hal-hal yang menyebabkan investasi menurun akibat stagflasi, antara lain, ketidakpastian ekonomi, kurangnya prospek pertumbuhan, risiko inflasi tinggi, tekanan keuangan pada perusahaan, dan ketidakpastian kebijakan.

3. Menurunnya produksi dan lapangan kerja

 Dampak stagflasi yang signifikan adalah penurunan produksi dan lapangan kerja dalam perekonomian. 

Kombinasi stagnasi ekonomi dan inflasi yang tinggi dapat memiliki konsekuensi serius terhadap produksi dan tenaga kerja.

Beberapa dampak yang mungkin terjadi, antara lain, penurunan produksi, pemutusan hubungan kerja (PHK), kurangnya investasi dan inovasi, menurunnya daya beli konsumen, dan ketidakstabilan sosial.

4. Meningkatnya utang pemerintah

Salah satu dampak stagflasi yang mungkin terjadi adalah meningkatnya utang pemerintah. 

Stagflasi menciptakan kondisi ekonomi yang sulit dengan penurunan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang tinggi. 

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan meningkatnya utang pemerintah dalam situasi stagflasi, yaitu pendapatan yang menurun, penurunan dalam kepatuhan pajak, kebutuhan untuk stimulus ekonomi, biaya bunga yang lebih tinggi, dan kondisi pasar keuangan yang buruk.

Cara dan Langkah yang Dapat Diambil untuk Mengatasi Stagflasi

Pemahaman tentang cara dan langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stagflasi adalah penting dalam menghadapi kondisi tersebut. 

Di samping itu, juga penting untuk dicatat bahwa setiap negara memiliki konteks ekonomi dan tantangan yang berbeda sehingga langkah-langkah yang harus diambil dapat bervariasi.

Adapun keberhasilan dalam mengatasi stagflasi membutuhkan pendekatan yang terkoordinasi dan berkelanjutan antara bank sentral, pemerintah, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya.

Berikut ini beberapa cara dan langkah yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Merampingkan birokrasi

 Merampingkan birokrasi adalah salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stagflasi. 

Beberapa cara dan langkah yang dapat dilakukan untuk merampingkan birokrasi, di antaranya evaluasi kebijakan dan regulasi, pemangkasan birokrasi, penyederhanaan prosedur bisnis, digitalisasi dan e-government, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, serta pelatihan dan pengembangan SDM.

Merampingkan birokrasi adalah upaya jangka panjang yang membutuhkan komitmen pemerintah, kerja sama antar instansi, serta partisipasi aktif dari sektor swasta dan masyarakat.

Dengan merampingkan birokrasi, diharapkan proses administrasi menjadi lebih efisien, biaya pengeluaran berkurang, dan investasi serta pertumbuhan ekonomi dapat didorong dengan lebih baik.

2. Memberikan insentif kepada industri untuk meningkatkan produksi

Memberikan insentif kepada industri untuk meningkatkan produksi adalah salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stagflasi.

Beberapa cara dan langkah yang dapat dilakukan dalam memberikan insentif kepada industri, yaitu pemotongan pajak, stimulus fiskal, fasilitas dan infrastruktur, pendanaan dan kredit, peningkatan kolaborasi, serta peningkatan keterampilan tenaga kerja.

3. Mengendalikan pengeluaran pemerintah

Mengendalikan pengeluaran pemerintah adalah salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stagflasi.

Sejumlah beberapa cara dan langkah yang dapat dilakukan dalam mengendalikan pengeluaran pemerintah adalah kebijakan penghematan, reformasi subsidi, pengurangan defisit anggaran, peningkatan efisiensi birokrasi, pemantauan dan pengawasan anggaran, serta prioritas pengeluaran.

4. Menstabilkan nilai tukar mata uang

Menstabilkan nilai tukar mata uang juga menjadi salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stagflasi.

Beberapa cara dan langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai stabilitas nilai tukar mata uang, antara lain, kebijakan moneter yang ketat, intervensi mata uang, kebijakan fiskal yang disiplin, peningkatan ekspor dan diversifikasi ekonomi, stabilisasi ekonomi makro, dan kerjasama internasional.

5. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi inflasi

Mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi inflasi adalah tujuan yang saling terkait dalam mengatasi stagflasi. 

Beberapa cara dan langkah yang bisa dilakukan untuk mencapai kedua tujuan tersebut, yaitu kebijakan moneter yang akomodatif, kebijakan fiskal yang stimulatif, reformasi struktural, investasi dalam riset dan inovasi, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan kebijakan anti-inflasi.

Pengaruh Stagflasi terhadap Pasar Aset

Pada dasarnya, stagflasi dapat mempengaruhi pasar aset, termasuk aset kripto.

Maka dari itu, memahami pengaruh stagflasi terhadap pasar aset sangat penting karena kondisi stagflasi bisa berdampak signifikan terhadap nilai dan kinerja berbagai jenis aset kripto.

Pada kondisi inflasi yang tinggi, aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum dapat menjadi pilihan bagi beberapa investor sebagai bentuk perlindungan terhadap inflasi. 

Beberapa alasan aset kripto bisa dianggap sebagai perlindungan terhadap inflasi adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan pasokan

Bitcoin dan Ethereum memiliki pasokan yang terbatas. Bitcoin, misalnya, dibatasi hingga maksimum 21 juta koin, sedangkan Ethereum memiliki rencana untuk beralih ke model “burning” yang dapat mengurangi pasokan.

Keterbatasan pasokan ini berarti bahwa tidak seperti mata uang tradisional yang dapat dicetak lebih banyak oleh pemerintah, pasokan aset kripto ini tidak dapat diperluas dengan mudah. 

Dalam kondisi inflasi tinggi, ketika mata uang fiat bisa mengalami depresiasi nilai, aset kripto dengan pasokan yang terbatas dapat memberikan perlindungan terhadap penurunan nilai.

2. Desentralisasi

Aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum didesain untuk beroperasi secara desentralisasi, tanpa campur tangan pemerintah atau lembaga keuangan. 

Karakteristik itu memberikan kepercayaan kepada investor bahwa nilai aset kripto tidak akan terdampak oleh kebijakan moneter atau keputusan pemerintah yang mungkin memicu inflasi.

Dengan begitu, investor melihat aset kripto sebagai alternatif yang lebih aman dalam melindungi nilai kekayaan mereka.

3. Permintaan global

Bitcoin dan Ethereum adalah aset digital yang dapat diakses secara global. 

Permintaan terhadap aset kripto ini tidak terbatas pada satu negara atau wilayah tertentu sehingga faktor-faktor inflasi yang terjadi di suatu negara tidak secara langsung mempengaruhi nilai aset kripto secara keseluruhan.

Adapun permintaan global yang kuat dapat menjaga stabilitas atau meningkatkan nilai aset kripto dalam kondisi inflasi.

Namun, pada kondisi stagnasi ekonomi, investor cenderung mencari aset yang lebih stabil dan aman seperti obligasi pemerintah atau emas.

Obligasi pemerintah dianggap sebagai aset yang relatif stabil karena dianggap memiliki risiko kredit yang rendah. 

Ketika terjadi stagnasi ekonomi, obligasi pemerintah seringkali dianggap lebih aman karena pemerintah memiliki kemampuan untuk membiayai kewajiban utangnya melalui kekuatan pajak dan kemampuan cetak uang. 

Obligasi pemerintah pun memiliki jangka waktu yang tetap dan tingkat pengembalian yang dijamin, yang dapat memberikan stabilitas bagi investor dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, emas memang sudah lama dianggap sebagai aset safe haven selama periode ketidakpastian ekonomi. 

Nilai emas cenderung bertahan atau bahkan meningkat selama stagnasi ekonomi karena emas memiliki sifat intrinsik sebagai logam mulia yang langka dan tahan terhadap inflasi.

Emas juga dianggap sebagai lindung nilai terhadap fluktuasi mata uang dan ketidakstabilan pasar keuangan. 

Maka dari itu, investor sering memilih untuk mengalokasikan sebagian dari portofolio mereka ke dalam emas untuk mengurangi risiko selama periode stagnasi ekonomi.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, stagflasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya penurunan permintaan global, krisis keuangan,  perubahan struktural dalam perekonomian, dan kebijakan moneter dan fiskal yang tidak tepat.

Stagflasi juga akan mempengaruhi pasar aset termasuk aset kripto dengan beberapa dampak, antara lain,  volatilitas harga yang tinggi, penurunan nilai aset kripto, dan  sentimen pasar yang negatif.

Meski demikian, pasar aset kripto pun memiliki karakteristik dan dinamika unik sebab ketika terjadi kondisi inflasi tinggi, beberapa investor mungkin melihat aset kripto sebagai perlindungan terhadap inflasi.

Negara yang mengalami stagflasi dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kondisi ini dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Beberapa langkah yang bisa diambil dalam hal ini, antara lain, kebijakan fiskal yang tepat, kebijakan moneter yang tepat, reformasi struktural, dan menjaga stabilitas politik.

Pada saat terjadi stagnasi ekonomi atau ketidakpastian yang tinggi, investor lazimnya akan cenderung mencari aset yang lebih stabil dan aman.

Pasalnya, mereka ingin melindungi nilai kekayaan mereka dari fluktuasi yang tinggi dan risiko yang terkait dengan pasar yang tidak stabil. 

Beberapa jenis aset yang umumnya dicari oleh investor dalam situasi ini termasuk obligasi pemerintah, emas, obligasi perusahaan berkualitas tinggi, dividen saham, dan properti.

Nah, sekarang kamu sudah paham apa itu stagflasi, penyebabnya, dan cara untuk mengatasinya.

Selanjutnya, kamu bisa membaca artikel menarik lainnya seperti hiperinflasi dan juga pengertian tentang apa itu GDP di INDODAX Academy.

Yuk, belajar tentang dunia aset digital sekarang juga!

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Mengenal Lebih Dekat MIR4 NFT: Aset Digital Unik dalam Dunia MMORPG
30/08/2023
Mengenal Lebih Dekat MIR4 NFT: Aset Digital Unik dalam Dunia MMORPG

Jelajahi dunia MIR4 NFT dalam MMORPG. Pelajari tentang aset digital unik, perdagangan, dan dampaknya pada pengalaman bermain

30/08/2023
Memahami Konsep Asset Under Management (AUM) dalam Investasi
29/08/2023
Memahami Konsep Asset Under Management (AUM) dalam Investasi

Telusuri peran penting AUM dalam mengukur pertumbuhan pasar dan tingkat kepercayaan investor di dunia aset kripto yang dinamis selengkapnya di Indodax Academy

29/08/2023
Merit Circle (MC) Kini Hadir di INDODAX!

Menyambut bulan Agustus, aset kripto (MC) coin akan hadir di INDODAX. Jadi jangan lewatkan kesempatan ini dan temukan informasi selengkapnya di sini!