Tak Lama Lagi, Tonga Adopsi BTC Ikuti Langkah El Salvador

Tonga adopsi BTC (Bitcoin)? Jawabannya: tak lama lagi. Sebuah negara di Kepulauan Pasifik ini memang santer disebut-sebut bakal mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah mereka.

Hal itu sebagai upaya mengikuti langkah negara El Salvador yang sudah lebih dulu terjun ke penggunaan aset kripto ini sebagai alat pembayaran. Sebelumnya, El Salvador memang sudah meresmikan penggunaan mata uang Bitcoin sebagai alat pembayaran.

Adapun langkah yang diambil oleh salah satu negara di Amerika Tengah ini juga langsung memicu pertumbuhan “Bitcoinization” berikutnya. El Salvador sendiri mengadopsi BTC sebagai alat pembayaran yang sah dengan pertimbangan atau dorongan utama yang disebabkan oleh kasus penggunaan pengiriman uang.

Seperti diketahui pula, nilai mata uang kripto sendiri dalam beberapa waktu terakhir terus meningkat secara perlahan. Karena itu, mulai banyak orang yang memilih untuk punya aset berupa mata uang digital tersebut. Tak ayal, kejahatan pun mengintai di balik hal itu. Lantas, El Salvador pun melegalkan penggunaan BTC sebagai alat pembayaran yang sah di negara mereka.

Di sisi lain, meski kehadiran mata uang kripto, yaitu Bitcoin dan lain-lain, memang masih menjadi polemik sampai sekarang, tetapi minat untuk menjadikannya sebagai alat pembayaran yang saha mulai ditunjukkan oleh banyak negara, salah satunya Tonga.

Yuk, simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui langkah negara Tonga dalam mengadopsi Bitcoin.

Tonga Adopsi BTC Tahun Ini

Hal ini berawal dari cuitan alias tweet dari mantan anggota parlemen untuk Tonga, Lord Fusitu’a, di Twitter pada Rabu, 12 Januari 2022, lalu. Dalam tweet-nya itu, Lord Fusitu’a berbagi pendekatan play-by-play untuk mengadopsi BTC sebagai alat pembayaran yang sah. 

Pada serangkaian tweet itu, Lord Fusitu’a pun merilis ETA untuk Bitcoin menjadi alat pembayaran yang sah di negaranya. Langkah itu nantinya bisa mengirim lebih dari 100.000 Bitcoin ke jaringan Tonga, seperti disalin dari buku pedoman El Salvador.

Ketua Organisasi Global Anggota Parlemen Melawan Korupsi ini menggambarkan jalur adopsi pada rencana 5 poinnya. Kemudian, pada komentar tindak lanjut, Fusitu’a menyebut bahwa Rancangan Undang-Undang tersebut “dimodelkan dan hampir identik dengan RUU El Salvador.”

Pengumuman ini sekaligus memberikan pertanyaan, prediksi, dan kegembiraan langsung dari Bitcoin Twitter sebelum Tonga meluruskannya. Dengan antusias, ia menjawab bahwa garis waktu untuk BTC menjadi tender legal dapat berlangsung pada awal November atau Desember tahun ini.

“Boom! Itu kita, saudaraku!” cuitnya. Ia pun pada tahun lalu secara luas berspekulasi bahwa negaranya bakal menjadi salah satu wilayah berikutnya di dunia yang mengadopsi BTC sebagai alat pembayaran yang sah.

Puncak dari spekulasi itu terjadi usai tayangnya podcast Lord Fusitu’a dengan Bitcoiner bernama Peter McCormack yang berbasis di Bedford. Sepanjang percakapan, Lord Fusitu’a berbagi cerita soal kasus pengiriman uang, sebagai upaya untuk mengadopsi BTC sebagai alat pembayaran yang sah. Menurutnya, langkah adopsi ini bakal memprovokasi pasar.

“Peningkatan pendapatan sekali pakai sebesar 30 persen. Dengan tambahan 30 persen, beberapa (orang) akan menyimpannya daripada memasukkannya ke dalam ekonomi dan menumpuk sats,” katanya.

Tonga sendiri merupakan negara kepulauan terpencil yang bergantung pada pengiriman uang dari negara-negara lain, termasuk Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Dalam perkiraaan International Finance Corporation, Tonga menerima lebih banyak pendapatan dari pengiriman uang ketimbanga negara lain di dunia. Bahkan, hal itu berkontribusi sampai dengan 30 persen dari pendapatan rumah tangga di sana.

Di samping itu, meski jumlah penduduk Tonga hanya enam angka, diaspora mereka diketahui sangat luas. Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, populasi Tonga yang tinggal di luar negeri diperkirakan mencapai angka 126.000 jiwa, dengan jumlah orang keturunan Tonga yang tinggal di Australia menyentuh angka 18.000 jiwa.

Ditambahkan Fusitu’a, selain soal pengiriman uang, Tonga juga membawa keuntungan domestik untuk mengadopsi protokol open-source. Ia pun mengaku setuju bahwa Tonga mampu menciptakan ekonomi sirkular Bitcoin dan itu menjadi salah satu dari beberapa contoh “di mana sebuah tempat menjadi kepulauan dengan kerajaan kecil yang didalamnya memiliki penduduk dengan banyak keuntungan”.

Saat infrastruktur internet di pulau-pulau tersebut dipertanyakan, Tonga sendiri mengklaim bahwa tingkat penetrasi internet dan smartphone di sana melebihi angka 90%. Mengacu pada angka terbaru Bank Dunia, kendati dari lima tahun lalu pada 2017, Tonga punya penetrasi internet mencapai 50%.

Lebih jauh, meski upaya membawa pulau-pulau online mungkin bakal menyita waktu, Fusitu’a sendiri bersikeras tentang masa depan BTC di negaranya. Bank Dunia pun melaporkan, pengiriman uang Tonga sebagai persentase dari produk domestik bruto secara substansial, diketahui lebih tinggi ketimbang El Salvador, dengan persentase masing-masing 39% dan 24%.

Tonga Adopsi BTC—Harga Bitcoin

Tentu saja menarik melihat bahwa Tonga, sebuah negara kepulauan yang kecil di tengah Pasifik, akan segera mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Nah, selanjutnya, mari kita tunggu kejutan apa yang akan diberikan oleh Tonga pada akhir tahun ini ya!

Di luar itu, harga terakhir Bitcoin di market Indodax adalah Rp562.987.000 (per Jumat, 21 Januari 2022). Silakan klik link disini untuk mengetahui harga terbaru Bitcoin serta update harga dalam 24 jam terakhir.

Lebih jauh, jika Anda ingin mengetahui harga terakhir dari Bitcoin (BTC/IDR), Anda bisa mengeceknya melalui market Indodax.