Treasury Yield Adalah? Sinyal Ekonomi yang Gerakkan Kripto
icon search
icon search

Top Performers

Treasury Yield Adalah? Sinyal Ekonomi yang Gerakkan Kripto

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Treasury Yield Adalah? Sinyal Ekonomi yang Gerakkan Kripto

Treasury Yield Adalah? Sinyal Ekonomi yang Gerakkan Kripto

Daftar Isi

Ketika Wall Street Menentukan Nasib Bitcoin

Ketika grafik Bitcoin mulai merah, banyak analis tak lagi menatap chart kripto, tapi justru melirik angka di Washington: Treasury Yield. Di penghujung tahun 2025 ini, fenomena menarik terjadi—setiap kali yield obligasi pemerintah Amerika Serikat bergerak signifikan, pasar aset digital ikut bergejolak. Per Oktober 2025, yield obligasi 10 tahun AS berada di kisaran 3,97%, sementara yield 30 tahun mencapai 4,54%. Angka-angka ini mungkin terdengar teknis, tapi dampaknya sangat nyata: dari keputusan trader retail di Jakarta hingga strategi fund manager di New York.

Yang membuat Treasury Yield begitu istimewa adalah perannya sebagai barometer ekonomi global. Ketika yield naik, itu sinyal bahwa investor mulai khawatir dengan inflasi atau mengantisipasi kenaikan suku bunga. Ketika turun, pasar sedang mencari keamanan atau mengharapkan stimulus ekonomi. Dan di tengah dinamika ini, aset berisiko seperti cryptocurrency menjadi sangat sensitif terhadap setiap pergerakannya.

Untuk memahami mengapa portofolio kripto kamu bisa berfluktuasi drastis—bahkan tanpa ada berita spesifik dari dunia blockchain—kamu perlu mengenal lebih dalam tentang Treasury Yield. Mari kita telusuri bagaimana indikator ekonomi makro ini menjadi kunci untuk membaca pergerakan pasar digital.

 

Apa Itu Treasury Yield dan Kenapa Penting

Sebelum membahas dampaknya ke kripto, mari kita pahami dulu esensi dari Treasury Yield itu sendiri. Treasury Yield adalah imbal hasil tahunan yang diberikan pemerintah Amerika Serikat kepada investor yang membeli surat utang atau obligasi negara. Secara sederhana, ini adalah “bunga” yang kamu terima jika meminjamkan uang kepada pemerintah AS melalui pembelian obligasi Treasury.

Mengapa indikator ini begitu penting? Pertama, Treasury AS dianggap sebagai aset paling aman di dunia karena didukung oleh kekuatan ekonomi terbesar global. Kedua, yield ini memengaruhi hampir semua aspek keuangan: biaya pinjaman pemerintah, suku bunga kredit konsumen dan korporasi, harga properti, bahkan valuasi saham teknologi. Ketiga, yield mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kondisi ekonomi masa depan—inflasi, pertumbuhan, dan kebijakan moneter.

Yang menarik adalah hubungan terbalik antara harga obligasi dan yield. Ketika harga obligasi naik, yield turun—dan sebaliknya. Misalnya, jika kamu membeli obligasi senilai $1.000 dengan kupon 3% per tahun, kamu akan menerima $30 setahun. Tapi jika harga obligasi itu naik menjadi $1.100 di pasar sekunder, yield efektifnya turun menjadi sekitar 2,7% (karena pembeli baru harus bayar lebih mahal untuk mendapat kupon yang sama). Dinamika inilah yang membuat yield berfluktuasi setiap hari sesuai permintaan dan penawaran di pasar obligasi.

Treasury Yield juga menjadi acuan bagi instrumen keuangan lainnya. Suku bunga hipotek, yield korporat, bahkan harga emas—semuanya mengacu pada Treasury sebagai baseline. Bagi investor kripto, memahami yield berarti memahami arah aliran modal global: apakah uang sedang mencari keamanan (risk-off) atau mencari pertumbuhan tinggi (risk-on).

Setelah memahami makna fundamentalnya, pertanyaan berikutnya adalah: bagaimana pemerintah AS menentukan besaran yield ini? Apakah ada mekanisme khusus di baliknya?

 

Bagaimana Treasury Yield Ditentukan

Treasury Yield tidak ditetapkan secara sepihak oleh pemerintah. Sebaliknya, angka ini lahir dari mekanisme pasar yang transparan melalui sistem lelang yang dikelola oleh Departemen Keuangan AS (U.S. Department of the Treasury). Pemerintah menerbitkan tiga jenis utama obligasi: Treasury Bills (T-Bills) dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun, Treasury Notes (T-Notes) dengan tenor 2 hingga 10 tahun, dan Treasury Bonds (T-Bonds) yang berjangka 20 hingga 30 tahun.

Proses dimulai dengan lelang reguler di mana investor institusional—bank sentral asing, dana pensiun, hedge fund, hingga investor retail—mengajukan penawaran. Mereka bisa memasang bid kompetitif (menentukan yield yang diinginkan) atau non-kompetitif (menerima yield yang dihasilkan dari lelang). Ketika permintaan tinggi, harga obligasi naik dan yield turun. Ketika permintaan rendah, harga turun dan yield naik. Ini murni hukum supply dan demand.

Untuk memahami perhitungannya, mari lihat rumus dasar yield hingga jatuh tempo (yield to maturity). Rumus sederhananya adalah:

 

Yield = [C + ((FV ? PP) / T)] ÷ [(FV + PP) / 2]

Di mana:

  • C = pembayaran kupon tahunan
  • FV = nilai nominal (face value) saat jatuh tempo
  • PP = harga pembelian saat ini (purchase price)
  • T = jumlah tahun hingga jatuh tempo

 

Contoh konkret: Kamu membeli Treasury Note 10 tahun dengan nilai nominal $1.000, kupon 3% per tahun, dan harga beli $1.000. Maka:

Yield = [30 + ((1.000 ? 1.000) / 10)] ÷ [(1.000 + 1.000) / 2]
Yield = [30 + 0] ÷ 1.000 = 0,03 atau 3%

 

Namun jika harga di pasar sekunder turun menjadi $950, yield akan naik menjadi sekitar 3,68%. Inilah mengapa para trader obligasi sangat sensitif terhadap perubahan sentimen pasar.

Per Oktober 2025, data terkini menunjukkan US 10-Year Treasury Yield berada di sekitar 3,97%, sedangkan 30-Year Yield mencapai 4,54%. Angka-angka ini mencerminkan ekspektasi pasar terhadap inflasi yang masih cukup tinggi dan kebijakan Federal Reserve yang tetap hawkish meski sudah mulai melonggar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Angka-angka yield yang tersebar di berbagai tenor ini tidak berdiri sendiri. Mereka membentuk pola visual yang sangat penting dalam analisis ekonomi—sebuah kurva yang kita kenal sebagai yield curve.

 

Mengenal Treasury Yield Curve dan Artinya

Yield curve adalah grafik yang menampilkan hubungan antara yield obligasi Treasury dengan berbagai jangka waktu jatuh tempo—dari yang paling pendek (3 bulan) hingga paling panjang (30 tahun). Bentuk kurva ini menjadi sinyal kuat tentang ekspektasi ekonomi masa depan dan sering kali menjadi prediktor resesi yang cukup akurat.

Dalam kondisi normal, yield curve memiliki bentuk naik (normal yield curve), di mana obligasi berjangka panjang memberikan yield lebih tinggi dibanding yang berjangka pendek. Ini logis karena investor meminta kompensasi lebih tinggi untuk mengunci uang mereka dalam waktu lebih lama—menghadapi risiko inflasi dan ketidakpastian ekonomi yang lebih besar.

Namun ada kalanya kurva ini terbalik (inverted yield curve), di mana yield jangka pendek malah lebih tinggi dari jangka panjang. Fenomena ini sering kali dianggap sebagai alarm resesi. Mengapa? Karena investor percaya ekonomi akan melambat atau bahkan kontraksi di masa depan, sehingga mereka berbondong-bondong membeli obligasi jangka panjang (mencari keamanan), yang mendorong harga naik dan yield turun. Sementara itu, bank sentral mungkin masih menaikkan suku bunga jangka pendek untuk memerangi inflasi, membuat yield pendek naik.

Kebijakan Federal Reserve memiliki pengaruh besar terhadap bagian pendek yield curve. Ketika The Fed menaikkan Fed Funds Rate, yield T-Bills dan obligasi jangka pendek biasanya ikut naik. Namun The Fed tidak bisa mengontrol langsung yield jangka panjang—itu ditentukan oleh ekspektasi pasar terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pada tahun 2025, kita sempat melihat situasi di mana yield 2-tahun sempat mendekati atau bahkan sedikit melebihi yield 10-tahun di beberapa periode—sinyal yang membuat banyak ekonom waspada terhadap potensi perlambatan ekonomi global. Meskipun AS masih menunjukkan pertumbuhan, inversi parsial ini menunjukkan kekhawatiran pasar terhadap dampak kebijakan moneter ketat yang berkepanjangan.

Pemahaman tentang yield curve ini krusial bagi investor kripto karena bentuk kurva sering kali mendahului perubahan sentimen risk appetite. Ketika kurva menunjukkan tanda-tanda resesi, investor cenderung mengurangi eksposur ke aset berisiko tinggi seperti cryptocurrency.

Tapi tunggu dulu—kenapa kita harus begitu peduli dengan yield yang diterbitkan oleh pemerintah AS? Bukankah setiap negara punya obligasi sendiri?

 

Kenapa Treasury Yield Hanya di AS, Tapi Pengaruhnya Global

Sebenarnya, istilah “Treasury” memang spesifik untuk obligasi yang diterbitkan oleh U.S. Department of the Treasury. Namun konsep yield obligasi pemerintah adalah universal—setiap negara memiliki versinya sendiri dengan nama berbeda. Yang membuat Treasury AS begitu istimewa adalah statusnya sebagai benchmark global, safe haven utama, dan standar acuan untuk hampir semua instrumen keuangan di dunia.

 

Mari kita lihat padanan Treasury Yield di berbagai negara:

Indonesia: Yield obligasi Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Utang Negara (SUN), dengan yield 10-tahun sekitar 6,7% per Oktober 2025—mencerminkan premium risiko emerging market.

Inggris: Disebut Gilt (dari “gilt-edged securities”), dengan yield 10-tahun berkisar 4,0-4,3%, sering kali bergerak parallel dengan Treasury AS.

Jerman: German Bund menjadi acuan Eurozone, dengan yield 10-tahun sekitar 2,3-2,5%—relatif lebih rendah karena ekonomi Jerman yang stabil dan inflasi Eropa yang lebih terkendali.

Jepang: Japanese Government Bond (JGB) dengan yield 10-tahun hanya sekitar 0,9%—mencerminkan kebijakan ultra-loose monetary policy Bank of Japan selama bertahun-tahun.

China: China Government Bond (CGB) dengan yield 10-tahun di kisaran 2,5%, dipengaruhi oleh kontrol ketat pemerintah terhadap pasar keuangan domestik.

 

Perbedaan yield antarnegara ini menciptakan fenomena yang disebut interest rate differential—selisih suku bunga yang memicu arus modal lintas negara. Ketika yield Treasury AS naik signifikan dibanding negara lain, modal global cenderung mengalir ke AS, memperkuat dolar AS (DXY naik), dan menekan mata uang serta aset negara lain—termasuk cryptocurrency yang diperdagangkan dengan denominasi dolar.

Treasury AS menjadi patokan global karena beberapa alasan fundamental. Pertama, pasar obligasi Treasury adalah yang paling likuid di dunia—dengan volume perdagangan harian ratusan miliar dolar, memudahkan masuk-keluar tanpa menggerakkan harga drastis. Kedua, dolar AS masih menjadi mata uang cadangan devisa utama (lebih dari 60% cadangan global). Ketiga, ekonomi AS adalah yang terbesar dan paling transparan, membuat investor merasa nyaman dengan prediktabilitas sistem hukum dan kebijakan ekonominya.

Efek domino dari perubahan Treasury Yield sangat luas. Ketika yield AS naik, negara-negara berkembang sering kali harus menaikkan yield mereka juga agar tetap menarik bagi investor—atau menghadapi risiko capital flight. Ini bisa membebani anggaran negara karena biaya utang meningkat. Bagi pasar global, Treasury Yield menjadi “harga bebas risiko” yang menjadi dasar perhitungan valuasi semua aset berisiko—dari saham, properti, hingga kripto.

Nah, perbedaan imbal hasil inilah yang membuat pasar kripto ikut bergetar setiap kali angka yield AS berubah. Mari kita telusuri dampak langsungnya.

 

Dampak Treasury Yield terhadap Pasar Kripto

Inilah benang merah yang menghubungkan ekonomi makro dengan dunia aset digital kamu. Hubungan antara Treasury Yield dan pasar kripto bersifat inverse—ketika yield naik, harga cryptocurrency cenderung tertekan; ketika yield turun, kripto seringkali mengalami rally. Mekanisme di balik korelasi ini cukup kompleks namun bisa dipahami melalui konsep opportunity cost dan risk appetite.

Ketika Treasury Yield naik—misalnya dari 3% menjadi 5%—investor mulai berpikir ulang: “Mengapa saya harus mengambil risiko tinggi di Bitcoin yang volatil, jika saya bisa dapat return 5% per tahun dari aset yang dijamin pemerintah AS?” Obligasi Treasury yang tadinya kurang menarik dibanding potensi gain kripto, tiba-tiba menjadi alternatif yang sangat kompetitif. Akibatnya, modal mengalir keluar dari aset berisiko (risk-off mode) menuju aset aman. Harga Bitcoin, Ethereum, dan altcoin lainnya pun tertekan karena berkurangnya likuiditas dan permintaan.

Sebaliknya, ketika yield turun—apalagi jika mendekati 2% atau lebih rendah—return dari obligasi menjadi kurang menarik. Investor yang mencari pertumbuhan lebih tinggi mulai berani mengambil risiko. Dana yang tadinya parkir di Treasury mulai bergerak ke saham teknologi, komoditas, dan tentu saja cryptocurrency. Ini yang disebut risk-on mode, di mana aset dengan beta tinggi (volatilitas tinggi) seperti kripto biasanya outperform.

Contoh konkret bisa kita lihat pada Oktober 2023, ketika yield 10-tahun AS sempat melonjak di atas 5%—level tertinggi dalam 16 tahun. Bitcoin yang sempat di level $28.000-an terkoreksi hingga $26.000-an dalam beberapa minggu. Investor kripto panik karena melihat alternatif yang lebih aman tiba-tiba menjadi sangat menarik. Namun menjelang Desember 2023, ketika pasar mulai mengantisipasi penurunan suku bunga The Fed dan yield mulai turun ke kisaran 4,3%, Bitcoin rebound hingga 40%—bahkan menembus $44.000 sebelum akhir tahun.

Selain opportunity cost, ada faktor makro lain yang terkait: nilai tukar dolar AS. Treasury Yield yang naik biasanya memperkuat dolar (indeks DXY naik) karena investor asing membeli Treasury dan harus menukar mata uang mereka dengan dolar. Dolar yang kuat membuat aset yang didenominasi dalam dolar—termasuk Bitcoin—menjadi lebih mahal bagi investor internasional, mengurangi daya beli dan permintaan global.

Instrumen seperti CME FedWatch Tool menjadi sangat berguna di sini. Tool ini menunjukkan probabilitas pasar terhadap keputusan suku bunga The Fed di pertemuan mendatang, yang secara langsung memengaruhi yield jangka pendek. Ketika probabilitas kenaikan suku bunga tinggi, yield cenderung naik dan kripto tertekan. Ketika probabilitas penurunan atau pause meningkat, kripto sering kali mengantisipasi dengan rally lebih awal.

Yang menarik, korelasi ini tidak selalu linier. Ada periode di mana Bitcoin dan aset kripto bergerak berdasarkan faktor internal—seperti halving, adopsi institusional, atau regulasi—yang bisa mengalahkan tekanan dari yield. Namun dalam jangka menengah hingga panjang, gravitasi ekonomi makro tetap dominan. Investor kripto yang mengabaikan Treasury Yield sama seperti berlayar tanpa memperhatikan arah angin.

Kalau begitu, bagaimana cara kamu memanfaatkan indikator ini agar lebih siap menghadapi volatilitas dan membuat keputusan investasi yang lebih informed?

 

Cara Investor Kripto Memantau Treasury Yield

Untuk menjadi investor kripto yang lebih strategis dan tidak hanya reaktif terhadap pergerakan harga, kamu perlu mengintegrasikan monitoring Treasury Yield ke dalam rutinitas analisis. Kabar baiknya, data yield tersedia secara real-time dan gratis dari berbagai sumber terpercaya.

 

Sumber Data Resmi dan Terpercaya:

Pertama dan terutama adalah home.treasury.gov—situs resmi U.S. Department of the Treasury. Di sini kamu bisa melihat daily treasury yield curve rates untuk semua tenor, mulai dari 1 bulan hingga 30 tahun, langsung dari sumbernya. Data ini diperbarui setiap hari kerja dan menjadi referensi utama para profesional keuangan.

Platform TradingView menyediakan chart interaktif untuk Treasury Yield dengan ticker seperti US10Y (yield 10-tahun) dan US02Y (yield 2-tahun). Kamu bisa melakukan overlay chart yield dengan harga Bitcoin atau Ethereum untuk melihat korelasi visual. Fitur alerts-nya juga memungkinkan kamu mendapat notifikasi ketika yield mencapai level tertentu.

WorldGovernmentBonds.com dan Trading Economics menawarkan komparasi yield global secara real-time. Ini sangat berguna untuk melihat interest rate differential antara AS dengan negara lain, yang bisa memberikan insight tentang aliran modal global.

 

Strategi Monitoring yang Efektif:

Perhatikan bentuk yield curve secara berkala, terutama spread antara 2-year dan 10-year Treasury. Jika spread menyempit atau bahkan negatif (inversi), itu sinyal early warning untuk memperketat manajemen risiko di portofolio kripto kamu. Historis menunjukkan inversi yield curve sering kali mendahului resesi dalam 12-18 bulan—dan resesi biasanya membawa bear market untuk aset berisiko.

Jadwalkan kalender untuk mengikuti rilis FOMC (Federal Open Market Committee) dan konferensi pers The Fed. Setiap keputusan suku bunga dan forward guidance dari Chairman The Fed bisa menggerakkan yield dalam hitungan menit, dan kripto biasanya bereaksi dalam hitungan jam. Tools seperti CME FedWatch bisa membantu kamu mengantisipasi probabilitas outcome sebelum rilis.

Data inflasi AS—terutama CPI (Consumer Price Index) dan PCE (Personal Consumption Expenditures)—juga krusial. Inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi cenderung mendorong yield naik karena pasar mengantisipasi The Fed akan tetap hawkish. Sebaliknya, inflasi yang mereda bisa membuka ruang untuk penurunan suku bunga dan yield yang lebih rendah.

 

Integrasi dengan Analisis Kripto:

Jangan lihat yield secara terpisah—integrasikan dengan indikator on-chain Bitcoin seperti MVRV ratio, exchange reserves, dan funding rates. Ketika yield naik tapi indikator on-chain menunjukkan akumulasi kuat, itu bisa menjadi peluang buy the dip. Sebaliknya, jika yield turun tapi leverage futures sangat tinggi, itu bisa menjadi sinyal untuk take profit.

Gunakan pendekatan multi-timeframe: yield harian untuk tactical trading, yield mingguan untuk swing trading, dan tren yield bulanan untuk keputusan strategis jangka panjang seperti menambah atau mengurangi alokasi kripto dalam portfolio kamu.

Dengan tools dan strategi monitoring yang tepat, kamu tidak lagi terkejut ketika Bitcoin tiba-tiba turun 10% “tanpa alasan jelas”—karena kamu sudah melihat sinyal dari kenaikan Treasury Yield beberapa hari sebelumnya.

Setelah membahas semua konsep dan mekanisme praktis, sekarang saatnya kita refleksikan mengapa satu angka dari Washington ini memiliki kekuatan untuk menggerakkan pasar global senilai triliunan dolar.

 

Kesimpulan

Treasury Yield bukan sekadar angka teknis di layar Bloomberg atau statistik membosankan dalam laporan ekonomi. Ia adalah cermin kepercayaan ekonomi global—refleksi dari harapan, ketakutan, dan ekspektasi jutaan investor di seluruh dunia terhadap masa depan. Ketika yield naik, pasar sedang mengatakan sesuatu tentang inflasi, pertumbuhan, atau kebijakan moneter. Ketika yield turun, pasar memberikan sinyal berbeda tentang risiko atau pencarian keamanan.

Bagi kamu yang berinvestasi di cryptocurrency, memahami Treasury Yield bukan tentang hafalan rumus ekonomi atau jargon keuangan. Ini tentang membaca konteks yang lebih besar—mengapa modal mengalir ke sana atau ke sini, mengapa risk appetite naik atau turun, dan bagaimana keputusan bank sentral di Washington bisa memengaruhi nilai Bitcoin di wallet kamu. Investor kripto yang cerdas tidak hanya mengandalkan analisis teknikal chart atau hype media sosial, tapi juga memantau sinyal makro seperti Treasury Yield untuk mendapatkan edge dalam pengambilan keputusan.

Pasar kripto memang masih relatif muda dan sering kali bergerak berdasarkan dinamika internal seperti perkembangan teknologi blockchain, regulasi, atau adopsi institusional. Namun dalam skala yang lebih besar, gravitasi ekonomi makro tetap menjadi kekuatan dominan yang tidak bisa diabaikan. Treasury Yield adalah salah satu kompas terpenting untuk menavigasi lautan volatilitas tersebut.

Pada akhirnya, memahami Treasury Yield bukan tentang menjadi ekonom atau analis keuangan profesional. Ini tentang membaca denyut ekonomi dunia yang menentukan arah aset digital yang kamu miliki. Dengan pengetahuan ini, kamu tidak lagi sekadar bereaksi terhadap pergerakan harga, tapi mulai mengantisipasi dan memposisikan diri dengan lebih bijak di tengah dinamika pasar global.

 

Itulah informasi menarik tentang  “Treasury Yield” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Apa itu Treasury Yield secara sederhana?

Treasury Yield adalah imbal hasil tahunan yang kamu terima jika membeli obligasi (surat utang) yang diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Yield ini berfluktuasi setiap hari berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar obligasi, mencerminkan ekspektasi investor terhadap kondisi ekonomi masa depan seperti inflasi, pertumbuhan, dan kebijakan suku bunga.

2. Mengapa disebut ‘Treasury’ dan bukan nama lain?

Istilah “Treasury” berasal dari lembaga yang menerbitkannya: U.S. Department of the Treasury, yang merupakan kementerian keuangan Amerika Serikat. Obligasi yang diterbitkan lembaga ini disebut Treasury Bills, Treasury Notes, dan Treasury Bonds tergantung jangka waktunya. Nama ini spesifik untuk AS, sementara negara lain menggunakan istilah berbeda untuk obligasi pemerintah mereka.

3. Apakah Indonesia punya versi Treasury Yield sendiri?

Ya, Indonesia memiliki padanannya yang disebut yield obligasi Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Utang Negara (SUN). Per Oktober 2025, yield SUN 10-tahun Indonesia berkisar di 6,7%—lebih tinggi dibanding Treasury AS karena Indonesia termasuk emerging market dengan premium risiko lebih besar. Yield ini menjadi acuan untuk instrumen keuangan domestik Indonesia.

4. Bagaimana pengaruh Treasury Yield terhadap Bitcoin dan cryptocurrency?

Ketika Treasury Yield naik, Bitcoin dan kripto lainnya cenderung tertekan karena investor beralih ke aset yang lebih aman dengan return yang kompetitif. Sebaliknya, ketika yield turun, opportunity cost memegang aset aman berkurang sehingga investor lebih berani mengambil risiko di kripto. Pergerakan yield juga mempengaruhi nilai tukar dolar AS yang berdampak pada daya beli global untuk aset digital.

5. Di mana saya bisa memantau data Treasury Yield terbaru?

Kamu bisa mengakses data resmi di home.treasury.gov untuk yield AS secara real-time. Platform seperti TradingView menyediakan chart interaktif dengan ticker US10Y dan US02Y. Untuk komparasi global, gunakan Trading Economics atau WorldGovernmentBonds.com yang menampilkan yield 10-tahun dan 30-tahun dari berbagai negara termasuk Indonesia, Jerman, Jepang, dan China.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Market Signal,Tutorial

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.19%
bnb BNB 2.15%
sol Solana 4.87%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.64%
pol Polygon Ecosystem Token 2.11%
trx Tron 2.90%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
H/IDR
Humanity P
5.000
106.02%
W3F/IDR
Web3Fronti
214.789
49.01%
EDENA/IDR
Edena
118.997
41.58%
ORDER/IDR
Orderly Ne
4.897
36.03%
SHAN/IDR
Shanum
4
33.33%
Nama Harga 24H Chg
TMG/IDR
T-mac DAO
107.212
-25.55%
TOKO/IDR
Tokoin
3
-25%
MPRO/IDR
Max Proper
341
-18.62%
CTK/IDR
Shentu
5.201
-11.31%
ROOT/IDR
The Root N
16
-11.11%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

17 Internet Browser Terbaik 2025, Cepat & Aman!
24/10/2025
17 Internet Browser Terbaik 2025, Cepat & Aman!

Browser Terus Berevolusi, Kamu Sudah Pakai yang Tepat? Dunia internet

24/10/2025
Rahasia Ken Griffin: Dari Asrama Harvard ke Rp790 Triliun!
24/10/2025
Rahasia Ken Griffin: Dari Asrama Harvard ke Rp790 Triliun!

Rahasia Awal Ken Griffin di Harvard Tahun 1987, di sebuah

24/10/2025
Crypto API Adalah? Pondasi Ekosistem Kripto 2025!
24/10/2025
Crypto API Adalah? Pondasi Ekosistem Kripto 2025!

Teknologi sunyi di balik ledakan kripto Kamu mungkin melihat harga

24/10/2025