Tether Bekukan Dana Terkait Terorisme
Tether kembali menunjukkan kekuatan kontrolnya atas stablecoin USDT dengan membekukan dana senilai $1,6 juta yang dikaitkan dengan jaringan pendanaan terorisme asal Gaza. Aksi ini dilakukan terhadap wallet milik grup bernama BuyCash, yang dilaporkan dalam gugatan perdata oleh otoritas Amerika Serikat.
Pemblokiran ini bukan yang pertama. Sejak diluncurkan, Tether telah membekukan lebih dari $2,9 miliar USDT dari aktivitas ilegal — sebuah angka yang mencerminkan meningkatnya peran stablecoin dalam pengawasan keuangan global.
Berita Terkait Lainnya: Jerome Powell Dilaporkan ke DOJ, Ekspektasi Rate Cut Menguat
AS & Tether Kompak Lawan Dana Ilegal
Pemblokiran ini merupakan bagian dari kerjasama lintas yurisdiksi antara Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan Tether dalam melacak aset digital yang digunakan untuk tujuan kriminal, termasuk terorisme dan pencucian uang.
Bulan lalu, DOJ juga mengakui peran Tether dalam memblokir $225 juta dari operasi terlarang lintas negara. Bahkan otoritas Brazil melibatkan Tether dalam pembekuan dana $6,2 juta dari jaringan pencucian uang melalui Klever Wallet.
Lebih dari 5.000 Wallet Sudah Diblokir
Menurut laporan resmi Tether, perusahaan telah memblokir lebih dari 5.000 wallet, di mana sekitar 2.800 di antaranya dilakukan bersama otoritas AS. Target mereka mencakup:
- $23 juta dari Garantex, entitas kripto yang disanksi Rusia
- $9 juta dari peretasan bursa Bybit
- Ribuan transaksi mencurigakan di jaringan sekunder blockchain
Semua tindakan ini mengikuti standar OFAC dan regulasi global lainnya, yang menuntut keterbukaan dan pelaporan.
Lihat juga berita lainnya dari kami: Gila! Utang AS Tembus $38 T, Bitcoin Langsung Naik Daun
Bitcoin Stabil di Atas $118.000 Meski Isu Meletup

Sumber Gambar: Coinmarketcap – Coincu.com
Meski kabar pemblokiran dana terorisme menyebar cepat, pasar tetap tenang. Bitcoin (BTC) diperdagangkan di kisaran $118.780, mencatat kenaikan harian 0,23% dengan volume 24 jam mencapai $72,86 miliar.
Secara teknikal, BTC masih berada di jalur untuk menguji kembali level resistance berikutnya di $119.500, selama momentum beli tetap bertahan, seperti informasi yang kami kutip dari website coincu.com.
Transparansi Blockchain Jadi Pedang Bermata Dua
Kasus Tether menyoroti paradoks dunia kripto: di satu sisi menawarkan anonimitas dan kebebasan finansial, tapi di sisi lain justru memungkinkan pengawasan super ketat melalui fitur transparansi on-chain.
Tether bahkan menegaskan bahwa transparansi blockchain membuat pelacakan aliran dana jauh lebih efisien dibanding sistem keuangan tradisional yang tertutup. Inilah alasan mengapa otoritas kini mulai mengandalkan data blockchain sebagai alat utama investigasi.
Perlu Regulasi yang Seimbang, Bukan Represif
Meskipun tindakan Tether dipuji, banyak pihak menekankan pentingnya regulasi crypto yang seimbang — bukan represif. Blockchain bersifat netral, dan inovasi tidak boleh dikorbankan hanya karena disalahgunakan segelintir aktor.
Namun realitanya, semakin banyak peran institusi seperti Tether dalam membantu penegakan hukum. Ini bisa jadi indikasi bahwa era anonimitas total dalam kripto makin berakhir, tergantikan oleh era baru: kripto yang diawasi, tapi tetap terbuka.
Kesimpulan: Era Baru Pengawasan Kripto Dimulai
Aksi Tether memblokir dana senilai $1,6 juta menjadi bukti nyata bahwa stablecoin bukan lagi wilayah abu-abu. Kini, mereka berada di garis depan pengawasan keuangan global. Bagi pelaku kejahatan, kripto bukan tempat aman seperti dulu. Dan bagi investor, kabar ini bisa jadi sinyal positif bahwa kepercayaan terhadap sistem keuangan digital makin diperkuat.
Namun satu hal jelas: dunia kripto sedang berubah. Dan perubahan itu terjadi sekarang.
FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Pemblokiran USDT & Peran Tether
- Kenapa Tether bisa membekukan USDT?
Karena USDT adalah stablecoin tersentralisasi, Tether memiliki kontrol atas kontrak pintar di jaringan yang mereka terbitkan, seperti Ethereum atau Tron. Mereka bisa “membekukan” atau “meng-blacklist” address jika ada permintaan hukum. - Apakah ini melanggar prinsip desentralisasi?
Tidak sepenuhnya. Desentralisasi tetap ada di sisi jaringan (blockchain), namun aset seperti USDT tunduk pada kontrol emiten. Hal ini jadi jembatan antara keuangan tradisional dan crypto. - Apakah wallet pengguna biasa bisa dibekukan?
Kemungkinan kecil. Umumnya hanya wallet yang masuk daftar investigasi kriminal atau berada di wilayah sanksi yang diblokir. - Apa bedanya Tether dengan stablecoin lain dalam hal pemblokiran?
Tether (USDT) dan Circle (USDC) keduanya bisa membekukan dana. Namun Tether lebih sering digunakan secara global dan lebih aktif membantu penegakan hukum. - Apakah Bitcoin bisa diblokir seperti USDT?
Tidak. Bitcoin bersifat benar-benar terdesentralisasi tanpa entitas pusat. Tidak ada yang bisa membekukan atau mengembalikan transaksi BTC.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Referensi:
- Coincu.com– Tether Freezes $1.6M in USDT Linked to Terror Ties as Bitcoin Holds $118K Support diakses pada 24 Juli 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Regulasi Crypto