Bagaimana dunia melindungi data sebelum blockchain hadir? Jawabannya terletak pada salah satu sistem enkripsi paling berpengaruh sepanjang sejarah, yaitu Data Encryption Standard (DES).
Teknologi ini menjadi titik awal berkembangnya keamanan digital modern yang kini menopang dunia kripto dan blockchain.
Sejarah Data Encryption Standard
Data Encryption Standard pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh IBM. Proyek ini bermula dari algoritma bernama Lucifer, hasil penelitian tim IBM yang dipimpin oleh Horst Feistel.
Pada tahun 1973, National Bureau of Standards (NBS), kini dikenal sebagai NIST (National Institute of Standards and Technology), membuka kompetisi untuk menentukan standar enkripsi nasional bagi pemerintah Amerika Serikat.
IBM mengajukan versi modifikasi dari Lucifer, yang kemudian diadaptasi menjadi DES. Pada tahun 1977, DES secara resmi diadopsi sebagai standar enkripsi nasional dengan nama FIPS PUB 46 (Federal Information Processing Standard Publication 46).
Sejak saat itu, DES digunakan secara luas di berbagai sektor — mulai dari pemerintahan hingga perbankan — untuk mengamankan data sensitif.
Struktur dan Prinsip Kerja DES
DES menggunakan prinsip symmetric-key encryption, di mana proses enkripsi dan dekripsi dilakukan menggunakan kunci yang sama. Artinya, pihak yang mengenkripsi dan pihak yang mendekripsi harus berbagi satu kunci rahasia.
Algoritma DES bekerja dengan membagi data menjadi blok 64-bit. Setiap blok kemudian diproses menggunakan kunci 56-bit melalui serangkaian langkah matematika yang rumit.
Proses ini terdiri dari 16 putaran transformasi yang mencakup substitusi, permutasi, dan operasi logika bit.
Secara sederhana, proses kerja DES dapat dijelaskan dalam tiga tahap:
- Initial Permutation (IP) – Data diacak untuk menyebarkan informasi bit secara acak.
- Feistel Function – Bagian utama dari algoritma yang menjalankan substitusi dan permutasi berdasarkan kunci yang berbeda di setiap putaran.
- Final Permutation (FP) – Langkah terakhir untuk menghasilkan ciphertext, yaitu data terenkripsi yang tidak bisa dibaca tanpa kunci asli.
Pendekatan ini memastikan bahwa meskipun ada sedikit perubahan pada data atau kunci, hasil enkripsi akan berbeda secara drastis — sebuah prinsip penting dalam keamanan data.
Kelemahan DES dan Munculnya Tantangan Baru
Meskipun DES menjadi standar emas di era 1980-an dan 1990-an, kekuatannya mulai diragukan seiring meningkatnya kemampuan komputasi.
Ukuran kunci 56-bit yang dulu dianggap aman kini terlalu kecil untuk menahan serangan brute force, di mana penyerang mencoba setiap kombinasi kunci hingga menemukan yang benar.
Pada tahun 1998, Electronic Frontier Foundation (EFF) membuktikan bahwa DES dapat dipecahkan dalam waktu kurang dari tiga hari menggunakan mesin bernama “Deep Crack”. Kejadian ini menandai akhir era kejayaan DES sebagai standar keamanan utama.
Dari sinilah muncul kebutuhan mendesak akan sistem enkripsi yang lebih kuat dan efisien, memicu lahirnya algoritma baru seperti Triple DES (3DES) dan kemudian Advanced Encryption Standard (AES).
Evolusi: Dari DES ke AES dan Blockchain
Untuk memperpanjang umur DES, para ilmuwan memperkenalkan Triple DES (3DES), yang menjalankan algoritma DES tiga kali dengan tiga kunci berbeda, menghasilkan tingkat keamanan yang jauh lebih tinggi.
Namun, 3DES juga membutuhkan waktu pemrosesan yang lebih lama, membuatnya kurang efisien bagi sistem modern.
Pada tahun 2001, AES secara resmi menggantikan DES sebagai standar enkripsi baru. AES menggunakan panjang kunci 128, 192, atau 256 bit, membuatnya hampir mustahil untuk dipecahkan dengan teknologi komputasi saat ini.
AES inilah yang menjadi tulang punggung berbagai sistem keamanan digital modern — termasuk teknologi blockchain.
Dalam konteks blockchain, prinsip enkripsi simetris seperti DES dan AES digunakan bersamaan dengan kriptografi asimetris untuk melindungi transaksi dan dompet digital.
DES mungkin sudah tidak digunakan secara langsung, tetapi konsep dan struktur algoritmanya menjadi pondasi bagi sistem kriptografi yang menopang Bitcoin, Ethereum, dan jaringan blockchain lainnya.
Peran Konseptual DES dalam Dunia Blockchain
Blockchain modern mengandalkan kriptografi untuk menjaga integritas data, memastikan anonimitas pengguna, dan mengamankan transaksi.
Meskipun DES tidak digunakan secara eksplisit dalam sistem blockchain saat ini, filosofi dan logika matematisnya masih hidup dalam berbagai lapisan teknologi tersebut.
Beberapa prinsip yang diwarisi DES antara lain:
- Keterkaitan antara blok data dan kunci unik, yang kini terlihat dalam enkripsi hash seperti SHA-256 pada Bitcoin.
- Prinsip penyebaran dan kerancuan (diffusion dan confusion) untuk mengaburkan pola data asli.
- Pentingnya rotasi dan substitusi kunci, yang menginspirasi desain sistem kriptografi terdistribusi di blockchain.
Dengan kata lain, tanpa DES, evolusi menuju blockchain yang aman dan transparan mungkin akan berlangsung jauh lebih lambat.
Implementasi DES dalam Dunia Nyata
Sebelum tergantikan, DES digunakan di berbagai industri penting:
- Perbankan – Melindungi transaksi kartu ATM dan sistem transfer antarbank.
- Pemerintahan – Mengamankan komunikasi rahasia dan dokumen sensitif.
- Korporasi global – Melindungi jaringan internal dan file rahasia perusahaan.
Meskipun kini sudah usang, prinsip kerja DES masih diajarkan di berbagai universitas dan lembaga keamanan siber karena nilai historis dan teknisnya yang tinggi. DES menjadi “buku teks” bagi siapa pun yang ingin memahami dasar enkripsi modern.
Evolusi Menuju Enkripsi Kuantum
Seiring kemajuan teknologi, ancaman baru muncul dari komputasi kuantum. Mesin kuantum memiliki kemampuan untuk memecahkan enkripsi konvensional dalam waktu singkat, termasuk AES.
Karena itu, para peneliti kini beralih ke post-quantum cryptography, sebuah pendekatan yang mencoba membuat sistem enkripsi tahan terhadap serangan kuantum.
Namun, prinsip-prinsip dasar DES seperti pembagian blok data dan penggunaan kunci rahasia masih tetap relevan dan dijadikan inspirasi. DES bukan hanya bagian dari sejarah, melainkan juga fondasi untuk masa depan keamanan digital.
Kesimpulan
Data Encryption Standard adalah salah satu tonggak penting dalam perjalanan kriptografi modern. Meskipun kini sudah digantikan oleh algoritma yang lebih kuat seperti AES, kontribusinya terhadap perkembangan keamanan digital dan blockchain tidak bisa diabaikan.
DES mengajarkan dunia tentang pentingnya keseimbangan antara keamanan dan efisiensi, serta bagaimana inovasi teknologi harus terus beradaptasi terhadap ancaman baru.
Dari sistem komunikasi pemerintah hingga teknologi blockchain yang mendasari aset kripto, jejak DES tetap abadi sebagai fondasi awal dari keamanan digital yang kita nikmati hari ini.
Itulah informasi menarik tentang Blockchain yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.x
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa itu Data Encryption Standard (DES)?
DES adalah algoritma enkripsi simetris yang digunakan untuk mengamankan data dengan kunci 56-bit. - Siapa yang mengembangkan DES?
DES dikembangkan oleh IBM pada tahun 1970-an dan diadopsi oleh pemerintah AS sebagai standar nasional. - Mengapa DES tidak lagi digunakan?
Karena ukuran kunci yang terlalu kecil membuatnya rentan terhadap serangan brute force oleh komputer modern. - Apa perbedaan antara DES dan AES?
AES memiliki panjang kunci yang lebih besar (hingga 256-bit) dan lebih aman dibanding DES. - Apakah DES berperan dalam teknologi blockchain?
Ya, prinsip-prinsip DES menjadi dasar pengembangan algoritma kriptografi yang digunakan dalam sistem blockchain modern.
Author: ON






Polkadot 9.00%
BNB 0.60%
Solana 4.85%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.63%
Polygon Ecosystem Token 2.14%
Tron 2.86%
Pasar


