Pasar kripto, seperti halnya pasar lainnya, sangat dipengaruhi oleh prinsip ekonomi klasik: supply dan demand. Konsep ini menentukan harga aset, termasuk Bitcoin dan Ethereum. Memahami bagaimana supply dan demand bekerja dapat membantu kamu mengambil keputusan yang lebih baik dalam trading kripto.
Apa Itu Supply dan Demand?
Supply (penawaran) adalah jumlah total aset yang tersedia di pasar, sedangkan demand (permintaan) adalah seberapa banyak orang menginginkan aset tersebut. Harga suatu aset ditentukan oleh interaksi antara keduanya.
Jika permintaan naik tetapi pasokan tetap atau menurun, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan tinggi tapi permintaan menurun, harga akan turun. Ini berlaku untuk hampir semua pasar, termasuk saham, properti, dan tentu saja, kripto.
Mengapa Supply & Demand Penting di Dunia Kripto?
Berbeda dari mata uang fiat yang bisa dicetak tanpa batas, banyak aset kripto memiliki jumlah maksimum atau jadwal distribusi yang ketat. Ini menciptakan dinamika supply yang unik. Misalnya:
- Bitcoin (BTC) memiliki maksimal suplai 21 juta.
- Ethereum (ETH) memiliki mekanisme burning pasca EIP-1559 yang mengurangi pasokan bersirkulasi.
Permintaan terhadap aset kripto bisa berubah-ubah tergantung sentimen pasar, adopsi teknologi, regulasi, hingga tren media sosial. Kombinasi keterbatasan pasokan dan naik turunnya permintaan menciptakan volatilitas yang tinggi dalam pasar kripto.
Supply Tetap vs Variabel: Studi Kasus Bitcoin & Ethereum
Bitcoin: Supply Tetap
Bitcoin dirancang dengan total suplai maksimum sebesar 21 juta BTC. Setiap 4 tahun, terjadi proses halving, yang mengurangi reward penambangan hingga setengahnya. Hal ini memperlambat laju suplai baru, menciptakan kelangkaan buatan.
Contoh dampaknya:
- Setelah halving pada Mei 2020, BTC naik dari sekitar $8.000 menjadi lebih dari $60.000 pada April 2021.
- Meskipun bukan satu-satunya faktor, kelangkaan akibat halving mendorong permintaan spekulatif dan institusional.
Ethereum: Supply Dinamis
Ethereum awalnya tidak memiliki batas maksimum supply, tapi sejak EIP-1559 pada Agustus 2021, sebagian ETH dibakar saat transaksi. Hal ini menciptakan tekanan deflasi.
Selain itu, transisi ke Ethereum 2.0 dengan proof-of-stake (PoS) menurunkan jumlah ETH yang ditambang karena validator tidak membutuhkan energi sebesar penambang PoW.
Dampak:
- Saat aktivitas jaringan tinggi (misalnya saat booming NFT), lebih banyak ETH dibakar, membuat supply bersih menjadi negatif.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Demand Aset Kripto
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan demand:
Adopsi institusional (contoh: Tesla, BlackRock), tren media sosial dan komunitas, perkembangan ekosistem (misalnya DeFi, NFT), kebijakan moneter global seperti inflasi tinggi, dan regulasi yang ramah kripto dapat meningkatkan demand. Untuk menganalisis apakah lonjakan harga mencerminkan nilai wajar, kamu bisa pahami lebih lanjut tentang konsep fair price dan cara menentukannya berdasarkan supply & demand.
Sebaliknya, demand bisa menurun akibat:
- Larangan dari pemerintah
- Skandal keamanan atau eksploitasi protokol
- Berita negatif dari media
Supply & Demand dan Volatilitas Harga Kripto
Kripto dikenal sebagai pasar yang sangat fluktuatif. Penyebab utamanya adalah permintaan yang sangat sensitif terhadap berita dan sentimen, sementara pasokannya cenderung tetap dalam jangka pendek. Untuk memahami pola ini secara teknikal, kamu bisa membaca cara membaca data on-chain untuk prediksi harga kripto yang menjelaskan bagaimana supply & demand tercermin dalam perpindahan aset dari exchange.
Contoh:
- Tweet Elon Musk dapat memicu lonjakan permintaan DOGE.
- Pengumuman SEC tentang ETF Bitcoin dapat meningkatkan demand institusional.
Dalam jangka pendek, fluktuasi besar ini bisa menciptakan peluang trading. Dalam jangka panjang, supply & demand yang seimbang menciptakan dasar nilai fundamental.
Strategi Trading Berdasarkan Supply & Demand
Trader yang memahami supply & demand dapat memanfaatkan informasi ini untuk:
- Menentukan entry dan exit point: Cari momen saat permintaan melonjak tetapi supply terbatas.
- Menggunakan analisis volume untuk melihat apakah permintaan sedang menguat atau melemah. Salah satu alat yang bisa kamu gunakan adalah Volume Point of Control (POC), yang membantu mengidentifikasi zona harga dengan akumulasi volume tertinggi sebagai area supply atau demand potensial
- Mengidentifikasi support dan resistance alami berdasarkan area demand dan supply masa lalu.
Contoh strategi:
- Setelah Bitcoin halving, pantau tren harga karena suplai berkurang drastis.
- Ketika ETH burning tinggi akibat lonjakan NFT, trader bisa berspekulasi bahwa ETH akan deflasi dan harganya naik.
Kesimpulan
Supply dan demand adalah konsep fundamental yang menjadi dasar pergerakan harga di pasar kripto. Dengan memahami bagaimana interaksi keduanya memengaruhi harga, kamu bisa lebih siap dalam mengambil keputusan trading atau investasi.
Contoh pada Bitcoin dan Ethereum menunjukkan bahwa keterbatasan pasokan dan naik turunnya permintaan bisa menciptakan lonjakan harga yang signifikan. Namun, volatilitas tetap menjadi karakteristik utama pasar kripto, sehingga pemahaman mendalam tetap diperlukan.
Itulah informasi menarik tentang supply and demand, yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa yang dimaksud dengan supply dan demand dalam kripto?
Supply adalah jumlah aset yang tersedia, sementara demand adalah keinginan pasar terhadap aset tersebut.
- Mengapa harga Bitcoin naik setelah halving?
Karena reward mining berkurang, pasokan baru menurun, sementara permintaan tetap atau naik.
- Bagaimana Ethereum mengatur supply-nya?
Melalui burning fee (EIP-1559) dan transisi ke PoS yang menurunkan emisi ETH.
- Apakah supply & demand selalu bisa memprediksi harga?
Tidak selalu, tapi bisa menjadi indikator kuat saat digabung dengan analisis lain.
- Apa risiko dari hanya mengandalkan supply & demand?
Pasar kripto sangat dipengaruhi sentimen dan berita, sehingga supply & demand bisa kalah oleh faktor eksternal.
Author: RZ