Cara Baca Volume Trading di Kripto, Jangan Asal Entry!
icon search
icon search

Top Performers

Cara Baca Volume Trading di Kripto, Jangan Asal Entry!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Cara Baca Volume Trading di Kripto, Jangan Asal Entry!

Cara Baca Volume Trading di Kripto, Jangan Asal Entry!

Daftar Isi

Kamu pernah lihat grafik harga kripto tiba-tiba naik, tapi beberapa jam atau hari kemudian malah anjlok? Atau kamu sempat ikut beli waktu volume transaksi kelihatan tinggi, tapi harga nggak ngikutin sama sekali? Kejadian ini bukan cuma kebetulan, tapi bisa jadi kamu belum paham cara membaca sinyal pasar yang tepat.

Banyak trader pemula kejebak karena fokus ke harga tanpa ngecek volume. Padahal, indikator volume bisa bantu kamu lihat lebih jelas apakah pergerakan harga itu beneran kuat atau cuma jebakan sesaat. Volume trading adalah seperti detak jantung pasar—tanpa ini, kamu bakal kesulitan menilai apakah momentum yang terjadi benar-benar sehat atau malah berbahaya.

Nah, lewat artikel ini, kamu akan belajar gimana cara baca volume trading yang tepat. Bukan teori ribet, tapi penjelasan simpel yang bisa bantu kamu lebih percaya diri saat masuk pasar kripto. Mari kita mulai dari dasar dan berikan kamu pemahaman yang solid tentang indikator penting ini.

 

Apa Itu Volume Trading Kripto?

Sebelum kamu ngerti cara bacanya, penting buat ngerti dulu apa yang dimaksud volume dalam konteks trading kripto. Volume sering diabaikan padahal menjadi fondasi penting dalam analisis teknikal.

Volume trading adalah jumlah aset kripto yang berpindah tangan selama periode tertentu. Misalnya, jika dalam satu hari ada 1.000 Bitcoin yang diperdagangkan, maka volume trading Bitcoin di hari itu adalah 1.000 BTC. Volume ini umumnya dihitung per token dan bisa ditampilkan dalam berbagai bentuk mata uang seperti IDR, USDT, atau BTC.

Penting untuk membedakan antara volume trading dengan volume transaksi. Volume trading fokus pada aktivitas jual beli di bursa, sedangkan volume transaksi mencakup semua aktivitas termasuk deposit, withdrawal, staking, dan transfer antar wallet. Ketika kamu melihat chart, biasanya yang ditampilkan adalah volume trading karena lebih relevan untuk analisis pergerakan harga.

Kamu bisa mengakses data volume di berbagai platform seperti CoinMarketCap, CoinGecko, TradingView, atau langsung di aplikasi exchange seperti Indodax, Binance, atau Tokocrypto. Setiap platform biasanya menampilkan volume dalam bentuk histogram di bawah grafik harga, dengan warna yang berbeda untuk menunjukkan sentimen bullish atau bearish.

Setelah tahu definisinya, baru kita bisa lanjut ke cara menganalisis apakah volume yang kamu lihat layak jadi acuan buat ambil keputusan. Understanding volume adalah langkah pertama menuju trading yang lebih cerdas.

 

Kenapa Volume Itu Penting Buat Trader Kripto?

Banyak trader yang cuma lihat candle tanpa tahu kekuatan di balik pergerakan harga. Padahal volume bisa kasih petunjuk penting yang nggak bisa kamu dapatkan dari harga saja.

Volume tinggi menunjukkan bahwa ada banyak transaksi aktif dan likuiditas yang bagus. Ini berarti pasar sedang “hidup” dan pergerakan harga yang terjadi didukung oleh aktivitas trading yang nyata. Sebaliknya, volume rendah bisa jadi tanda bahwa pasar lagi malas bergerak atau sedang dalam fase konsolidasi.

Volume juga bantu kamu bedain tren yang kuat atau cuma pantulan sesaat. Ketika harga naik disertai volume yang tinggi, ini menunjukkan bahwa ada banyak buyer yang masuk dan tren bullish kemungkinan akan berlanjut. Tapi kalau harga naik dengan volume rendah, hati-hati — ini bisa jadi sinyal palsu yang dikenal sebagai dead cat bounce. Ini adalah kondisi di mana harga terlihat pulih sebentar setelah penurunan tajam, padahal tren turun belum selesai. Banyak trader pemula terjebak di momen ini karena tergoda sinyal palsu dari volume yang nggak solid. Kamu bisa baca penjelasan lengkapnya di artikel fenomena dead cat bounce supaya nggak kejebak di kasus yang sama.

Selain itu, volume bisa bantu prediksi validasi tren, potensi breakout, atau malah reversal. Misalnya, ketika harga mendekati resistance yang kuat, volume yang meningkat bisa jadi indikasi bahwa breakout akan terjadi. Sebaliknya, volume yang menurun saat harga mendekati support bisa jadi tanda bahwa support tersebut masih kuat.

Tapi supaya volume bisa benar-benar membantu, kamu perlu tahu cara bacanya secara teknikal dan kapan waktu terbaik buat menggunakannya. Volume tanpa konteks yang tepat bisa menyesatkan, jadi penting untuk memahami cara menginterpretasinya dengan benar.

 

Cara Baca Volume Trading di Chart Kripto

Volume itu selalu muncul di bawah grafik harga, tapi cara bacanya nggak bisa sembarangan. Ini yang perlu kamu perhatikan untuk membaca volume dengan akurat.

Pertama, perhatikan volume bar yang biasanya ditampilkan dalam warna hijau dan merah. Warna hijau umumnya menunjukkan aktivitas buying pressure (tekanan beli), sementara warna merah menunjukkan selling pressure (tekanan jual). Tapi ingat, interpretasi warna ini bisa berbeda tergantung platform yang kamu gunakan.

Yang lebih penting adalah kombinasi antara volume dan pergerakan harga. Ketika harga naik disertai volume yang naik, ini adalah sinyal kuat untuk tren bullish. Sebaliknya, jika harga naik tapi volume turun, kamu harus waspada karena ini bisa jadi bull trap—kenaikan yang nggak didukung partisipasi trader yang cukup.

Untuk pergerakan bearish, harga yang turun dengan volume tinggi menunjukkan tekanan jual yang besar dan kemungkinan tren bearish akan berlanjut. Tapi kalau harga turun dengan volume rendah, bisa jadi ini cuma konsolidasi sementara dan nggak ada panic selling yang serius.

Contoh konkret: pada tanggal 2 Juli 2025, volume ETH/IDR naik 150% tapi harga bergerak sideways. Ini bisa jadi tanda distribusi di mana whale atau institutional investor sedang melepas posisi mereka secara bertahap tanpa menyebabkan crash harga yang drastis.

Kalau kamu udah bisa baca kombinasi harga dan volume, langkah selanjutnya adalah kombinasikan dengan indikator lain biar lebih akurat. Volume memang powerful, tapi akan lebih kuat lagi kalau dipasangkan dengan tools analisis teknikal lainnya.

 

Gabungkan Volume dengan Indikator Pendukung

Volume bisa makin kuat kalau kamu pasangkan dengan alat bantu lain. Ini beberapa kombinasi yang sering dipakai trader teknikal untuk meningkatkan akurasi analisis.

Kombinasi volume dengan Simple Moving Average (SMA) sangat efektif untuk validasi arah tren. Ketika harga berada di atas MA dan volume meningkat, ini konfirmasi bahwa tren bullish sedang kuat. Sebaliknya, jika harga break down dari MA dengan volume tinggi, kemungkinan tren bearish akan terjadi.

Volume yang dikombinasikan dengan indikator RSI bisa bantu konfirmasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual. Misalnya, ketika RSI menunjukkan oversold (di bawah 30) dan volume mulai meningkat, ini bisa jadi sinyal bahwa reversal bullish akan terjadi.

VWAP (Volume Weighted Average Price) adalah indikator yang secara langsung mengintegrasikan volume dengan harga. Ketika harga trading di atas VWAP dengan volume tinggi, ini menunjukkan bahwa institutional money masuk dan tren bullish kemungkinan akan berlanjut.

Untuk pola breakout, volume adalah kunci validasi. Breakout yang valid harus disertai dengan volume yang signifikan lebih tinggi dari rata-rata. Tanpa volume yang cukup, breakout kemungkinan akan gagal dan harga akan kembali ke dalam range sebelumnya.

Kamu bisa mempraktikkan kombinasi ini di berbagai platform seperti TradingView yang menyediakan banyak indikator, Indodax Pro untuk trader lokal, atau bahkan CoinGecko Pro yang mulai menyediakan fitur analisis teknikal.

Jangan pakai volume sendirian. Gabungkan dengan indikator lain biar keputusan kamu makin logis dan nggak cuma ikut emosi pasar. Multiple confirmation adalah kunci trading yang sukses.

 

Kesalahan Umum saat Gunakan Volume Trading

Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan pemula. Hindari ini supaya kamu nggak ambil posisi yang salah dan bisa memaksimalkan potensi profit.

Kesalahan pertama adalah mengira volume tinggi pasti bullish. Padahal volume tinggi bisa terjadi karena panic selling atau profit taking yang masif. Yang penting bukan tingginya volume, tapi konteks di mana volume tersebut terjadi.

Banyak trader juga nggak membandingkan volume dengan rata-rata sebelumnya. Volume 1 juta bisa jadi tinggi untuk satu koin, tapi rendah untuk koin lain. Selalu bandingkan dengan volume rata-rata 7-30 hari untuk mendapatkan perspektif yang tepat.

Kesalahan lain adalah hanya melihat time frame kecil seperti 5-15 menit. Volume di time frame kecil sangat rawan fake signal dan bisa menyesatkan. Lebih baik fokus pada time frame yang lebih besar seperti 1H, 4H, atau daily untuk analisis yang lebih reliable.

Terakhir, jangan abaikan konteks harga dan terlalu percaya volume tunggal. Volume harus selalu diinterpretasikan dalam konteks level support/resistance, tren yang sedang terjadi, dan kondisi pasar secara keseluruhan.

Kalau kamu tahu jebakan ini, kamu bakal lebih jeli membaca situasi pasar dan nggak gampang ikut arus yang salah. Awareness terhadap common mistakes adalah langkah penting untuk menjadi trader yang lebih mature.

 

Kapan Waktu Terbaik Mengandalkan Volume?

Volume nggak selalu harus kamu lihat setiap saat. Ada waktu-waktu tertentu di mana volume justru jadi sinyal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus.

Saat harga menembus resistance yang kuat, volume harus naik untuk mengonfirmasi breakout. Tanpa volume yang cukup, breakout kemungkinan akan gagal dan harga akan kembali ke bawah resistance. Volume yang meningkat menunjukkan bahwa ada conviction dari buyer untuk mendorong harga ke level yang lebih tinggi.

Ketika harga melakukan retest support, volume rendah sebenarnya bisa jadi sinyal positif. Ini menunjukkan bahwa nggak ada panic selling dan support masih kuat. Sebaliknya, volume tinggi saat retest support bisa jadi warning bahwa support akan break.

Saat muncul candle panjang (baik bullish maupun bearish), volume akan bantu konfirmasi kekuatan di baliknya. Candle bullish yang panjang dengan volume tinggi menunjukkan buying pressure yang kuat. Tapi candle panjang dengan volume rendah bisa jadi fake signal.

Ketika ada sentimen besar atau rilis berita penting, volume bantu baca reaksi nyata pasar. Berita positif yang direspons dengan volume tinggi dan kenaikan harga menunjukkan bahwa pasar benar-benar optimis. Tapi kalau berita positif nggak direspons dengan volume yang signifikan, mungkin dampaknya nggak sebesar yang diperkirakan.

Volume bisa jadi teman baik buat ambil keputusan, asal kamu tahu kapan harus memperhatikannya dan kapan harus mengabaikannya. Timing dalam menggunakan volume analysis adalah skill yang akan berkembang seiring pengalaman trading kamu.

 

Kesimpulan: Volume Itu Petunjuk, Bukan Ramalan

Volume bukan alat sakti, tapi bisa kasih kamu gambaran tentang kekuatan pasar yang sedang terjadi. Seperti kompas yang menunjukkan arah, volume membantu kamu navigate dalam dunia trading kripto yang penuh volatilitas.

Ingat formula sederhana ini: Volume naik disertai harga naik menunjukkan tren yang sehat dan kemungkinan akan berlanjut. Volume naik saat harga turun mengindikasikan potensi tekanan jual yang masih kuat. Sedangkan volume yang datar menunjukkan pasar sedang sepi dan kamu harus hati-hati dengan fake signal yang bisa muncul.

Kalau kamu bisa baca volume dengan benar, kamu bakal lebih siap untuk entry—nggak lagi cuma nebak-nebak berdasarkan feeling atau FOMO. Volume memberikan data objektif yang bisa membantu kamu membuat keputusan yang lebih rasional dan terukur.

Jangan asal masuk cuma karena FOMO atau ikut-ikutan orang lain. Pakai volume sebagai salah satu tools untuk membantu ambil keputusan yang lebih bijak. Kombinasikan dengan manajemen risiko yang tepat dan strategy yang konsisten untuk hasil trading yang lebih optimal.

 

Itulah informasi menarik tentang Pengertian dan Cara baca Volume Trading yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu volume trading di kripto? 

Volume trading adalah jumlah unit aset kripto yang diperdagangkan selama periode waktu tertentu jadi indikator penting untuk menilai kekuatan pasar dan likuiditas suatu aset.

2. Bagaimana cara baca volume saat harga naik? 

Kalau volume ikut naik bersamaan dengan harga, itu sinyal tren kuat yang kemungkinan akan berlanjut. Kalau volume turun saat harga naik, hati-hati potensi bull trap yang bisa berakhir dengan reversal.

3. Kenapa volume penting dalam strategic entry? 

Karena volume bisa menunjukkan seberapa kuat atau lemahnya pergerakan harga—bisa jadi validasi sebelum kamu ambil posisi dan membantu menghindari fake breakout atau false signal.

4. Platform apa yang bisa dipakai untuk analisis volume? 

Kamu bisa cek volume di TradingView untuk analisis teknikal lengkap, CoinMarketCap untuk data volume agregat, atau aplikasi exchange seperti Indodax Pro, Binance, dan masih banyak lagi lainya.

5. Berapa volume yang dianggap tinggi atau rendah? 

Volume tinggi atau rendah harus dibandingkan dengan rata-rata volume 7-30 hari sebelumnya. Volume yang 2-3 kali lipat dari rata-rata bisa dianggap tinggi dan perlu mendapat perhatian khusus.

6. Apakah volume selalu akurat dalam prediksi harga? 

Volume adalah indikator probabilitas, bukan ramalan pasti. Harus dikombinasikan dengan indikator lain dan analisis fundamental untuk meningkatkan akurasi prediksi pergerakan harga.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Market Signal,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.78%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.27%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.94%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
DCT/IDR
Degree Cry
82.100
224.51%
XTZ/IDR
Tezos
32.710
87.5%
MEME/IDR
Memecoin
62
58.97%
BAND/IDR
Band Proto
18.650
37.11%
BR/IDR
Bedrock
1.099
36.35%
Nama Harga 24H Chg
LEVER/IDR
LeverFi
2
-33.33%
EVER/IDR
Everscale
185
-26%
VSYS/IDR
v.systems
6
-14.29%
OKB/IDR
OKB
3.441K
-7.67%
LOOKS/IDR
LooksRare
324
-6.9%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

GPT?5 vs Meta AI: Siapa Raja Chatbot 2025?
22/08/2025
GPT?5 vs Meta AI: Siapa Raja Chatbot 2025?

Chatbot Bukan Cuma Teman Ngobrol Di tahun-tahun awal kemunculannya, chatbot

22/08/2025
Siapa Tyler Winklevoss? Raja Kripto Kembar Ini Heboh!

Kamu mungkin pernah mendengar nama Tyler Winklevoss dari berita lama

Sell on Strength Artinya Apa? Ini Penjelasan Jelasnya

Kamu pasti pernah dengar istilah "Sell on Strength", apalagi kalau