Siklus Altseason: 6 Urutan Fase Cuan Altcoin di 2025
icon search
icon search

Top Performers

Mengenal Siklus Altseason: 6 Urutan Fase Cuan Altcoin di 2025

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Mengenal Siklus Altseason: 6 Urutan Fase Cuan Altcoin di 2025

Siklus Altseason 6 Urutan Fase Cuan Altcoin di 2025 01

Daftar Isi

Banyak investor baru justru tergoda masuk ke altseason saat semuanya sudah naik tinggi, ketika FOMO sedang panas-panasnya.

Pada fase ini, justru risiko koreksi besar bisa datang kapan saja. Ironisnya, momen emas di awal altseason sering terlewatkan begitu saja.

Padahal, kalau kamu paham pola siklusnya, kamu bisa tahu kapan saat tepat buat masuk dan kapan harus keluar sebelum euforia berubah jadi penyesalan.

Nah, untuk lebih memahami tentang siklus altseason secara lebih mendalam, mari simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

 

Mengapa Altseason Punya Siklus?

Siklus Altseason 6 Urutan Fase Cuan Altcoin di 2025 02

Altseason bukan muncul secara mendadak, melainkan dipicu oleh tiga faktor utama, yaitu money flow rotation (rotasi aliran dana), psikologi pasar, dan kondisi makro serta perkembangan ekosistem kripto.

Secara garis besar, altseason terjadi ketika para investor mulai memindahkan modal mereka secara perlahan dari satu jenis aset ke jenis lainnya. Umumnya, peralihan ini diawali dari Bitcoin, mengingat posisinya sebagai aset kripto paling stabil dan dominan.

Setelah harga Bitcoin mengalami kenaikan dan mulai stabil, investor mulai melirik altcoin besar seperti Ethereum untuk mendapatkan imbal hasil lebih tinggi.

Ketika pasar semakin panas, dana mulai mengalir ke altcoin berkapitalisasi kecil yang berisiko tinggi, tetapi punya potensi kenaikan tajam. Itulah sebabnya altseason sering muncul setelah fase reli Bitcoin melambat.

Namun, rotasi modal ini juga dipengaruhi oleh siklus emosi pasar. Biasanya dimulai dari fase fear saat harga stagnan dan investor ragu, lalu masuk ke greed ketika harga mulai naik dan terlihat menjanjikan.

Selanjutnya, muncul fase FOMO (fear of missing out) yang mendorong banyak orang masuk tanpa strategi yang matang, dan akhirnya mencapai fase euforia saat mayoritas pelaku pasar percaya harga akan terus naik.

Pada puncaknya, pasar masuk fase distribusi, di mana investor lama mulai menjual perlahan, menandai potensi penurunan harga.

Selain itu, faktor makroekonomi turut berperan. Peristiwa seperti Bitcoin halving, yang mengurangi suplai BTC setiap empat tahun, sering kali memicu kenaikan harga Bitcoin, lalu mendorong altcoin ikut naik.

Ditambah lagi, ketika kondisi global mendukung seperti adanya kebijakan suku bunga rendah atau stimulus ekonomi, dana lebih mudah mengalir ke aset berisiko seperti kripto.

Jika situasi ini bersamaan dengan turunnya dominasi Bitcoin maka peluang terjadinya altseason semakin besar.

 

Urutan Fase Siklus Altseason (Visual-naratif)

Siklus altseason bukan terjadi secara tiba-tiba. Ia berkembang bertahap, mengikuti pola aliran dana dan sentimen pasar yang makin panas dari waktu ke waktu. Berikut urutan fase yang biasanya terjadi, antara lain:

 

Fase 1: Bitcoin Naik Duluan

Altseason biasanya diawali oleh reli Bitcoin. Saat BTC menunjukkan penguatan tajam, banyak investor institusional dan retail mulai masuk ke pasar.

Sebagai aset kripto paling mapan, Bitcoin jadi tempat paling aman untuk parkir modal besar di awal tren naik. Lonjakan ini menandakan awal dari rotasi uang yang akan mengalir ke aset lain.

 

2. Fase 2: Ethereum Outperform

Setelah harga Bitcoin naik cukup tinggi dan mulai konsolidasi, perhatian mulai beralih ke Ethereum. ETH sering outperform BTC di fase ini, karena investor mencari aset dengan potensi upside lebih besar tapi tetap punya reputasi kuat.

Saat harga ETH outperform, investor mulai berburu proyek serupa dengan market cap menengah yang juga punya ekosistem Layer-1 atau use case smart contract. Momentum ini jadi pemicu awal pergerakan lebih luas ke altcoin.

 

Fase 3: Layer-1 & Bluechip Altcoin Ikut

Melihat Ethereum memimpin pasar, investor mulai menyebarkan modal ke proyek-proyek Layer-1 lain seperti Solana, Avalanche, atau Near. Selain itu, altcoin dengan reputasi solid seperti Chainlink, Cosmos, dan Polygon mulai mencuri perhatian.

Perpindahan ini menandai pelebaran siklus altseason, di mana uang mulai mengalir keluar dari pemain utama dan masuk ke aset yang dianggap punya teknologi kuat dan adopsi riil. Risiko meningkat, tetapi potensi cuannya juga lebih besar.

 

Fase 4: Mid/Low Cap Altcoin Meledak

Ketika proyek-proyek besar sudah naik tinggi, investor mulai haus akan lonjakan yang lebih ekstrem. Di sinilah altcoin mid dan low cap mulai diburu. Banyak dari proyek ini belum dikenal luas, tetapi punya narasi kuat atau komunitas aktif.

Transisi dari altcoin besar ke altcoin kecil terjadi karena investor merasa tertinggal dan mulai mencari “next Solana” atau “next big thing”. FOMO mulai tumbuh cepat, dan lonjakan harga bisa sangat tajam dalam waktu singkat.

 

Fase 5: Meme Coin Boom (Puncak Euforia)

Puncak altseason ditandai oleh ledakan meme coin seperti DOGE, SHIBA, PEPE, dan sejenisnya. Harga-harga naik gila-gilaan, bukan karena teknologi, melainkan lantaran hype dan komunitas fanatik.

Saat ini terjadi, pasar sudah sangat euforis. Pendatang baru masuk hanya karena takut ketinggalan, bukan karena analisis. Banyak dari mereka bahkan belum tahu cara kerja kripto secara fundamental. Inilah sinyal bahwa pasar sudah terlalu panas.

 

Fase 6: Exit ke Stablecoin

Setelah euforia mencapai puncaknya, investor yang lebih berpengalaman mulai exit pelan-pelan. Mereka mengalihkan dana ke stablecoin seperti USDT atau USDC untuk mengamankan profit. Volume mulai menurun dan harga-harga mulai koreksi.

Di fase ini, proyek-proyek kecil mulai ditinggalkan. Altcoin stagnan atau anjlok dan banyak investor retail akhirnya nyangkut. Siklus pun berakhir, kembali ke fase akumulasi.

 

Cara Cek Siklus Altseason: Indikator Data Real-Time

Altseason memang punya pola yang bisa dipelajari, tetapi untuk tahu apakah kita sedang berada di awal, tengah, atau akhir siklus, kamu perlu mengamati data real-time.

Untungnya, ada sejumlah indikator yang bisa membantu membaca kondisi pasar secara objektif, bukan cuma ikut hype.

Salah satu tanda awal altseason adalah saat dominasi Bitcoin (BTC Dominance) mulai turun. Ini berarti porsi kapitalisasi pasar Bitcoin menyusut, menandakan dana mulai berpindah ke altcoin. Data ini bisa dipantau lewat TradingView atau CoinGlass.

Indikator penting berikutnya adalah rasio ETH/BTC. Jika grafiknya naik maka artinya Ethereum mengungguli Bitcoin, yang biasanya jadi sinyal bahwa altcoin lain akan menyusul. ETH sering menjadi pelopor sebelum altseason meluas.

Setelah ETH unggul, perhatikan volume perdagangan altcoin. Jika proporsi volumenya terhadap pasar meningkat maka hal itu menunjukkan investor mulai merotasi dana ke proyek lain yang dianggap punya potensi lebih besar.

Kamu juga bisa melihat sinyal eksternal seperti Google Trends. Lonjakan pencarian kata kunci seperti “altcoin” atau “buy crypto” mencerminkan naiknya minat publik, terutama investor ritel yang biasanya masuk saat tren menguat.

Indikator tambahan adalah grafik total market cap altcoin. Jika nilainya naik tajam secara konsisten, itu jadi bukti kuat bahwa altseason sedang berjalan dan dana mulai tersebar ke berbagai aset di luar Bitcoin.

Semua metrik ini bisa dipantau lewat platform seperti CoinGlass, TradingView, atau CoinMarketCap. Dengan mengamati indikator-indikator ini secara rutin, kamu bisa mengambil keputusan berdasarkan sinyal nyata, bukan sekadar firasat.

 

Strategi Masuk dan Keluar Berdasarkan Fase

Sukses saat altseason bukan cuma soal memilih aset yang tepat, melainkan juga tentang kapan masuk dan kapan keluar.

Waktu adalah segalanya sehingga strategi berbasis siklus jadi penting untuk menjaga manajemen risiko tetap aman di tengah pasar yang fluktuatif.

Adapun langkah awal yang cukup efektif adalah masuk ketika Ethereum mulai breakout dari fase konsolidasi.

ETH sering kali jadi pemimpin pergerakan dan saat ETH/BTC mulai menguat, itu bisa jadi sinyal bahwa altseason sedang dimulai. Ini saat yang ideal untuk mulai masuk secara bertahap.

Setelah itu, perhatikan kapitalisasi pasar altcoin. Jika mulai melonjak tajam maka artinya arus dana sedang mengalir deras ke proyek non-Bitcoin.

Namun, tetap, masuk secara bertahap jauh lebih bijak ketimbang langsung all-in. Gunakan pendekatan bertingkat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar.

Sebaliknya, saat meme coin mulai menyentuh all-time-high, kamu perlu waspada. Fase ini sering jadi tanda euforia pasar mencapai puncaknya. Di titik ini, banyak investor ritel tergoda ikut-ikutan, padahal smart money biasanya sudah mulai keluar duluan.

Untuk strategi keluar, cara paling aman adalah mencicil take profit saat altcoin kelas menengah mulai meroket dan meme coin jadi viral. Ini membantumu mengamankan keuntungan, sambil tetap membuka peluang jika pasar masih lanjut naik.

Sejak awal, kamu juga disarankan untuk diversifikasi portofolio lintas sektor. Jangan hanya fokus pada satu jenis aset.

Campurkan Layer-1 seperti Solana atau Avalanche, altcoin dengan utilitas kuat seperti Chainlink, serta token yang naik karena narasi seperti AI, DePIN, atau restaking. Diversifikasi ini bantu menyeimbangkan risiko ketika pasar bergerak tidak merata.

 

Risiko Tersembunyi dalam Siklus

Altseason memang menjadi momen yang menarik karena menawarkan potensi keuntungan besar dalam waktu relatif singkat.

Namun, di balik peluang tersebut, ada banyak jebakan yang tidak selalu terlihat di permukaan, terutama bagi investor yang belum terbiasa membaca dinamika pasar secara menyeluruh.

Salah satu kesalahan umum adalah mengira altseason sudah dimulai hanya karena beberapa altcoin naik tajam dalam beberapa hari. Padahal, itu bisa saja hanya rebound teknikal jangka pendek, bukan awal dari tren jangka panjang.

Masuk terlalu cepat bisa membuat kamu terjebak di fase sideways yang membosankan, atau bahkan koreksi pasar yang cukup dalam.

Selain itu, ada pula yang disebut fake altseason, di mana Bitcoin dominance turun dan altcoin tampak menguat.

Akan tetapi, jika dilihat lebih teliti maka sering kali penurunan dominasi itu disebabkan oleh koreksi harga BTC yang cukup tajam, bukan karena altcoin sedang benar-benar menguat.

Akibatnya, pergerakan altcoin yang naik pun hanya sesaat, lalu kembali turun mengikuti arus pasar.

Tak kalah penting, risiko menjadi exit liquidity juga harus diwaspadai. Ketika harga altcoin kecil tiba-tiba melonjak drastis, bisa saja itu merupakan skenario yang sengaja dibangun oleh pemain besar untuk melepas posisi mereka.

Mereka menciptakan euforia agar investor ritel tertarik membeli di harga tinggi, lalu diam-diam melakukan aksi jual.

Akibatnya, investor kecil yang masuk saat hype memuncak justru menjadi pihak yang “membeli mahal” dari mereka yang sudah siap keluar.

 

Studi Kasus Singkat: Altseason 2021 & Pola 2025

Siklus Altseason 6 Urutan Fase Cuan Altcoin di 2025 03

Pada April hingga Mei 2021, altseason mencapai puncaknya. Setelah Bitcoin menembus harga tertinggi sebelumnya, pasar beralih ke Ethereum yang mencetak performa impresif, fase kedua.

Tidak lama kemudian, minat menyebar ke layer-1 seperti BNB, SOL, dan AVAX, menandai fase ketiga.

Puncaknya terjadi saat altcoin berkapitalisasi menengah dan kecil seperti DOGE, MATIC, dan SHIBA melonjak tajam, fase keempat yang ditandai euforia pasar dan reli besar-besaran.

Jika dibandingkan maka fase ketiga di tahun itu berlangsung cepat karena lonjakan antusiasme terhadap “Ethereum killer” dan DeFi. Namun, fase keempat justru menjadi lebih riuh karena didorong narasi viral dan masuknya investor ritel.

Menjelang 2025, beberapa tanda awal mulai terlihat. ETH/BTC menunjukkan sinyal konsolidasi kuat, sementara volume altcoin dan pencarian kata kunci seperti “buy altcoin” mulai meningkat.

Meski belum konklusif, ini bisa menjadi isyarat bahwa fase awal altseason berikutnya tengah terbentuk.

 

Kesimpulan: Bukan Sekadar Musim, Tapi Strategi Rotasi

Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Siklus Altseason: 6 Urutan Fase Cuan Altcoin di 2025 yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.

Sebagai kesimpulan, altseason bukan cuma soal momen ramai beli altcoin, melainkan soal memahami pola rotasi kapital yang berulang.

Siapa pun bisa ikut euforia, tetapi hanya investor yang paham urutannya, dari dominasi Bitcoin, pergerakan Ethereum, hingga lonjakan alt kecil yang bisa memanfaatkan peluang secara sadar.

Dengan mengenali siklus ini, kamu bukan cuma punya peluang cuan lebih besar, melainkan juga perlindungan risiko yang lebih baik. Karena dalam pasar yang volatil, strategi lebih penting daripada sekadar ikut arus.

Oya, selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow IG Indodax

 

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

  1. Apa beda altseason biasa dengan siklus altseason?

Siklus altseason menjelaskan rotasi dana bertahap dari BTC ke altcoin lain secara terstruktur.

 

  1. Apakah semua altcoin naik dalam altseason?

Tidak selalu. Yang naik biasanya adalah altcoin dengan narasi kuat, volume besar, dan tren pasar positif.

 

  1. Kapan sebaiknya masuk ke altcoin saat altseason?

Idealnya saat Ethereum mulai outperform Bitcoin dan BTC dominance mulai turun.

 

  1. Gimana tahu altseason udah di fase akhir?

Jika meme coin mulai mendominasi dan volatilitas ekstrem terjadi, bisa jadi itu fase distribusi (fase akhir).

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
 

 

Author: Boy

 

 

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.78%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.27%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.94%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
DCT/IDR
Degree Cry
53.897
99.02%
MEME/IDR
Memecoin
65
62.5%
LEVER/IDR
LeverFi
3
50%
VIDYX/IDR
VidyX
3
50%
BAND/IDR
Band Proto
17.997
32.26%
Nama Harga 24H Chg
VCG/USDT
VCGamers
0
-18.21%
OKB/IDR
OKB
3.640K
-11.29%
W3F/IDR
Web3Fronti
500.005
-11.03%
TMG/IDR
T-mac DAO
599.896
-7.71%
SHRED/IDR
ShredN
34
-5.56%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Krea AI: Bikin Analisa Crypto Lebih Visual & Menarik

Hingga saat ini, masih banyak trader dan investor yang fokus

Multi-Hop Reasoning: Cara AI Hubungkan Data Market
21/08/2025
Multi-Hop Reasoning: Cara AI Hubungkan Data Market

Para trader dan investor sering merasa kewalahan dengan banjir informasi,

21/08/2025
Kling AI: Alat Kreatif Baru Buat Trader & Investor

Kehadiran AI kini semakin menyatu dengan aktivitas trader, tidak hanya