Istilah bearish dan bullish akan sering terdengar oleh mereka yang masuk ke dunia pasar modal, saham, dan aset crypto. Oleh sebab itu, kedua istilah ini sangat penting untuk diketahui oleh para investor—apalagi pemula—yang terjun ke dunia investasi, terutama aset kripto
Adapun istilah yang saling berkaitan ini kerap kali menggambarkan sentimen pasar terhadap kondisi pasar, khususnya mengenai pergerakan harga. Di lain sisi, dengan mengetahui kedua istilah ini, investor pun akan lebih tenang dalam menyikapi volatilitas harga yang ada di pasar crypto.
Lalu, apa sebenarnya bearish maupun bullish ini? Mari simak ulasannya berikut ini.
Sejarah Bearish dan Bullish
Konon, kedua istilah ini sudah hadir sejak berabad-abad silam, dengan beberapa versi sebagai berikut.
1. Sejarah Bullish Market
Di bawah ini adalah tiga teori yang muncul mengenai sejarah istilah bullish market.
a. Bull Attacks
Pada versi ini, tahun 1714 dianggap telah menjadi tonggak sejarah bull market. Namun, asal-usul istilah ini sendiri belum pasti sebab tidak ada pembahasan detail soal ini di sejumlah literatur.
Diketahui, di sini terdapat sebuah teori yang muasalnya adalah dari cara banteng menyerang musuhnya. Biasanya, banteng akan menundukkan kepala, lalu menyerudukkan tanduknya mengarah ke atas untuk menjungkalkan musuhnya.
Adapun di pasar crypto, hal itu tampak saat pasar sedang rendah dan mulai menanjak ke arah positif.
b. Bull Blood Sport
Teori berikut ini berasal dari akhir tahun 1500, tepatnya dari era Elizabethan. Konon, terdapat sebuah permainan berdarah bernama “bull baiting” yang berlangsung sepanjang tahun itu.
Permainan kejam ini akan menunjukkan kepada penontonnya sebuah tontonan seekor banteng yang dirantai, lalu diserang oleh beberapa anjing. Akhirnya, permainan brutal dan kejam ini pun dihentikan pada tahun 1835.
Oleh sebagian orang, permainan berdarah itulah yang dianggap sebagai awal mula kemunculan istilah bullish.
c. The Bull Board
The London Stock Exchange, sebuah lembaga keuangan yang berdiri pada abad ke-17, dianggap ikut menjadi pelopor dalam penciptaan istilah ini. Kehadiran The London Stock Exchange pun sejalan dengan pembentukan awal istilah pada tahun 1714.
Adapun pada periode itu, pedagang bakal memasang penawaran pembelian di papan pengumuman pengumuman exchange, yang disebut “bull”. Akan tetapi, waktu itu tidak banyak permintaan untuk saham sehingga papannya “kosong.”
2. Sejarah Bearish Market
a. Bear Attacks
Istilah bear market pun berasal dari sekitar tahun 1714, seperti bullish market. Teori pertama soal ini, secara terminologi, adalah dari cara beruang menyerang musuhnya. Pasalnya, beruang bakal mengayunkan cakarnya ke arah bawah dan mencabik musuhnya. Hal itu yang kemudian menjadi lambang dari downtrend yang terdapat di bear market.
b. Bear Baiting
Dasar pemikiran dari teori ini pun hampir sama dengan teori sebelumnya. “Bear baiting” sendiri berasal akhir tahun 1500. Kala itu, beruang dirantai dan diserang oleh anjing sebagai permainan hiburan masyarakat.
c. The Bare Board
Ketika London Stock Exchange baru berdiri, terdapat sebuah papan yang menjadi tempat bagi trader untuk mengirimkan penawaran membeli saham. Saat permintaan saham tengah rendah, papan ini akan kosong dan menciptakan istilah “bear” sebagai istilah atas kondisi pasar yang sedang turun.
d. Bearskin
Menjual bulu binatang adalah cara masyarakat pada abad ke-16 untuk mencari nafkah. Adakalanya, mereka bakal melibatkan perantara untuk melakukan jual beli.
Terkait itu, para penjual cerdik ini akan menjual bulu beruang yang sejatinya tidak mereka punya. Dalam hal ini, mereka hanya akan menebak harga yang harus dibayarkan kepada si pemburu kulit beruang.
Dua abad kemudian, para investor pun diketahui mulai menjual saham yang bukan miliknya. Adapun praktik short selling itu lantas dikenal dengan nama “selling the bearskin”, yang didasarkan pada sejarah aktivitas tadi.
Apa Itu Bearish dan Bullish?
Secara umum, bullish adalah suatu kondisi ketika pasar, utamanya aset kripto, tengah mengalami tren naik (menguat). Kenaikan itu bisa dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di suatu negara, bahkan di seluruh dunia, yang tengah mengalami pertumbuhan ekonomi
Sementara itu, bearish adalah suatu kondisi ketika pasar saham tengah mengalami tren turun (melemah). Penurunan itu dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat, bahkan turun ketimbang tahun sebelumnya.
Adapun bullish dilambangkan dengan banteng, sedangkan bearish dengan beruang. Maknanya adalah jika banteng menang maka pasar pun otomatis ke atas, sementara kalau beruang menang maka pasar bakal turun.
Kondisi Market yang Disebut Bearish atau Bullish
1. Bearsih Market
Bearish market adalah situasi yang bakal mengisyaratkan bahwa nilai aset kripto yang mulai merosot. Pada kondisi ini, harga sebuah aset menurun mencapai 20%, bahkan lebih, dalam jangka waktu tertentu (sekitar dua bulan, bahkan lebih).
Kondisi bearish umumnya terjadi di negara-negara yang sedang mengalami resesi ekonomi. Dalam situasi ini, ekonomi bakal melambat dan angka pengangguran juga meningkat lantaran banyak pekerja yang diputus kontrak. Kondisi bear market pun bisa kian parah dengan adanya kebijakan pemerintah seperti mengubah persentase pajak.
2. Bullish Market
Berkebalikan dengan bearish market, bull market adalah kondisi yang mencerminkan situasi pasar crypto ketika nilai aset cenderung naik. Hal itu pun menunjukkan kondisi ekonomi biasanya berjalan dengan baik dan seluruh pihak dapat memperoleh keuntungan, bahkan trader pemula.
Mengingat pasar crypto juga dipengaruhi oleh perilaku investor, istilah bullish market pun berkaitan erat dengan sikap optimistis seorang investor terhadap tren ekonomi yang sedang terjadi.
Adapun untuk skala negara, ekonomi menunjukkan penguatan, misalnya tampak dari kenaikan nilai PDB serta angka pengangguran yang rendah.
Demikianlah ulasan mengenai bearish dan bullish dalam dunia aset kripto yang perlu diketahui. Selamat melakukan trading!