Ben Bernanke adalah sosok yang identik dengan kebijakan moneter modern keputusan serta pemikiran-pemikirannya memberi jejak panjang pada sistem keuangan global.
Artikel ini mengeksplorasi bagaimana pandangan dan tindakan Bernanke dalam mengelola ekonomi bisa berkorelasi dengan lahirnya aset alternatif seperti kripto (contohnya Bitcoin).
Latar Belakang Singkat

Sumber Gambar: WIkipedia
Sebelum menjadi pemimpin di bank sentral, Bernanke dikenal luas sebagai akademisi: profesor ekonomi, peneliti dan salah satu kontributor teori siklus bisnis dan mekanisme moneter.
Sebagai ketua Federal Reserve (The Fed), ia berada di pucuk keputusan tepat di saat dunia diguncang krisis — menjadikannya aktor utama dalam krisis keuangan global akhir 2000-an, seperti informasi yang kami kutip dari website Wikipedia
Pandangan Bernanke tentang Kebijakan Moneter
Prinsip “Constrained Discretion”
Bernanke pernah menyampaikan bahwa kebijakan moneter ideal berada di antara dua ekstrem: aturan kaku dan kebijakan serampangan berdasarkan discretion penuh. Model ini — “constrained discretion” — mengombinasikan struktur aturan dengan fleksibilitas untuk merespons kondisi ekonomi nyata.
Menurutnya, dalam sistem moneter modern, bank sentral perlu menjaga keseimbangan antara stabilitas dan respons adaptif agar dapat meredam guncangan ekonomi.
Menangkal Deflasi — “Bernanke doctrine”
Bernanke tidak hanya khawatir dengan inflasi, tapi juga deflasi. Dalam pidato 2002 tentang deflasi, ia menegaskan bahwa dalam sistem fiat-money, bank sentral memiliki instrumen yang cukup untuk mencegah deflasi agar dampak ekonomi negatif (seperti resesi dan pengangguran) bisa dicegah
Beberapa instrumen itu termasuk peningkatan jumlah uang beredar, pelonggaran suku bunga, hingga pembelian aset keuangan atau obligasi pemerintah — hal-hal yang kemudian menjadi bagian dari kebijakan non-konvensional ketika krisis melanda.
Implementasi di Masa Krisis: Krisis 2008 & Kebijakan Reformasi
Era Suku Bunga Rendah & Likuiditas Melimpah
Saat krisis keuangan global mulai memuncak 2007–2008, The Fed di bawah Bernanke memangkas tajam suku bunga acuan, hingga mendekati nol. Akses ke pinjaman dilonggarkan, dan likuiditas disuntikkan ke sistem keuangan agar perbankan tetap berfungsi, seperti informasi yang kami kutip dari website Federal Reserve.
Kebijakan “Quantitative Easing” (QE) dan Pembelian Aset
Ketika suku bunga mendekati nol dan instrumen konvensional dianggap tidak cukup, Bernanke memimpin The Fed menerapkan kebijakan unconventional: membeli obligasi jangka panjang dan sekuritas berbasis hipotek dalam skala besar. Ini dimaksudkan untuk mendorong penurunan suku bunga jangka panjang, memacu pinjaman dan investasi, serta menghindarkan resesi yang jauh lebih dalam.
Langkah ini dianggap revolusioner — banyak yang menilai bahwa kebijakan semacam ini membuka babak baru dalam moneter global.)
Dampak Kebijakan Bernanke Terhadap Aset & Preferensi Investor
Likuiditas dan Arus Modal Mencari Arah Baru
Kebijakan suku bunga rendah plus likuiditas berlimpah cenderung mendorong investor mencari aset dengan potensi imbal hasil lebih tinggi dibandingkan obligasi atau tabungan konvensional.
Kondisi suku bunga rendah secara global juga membuat dana mencari alternatif. Banyak aset spekulatif — saham, real estate, hingga aset baru seperti kripto mendapat perhatian.
Meski Bernanke sendiri tidak mempromosikan kripto, konfigurasi moneter yang ia ciptakan melonggarnya regulasi suku bunga dan suplai uang — menciptakan lingkungan di mana aset alternatif dengan potensi return besar bisa muncul dan berkembang.
Risiko Bubble Aset & Perhatian Terhadap Stabilitas
Bernanke menyadari bahwa kebijakan moneter tidak boleh mengabaikan fenomena harga aset. Ia mengajukan pertanyaan penting: apakah monetisasi likuiditas secara besar-besaran bisa memicu gelembung aset (asset bubble)?
Penekanan pada stabilitas keuangan — bukan sekadar inflasi harga konsumen — menjadi bagian dari warisan pemikiran Bernanke.
Relevansi Terhadap Lahirnya Kripto Seperti Bitcoin
Kripto sebagai Respons Terhadap Kebijakan Moneter Longgar
Kemunculan dan adopsi kripto sering dikaitkan dengan ketidakpuasan terhadap kebijakan moneter tradisional: inflasi, pelemahan mata uang fiat, serta ekses likuiditas.
Dalam konteks ini, kondisi suku bunga rendah dan ekspansi neraca central bank — seperti yang diterapkan di masa Bernanke — memberikan justifikasi bagi sebagian orang untuk mencari alternatif penyimpan nilai di luar sistem finansial tradisional.
Aset seperti Bitcoin kemudian muncul sebagai alternatif “bebas bank sentral”: terdesentralisasi, tidak terikat suku bunga fiat, dan tidak mudah dikontrol oleh institusi moneter.
Fenomena ini bisa dipahami sebagai dampak tidak langsung dari kebijakan longgar moneter global yang Bernanke & penerusnya jalankan.
Bitcoin — Bukan Dalam Fokus Bernanke, Tapi Sebuah Simpulan Ekonomi Konsekuensial
Perlu ditekankan: Bernanke tidak mendesain kebijakan dengan tujuan menciptakan kripto. Namun, kebijakan moneter yang menyediakan likuiditas besar dan biaya pinjaman rendah, ditambah meningkatnya skeptisisme terhadap inflasi dan kontrol moneter, membuka ruang bagi inovasi finansial — termasuk kripto.
Dengan demikian, munculnya kripto bisa dilihat sebagai bagian dari evolusi pasar aset global: respons terhadap environment moneter yang diciptakan sejak masa Bernanke di The Fed.
Tantangan & Kritik
Tidak sedikit yang mengkritik kebijakan moneter Bernanke, terutama dari sisi dampak jangka panjang: potensi inflasi tersembunyi, ketergantungan pasar pada suku bunga rendah, serta pembentukan gelembung aset.
Di sisi lain, kebijakan seperti QE dianggap sebagai penyelamat ekonomi di masa krisis. Bernanke, menurut banyak pengamat, memperluas batas konvensional dari apa yang boleh dilakukan bank sentral — dengan harapan menjaga stabilitas sistem keuangan secara luas.
Kesimpulan
Ben Bernanke, melalui gabungan latar belakang akademik dan posisinya di puncak bank sentral, menunjukkan bahwa kebijakan moneter bukan sekadar soal suku bunga: melainkan tentang bagaimana menjaga stabilitas harga, memastikan likuiditas, dan merespons guncangan dengan alat non-konvensional saat diperlukan.
Lingkungan moneter yang ia dan The Fed ciptakan — suku bunga rendah, likuiditas tinggi, dan eksperimentasi kebijakan — tidak dimaksudkan untuk melahirkan aset terdesentralisasi seperti Bitcoin.
Namun, secara ekonomi, kebijakan itu menyediakan kondisi yang memungkinkan inovasi finansial muncul — termasuk kripto. Dalam konteks global yang terus berubah, warisan kebijakan Bernanke bisa dipandang sebagai salah satu fondasi sistem moneter modern — sekaligus katalis tumbuhnya alternatif keuangan di luar sistem tradisional.
Itulah informasi menarik tentang Ben Bernanke, Kebijakan Moneter & Relevansi dengan Bitcoin yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Benarkah Bernanke mendukung Bitcoin atau kripto?
Tidak — tidak ada bukti bahwa Bernanke secara aktif mendukung kripto. Ia fokus pada kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan. Namun, kebijakan longgar yang dijalankannya menciptakan lingkungan di mana kripto bisa muncul sebagai alternatif. - Apakah kebijakan QE identik dengan inflasi?
Tidak selalu. Tujuan QE adalah menstabilkan ekonomi dan menjaga likuiditas di saat krisis. Efek inflasi tergantung pada banyak faktor — antara lain respons ekonomi riil, ekspansi kredit, dan kebijakan fiskal. - Mengapa suku bunga rendah berdampak pada harga aset?
Karena ketika suku bunga rendah, imbal hasil untuk instrumen konservatif (misalnya obligasi atau tabungan) menjadi kurang menarik. Investor pun mencari alternatif yang lebih menguntungkan — mendorong permintaan pada saham, real estate atau aset berisiko/alternatif. - Apakah kebijakan Bernanke selesai setelah krisis 2008?
Tidak. Pemikirannya dan kerangka kebijakan yang ia bangun terus mempengaruhi bank sentral di banyak negara — terutama dalam hal fleksibilitas, komunikasi, dan penggunaan alat non-konvensional. - Apa pelajaran untuk investor kripto sekarang?
Lingkungan makro — suku bunga, likuiditas global, kebijakan moneter — tetap relevan. Memahami warisan pemikiran seperti Bernanke membantu memahami dinamika di balik munculnya dan valuasi aset seperti kripto.
Author: RZ





Polkadot 8.91%
BNB 0.54%
Solana 4.81%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.35%
Polygon Ecosystem Token 2.11%
Tron 2.85%
Pasar
