Dogecoin Ngegas Lagi, Tapi Apa Masih Layak?
Dogecoin kembali jadi bahan pembicaraan di komunitas kripto. Bukan karena gimmick semata, tapi karena sejumlah peristiwa baru yang bikin investor bertanya-tanya: “Jangan-jangan DOGE bisa naik lagi?” Volume transaksi harian Dogecoin sempat melonjak di pertengahan 2025 setelah muncul kabar integrasi tip DOGE di platform X (dulu Twitter). Di sisi lain, Bitcoin makin mantap jadi bagian portofolio institusi dan bahkan mulai dilirik sebagai aset safe haven oleh beberapa negara berkembang.
Pertanyaannya, apakah Dogecoin masih punya ruang untuk tumbuh di tengah dominasi Bitcoin yang makin mapan? Untuk menjawab itu, kamu perlu melihat lebih dalam — bukan sekadar harga di grafik, tapi juga teknologi, adopsi, komunitas, dan visi jangka panjang dari masing-masing aset.
Bitcoin vs Dogecoin: Lahir dari Misi yang Berbeda
Bitcoin dan Dogecoin sama-sama dikenal luas, tapi sejarah kelahiran mereka tidak bisa disamakan. Bitcoin muncul dari keresahan terhadap krisis keuangan 2008, sebagai alternatif sistem keuangan terdesentralisasi. Diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada 2009, Bitcoin hadir dengan misi yang sangat serius: membangun sistem moneter yang tidak dikendalikan oleh lembaga sentral.
Sementara itu, Dogecoin justru lahir sebagai lelucon. Dibuat tahun 2013 oleh Billy Markus dan Jackson Palmer, DOGE awalnya hanya ingin menyindir fenomena altcoin yang bermunculan dengan embel-embel tanpa fundamental kuat. Tapi siapa sangka, komunitas yang terbentuk di balik meme Shiba Inu ini malah berhasil mendorong Dogecoin masuk ke jajaran 20 besar kripto global.
Meski sama-sama berbasis blockchain, motivasi di balik penciptaan kedua aset ini benar-benar kontras. Dan itu memengaruhi banyak hal—termasuk desain teknologinya.
Teknologi di Baliknya: Serius vs Sederhana?
Di balik Bitcoin, ada sistem kriptografi yang sangat kuat. Jaringannya dijaga oleh mekanisme Proof of Work (PoW) berbasis algoritma SHA-256 yang memerlukan daya komputasi besar, dan menjaga keamanan blockchain Bitcoin. Keamanan jaringan Bitcoin sulit ditandingi—itulah sebabnya ia menjadi standar emas di dunia kripto.
Dogecoin juga memakai PoW, tapi berbasis algoritma Scrypt, seperti Litecoin. Ini membuat proses mining-nya lebih cepat dan ringan, tapi juga kurang aman dibanding Bitcoin. Sejak 2014, Dogecoin menjalankan merge-mining dengan Litecoin agar bisa ikut menikmati kekuatan jaringan yang lebih besar, meskipun tetap belum bisa menyamai kekuatan hash Bitcoin.
Di tahun 2025, Bitcoin terus mengalami pembaruan penting, termasuk adopsi Lightning Network untuk transaksi mikro, hingga Taproot untuk efisiensi smart contract. Sementara Dogecoin belum menunjukkan roadmap teknikal yang signifikan, meskipun ada wacana integrasi dengan jaringan Solana melalui wrapped token dan ekosistem X.
Jika kamu mengutamakan kekuatan teknologi dan inovasi jaringan, Bitcoin jelas berada di level yang berbeda. Namun teknologi bukan satu-satunya faktor. Kita juga harus melihat bagaimana performa kedua aset ini di pasar global.
Market Cap & Volume Transaksi: Siapa Unggul di 2025?
Kalau dilihat dari kapitalisasi pasar, Bitcoin masih jadi raja. Per Juli 2025, market cap Bitcoin berada di kisaran US$1,25 triliun, sementara Dogecoin hanya sekitar US$18 miliar. Perbedaan yang jauh ini mencerminkan dominasi Bitcoin dalam hal kepercayaan pasar.
Namun, Dogecoin punya keunikan tersendiri. Volume transaksi DOGE sempat meroket setelah fitur micro-payment di platform X kembali ramai digunakan oleh komunitas, terutama untuk tipping dan penggalangan donasi. Di beberapa hari tertentu, volume DOGE bahkan mengalahkan Ethereum — meski hanya sesaat dan dipicu sentimen sosial.
Jumlah pemegang aset aktif pun berbeda jauh. Data dari IntoTheBlock menunjukkan bahwa Bitcoin punya jutaan holder dengan durasi pegang >1 tahun, sedangkan Dogecoin cenderung dimiliki oleh trader short-term atau investor spekulatif yang mudah terpengaruh fluktuasi harga.
Dari sisi angka, Harga Bitcoin memang unggul. Tapi bagaimana dengan kekuatan komunitas dan pengaruh sosial? Ini wilayah Dogecoin bersinar.
Komunitas & Dukungan Sosial: Elon vs Institusi
Bitcoin punya dukungan dari institusi besar: BlackRock, Fidelity, bahkan negara seperti El Salvador yang melegalkan BTC sebagai alat pembayaran. Namun Dogecoin punya senjata yang berbeda: komunitas internet dan Elon Musk.
Dukungan Elon terhadap DOGE terus berlanjut di 2025. Dari mention ringan di X, hingga desas-desus soal pembayaran X Premium dengan DOGE, semua itu ikut mendorong psikologis pasar. Dogecoin juga menjadi favorit di komunitas Reddit seperti r/cryptocurrency dan r/dogecoin, yang masih sangat aktif.
Tapi penting untuk diingat, dukungan komunitas itu ibarat dua sisi mata uang. Ia bisa mengangkat harga dengan cepat, tapi juga bisa membuat volatilitas makin liar ketika sentimen berubah.
Jadi, apakah komunitas bisa jadi alasan untuk kamu berinvestasi? Mungkin iya, jika kamu paham cara memanfaatkannya. Tapi jangan abaikan faktor waktu dan horizon investasimu.
Investasi Jangka Panjang: Mana yang Lebih Rasional?
Kalau kamu berpikir untuk investasi jangka panjang, pertimbangan rasional lebih penting daripada sekadar ikut hype. Bitcoin, dengan pasokan maksimal 21 juta dan tingkat adopsi institusi yang terus naik, sangat cocok untuk dijadikan aset lindung nilai.
Sementara Dogecoin, dengan inflasi tetap sekitar 5 miliar token per tahun, lebih cocok untuk digunakan sebagai alat pembayaran cepat atau sekadar aset trading. Karakteristik ini membuatnya sulit bersaing dengan Bitcoin sebagai penyimpan nilai jangka panjang.
Kalau kamu termasuk investor yang cari stabilitas dan fundamental, Bitcoin jawabannya. Tapi kalau kamu tipe yang suka spekulasi dan membaca sentimen sosial, Dogecoin masih punya panggungnya sendiri.
Namun sebelum menentukan pilihan, kamu harus tahu risikonya.
Risiko, Volatilitas & Sentimen Pasar
Di dunia kripto, semua aset berisiko. Tapi level dan bentuk risikonya berbeda. Bitcoin cenderung lebih stabil karena pasar dan likuiditasnya sudah matang. Tapi ia tetap rentan terhadap tekanan regulasi global, khususnya dari AS dan Uni Eropa.
Sementara Dogecoin, sangat mudah digerakkan oleh faktor eksternal seperti tweet Elon atau trending topic. Harga DOGE hari ini bisa melonjak 30% dalam sehari hanya karena rumor, lalu anjlok lagi saat sentimen bergeser. Risiko seperti ini membuatnya kurang cocok untuk investor konservatif.
Ada juga risiko teknis seperti belum adanya audit jaringan secara independen, serta keterbatasan pengembangan smart contract yang membuat Dogecoin tidak punya ekosistem DeFi yang kuat.
Jadi sebelum kamu beli DOGE karena FOMO, pastikan kamu tahu risiko di balik naik turunnya grafik.
Kesimpulan: Doge Bisa Naik, Tapi Punya Batasan
Dogecoin bukan sekadar lelucon lagi. Ia terbukti bertahan lebih dari satu dekade dan punya komunitas aktif yang loyal. Tapi bukan berarti ia cocok untuk semua orang.
DOGE masih bisa naik, terutama kalau sentimen sosial dan dukungan Elon Musk tetap berlanjut. Tapi kamu harus sadar, kenaikannya tidak didorong oleh fundamental sekuat Bitcoin.
Kalau kamu butuh aset lindung nilai jangka panjang, Bitcoin jauh lebih unggul. Tapi kalau kamu ingin “bermain” dengan risiko tinggi dan cuan cepat, Dogecoin bisa jadi alat yang menyenangkan — asal kamu paham kapan masuk dan kapan keluar.
Ingat: bukan soal mana yang lebih bagus, tapi mana yang lebih cocok buat strategi dan profil risikomu.
Itulah informasi menarik tentang Bitcoin vs Dogecoin yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu Dogecoin dan bagaimana bedanya dengan Bitcoin?
Dogecoin adalah aset kripto berbasis meme yang awalnya dibuat sebagai lelucon, namun berkembang berkat komunitas internet. Bitcoin adalah aset kripto pertama yang dibuat sebagai alternatif sistem keuangan terdesentralisasi. Keduanya memakai teknologi blockchain, tapi Bitcoin punya tujuan jangka panjang yang lebih serius dan pasokan terbatas.
2. Apakah Dogecoin masih layak dikoleksi di tahun 2025?
Layak, tapi tergantung tujuan kamu. Jika kamu ingin spekulasi jangka pendek dan siap dengan risiko tinggi, Dogecoin bisa jadi pilihan. Tapi jika kamu mencari aset kripto jangka panjang dengan fondasi kuat, Bitcoin lebih direkomendasikan.
3. Mana yang lebih aman untuk pemula: Dogecoin atau Bitcoin?
Bitcoin lebih aman untuk pemula karena lebih stabil, didukung institusi besar, dan punya rekam jejak yang panjang. Dogecoin lebih fluktuatif dan dipengaruhi sentimen sosial, cocok untuk yang sudah paham risiko pasar.
4. Apakah Dogecoin bisa mengalahkan Bitcoin di masa depan?
Secara teknologi dan adopsi institusional, kecil kemungkinan Dogecoin mengalahkan Bitcoin. Tapi Dogecoin bisa tetap relevan dan naik nilainya jika komunitas dan momentum sosial tetap kuat.
5. Lebih baik beli Dogecoin atau Bitcoin sekarang?
Kalau kamu cari kestabilan dan investasi jangka panjang, Bitcoin adalah pilihan utama. Tapi kalau kamu ingin ambil peluang dari tren atau momentum sosial, Dogecoin bisa dilirik—asal kamu punya batas risiko yang jelas.