Grid Trading di Kripto: Bisa Cuan Tiap Hari, Kok Bisa?
icon search
icon search

Top Performers

Grid Trading di Kripto: Bisa Cuan Tiap Hari, Kok Bisa?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Grid Trading di Kripto: Bisa Cuan Tiap Hari, Kok Bisa?

Grid Trading di Kripto: Bisa Cuan Tiap Hari, Kok Bisa?

Daftar Isi

Kenapa Grid Trading Makin Ramai?

Beberapa tahun terakhir, pasar kripto makin dipenuhi strategi trading otomatis. Salah satu yang paling sering dibicarakan di forum trader dan grup Telegram adalah grid trading. Alasannya sederhana: kripto bergerak 24 jam non-stop, volatilitas nya tinggi, dan kini banyak exchange menyediakan bot bawaan yang siap pakai.

Buat kamu yang baru mendengar istilah ini, grid trading bukan strategi yang menjanjikan cuan instan tanpa risiko. Tapi, kalau dipahami cara kerjanya, disesuaikan dengan kondisi pasar, dan dikelola dengan disiplin, grid trading bisa menjadi mesin pendulang profit yang konsisten. Mari kita bahas dari dasar hingga strategi modernnya.

 

Apa Itu Grid Trading?

Bayangkan harga kripto bergerak naik-turun seperti gelombang. Daripada menebak apakah gelombang berikutnya naik atau turun, grid trading membiarkan kamu memanen setiap ayunan harga tersebut. Strateginya adalah menempatkan order beli dan jual pada jarak tertentu dalam sebuah rentang harga. Jarak-jarak ini disebut grid.

 

Ada dua gaya umum:

  • Range/contra-trend: grid dipasang untuk memanfaatkan harga yang bolak-balik di dalam range.

  • With-trend: grid dipasang searah tren, misalnya hanya buy di tren naik atau hanya sell di tren turun.

 

Setelah memahami definisinya, kamu perlu tahu bahwa grid trading tidak cocok untuk semua kondisi. Ada waktu yang tepat untuk memakainya, dan ada saatnya strategi ini harus diistirahatkan.

 

Kapan Grid Trading Efektif? (Dan Kapan Sebaiknya Di-pause)

Grid trading punya sifat unik: ia bukan strategi mencari arah, tapi strategi memanen volatilitas. Karena itu, waktu terbaik untuk menggunakannya adalah ketika pasar berada di fase sideways atau range-bound — yaitu harga bergerak naik-turun di antara batas support dan resistance yang jelas tanpa menembusnya terlalu jauh.

Di kondisi ini, setiap grid yang kamu pasang akan sering “terisi” lalu tertutup kembali, sehingga profit kecil-kecil bisa terkumpul. Trader profesional biasanya mengidentifikasi fase sideways ini dengan kombinasi:

 

  • Indikator volatilitas seperti Bollinger Bands yang menyempit, menandakan pasar sedang tenang.

  • ATR (Average True Range) yang relatif datar, mengindikasikan pergerakan harga stabil dalam kisaran tertentu.

  • Level support–resistance historis yang sudah teruji beberapa kali.

 

Namun, grid trading menjadi bumerang ketika pasar memasuki tren kuat. Misalnya, saat Bitcoin naik terus selama tiga minggu akibat sentimen positif dari berita ETF, atau sebaliknya, jatuh tajam karena sentimen negatif global. Dalam tren seperti ini, posisi di satu sisi grid akan menumpuk tanpa pernah tersentuh level lawannya, sehingga risiko floating loss membengkak.

 

Trader yang sudah berpengalaman biasanya memasang circuit breaker berupa:

  • Trailing stop yang otomatis menutup semua posisi jika harga bergerak keluar dari range tertentu.

  • Filter tren menggunakan Moving Average (misalnya MA50 vs MA200) untuk mendeteksi pergeseran regime.

  • Pause manual saat ada jadwal rilis berita makro penting atau event besar kripto yang berpotensi memicu breakout.

 

Singkatnya, grid trading efektif saat pasar memberi ruang gerak bolak-balik yang terukur. Begitu tanda-tanda tren panjang muncul—misalnya candle harian menembus resistance dengan volume besar—lebih bijak untuk berhenti, menyesuaikan range, atau mengganti strategi.

Kalau kamu sudah paham kapan strategi ini menguntungkan dan kapan harus diistirahatkan, langkah selanjutnya adalah memanfaatkan ekosistem modern yang membuat grid trading jauh lebih praktis dan aman dijalankan.

 

Ekosistem 2025: Bot Grid Semakin Mudah Dipakai

Dulu, grid trading hanya bisa dilakukan manual atau melalui Expert Advisor di platform seperti MetaTrader. Sekarang, banyak exchange besar seperti Binance, Gate.io, dan KuCoin sudah menyediakan spot grid bot dan futures grid bot bawaan.

Tidak hanya itu, beberapa platform bahkan memiliki “Grid Trading Market”, yaitu daftar pasangan kripto yang dianggap cocok untuk grid berdasarkan volatilitas dan likuiditas terbaru. Ada juga inovasi AI-powered grid, yang menyesuaikan parameter grid secara otomatis sesuai kondisi pasar.

Dengan ekosistem seperti ini, kamu tidak lagi perlu repot membuat skrip sendiri. Tapi tentu saja, teknologi hanyalah alat—hasil tetap bergantung pada cara kamu mengatur strategi.

 

Cara Kerja & Komponen Utama Grid 

Untuk memahami grid trading dengan baik, kamu harus tahu komponen-komponen utamanya:

 

  1. Menentukan range harga & mid-price
    Pilih batas bawah dan atas di mana harga kemungkinan besar akan bergerak. Mid-price adalah titik tengah dari range ini.

  2. Memilih jumlah grid & jarak antar grid
    Jarak bisa dalam bentuk persentase (misalnya 0,5%–2%) atau nominal (misalnya $500 di BTC). Jumlah grid memengaruhi seberapa sering transaksi terjadi dan berapa besar modal yang dibagi per grid.

  3. Menempatkan order otomatis

    • Buy limit di bawah harga saat ini.

    • Sell limit di atas harga saat ini.

  4. Mengatur risk cap
    Pasang stop-loss di luar range untuk mencegah kerugian besar jika pasar keluar dari jalur yang kamu prediksi.

  5. Mengotomatisasi dan repost order
    Setelah order terisi, sistem akan otomatis memasang order lawan untuk terus memanen pergerakan harga.

 

Begitu kamu menguasai langkah-langkah ini, barulah kita bisa bicara contoh praktisnya.

 

Contoh Praktis: BTC/USDT (Spot) & Skenario Alternatif

Misalnya kamu memilih pasangan BTC/USDT dengan range $58.000–$62.000 dan jumlah grid 8 level. Jarak antar grid sekitar $500. Setiap kali harga turun $500 dari grid sebelumnya, bot akan membeli, lalu menjual ketika harga naik kembali ke grid atasnya.

Kalau fee di exchange kamu adalah 0,1% per transaksi, target spread per grid setidaknya harus 0,3% untuk tetap ada margin setelah potongan biaya.

Skenario lain adalah with-trend grid, di mana semua grid dipasang hanya di atas harga saat ini untuk mengikuti tren naik. Pendekatan ini mengurangi risiko nyangkut saat tren berlanjut, tapi tentu saja potensi transaksi berkurang jika pasar mendatar.

Setelah melihat contoh ini, kita bisa masuk ke pembahasan yang lebih maju: grid trading yang adaptif.

 

Level Lanjut: Dynamic Grid (DGT) & Adaptasi Modern

Seiring pasar kripto makin dinamis, kelemahan utama grid klasik mulai terasa: ia statis. Setelah kamu tetapkan jarak antar grid di awal, parameter itu akan tetap sama, meskipun volatilitas pasar berubah drastis. Akibatnya, strategi bisa terlalu pasif saat harga bergerak cepat, atau terlalu agresif saat pasar tenang—dua kondisi yang sama-sama menggerus profit.

Tahun 2025, sebuah penelitian akademis memperkenalkan Dynamic Grid-based Trading (DGT) sebagai solusi. Berbeda dari grid konvensional, DGT secara berkala menyesuaikan level dan jarak grid berdasarkan volatilitas terbaru. Prinsipnya:

 

  • Saat volatilitas melebar (misalnya ATR harian melonjak), jarak antar grid diperlebar untuk menangkap pergerakan besar tanpa terlalu sering kena fee.

  • Saat volatilitas menyempit, jarak grid dipersempit agar tetap ada frekuensi transaksi dan modal tidak menganggur.

 

Dalam pengujian terhadap aset kripto likuid seperti BTC dan ETH, DGT menunjukkan performa lebih baik dibanding buy-and-hold maupun grid statis, terutama pada periode pasar yang sering berganti mode dari sideways ke trending.

 

Contohnya, bayangkan BTC/USDT:

  • Minggu pertama volatilitas rendah, jarak grid diset 0,8% antar level.

  • Minggu berikutnya terjadi lonjakan volume akibat berita ETF, ATR naik 50%, dan DGT otomatis memperlebar jarak grid jadi 1,5%.

  • Hasilnya, bot tetap efisien menangkap peluang tanpa terkena biaya berlebihan atau terkena “overtrading”.

 

Pendekatan adaptif ini cocok untuk trader yang ingin memanfaatkan grid di semua fase pasar—sideways, uptrend, downtrend, bahkan saat break-out besar. Tapi tentu saja, adaptasi ini harus diiringi dengan filter risiko seperti pembatasan jumlah grid aktif atau stop-loss dinamis.

Kalau grid klasik adalah kapal layar yang berlayar dengan arah angin tetap, maka DGT adalah kapal modern dengan kemudi otomatis yang bisa menyesuaikan sudut layar sesuai arah angin yang berubah-ubah.

Setelah memahami bagaimana DGT membuat grid lebih fleksibel, langkah berikutnya adalah memastikan strategi ini tetap aman melalui manajemen risiko yang disiplin.

 

Manajemen Risiko: Fee, Slippage, dan “Grid Trap”

Sebagus apapun strateginya, grid trading tetap rentan pada tiga hal yaitu:

 

  • Biaya transaksi: kalau jarak grid terlalu rapat, fee bisa lebih besar dari profit.

  • Slippage: eksekusi order di pasar yang likuid rendah bisa membuat harga masuk tidak sesuai harapan.

  • Grid trap: harga keluar dari range dan tidak kembali, membuat posisi menumpuk di satu sisi.

 

Karena itu, trader pro selalu menghitung break-even spread, memilih pasangan kripto yang likuid, dan punya “circuit breaker” untuk menghentikan bot ketika kondisi pasar berubah drastis.

Kalau manajemen risiko sudah siap, barulah implementasi di platform bisa berjalan dengan tenang.

 

Implementasi di Exchange: Alur Setup Tanpa Misleading

Salah satu keuntungan besar di era 2025 adalah kamu nggak perlu lagi repot bikin bot grid dari nol. Mayoritas exchange besar seperti Binance, KuCoin, dan Gate.io sudah menyediakan fitur Spot Grid atau Futures Grid bawaan yang bisa diakses langsung dari menu trading. Namun, kemudahan ini sering membuat pemula terburu-buru memulai tanpa memahami detail setup—hasilnya, strategi jadi tidak optimal atau malah rugi karena parameter asal pilih.

Langkah pertama adalah memilih pasangan kripto yang likuid. Likuiditas penting karena menentukan seberapa cepat order diisi tanpa selisih harga besar (slippage). Pasangan seperti BTC/USDT atau ETH/USDT adalah titik awal yang aman bagi kebanyakan trader. Hindari altcoin tipis volume, karena risiko order stuck lebih tinggi.

Selanjutnya, tentukan range harga dan jumlah grid berdasarkan analisis volatilitas. Kamu bisa menggunakan indikator ATR untuk mengukur kisaran gerak harian, lalu membagi range menjadi beberapa level grid yang realistis. Misalnya, jika ATR BTC/USDT sekitar $600, jarak antar grid bisa diset 0,5%–1% dari harga. Jumlah grid akan memengaruhi seberapa sering bot melakukan transaksi—terlalu rapat bisa menggerus profit lewat fee, terlalu jarang membuat peluang terlewat.

Tahap berikutnya adalah mengatur target take-profit dan stop-loss. Take-profit menentukan seberapa besar selisih yang kamu inginkan sebelum posisi ditutup, sedangkan stop-loss adalah pagar pengaman jika harga bergerak di luar prediksi. Beberapa exchange juga menyediakan trailing stop, yang bisa mengikuti pergerakan harga untuk mengunci profit lebih maksimal.

Sebelum mengucurkan modal besar, jalankan uji coba dengan nominal kecil. Tujuannya untuk melihat apakah parameter yang kamu tentukan bekerja sesuai harapan. Pengujian ini juga membantu kamu mengecek biaya transaksi aktual, slippage, dan respon bot terhadap pergerakan harga cepat.

Jangan lupa untuk membaca dokumentasi resmi platform. Setiap exchange punya fitur tambahan yang berbeda—ada yang menawarkan trailing up/down untuk menyesuaikan grid dengan tren harga, ada yang memberikan rekomendasi AI untuk parameter awal, dan ada juga yang memiliki preset strategi berdasarkan data historis. Memahami fitur ini bisa membuat grid trading kamu jauh lebih efisien dan minim risiko.

Dengan alur yang benar, implementasi grid trading di exchange modern bukan hanya soal menekan tombol “Start Bot”, tapi memastikan semua pengaturan selaras dengan tujuan, modal, dan toleransi risiko kamu. Dari sini, langkah selanjutnya adalah mengoptimalkan strategi agar tetap konsisten menghasilkan, tanpa terjebak pada ekspektasi “cuan instan” yang sering menyesatkan pemula.

 

Optimasi “Cuan Harian” yang Waras: Ekspektasi & Iterasi

Istilah “cuan tiap hari” sering dipakai di forum atau promosi bot trading, tapi di dunia nyata ini bukanlah janji yang bisa dipegang. Grid trading menghasilkan profit harian hanya jika dua syarat terpenuhi secara bersamaan:

 

  1. Pasar bergerak aktif naik-turun dalam range yang sudah kamu tetapkan.

  2. Selisih harga di setiap grid cukup untuk menutupi biaya transaksi sekaligus memberi margin profit.

Begitu salah satu syarat ini tidak terpenuhi—misalnya harga diam terlalu lama di satu level, atau justru menembus range ke satu arah—potensi cuan harian langsung turun drastis. Di sinilah banyak pemula salah kaprah, mengira bot akan selalu “menggiling uang” tanpa henti.

Kunci sukses ada pada iterasi. Trader pro tidak hanya menyalakan bot lalu meninggalkannya; mereka mengevaluasi performa secara rutin, biasanya harian atau mingguan. Data yang dilihat bukan cuma saldo akhir, tapi juga:

 

  • Jumlah transaksi per grid

  • Win rate transaksi

  • Rata-rata profit per trade setelah fee

  • Durasi posisi terbuka

 

Dari data ini, parameter seperti jarak grid, jumlah grid, atau level stop-loss bisa disesuaikan. Misalnya, jika jumlah transaksi terlalu sedikit, grid bisa dipersempit. Sebaliknya, jika profit per trade terlalu kecil dan hampir habis kena fee, grid perlu diperlebar.

Iterasi juga mencakup skenario exit. Trader berpengalaman selalu punya titik keluar yang jelas—baik untuk mengamankan profit saat target tercapai, atau untuk menghentikan kerugian saat tren besar muncul. Tanpa rencana exit, grid trading bisa berubah dari mesin penghasil cash flow jadi jebakan modal yang memakan waktu dan mental.

Jadi, alih-alih terpaku pada “cuan tiap hari”, ubah pola pikir menjadi “cuan konsisten sesuai kondisi”. Dengan ekspektasi yang realistis, evaluasi terukur, dan penyesuaian berkelanjutan, grid trading bisa menjadi strategi yang bukan hanya menarik di teori, tapi juga efektif di praktek.

 

Kesimpulan

Grid trading di kripto bukanlah trik sulap yang mengubah modal kecil jadi kekayaan dalam semalam. Strategi ini lahir untuk memanen volatilitas pasar secara sistematis, dengan menempatkan order bertingkat dalam range harga yang sudah diperhitungkan. Keunggulannya ada pada kemampuannya menghasilkan cash flow konsisten saat pasar bergerak bolak-balik, namun kelemahannya jelas ketika tren panjang mengambil alih.

Perkembangan teknologi 2025—mulai dari bot bawaan exchange hingga pendekatan adaptif seperti Dynamic Grid—membuka peluang baru bagi trader yang mau belajar serius. Namun, teknologi hanyalah alat. Kunci hasil tetap ada pada pemahaman mekanisme, timing yang tepat, dan disiplin manajemen risiko.

Jika kamu mampu menggabungkan tiga hal itu, grid trading bisa menjadi mesin penghasil profit yang tahan lama, bukan sekadar eksperimen jangka pendek. Ingat, di kripto yang bergerak 24/7, kesabaran dan konsistensi sering kali lebih bernilai daripada mengejar jackpot instan. Pilih momenmu, jalankan strategimu, dan biarkan grid bekerja untuk kamu—bukan sebaliknya.

 

Itulah informasi menarik tentang “Grid Trading” yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa bedanya spot grid dan futures grid?
Spot grid membeli dan menjual aset kripto secara langsung, sementara futures grid menggunakan kontrak derivatif yang memungkinkan posisi long dan short, biasanya dengan leverage.

2. Apakah grid trading legal dan umum dipakai?
Ya. Ini adalah strategi yang sah dan didukung oleh banyak exchange besar, meskipun beberapa platform kompetisi trading memiliki larangan khusus.

3. Apakah grid menjamin profit harian?
Tidak. Profit harian bisa terjadi kalau volatilitas pasar memadai dan biaya transaksi terkendali, tapi tidak ada jaminan mutlak.

4. Bagaimana cara menentukan jumlah grid dan jaraknya?
Gunakan ukuran volatilitas seperti ATR (Average True Range) untuk menentukan jarak. Mulailah dengan modal kecil dan sesuaikan setelah uji coba.

5. Apa itu Dynamic Grid (DGT)?
Pendekatan grid adaptif yang mengubah parameter berdasarkan kondisi pasar. Penelitian terbaru menunjukkan performanya lebih baik dari grid statis pada aset kripto tertentu.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Bitcoin,Blockchain,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.77%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.32%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.94%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
OKB/IDR
OKB
1.701K
127.56%
ATT/IDR
Attila
3
50%
VIDYX/IDR
VidyX
3
50%
SHAN/IDR
Shanum
6
50%
GTC/IDR
Gitcoin
7.220
48.41%
Nama Harga 24H Chg
COL/IDR
Clash of L
2.950
-19.84%
TROLLSOL/IDR
TROLL (SOL
2.330
-19.24%
SHELL/IDR
MyShell
2.575
-10.4%
SKY/IDR
Sky
1.315
-9.81%
CBG/IDR
Chainbing
47
-9.62%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

YouTube Scam Crypto 2025: Trader Bisa Tekor Seketika!
13/08/2025
YouTube Scam Crypto 2025: Trader Bisa Tekor Seketika!

Ketika Satu Klik di YouTube Bisa Menguras Dompet Kripto YouTube

13/08/2025
Awas! Trik SMS Phishing Canggih yang Mengintai Kamu
13/08/2025
Awas! Trik SMS Phishing Canggih yang Mengintai Kamu

Pagi-pagi ada SMS “tunggakan tol belum dibayar” atau pesan mirip

13/08/2025
Grid Trading di Kripto: Bisa Cuan Tiap Hari, Kok Bisa?

Kenapa Grid Trading Makin Ramai? Beberapa tahun terakhir, pasar kripto