Pernah ngalamin gas fee Ethereum yang lebih mahal daripada jumlah transfernya? Bagi banyak orang, itulah momen frustrasi pertama saat mencoba dunia kripto di Ethereum.
Padahal, Ethereum nggak sekadar soal kirim ETH. Ia adalah ekosistem besar dengan ribuan aplikasi terdesentralisasi (dApps), protokol DeFi, dan marketplace NFT yang menopang aktivitas jutaan orang di seluruh dunia.
Masalahnya, semakin banyak orang pakai Ethereum, semakin terasa batasan skalabilitasnya. Biaya transaksi melambung, proses verifikasi melambat, dan jaringan jadi macet.
Dari sinilah muncul berbagai inovasi: mainnet yang jadi pusat keamanan, testnet untuk eksperimen, hingga solusi layer-2 dan sidechain yang dirancang biar transaksi bisa lebih cepat dan murah.
Nah, dalam Artikel ini akan mengupas tuntas jaringan Ethereum terbaru 2025, lengkap dengan keunggulan, kelemahan, dan peran masing-masing. Dengan begitu, kamu bisa lebih paham mana jaringan yang cocok untuk kebutuhanmu, baik itu trading, investasi, atau sekadar eksplorasi teknologi blockchain.
Apa Itu Jaringan Ethereum?
Ethereum dikenal sebagai “komputer dunia” karena bisa menjalankan smart contract yang otomatis mengeksekusi perintah tanpa perantara. Tapi di balik itu, Ethereum bukan hanya satu jaringan tunggal.
Ethereum terdiri dari beberapa lapisan dan cabang jaringan yang masing-masing punya fungsi berbeda. Ada mainnet yang jadi pusat utama transaksi real, testnet yang dipakai developer untuk menguji kode, layer-2 yang hadir sebagai solusi biaya, hingga sidechain yang berjalan mandiri tapi tetap kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM).
Pemahaman soal jaringan ini penting. Kalau kamu hanya tahu mainnet, kamu mungkin mengira Ethereum selalu mahal dan lambat. Padahal, banyak transaksi sekarang pindah ke layer-2 atau sidechain yang lebih efisien. Jadi, mari kita bedah satu per satu.
Jaringan Ethereum Apa Saja?
1.Mainnet Ethereum: Pondasi Utama Ekosistem
Pertama ada mainnet, Mainnet adalah jantung dari Ethereum. Semua transaksi asli, smart contract sah, hingga dApps populer seperti Uniswap atau OpenSea, berjalan di sini. Di mainnet, setiap blok divalidasi oleh ribuan validator melalui mekanisme Proof of Stake. Itu sebabnya mainnet dianggap paling aman dan paling desentralisasi.
Namun keamanan ini datang dengan harga: gas fee yang bisa melambung dan kapasitas transaksi yang terbatas. Ethereum mainnet hanya mampu mengeksekusi puluhan transaksi per detik, jauh di bawah kebutuhan pasar global. Walau begitu, tanpa mainnet, layer-2 atau sidechain nggak ada artinya, karena semua data ujungnya tetap harus divalidasi di sini.
Dari sini kita bisa lihat, mainnet adalah fondasi yang stabil. Tapi untuk menampung skala global, Ethereum butuh lebih banyak “jalur alternatif”. Itulah kenapa testnet dan layer-2 lahir sebagai solusi tambahan.
Artikel Terkait yang Bisa Kamu Baca; Sepolia vs Goerli: Testnet Ethereum Mana yang Terbaik?
2.Testnet Ethereum: Laboratorium untuk Inovasi
Bayangkan kamu seorang developer yang ingin bikin aplikasi DeFi baru. Mustahil kalau harus langsung deploy di mainnet, karena risiko bug bisa bikin rugi besar. Di sinilah testnet berperan sebagai laboratorium yang aman.
- Sepolia saat ini jadi testnet utama untuk pengembangan smart contract.
- Holesky hadir sebagai testnet skala besar, menggantikan Goerli, dengan suplai ETH palsu yang jauh lebih banyak.
Testnet dipakai bukan hanya oleh developer individu, tapi juga oleh perusahaan besar untuk menguji upgrade jaringan. Dengan cara ini, inovasi bisa diuji tanpa membahayakan dana pengguna.
Ketika kode sudah terbukti aman di testnet, barulah dipindahkan ke mainnet. Dari sini, kita bisa lihat betapa pentingnya testnet sebagai jembatan antara ide dan implementasi nyata. Nah, setelah fase uji coba, biasanya pengguna akan lebih tertarik pada solusi yang bisa langsung mengurangi biaya: layer-2.
3.Layer-2 Ethereum: Jalan Tol Ekspres yang Murah dan Cepat
Kalau mainnet diibaratkan jalan tol utama yang padat, maka layer-2 adalah jalur ekspres di sampingnya. Layer-2 memproses transaksi di luar mainnet, lalu mengirimkan bukti validasi ke mainnet. Hasilnya: transaksi jauh lebih murah dan cepat, tapi tetap aman karena ujungnya diverifikasi di Ethereum.
Ada dua teknologi utama layer-2:
- Optimistic Rollup ? digunakan Arbitrum dan Optimism. Lebih sederhana dan sudah terbukti skala besar.
- Zero-Knowledge (ZK) Rollup ? dipakai zkSync Era, StarkNet, Linea. Lebih kompleks, tapi menawarkan keamanan lebih baik dengan kriptografi canggih.
Tahun 2025 jadi momen penting buat layer-2. Arbitrum masih jadi ekosistem DeFi terbesar, Optimism makin populer karena dipakai Coinbase melalui jaringan Base, dan teknologi ZK makin matang sehingga bisa menyaingi rollup optimistik.
Buat pengguna biasa, layer-2 terasa seperti “versi hemat” Ethereum. Gas fee bisa sampai 90% lebih murah, dan transaksi hanya butuh hitungan detik. Dari sini, banyak pengguna retail pindah ke L2. Tapi nggak semua orang puas dengan layer-2, karena sebagian memilih sidechain yang lebih fleksibel.
4.Sidechain & EVM-Compatible Chains: Jalur Mandiri tapi Tetap Nyambung
Sidechain bukan bagian langsung dari mainnet. Mereka berjalan dengan konsensus sendiri, tapi tetap kompatibel dengan aplikasi Ethereum karena mendukung EVM.
- Polygon (PoS Chain / Polygon 2.0 POL) sudah lama jadi pilihan untuk aplikasi retail dengan biaya rendah.
- BNB Chain meski dimiliki Binance, tetap jadi salah satu jaringan paling aktif karena integrasi dengan exchange.
- Avalanche C-Chain terkenal dengan kecepatan transaksi tinggi dan fokus pada aplikasi keuangan.
Keunggulan sidechain ada di fleksibilitas dan biaya murah, tapi tingkat keamanan berbeda dari mainnet karena validatornya terpisah. Meski begitu, sidechain tetap populer karena jadi gerbang adopsi massal. Dari sini, Ethereum menunjukkan bahwa skalabilitas bisa ditempuh lewat berbagai jalur, bukan hanya satu model saja.
5.Enterprise & Private Ethereum: Blockchain Khusus Korporasi
Di balik sorotan publik, Ethereum juga dipakai di ranah privat. Quorum misalnya, digunakan oleh bank dan perusahaan besar untuk mencatat transaksi internal. Versi enterprise ini nggak terbuka seperti mainnet, tapi tetap memanfaatkan teknologi Ethereum untuk keamanan data.
Meski kurang dikenal oleh pengguna ritel, private Ethereum ini penting karena menunjukkan bahwa blockchain bukan hanya hype untuk investor, tapi juga solusi nyata bagi dunia bisnis.
Tabel Perbandingan Lengkap Jaringan Ethereum (2025)
Jenis Jaringan | Contoh 2025 | Fungsi Utama | Keunggulan | Kekurangan | Status 2025 |
Mainnet | Ethereum Mainnet | Transaksi real & smart contract | Aman, desentralisasi kuat | Gas fee tinggi, TPS terbatas | Aktif, top 2 crypto |
Testnet | Sepolia, Holesky | Uji coba smart contract & dApps | Gratis (ETH palsu), aman untuk dev | Tidak untuk transaksi real | Dipakai luas oleh dev |
Layer-2 | Arbitrum, Optimism, Base, zkSync, StarkNet | Skalabilitas, transaksi cepat & murah | Gas rendah, TPS tinggi, tetap terhubung ke mainnet | Masih butuh adopsi massal | Berkembang pesat |
Sidechain | Polygon, BNB Chain, Avalanche C-Chain | Blockchain mandiri kompatibel EVM | Biaya rendah, fleksibel, ekosistem luas | Keamanan tidak setara mainnet | Populer untuk retail |
Enterprise | Quorum | Blockchain privat untuk korporasi | Kontrol penuh, cocok untuk bisnis besar | Tidak terbuka, adopsi terbatas publik | Niche tapi aktif |
Tantangan & Tren 2025
Ethereum memang sudah migrasi ke Proof of Stake, tapi masalah skalabilitas belum sepenuhnya selesai. Layer-2 jadi solusi jangka menengah, sementara roadmap sharding masih ditunggu untuk memperluas kapasitas mainnet.
Kompetisi juga makin ketat. Arbitrum dan Optimism bersaing ketat merebut ekosistem DeFi, sementara zkSync dan StarkNet mengandalkan inovasi teknologi zero-knowledge proof. Di sisi lain, Polygon mencoba memimpin adopsi massal dengan upgrade Polygon 2.0.
Artinya, 2025 bukan akhir, melainkan fase pertarungan besar antar jaringan yang sama-sama berbasis Ethereum.
Kesimpulan
Ethereum bukan sekadar blockchain tunggal, tapi ekosistem multi-jaringan yang saling melengkapi. Mainnet menjaga keamanan, testnet jadi ruang eksperimen, layer-2 mengatasi gas fee, sidechain membuka adopsi massal, dan enterprise blockchain membuktikan potensi untuk bisnis.
Kalau tujuanmu transaksi cepat dan murah, layer-2 jelas pilihan paling rasional. Kalau bicara keamanan jangka panjang, mainnet tetap juaranya.
Dengan memahami jaringan Ethereum, kamu bukan hanya sekadar pengguna, tapi juga bagian dari cerita evolusi teknologi yang terus berkembang.
Itulah informasi menarik tentang jaringan ethereum apa saja yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Ethereum jaringan apa saja?
Ada 5 kategori: mainnet, testnet, layer-2, sidechain, dan enterprise chain. - ETH ada di jaringan mana?
ETH asli ada di Ethereum Mainnet. Versi wrapped ETH (WETH) bisa dipakai di Layer-2 seperti Arbitrum, Optimism, Base, maupun di sidechain seperti Polygon. - Koin apa saja di jaringan Ethereum?
Selain ETH, ada ribuan token berbasis ERC-20 seperti USDT, USDC, LINK, UNI, AAVE, dan banyak lagi yang berjalan di mainnet maupun Layer-2. - Jaringan mana yang digunakan untuk Ethereum?
Ethereum menggunakan mainnet sebagai pusat, testnet untuk uji coba, Layer-2 (Arbitrum, Optimism, zkSync, Base) untuk skalabilitas, dan sidechain (Polygon, BNB Chain) untuk adopsi massal. - Apakah Ethereum masih relevan di 2025?
Sangat relevan. Masih menempati posisi top 2 crypto global, jadi basis ribuan dApps, protokol DeFi, dan Layer-2 yang terus berkembang. - Mana jaringan Ethereum terbaik untuk transaksi murah?
Saat ini Layer-2 seperti Arbitrum, Optimism, Base, dan zkSync paling efisien untuk biaya rendah dibanding mainnet.
Author: AL