Negara dengan Utang Terbanyak 2025, AS Pecah Rekor!
icon search
icon search

Top Performers

Negara dengan Utang Terbanyak 2025, AS Pecah Rekor!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Negara dengan Utang Terbanyak 2025, AS Pecah Rekor!

Negara dengan Utang Terbanyak 2025, AS Pecah Rekor!

Daftar Isi

Kamu pasti sudah sering dengar soal utang negara, tapi 2025 benar-benar bikin kening berkerut. Angka global kembali merangkak naik, tekanan suku bunga belum longgar, dan beban bunga membesar. Di tengah itu semua, Amerika Serikat memecahkan rekor nilai utang secara absolut. Namun kalau kamu melihatnya dari sisi rasio terhadap PDB, peta peringkat langsung berubah dan beberapa negara kecil justru tampak paling rentan. Di sinilah banyak orang keliru membaca: besar nominal bukan selalu berarti beban paling berat.

Supaya tidak rancu, kita akan bedakan dua kacamata—nilai absolut dan rasio PDB—lalu tarik konteksnya ke Indonesia. Setelah paham kerangkanya, kamu akan lebih mudah menilai mana yang sebenarnya “berisiko”, mana yang masih terkendali.

 

Apa itu utang negara dan kenapa penting kamu pahami?

Sebelum masuk ke data, kita selaraskan definisi. Utang negara adalah kewajiban pemerintah yang harus dibayar kembali di masa depan berikut bunganya, mirip dengan bagaimana kamu perlu memahami dasar apa itu ekonomi makro dalam konteks keuangan global. Sumbernya bisa dari dalam negeri maupun luar negeri, dalam bentuk surat utang, pinjaman, atau instrumen lainnya. Untuk membandingkan antarnegara, ekonom biasanya memakai dua ukuran: (a) nilai absolut dalam mata uang (misalnya dolar AS) dan (b) rasio utang terhadap PDB. Nilai absolut menunjukkan skala total kewajiban, sedangkan rasio PDB menilai daya dukung ekonomi terhadap utang itu.

Dengan memahami dua metrik ini, kamu tidak akan terjebak pada angka besar semata. Mari kita lihat seperti apa peta 2025 jika diukur dari nilai absolut dulu.

 

Peringkat 2025: negara dengan utang absolut terbesar

Jika diurutkan dari nilai total, Amerika Serikat adalah penguasa tak tergoyahkan. Nilai utangnya menembus sekitar US$37 triliun pada 2025—rekor tertinggi sepanjang sejarah AS, bahkan melampaui ukuran aset seperti bitcoin yang kerap dibandingkan dengan emas digita dan menjadikannya yang terbesar secara nominal di planet ini. Angka ini bergerak harian karena data utang federal AS diperbarui setiap hari melalui Debt to the Penny milik Departemen Keuangan AS. 

Di bawah AS, kamu akan menemukan ekonomi besar lain seperti China, Jepang, Inggris, Prancis, Italia, dan India. Skala ekonominya besar, kebutuhan fiskalnya juga besar: pendanaan infrastruktur jangka panjang, belanja sosial, hingga pembiayaan defisit rutin. Karena itu, daftar “terbesar secara nominal” secara alami dikuasai oleh ekonomi berukuran raksasa.

Namun, memotret utang lewat nilai absolut bisa menipu. Negara ber-PDB besar wajar punya utang besar. Untuk menilai berat-ringannya beban, kamu perlu beralih ke lensa berikutnya: rasio utang terhadap PDB.

 

Peringkat 2025: negara dengan rasio utang terhadap PDB tertinggi

Begitu kamu ganti lensa ke debt-to-GDP, pemandangan langsung berubah. Sudan muncul di posisi puncak menurut proyeksi berbasis IMF WEO April 2025, dengan rasio sekitar >250% PDB. Sumber lain yang menarik, termasuk FRED (Federal Reserve Bank of St. Louis) yang mengemas seri IMF, juga menempatkan Sudan di level sangat tinggi pada 2025. Negara ini menghadapi problem struktural—konflik berkepanjangan, ekonomi menyusut, dan basis penerimaan yang rapuh—sehingga rasio utangnya tampak melonjak. 

Posisi berikutnya ditempati Jepang. Per akhir Maret 2025, estimasi rasio utang Jepang berada di kisaran ~234,9% PDB. Ini tinggi untuk ukuran negara maju, tetapi konteksnya berbeda: mayoritas surat utang Jepang dipegang investor domestik, suku bunga historisnya rendah, dan pasar finansialnya dalam. Artinya, risiko pembiayaan Jepang tidak bisa disamakan begitu saja dengan negara bergejolak. 

Lalu ada Singapura dengan kisaran ~175% PDB, Yunani di rentang ~140% PDB, dan Eritrea di atas 200% PDB menurut kompilasi 2025 yang merujuk ke basis IMF. Angka-angka ini bervariasi tipis antar-sumber karena metodologi dan periode observasi, tetapi pola besarnya sama: beberapa negara kecil atau menengah terlihat paling “berat” kalau ditimbang oleh ukuran ekonominya

Ringkasnya, daftar “terbanyak” akan sangat berbeda tergantung apakah kamu melihat skala nominal atau rasio PDB. Berikutnya, mari kita tarik benang ke Indonesia agar kamu punya pijakan yang relevan.

 

Di mana posisi Indonesia?

Pertanyaan klasiknya selalu sama: “Indonesia ini aman atau tidak sih?” Dari sisi rasio utang terhadap PDB, Indonesia berada di kisaran high-30s hingga sekitar 40% memasuki 2025, jauh di bawah negara maju dan masih lebih terkendali dibanding isu besar seperti inflasi yang sering bikin panik masyarakat. Data kuartal IV-2024 menempatkan rasio di sekitar ~39% PDB (sumber statistik pasar yang merujuk data resmi), sementara beberapa proyeksi awal 2025 menempatkan kisaran ~40% PDB. Intinya, Indonesia tidak masuk kelompok paling berat jika ditimbang pakai rasio PDB.

Kenapa ini penting? Karena persepsi risiko investor—rating utang, minat lelang SBN, hingga arus modal—lebih sensitif pada rasio dan kredibilitas kebijakan, bukan sekadar angka absolut. Dengan defisit yang tetap dikelola hati-hati dan pasar SBN yang dalam, ruang kebijakan Indonesia relatif terjaga.

Artinya, di tengah narasi global yang bikin tegang, posisi Indonesia masih termasuk terkendali. Lalu, apa yang membuat sebuah negara bisa punya utang besar?

 

Mengapa ada negara dengan utang yang sangat besar?

Ada beberapa penyebab utama, dan masing-masing membentuk “cerita” yang berbeda:

Pertama, defisit struktural. Amerika Serikat adalah contoh paling jelas: kebutuhan belanja jangka panjang (pensiun, kesehatan), kebijakan pajak, dan siklus ekonomi membuat defisit fiskal kronis. Akibatnya, stok utang menanjak dari waktu ke waktu—dan 2025 memperlihatkan rekor baru.

Kedua, strategi stimulus dan demografi. Jepang melakukan intervensi besar-besaran sejak era 1990-an untuk menolong pertumbuhan; hasilnya stok utang menumpuk. Namun, karena pasar keuangan domestiknya dalam dan suku bunga lama bertahan rendah, biaya pendanaan bisa dikelola relatif stabil. 

Ketiga, guncangan politik/ekonomi. Sudan adalah ilustrasi bagaimana konflik memukul PDB dan penerimaan, sementara kebutuhan pembiayaan tetap ada. Ketika penyebut (PDB) menyusut, rasio otomatis melonjak. 

Keempat, biaya krisis dan suku bunga. Sejak pandemi, banyak pemerintah mengerek belanja. Saat suku bunga naik, servis bunga ikut membengkak. IMF memperingatkan kecenderungan rasio utang global akan kembali naik dan mendekati 100% PDB menuju akhir dekade ini jika penyesuaian fiskal tidak dijalankan. 

Jadi, satu angka tak pernah menceritakan seluruh kisah. Yang menentukan adalah kombinasi struktur ekonomi, suku bunga, kedalaman pasar, dan kredibilitas kebijakan.

 

Utang tinggi tidak selalu buruk—yang krusial adalah cara mengelolanya

Ini bagian yang sering disalahpahami. Utang adalah instrumen, bukan vonis. Jika dipakai untuk membiayai belanja produktif—misalnya infrastruktur yang menaikkan kapasitas ekonomi—utang bisa mempercepat pertumbuhan, sama halnya dengan strategi investasi jangka panjang yang memberi hasil optimal bila dikelola konsisten. Jepang menjadi contoh unik: rasio tinggi, tetapi komposisi pemegang dan biaya dana membuatnya tidak se-rawan negara lain dengan rasio lebih rendah namun pasar finansial ringkih. Sebaliknya, ada juga contoh krisis ketika pembiayaan jangka pendek bertemu defisit transaksi berjalan dan anjloknya kepercayaan.

Di titik ini, yang harus kamu cermati bukan hanya berapa besar, tetapi siapa memegangnya, dalam mata uang apa, berapa suku bunganya, dan untuk apa dipakainya. Itulah sebabnya rasio yang sama bisa berarti risiko berbeda di tiap negara.

Setelah melihat peta dan prinsip umumnya, kita simpulkan apa pelajaran paling praktis buat kamu.

 

Kesimpulan

Pertama, AS memimpin dalam utang absolut, mencapai sekitar US$37 triliun pada 2025—ini soal ukuran ekonomi dan defisit kronis. Kedua, peringkat rasio PDB menggeser sorotan ke negara seperti Sudan dan Jepang; angka bisa lebih tinggi karena PDB menyusut (kasus Sudan) atau karena strategi fiskal panjang (kasus Jepang), sehingga risikonya tidak identik. Ketiga, Indonesia masih di kisaran ?40% PDB, yang menunjukkan posisi fiskal relatif terkendali dibanding banyak negara lain.

Pelajaran utamanya sederhana: utang bukan musuh, salah kelola yang berbahaya. Selama diarahkan ke belanja produktif, dijaga biayanya, dan dibingkai kebijakan yang kredibel, utang bisa menjadi alat pembangunan. Namun, ketika penerimaan melemah, suku bunga tinggi, dan kepercayaan terkikis, angka yang sama bisa berubah menjadi beban.

 

Itulah informasi menarik tentang “NEGARA. DENGAN UTANG TERBANYAK” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

FAQ

 

1. Negara mana yang punya utang terbanyak pada 2025?
Secara nilai absolut, Amerika Serikat berada di puncak dengan sekitar US$37 triliun. Data ini bergerak harian dan dilaporkan resmi oleh Departemen Keuangan AS.

2. Negara mana yang rasio utangnya paling tinggi?
Sudan berada di puncak rasio utang/PDB menurut basis IMF 2025, diikuti Jepang. Rasio Sudan sangat tinggi karena basis PDB tertekan, sementara Jepang tinggi tetapi lebih stabil karena ditopang pasar domestik. 

3. Apakah Indonesia termasuk negara dengan utang besar?
Jika dilihat dari rasio PDB, Indonesia berada di kisaran ?40% pada 2025—masih dalam koridor kehati-hatian fiskal dan jauh dari kelompok paling berat. 

4. Kenapa Jepang bisa punya rasio setinggi itu tapi tetap dianggap relatif aman?
Karena profil pembiayaannya: porsi besar dipegang investor domestik, pasar obligasinya dalam, dan suku bunga lama berada di level rendah. Faktor-faktor ini meredam risiko pembiayaan meski rasio tinggi. 

5. Ke mana tren utang global bergerak?
IMF memperingatkan tren rasio utang global berpotensi naik lagi menuju akhir dekade, didorong perlambatan ekonomi, kebutuhan belanja, dan beban bunga. 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.62%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.19%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.25%
pol Polygon Ecosystem Token 1.8%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
TOKO/IDR
Tokoin
3
50%
KOK/IDR
Kok
3
50%
ACE/IDR
Fusionist
10.755
23.79%
MAVIA/IDR
Heroes of
3.010
23.11%
RVM/IDR
Realvirm
22
22.22%
Nama Harga 24H Chg
SXT/IDR
Space and
1.390
-71.63%
BAKE/IDR
BakeryToke
1.692
-37.38%
KUNCI/IDR
Kunci Coin
3
-25%
HIFI/IDR
Hifi Finan
1.192
-19.13%
CNG/IDR
CoinNaviga
102.324
-19.01%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Siapa Michael van de Poppe? Sosok Analis Kripto Viral

Nama yang Sering Bikin Pasar Heboh Kalau kamu sering mengikuti

Singularity adalah: Saat AI Lampaui Manusia
11/09/2025
Singularity adalah: Saat AI Lampaui Manusia

Bayangkan suatu pagi kamu membuka perangkat dan mendapati AI tidak

11/09/2025
Key Resources Adalah? Kunci Tersembunyi Trader Cuan
11/09/2025
Key Resources Adalah? Kunci Tersembunyi Trader Cuan

Pernah bertanya kenapa ada exchange yang tetap stabil saat market

11/09/2025