Pernah dengar istilah “bank sentral cetak uang”? Fenomena ini dikenal sebagai Quantitative Easing atau QE. Strategi ini bukan cuma soal ekonomi yang ribet, tapi juga punya dampak langsung ke pasar investasi, termasuk pasar kripto. Buat kamu yang penasaran kenapa harga Bitcoin bisa meroket pas pandemi, bisa jadi ini salah satu penyebabnya. Yuk, pahami apa itu QE dan bagaimana pengaruhnya ke dunia kripto.
Apa Itu Quantitative Easing (QE)?
Untuk mulai memahami QE, kamu perlu tahu dulu bahwa ini bukan uang cetak sembarangan seperti zaman inflasi gila-gilaan. Ada proses dan tujuan di baliknya.
Quantitative Easing (QE) adalah kebijakan moneter non-konvensional yang digunakan bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi saat instrumen seperti suku bunga sudah tidak efektif lagi.
Caranya? Bank sentral mencetak uang secara digital, lalu menggunakan dana tersebut untuk membeli obligasi pemerintah atau aset keuangan lainnya. Tujuannya adalah meningkatkan jumlah uang yang beredar agar kegiatan ekonomi bisa bangkit.
Contoh institusi yang sering menggunakan QE:
- Federal Reserve (AS)
- European Central Bank (ECB)
- Bank of Japan (BoJ)
Kebijakan ini populer saat krisis finansial 2008, dan kembali digunakan secara masif saat pandemi COVID-19 melanda dunia.
Orang Juga Baca Ini: Dovish dalam Kebijakan Moneter: Peluang & Tantangan
Bagaimana Cara QE Bekerja?
Setelah tahu pengertiannya, sekarang kamu mungkin bertanya-tanya, gimana sih QE dijalankan secara teknis?
QE dimulai ketika bank sentral membeli surat utang jangka panjang seperti obligasi dari pasar. Dana hasil pembelian itu masuk ke sistem keuangan, meningkatkan cadangan bank dan menurunkan suku bunga jangka panjang.
Efeknya antara lain:
- Bank punya lebih banyak dana untuk dipinjamkan
- Mendorong konsumen dan bisnis untuk meminjam dan belanja
- Harga aset seperti saham dan properti cenderung naik
Cara kerjanya kelihatan simpel, tapi efeknya bisa merembet ke berbagai sektor, termasuk pasar saham dan kripto.
Orang Juga Baca Ini: Bank Digital Terbaik 2025: Pilihan Cerdas untuk Transaksi Cepat
Kenapa QE Digunakan?
QE nggak sembarangan dipakai. Ada kondisi tertentu yang membuat bank sentral mengaktifkan kebijakan ini.
Kapan QE digunakan?
- Saat ekonomi masuk resesi
- Ketika inflasi terlalu rendah atau terjadi deflasi
- Saat sistem keuangan kekurangan likuiditas
- Ketika suku bunga sudah mendekati nol (zero lower bound)
Intinya, QE jadi andalan saat semua kebijakan lain udah mentok, tapi ekonomi masih belum bangkit. Ini adalah “senjata pamungkas” dalam toolbox kebijakan moneter.
Orang Juga Baca ini: Inflasi Adalah Keadaan Barang & Jasa Ketika Mengalami Kenaikan, Cari Tahu Faktornya di Sini!
Efek QE terhadap Ekonomi Tradisional
Sebelum masuk ke dunia kripto, kamu perlu tahu dulu gimana QE berdampak ke ekonomi secara umum.
Dampak utama QE ke ekonomi:
- Harga saham dan properti naik karena dana melimpah
- Suku bunga rendah memudahkan pinjaman
- Risiko bubble di pasar finansial meningkat
- Kesenjangan kekayaan melebar, karena yang punya aset diuntungkan duluan
- Inflasi bisa naik jika uang beredar terlalu banyak
Dari sinilah efek QE merambat ke dunia kripto sebagai alternatif pelindung nilai.
Efek Quantitative Easing terhadap Crypto
Sekarang, mari kita bahas poin yang paling kamu tunggu: dampak QE ke pasar kripto.
Saat bank sentral mencetak uang dalam jumlah besar, nilai mata uang fiat bisa melemah. Investor jadi mencari aset alternatif untuk menjaga nilai kekayaannya. Nah, Bitcoin dan kripto lain sering dilirik sebagai solusi.
Beberapa efek nyata QE ke kripto:
- Likuiditas tinggi membuat banyak uang masuk ke pasar spekulatif, termasuk kripto
- Bitcoin sebagai “emas digital” jadi incaran investor anti-inflasi
- Tahun 2020–2021: Harga Bitcoin naik dari sekitar $5.000 ke $60.000 di tengah kebijakan QE besar-besaran oleh The Fed
Dampak QE ke kripto menunjukkan bahwa aset digital kini tak bisa dipisahkan dari dinamika ekonomi global.
Orang Juga Baca Ini: Emas Digital untuk Trader: Tips Aman Memaksimalkan Cuan
Risiko & Kontroversi QE
Meski terlihat seperti penyelamat ekonomi, QE punya sisi gelap yang gak bisa diabaikan.
Risiko utama dari Quantitative Easing:
- Inflasi atau hiperinflasi jika tidak dikendalikan
- Kesenjangan ekonomi makin tajam antara yang punya dan tidak punya aset
- Bubble di pasar aset, yang bisa meledak sewaktu-waktu
- Ketergantungan pasar pada intervensi bank sentral ? jadi nggak sehat
Makanya, penting buat kamu untuk paham bahwa setiap kebijakan punya konsekuensi. Apalagi kalau kamu terjun ke dunia investasi.
Kesimpulan
Quantitative Easing adalah kebijakan powerful yang bisa mendorong ekonomi saat krisis. Tapi efek jangka panjangnya juga kompleks. Buat kamu yang aktif di dunia kripto, memahami QE bisa jadi senjata untuk membaca arah pasar.
Ketika bank sentral mulai mencetak uang, bukan cuma saham dan properti yang merespons—harga kripto juga bisa melonjak atau sebaliknya. Jadi, mulai sekarang, pantau juga kebijakan The Fed dan bank sentral dunia, ya!
Itulah pembahasan menarik tentang Quantitative Easing yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apakah Quantitative Easing itu cetak uang?
Secara teknis, iya. Tapi bukan cetak fisik, melainkan digital. Uang baru itu digunakan untuk membeli obligasi dan aset. - Apakah QE selalu memicu kenaikan harga kripto?
Tidak selalu. Tapi pada periode QE besar, seperti saat pandemi COVID-19, harga Bitcoin memang ikut melonjak. - Apa beda QE dan bailout?
QE dilakukan lewat pasar finansial, sementara bailout biasanya bantuan langsung ke perusahaan atau individu.
Author: RB