Tahun 2025 jadi momen ketika dua arus besar bertemu: keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan kecerdasan buatan (AI). Saat keduanya berpadu, muncullah DeFAI—ekosistem yang membuat transaksi, analisis, hingga eksekusi strategi bisa berlangsung lebih cerdas dan ringkas. Buat kamu, ini berarti akses ke peluang yang sebelumnya terasa teknis kini jadi lebih ramah, cepat, dan berskala.
Sebelum kamu ikut arus, ada baiknya kamu menyimak peta lengkapnya. Artikel ini mengajak kamu memahami konsep DeFAI, melihat jajaran proyek yang paling inovatif, menimbang keunggulan dan risikonya, sampai pada akhirnya bisa menilai mana yang cocok dengan profil investasimu.
Apa Itu DeFAI dan Kenapa Penting di 2025?
Secara sederhana, DeFAI adalah DeFi yang diberi “otak” AI. Jika DeFi selama ini mengandalkan smart contract, DEX, liquidity pool, dan protokol peminjaman, maka DeFAI menambahkan lapisan analitik, rekomendasi, dan automasi. Dampaknya terasa langsung: kamu bisa memberikan instruksi dalam bahasa alami, meminta rebalancing portofolio otomatis, atau menjalankan strategi berdasarkan sinyal data real time.
Karena hambatan teknis jadi lebih rendah, adopsi berpotensi meluas ke pengguna ritel. Namun, kemudahan itu datang bersama tanggung jawab: memahami bagaimana sistem bekerja dan risiko yang menyertainya. Untuk itu, mari kita masuk ke lanskap proyek-proyek kunci yang membentuk wajah DeFAI saat ini.
Sejarah & Evolusi DeFAI
DeFi sempat mencapai puncak adopsi melalui DEX, AMM, dan yield farming. Seiring kompleksitas meningkat—biaya, kecepatan, dan kebutuhan analisis—AI masuk sebagai akselerator. Di fase awal, AI muncul sebagai alat bantu riset atau bot sederhana. Memasuki 2024–2025, pendekatan bergeser: AI bukan lagi sekadar asesor, melainkan aktor yang ikut mengeksekusi strategi on-chain.
Evolusi ini menggeser nilai DeFi dari sekadar “tanpa perantara” menjadi “tanpa perantara dan berbasis kecerdasan”. Dari sinilah lahir proyek-proyek yang kamu akan jumpai di bawah: ada yang berperan sebagai copilot, ada yang menjadi infrastruktur agen AI, dan ada pula yang fokus pada data serta komputasi terdesentralisasi. Peralihan ini menjadi jembatan menuju daftar proyek inti berikutnya.
Gambaran Pasar DeFAI 2025
Tahun 2025 bisa dibilang sebagai tahun kelahiran massal DeFAI. Dari awal Januari hingga Agustus, jumlah proyek yang masuk kategori ini melonjak hingga ratusan. Data pasar bahkan menempatkan kapitalisasi gabungan DeFAI di kisaran US$1,6 miliar, padahal setahun lalu istilah ini masih asing bagi banyak trader. Lonjakan ini menunjukkan satu hal: pasar melihat nilai tambah nyata ketika AI disatukan dengan mekanisme DeFi.
Yang menarik, tren ini bukan hanya soal banyaknya proyek baru. Ada pergeseran use case yang signifikan. Kalau di awal 2025 DeFAI identik dengan fitur sederhana seperti copy-trading berbasis AI, maka memasuki pertengahan tahun muncul proyek yang lebih kompleks: copilot berbasis LLM, komputasi terdesentralisasi untuk inference AI, sampai DAO investasi yang dikendalikan agen AI. Buat kamu sebagai trader, ini berarti ekosistemnya tidak lagi sekadar buzzword, tapi sudah masuk ke tahap diversifikasi serius.
Namun, angka kapitalisasi saja tidak cukup untuk jadi acuan. Trader yang jeli biasanya melihat kombinasi indikator: apakah produk sudah berkembang dari MVP ke tahap produksi, apakah komunitasnya aktif di forum global seperti X dan Reddit, apakah ada kemitraan dengan protokol besar seperti Aave atau LayerZero, serta bagaimana rekam jejak audit smart contract-nya. Dengan menimbang faktor-faktor ini, kamu bisa membedakan proyek yang sekadar menempelkan label “AI” dengan proyek yang memang punya fundamental untuk bertahan.
Kalau ditarik garis besar, gambaran 2025 memperlihatkan dua wajah DeFAI: di satu sisi ada hype token yang meledak ratusan persen dalam hitungan minggu, di sisi lain ada pondasi jangka panjang berupa protokol data, komputasi, dan agent framework. Sebagai trader, mengenali kedua wajah ini penting, karena disinilah kamu bisa menentukan apakah ingin bermain di ranah momentum jangka pendek, atau memposisikan diri untuk pertumbuhan jangka panjang.
Top 13 Proyek DeFAI 2025 Paling Inovatif & Potensial
Tahun 2025 bukan lagi soal DeFi tradisional yang penuh kerumitan teknis. Gabungan dengan AI melahirkan proyek-proyek DeFAI yang lebih cerdas, cepat, dan ramah buat pengguna. Dari aplikasi simpel untuk bikin token hanya lewat perintah teks, sampai ekosistem besar yang mengelola data dan komputasi terdesentralisasi, inovasi ini membuka peluang baru yang sulit diabaikan.
Dalam daftar ini, kamu akan menemukan 13 proyek DeFAI paling menonjol tahun 2025—mulai dari platform yang memudahkan trader ritel, ekosistem AI yang membangun layanan lengkap, hingga fondasi data dan komputasi yang jadi tulang punggung generasi baru finansial terdesentralisasi. Setiap proyek punya cerita, keunggulan, dan risikonya sendiri. Mari kita bahas satu per satu.
1.Griffain (Solana)
Griffain memposisikan diri sebagai gerbang instan untuk berkreasi di on-chain: bikin token, atur parameter, sampai strategi exit—cukup lewat prompt. Buat kamu yang baru, ini menghapus banyak langkah teknis. Buat yang sudah mahir, ini mempercepat eksperimen dan go-to-market.
Jika Griffain mempermudah pintu masuk ritel, proyek berikutnya menekankan interaksi natural dengan blockchain sehari-hari.
2.Hey Anon
Hey Anon mengandalkan natural language processing agar instruksi seperti “swap aset X ke Y” bisa langsung dieksekusi lintas protokol. Integrasinya ke beberapa chain dan orakel membuatnya relevan untuk pengelolaan likuiditas dan eksekusi cepat.
Setelah bahasa alami, kita beralih ke ekosistem AI Web3 yang membangun banyak produk sekaligus.
3.ChainGPT
ChainGPT tidak hanya chatbot; ia merangkai auditor smart contract, generator NFT, asisten trading, hingga visi AI Virtual Machine. Skala fitur dan komunitas menjadi motor adopsi, terutama bagi tim yang ingin menggabungkan keamanan dan automasi.
Jika ekosistem luas jadi keunggulan ChainGPT, proyek berikutnya menonjol melalui kemampuan multimodal yang jarang dimiliki pemain lain.
4.PAAL AI (Ethereum)
PAAL AI memadukan asisten kripto personal, modul analitik/prediksi, dan eksekusi dalam chat—dengan dukungan multimodal (teks, gambar, audio, video). Ini relevan buat kamu yang ingin insight dan tindakan di satu alur interaksi.
Sementara PAAL memperkaya kemampuan agen, Mode Network menunjukkan bagaimana AI bisa mengoptimalkan jaringan dengan skala produksi.
5.Mode Network (Layer-2 Ethereum)
Mode Network memfokuskan AI pada efisiensi: biaya transaksi, eksekusi, dan pengelolaan strategi di jaringan berbiaya lebih rendah. Skala transaksi dan TVL yang kuat memberi sinyal daya tahan.
Ketika Mode bicara efisiensi di satu jaringan, Orbit menggeser fokus ke navigasi lintas banyak jaringan sekaligus.
6.Orbit
Orbit bertindak sebagai navigator DeFi multi-chain. Agen AI-nya memindahkan aset di banyak chain dan protokol untuk mengejar hasil terbaik. Ini menarik untuk kamu yang kesulitan memetakan peluang yield di ekosistem yang tersebar.
Setelah navigasi lintas jejaring, mari lihat copilot yang menempel langsung pada pengalaman pengguna di satu ekosistem.
7.Neur (Solana)
Neur menghadirkan copilot berbasis model bahasa besar untuk mengelola DeFi, NFT, dan analitik pada Solana. Dengan prompt sederhana, kamu bisa minta rebalancing, pemantauan harga, atau aksi on-chain tertentu.
Jika Neur memberi pengalaman personal, proyek selanjutnya mengguncang model tata kelola investasi itu sendiri.
8.AI16Z
AI16Z adalah eksperimen DAO investasi dengan agen AI sebagai penggerak insight dan rekomendasi. Token holder tetap punya suara, tetapi proses pengambilan keputusan mendapat masukan kuat dari model.
Sesudah menyentuh tata kelola, kita turun ke lapisan infrastruktur yang membuat agen AI bisa dibangun dan dikelola secara terdesentralisasi.
9.Autonolas (OLAS)
Autonolas menyediakan protokol dan stack untuk menciptakan, meng orkestrasi, dan menginsentifkan agen AI yang berjalan sebagai layanan mandiri. Buat developer, ini seperti kit lengkap untuk membangun “pasukan” agen yang saling berinteraksi di ekonomi on-chain.
Kalau Autonolas mengurusi kerangka agen, proyek berikutnya menekankan mesin analitik dan eksekusi berbasis data pasar.
10.Gekko AI
Gekko AI menonjolkan interpretasi data real time—dari feed pasar, sentimen sosial, hingga on-chain—untuk mendorong keputusan seperti arbitrase dan manajemen likuiditas. Cocok buat kamu yang ingin memanfaatkan data luas tanpa membangun pipa data sendiri.
Setelah analitik, kita naik satu level ke tulang punggung data untuk pelatihan AI dan pertukaran data terproteksi.
11.Ocean Protocol
Ocean memfasilitasi tokenisasi dan akses terkontrol atas data agar bisa dipakai melatih model AI maupun diperdagangkan secara terdesentralisasi. Nilai jualnya ada pada privasi, kepemilikan, dan insentif yang jelas bagi penyedia data.
Data sudah siap; kini saatnya melihat bagaimana model AI bisa benar-benar “dijalankan” dalam logika smart contract.
12.Cortex
Cortex membawa inference AI ke on-chain. Artinya, bukan hanya kontrak pintar yang memicu aksi, tetapi model AI bisa menjadi bagian dari logika operasional—mulai dari deteksi anomali sampai pengambilan keputusan berbasis pola.
Ketika model terpasang on-chain, kebutuhan komputasi akan membengkak. Di sinilah proyek komputasi terdesentralisasi relevan.
13.NodeGoAI
NodeGoAI berupaya mendistribusikan workload AI ke sumber daya komputasi yang tidak terpakai, membuat biaya pelatihan/inference lebih efisien dan akses lebih merata. Ini krusial agar DeFAI tidak hanya canggih, tetapi juga ekonomis.
Dengan tiga belas proyek ini, kamu sudah melihat spektrum lengkap: dari antarmuka ritel yang simpel, ekosistem alat AI, sampai fondasi data dan komputasi. Selanjutnya, kita bandingkan keunggulan masing-masing secara praktis.
Perbandingan Ringkas: Mana Cocok untuk Kamu?
Alih-alih tabel kering, mari kita kelompokkan berdasarkan profil nilai yang ditawarkan, agar kamu lebih mudah memetakan preferensi.
- High Risk–High Momentum: Griffain, Hey Anon
Cocok untuk kamu yang siap menanggung volatilitas demi peluang lonjakan. Kuncinya disiplin risk management dan hindari euforia sesaat. - Ekosistem Lengkap & Sustain: ChainGPT, PAAL AI
Daya tahan sering kali berasal dari produk nyata, komunitas besar, dan peta jalan yang jelas. Cocok untuk orientasi menengah–panjang. - Efisiensi Jaringan & Likuiditas Lintas Chain: Mode Network, Orbit
Fokus pada pemangkasan friksi transaksi dan pengalihan aset antar ekosistem agar hasil lebih optimal. - Copilot & Pengalaman Personal: Neur
Kamu yang lebih suka “asisten on-chain” akan terbantu untuk menjalankan aksi tanpa ribet. - Tata Kelola & Infrastruktur Agen: AI16Z, Autonolas
Bidang ini relevan untuk yang melihat AI sebagai komponen inti organisasi/DAO masa depan. - Data, Analitik, & Eksekusi: Gekko AI, Ocean Protocol, Cortex
Data berkualitas dan kemampuan inference on-chain membuka peluang strategi lebih canggih. - Komputasi Terdesentralisasi: NodeGoAI
Menjadi kunci agar inovasi DeFAI tetap terjangkau secara biaya dan skalabel.
Setelah tahu mana klaster yang pas untuk kamu, saatnya memahami apa keunggulan DeFAI dibanding DeFi tradisional agar ekspektasimu realistis.
Keunggulan DeFAI Dibanding DeFi Tradisional
Pertama, automasi yang manusiawi: instruksi bahasa alami, copilot, dan agen AI menurunkan hambatan teknis. Kedua, manajemen portofolio adaptif: agen bisa memantau pasar dan mengeksekusi rebalancing atau strategi berbasis aturan yang kamu setel. Ketiga, ekosistem data dan komputasi: tokenisasi data serta komputasi terdesentralisasi mendorong biaya lebih efisien dan akses lebih luas.
Meski begitu, keunggulan ini tidak menghapus risiko. Karena itu, mari bicara soal tantangannya, supaya kamu melangkah dengan mata terbuka.
Risiko & Tantangan DeFAI
Bias dan reliabilitas AI bisa memicu eksekusi yang keliru. Kerentanan smart contract tetap menjadi isu klasik; semakin kompleks sistem, semakin banyak permukaan serangan. Tata kelola agen rawan saat keputusan penting minim pengawasan manusia. Biaya komputasi dapat membengkak bila inference on-chain kurang efisien. Dan jangan lupakan aspek regulasi serta etika dalam pengelolaan data.
Karena risiko tak mungkin nol, pendekatan terbaik adalah mitigasi: batasi eksposur di fase awal, pilih proyek yang diaudit, cek transparansi tim, dan gunakan strategi bertahap. Setelah memetakan risiko, kita bisa menurunkannya menjadi keputusan yang pas untuk konteks lokal.
Dampak DeFAI untuk Trader Indonesia
Buat kamu yang berdagang atau berinvestasi kripto di Indonesia, DeFAI menawarkan jalan pintas tanpa mengorbankan kendali: antarmuka yang ramah, insight cepat, dan eksekusi yang konsisten. Namun, volatilitas tetap ada. Kekuatan DeFAI sebaiknya dilihat sebagai alat bantu, bukan jaminan hasil.
Pendekatan yang rasional: gunakan fitur analitik/automasi untuk mendukung keputusan, bukan menggantikannya. Mulai dari nominal yang wajar, dokumentasikan aturan strategi, dan evaluasi hasilnya secara berkala. Dengan sikap ini, kamu memanfaatkan DeFAI secara bijak tanpa terjebak hype.
Setelah menempatkan DeFAI dalam konteks lokal, menarik untuk melihat ke depan: ke mana arahnya setelah 2025?
Prediksi 2026: Arah DeFAI Setelah Gelombang Pertama
Setelah hype besar di 2025, wajar kalau muncul pertanyaan: apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah DeFAI akan terus melejit, atau justru tersaring hanya menyisakan segelintir pemain serius? Kalau melihat pola inovasi kripto sebelumnya, ada tiga skenario yang cukup masuk akal.
Pertama, konsolidasi. Proyek yang benar-benar memberi nilai—punya produk jalan, komunitas solid, dan adopsi nyata—akan bertahan. Sebaliknya, proyek yang cuma menempelkan embel-embel AI tanpa fondasi kuat kemungkinan hilang dari radar. Kita mungkin akan melihat merger, akuisisi, atau kolaborasi lintas protokol.
Kedua, standarisasi. Supaya agen AI bisa saling bicara, privasi data terjaga, dan audit keamanan lebih mudah, standar teknis baru kemungkinan akan muncul. Standar ini akan jadi jembatan antara ekosistem berbeda, sehingga DeFAI tidak lagi terpecah-pecah seperti fase awal.
Ketiga, integrasi lebih dalam. Exchange besar dan protokol mapan bisa mulai memasukkan modul AI ke produk inti mereka. Buat kamu sebagai pengguna, artinya pengalaman trading bisa lebih personal: dari rekomendasi strategi otomatis sampai manajemen portofolio terintegrasi langsung di aplikasi yang kamu pakai sehari-hari.
Kalau prediksi ini terwujud, persaingan di ranah DeFAI akan bergeser. Bukan lagi soal siapa yang paling canggih secara teknologi, melainkan siapa yang paling aman, hemat, dan mudah dipakai. Di titik inilah, kamu yang sudah membangun pemahaman sejak dini akan punya keunggulan dibanding mereka yang sekadar ikut arus saat tren sudah matang.
Kesimpulan
DeFAI adalah evolusi alami DeFi: bukan sekadar tanpa perantara, melainkan juga berbasis kecerdasan. Tiga belas proyek yang kamu baca tadi memperlihatkan spektrum inovasi—dari antarmuka ritel yang simpel, ekosistem alat AI, sampai infrastruktur data dan komputasi. Kesemuanya membuka peluang baru, tetapi juga menghadirkan risiko yang harus kamu kelola dengan kepala dingin.
Akhirnya, keputusan kembali ke tujuanmu: apakah kamu mencari momentum cepat, fondasi jangka panjang, atau alat bantu yang memudahkan proses? Dengan kerangka berpikir yang tepat, DeFAI bukan sekadar tren—ia bisa menjadi tumpuan strategi yang lebih matang.
Itulah informasi menarik tentang Proyek DeFAI yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu DeFAI?
DeFAI adalah gabungan DeFi dan AI. Ia memanfaatkan smart contract dan protokol tanpa perantara, lalu menambahkan kecerdasan untuk analisis, rekomendasi, dan automasi eksekusi.
2. Bedanya DeFi dan DeFAI?
DeFi fokus pada infrastruktur keuangan on-chain. DeFAI menambah agen AI dan automasi sehingga interaksi jadi lebih mudah, adaptif, dan cepat—termasuk lewat instruksi bahasa alami.
3. Apakah DeFAI aman untuk investasi?
Aman tidaknya bergantung pada proyeknya. Lihat audit, transparansi tim, rekam jejak, dan cara agen AI diawasi. Mulai bertahap, batasi eksposur, dan evaluasi rutin.
4. Mana proyek yang cocok untuk pemula?
Kamu bisa mulai dari proyek yang memudahkan interaksi seperti Hey Anon atau Neur. Jika ingin ekosistem luas, pertimbangkan ChainGPT atau PAAL AI.
5. Mana yang cocok untuk orientasi jangka panjang?
Proyek dengan produk nyata, kemitraan jelas, dan komunitas kuat cenderung lebih sustain—misalnya Mode Network, PAAL AI, atau ekosistem yang fokus infrastruktur seperti Autonolas.
6. Bagaimana cara menilai proyek DeFAI?
Periksa utilitas nyata, kematangan produk, audit keamanan, pertumbuhan komunitas, integrasi lintas protokol/chain, serta kesehatan tokenomics.
7. Apakah DeFAI menggantikan DeFi tradisional?
Cenderung melengkapi. DeFi tetap jadi fondasi, sedangkan DeFAI menghadirkan kemudahan, analitik, dan automasi agar lebih banyak orang bisa mengaksesnya.
8. Apa risiko terbesar DeFAI?
Bias model AI, bug smart contract, tata kelola agen yang belum matang, biaya komputasi, serta isu privasi dan regulasi. Semua ini perlu kamu antisipasi sejak awal.
9. Apakah proyek DeFAI tersedia di exchange lokal?
Ketersediaan token berbeda-beda. Cek listing resmi dan pastikan kamu memahami risiko sebelum mengambil posisi.