Yield Basis: Teknologi BTC Yield Tanpa IL
icon search
icon search

Top Performers

Yield Basis: Teknologi BTC Yield Tanpa IL

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Yield Basis: Teknologi BTC Yield Tanpa IL

Yield Basis Teknologi BTC Yield Tanpa IL

Daftar Isi

BTC sudah lama dikenal sebagai aset yang disimpan jangka panjang, terutama bagi kamu yang melihat Bitcoin sebagai aset investasi jangka panjang dibanding instrumen trading harian. Banyak orang memilih menyimpannya begitu saja karena merasa lebih aman daripada mencoba produk DeFi yang penuh risiko. Salah satu alasan terbesar kenapa sebagian besar pemilik BTC tidak mau menempatkan asetnya dalam liquidity pool adalah kekhawatiran kehilangan nilai akibat impermanent loss yang sering terjadi ketika harga aset bergerak terlalu jauh dari titik awal.

Selama bertahun-tahun, masalah ini membuat BTC sulit mendapatkan peran yang benar-benar produktif di ekosistem DeFi. Model AMM tradisional memang menawarkan peluang yield, tetapi cara posisinya bergerak—yang mengikuti akar kuadrat pergerakan harga—membuat pemilik BTC selalu tertinggal dibanding pemegang spot ketika pasar bergerak kencang.

Situasi ini mulai berubah ketika muncul sebuah pendekatan baru yang tidak lagi mengandalkan pola lama. Yield Basis menawarkan mekanisme yang dirancang agar nilai posisi likuiditas tetap mengikuti harga BTC secara penuh, sekaligus membuka peluang mendapatkan fee dan insentif tambahan. Pendekatan teknis ini menjadi menarik karena dibangun oleh pendiri Curve Finance, ekosistem yang dikenal dengan efisiensi dan keamanan kontraknya.

Protokol ini mulai banyak dibahas karena membawa ide yang berbeda dari pola DeFi pada umumnya. Tetapi sebelum memahami seberapa besar potensinya, kamu perlu melihat konsepnya secara utuh—mulai dari cara kerja, tokenomics, data on-chain, sampai risiko yang perlu diperhatikan. Dari sana, kamu bisa menilai sendiri apakah pendekatan ini cocok untuk strategi pengelolaan BTC kamu.

 

Apa Itu Yield Basis (YB)?

Sebelum masuk ke teknis, penting untuk meluruskan dulu definisinya. Yield Basis adalah protokol DeFi yang dirancang khusus untuk memberikan yield bagi pemegang BTC dan, ke depan, ETH, dengan satu janji besar: posisi likuiditas dirancang bebas dari impermanent loss secara struktur.

Berbeda dengan banyak protokol lain yang lahir untuk segala jenis token, Yield Basis sejak awal punya fokus yang sempit tapi dalam: membuka likuiditas BTC on-chain. Jadi, alih-alih mendorong kamu mengejar APY tinggi di token yang likuiditasnya tipis, protokol ini mencoba menjawab pertanyaan sederhana namun sulit:

 

Bagaimana caranya likuiditas BTC bisa bekerja di DeFi, tetap mengikuti harga BTC, tetapi tetap menghasilkan fee dan yield tambahan?

 

Di balik proyek ini ada nama yang sudah lama dikenal di DeFi, Michael Egorov, pendiri Curve Finance. Ekosistem Curve terkenal dengan AMM yang sangat efisien untuk stablecoin dan aset yang relatif berkorelasi. Yield Basis memanfaatkan fondasi itu, lalu menambahkan lapisan mekanisme baru untuk memecahkan persoalan yang selama ini membuat banyak pemegang BTC memilih diam di wallet: risiko impermanent loss.

Dengan memahami fondasi ini, kamu akan lebih siap untuk menilai apakah pendekatan teknologi yang dipakai benar-benar masuk akal atau hanya sekadar slogan pemasaran.

 

Mengapa BTC Yield Tanpa IL Jadi Isu Besar di 2025?

Selama bertahun-tahun, sebagian besar BTC hanya disimpan di wallet cold storage dan bursa, nyaris tidak terhubung dengan mesin yield di DeFi. Salah satu alasan utamanya sederhana: pemilik BTC tidak rela mengambil risiko impermanent loss hanya demi tambahan fee yang belum tentu sepadan.

Impermanent loss terjadi karena model AMM tradisional (seperti x*y = k) membuat nilai posisi LP tidak murni mengikuti harga aset utama. Ketika kamu memasukkan BTC dan stablecoin ke pool, nilai posisi bergerak mengikuti akar kuadrat perubahan harga (?p), bukan mengikuti harga BTC secara linear (p).

Artinya, ketika harga BTC naik jauh, posisi LP kamu memang ikut naik, tetapi selalu tertinggal dibanding sekadar memegang BTC saja. Di saat pasar bergerak kencang, terutama ketika BTC membuat rally besar, gap ini bisa terasa menyakitkan. Untuk pemegang BTC jangka panjang, ini terasa seperti “membuang” potensi kenaikan hanya demi beberapa persen fee.

 

Kondisi ini membuat eksperimen BTC DeFi banyak terjebak di dua ekstrem:

  • Menawarkan APY tinggi tapi riskan, misalnya lewat strategi leverage tanpa proteksi IL.

  • Memberi produk “aman” yang pada praktiknya tidak jauh lebih menarik dibanding sekadar staking atau lending biasa.

 

Yield Basis hadir dengan klaim berani: posisi LP yang tetap mendapatkan fee, tetapi secara nilai dirancang mengikuti harga BTC seperti kamu memegang BTC secara langsung. Di sinilah konsep IL-free yang mereka tawarkan mulai relevan. Kalau klaim ini bisa dibuktikan di lapangan, tentu ini mengubah cara pandang banyak pemilik BTC terhadap DeFi.

 

Cara Kerja Yield Basis Menghilangkan Impermanent Loss

Untuk memahami apakah janji IL-free ini realistis, kamu perlu melihat alur kerja protokolnya. Secara garis besar, Yield Basis mengubah BTC yang kamu setorkan menjadi posisi LP yang di-leverage dan terus di rebalancing agar tetap melacak harga BTC.

 

Dari BTC Menjadi ybBTC

Ketika kamu menyetor BTC ke Yield Basis, kamu tidak langsung melihat pasangan BTC/stablecoin seperti di AMM biasa. Sebagai gantinya, protokol mencetak token representatif bernama ybBTC.

ybBTC ini menjadi “tiket” yang mewakili posisi kamu di dalam sistem. Ide intinya: jika mekanisme di balik layar berjalan dengan benar, nilai ybBTC seharusnya mengikuti harga BTC satu banding satu, sambil tetap mendapatkan bagian dari fee trading dan potensi insentif tambahan.

Dalam praktiknya, aset yang kamu setorkan akan ditempatkan dalam ekosistem Curve, khususnya di pool BTC versus stablecoin crvUSD. Di sinilah langkah berikutnya menjadi penting.

 

Leverage 2x dengan crvUSD

Agar posisi likuiditas bisa mengikuti harga BTC, Yield Basis secara otomatis meminjam crvUSD menggunakan mekanisme mirip collateralized debt position (CDP).

 

Gambaran sederhananya seperti ini:

  • BTC yang kamu setorkan dijadikan jaminan.

  • Protokol meminjam crvUSD dengan rasio tertentu, sehingga total eksposur di pool menjadi setara dengan leverage dua kali.

  • BTC dan crvUSD ini kemudian dipasangkan di pool Curve BTC/crvUSD sebagai liquidity provider.

 

Kenapa leverage dua kali penting? Karena di sinilah trik matematisnya. Dengan komposisi leverage yang diatur, protokol berusaha mengubah perilaku nilai posisi dari kurva ?p menjadi lebih dekat ke p, sehingga nilai posisi mengikuti harga BTC secara linear.

Jadi, alih-alih posisi kamu tertinggal setiap kali BTC bergerak, desain ini mencoba menjaga agar nilai portofolio kamu tetap sejajar dengan harga BTC seperti sedang memegang asetnya secara langsung.

 

Rebalancing, VirtualPool, dan Peran Arbitrase

Tentu harga BTC di pasar tidak pernah diam. Di sinilah bagian yang membuat Yield Basis lebih kompleks daripada pool biasa.

Saat harga BTC bergerak, komposisi antara BTC dan crvUSD di pool bergeser. Jika dibiarkan, leverage yang tadinya dua kali bisa menyimpang. Untuk mengatasi hal ini, Yield Basis menggunakan arsitektur Rebalancing AMM dan VirtualPool.

Virtual Pool menyediakan harga “ideal” baru yang memberi insentif bagi pelaku arbitrase. Melalui satu rangkaian transaksi, arbitrase dapat:

 

  • Meminjam crvUSD secara sementara (flash borrow).

  • Menukar atau mengatur ulang komposisi LP di Curve.

  • Menyetel kembali posisi utang dan jaminan agar leverage kembali mendekati dua kali.

 

Sebagai imbalan nya, arbitrase mendapatkan profit dari selisih harga yang diciptakan untuk mendorong proses rebalancing ini. Dari sudut pandang kamu sebagai ybBTC holder, tujuan utamanya adalah satu: menjaga agar posisi LP kembali berada di lintasan yang melacak harga BTC dengan cara yang konsisten.

Jika mekanisme ini berjalan mulus, IL tidak muncul seperti di AMM konvensional karena modelnya tidak lagi sekadar mengikuti kurva x*y = k, tetapi telah direkayasa ulang agar nilai posisi mengikuti pergerakan harga BTC secara lebih langsung.

 

Dua Sumber Yield: Fee dan Emisi

Setelah memahami struktur teknisnya, kamu baru bisa melihat dari mana yield itu datang. Di Yield Basis, ada dua sumber utama:

Pertama, kamu mendapatkan bagian dari fee trading yang terjadi di pool Curve tempat likuiditas ditempatkan. Semakin aktif perdagangan BTC/crvUSD, semakin besar fee yang terkumpul dan dibagikan proporsional.

Kedua, jika kamu tidak hanya memegang ybBTC tetapi juga men-stake-nya, kamu berkesempatan mendapatkan emisi token YB. Emisi ini berperan sebagai insentif tambahan untuk mendorong partisipasi likuiditas pada tahap pertumbuhan protokol.

Dengan begitu, yield yang kamu lihat adalah kombinasi antara fee nyata dari aktivitas pasar dan insentif token yang diatur melalui tokenomics YB.

 

Token YB dan Ekonomi di Baliknya

Setiap protokol DeFi modern pada akhirnya berdiri di atas desain tokenomics yang menentukan seberapa sehat insentif di dalamnya. Yield Basis menggunakan token YB sebagai token utilitas dan tata kelola.

Secara total, suplai YB dibatasi pada satu miliar token. Namun cara distribusinya dipecah menjadi beberapa kantong dengan fungsi berbeda. Insentif likuiditas mendapatkan porsi terbesar, sekitar tiga puluh persen dari total suplai, karena protokol ini perlu mengundang cukup banyak likuiditas di fase awal.

Tim pengembang memegang sekitar seperempat suplai, dengan skema vesting yang cukup panjang. Investor awal mendapatkan sekitar dua belas persen, sementara porsi lain dialokasikan untuk ekosistem, pengembangan protokol, lisensi Curve, early LP, hadiah pasangan YB, dan likuiditas awal di bursa.

Konsep yang menjadi pusat dari desain ini adalah veYB, singkatan dari vote-escrowed YB. Ketika kamu mengunci YB untuk periode yang lebih panjang, kamu mendapatkan veYB yang memberi hak suara lebih besar dalam tata kelola serta bagian dari fee protokol. Semakin lama YB dikunci, semakin besar bobot veYB yang kamu miliki.

Pendekatan ini mirip dengan model veCRV yang digunakan di Curve, sehingga tidak asing bagi komunitas yang sudah lama berkecimpung di DeFi. Perbedaan utamanya terletak pada konteks: di sini, veYB mengarahkan aliran emisi dan pengambilan keputusan di protokol yang berfokus pada IL-free BTC yield.

Di sisi lain, jadwal vesting untuk tim dan investor juga perlu kamu perhatikan. Dengan lock-up sekitar enam bulan diikuti vesting linier selama kurang lebih dua tahun, akan ada fase di mana suplai yang sebelumnya terkunci mulai mengalir ke pasar. Bagi kamu yang mempertimbangkan memegang YB, periode unlock seperti ini penting untuk diwaspadai karena berpotensi menambah tekanan jual.

Selain itu, adanya alokasi khusus untuk lisensi Curve menegaskan bahwa hubungan antara Yield Basis dan ekosistem Curve bukan sekadar branding, tetapi juga ikatan ekonomi. Ini membuat protokol berada dalam jaringan insentif yang sama dengan ekosistem yang sudah lebih matang.

 

Data On-Chain: TVL, Volume, dan Real Yield

Konsep yang bagus selalu menarik, tetapi untuk menilai seberapa serius sebuah protokol, kamu perlu melihat seperti apa performanya di lapangan.

Total value locked (TVL) Yield Basis saat ini berada di kisaran ratusan juta dolar, sekitar seratus tiga puluh hingga seratus empat puluh juta dolar, dan seluruhnya berpusat di jaringan Ethereum. Pertumbuhan TVL dalam tiga puluh hari terakhir sempat mencapai angka yang sangat agresif, mendekati empat ratus persen, menandakan masuknya arus likuiditas baru ke dalam protokol.

Dari sisi pendapatan, fee yang dikumpulkan dari aktivitas trading di pool terkait juga mulai menunjukkan skala yang signifikan. Dalam satu hari, fee bisa mencapai puluhan ribu dolar. Jika diperluas ke horizon sepekan atau sebulan, total fee yang terkumpul dapat berada di kisaran ratusan ribu hingga mendekati satu juta dolar.

Volume perdagangan di pool yang menjadi tulang punggung YB juga tidak kecil. Dalam periode tiga puluh hari, volume transaksi bisa menembus puluhan juta dolar, yang mengindikasikan bahwa pasar memang aktif memanfaatkan likuiditas ini.

Bagi kamu yang tertarik pada konsep “real yield dalam kripto”, ini bagian yang cukup penting. Fee yang terkumpul adalah hasil dari aktivitas perdagangan nyata di AMM yang memanfaatkan likuiditas, bukan sekadar emisi token baru. Ketika fee ini dibagikan ke pihak yang berhak, di sinilah klaim “real yield” menemukan dasar yang lebih konkret.

Tentu, kamu tetap perlu mengingat bahwa angka-angka ini bisa berubah mengikuti kondisi pasar kripto yang sangat dinamis. Namun setidaknya, data lapangan menunjukkan bahwa Yield Basis bukan sekadar konsep di atas kertas, melainkan sudah digunakan sebagai venue likuiditas yang cukup serius.

 

Posisi Yield Basis di Tengah Protokol DeFi Lain

Untuk menilai keunikan Yield Basis, kamu perlu membandingkannya dengan protokol yang berada di kategori serupa. Di banyak agregator data DeFi, Yield Basis diklasifikasikan dalam kelompok leveraged farming atau leveraged liquidity, bersama beberapa nama lain seperti Homora V2, Origami, Arkis, Loop, AirPuff, Yieldoor, Lorenzo, dan Avantis.

Secara garis besar, proyek-proyek tersebut menawarkan cara untuk meningkatkan hasil melalui leverage, biasanya dengan meminjam aset tambahan untuk memperbesar posisi likuiditas atau posisi yield farming. Namun mayoritas dari mereka tidak memposisikan diri sebagai solusi spesifik untuk menghapus impermanent loss, terutama bagi aset besar seperti BTC.

Homora V2, misalnya, memungkinkan kamu melakukan leveraged farming di berbagai pool, tetapi risiko IL tetap melekat. Lorenzo fokus pada strategi leverage yang lebih generik, sementara Avantis lebih banyak bermain di ranah derivatif dan perps dibanding sebagai solusi IL mitigation.

Di tengah lanskap ini, Yield Basis mencoba mengambil posisi yang jelas: protokol yang berfokus pada BTC terlebih dahulu, dengan desain matematis yang dirancang untuk membuat nilai posisi likuiditas mengikuti harga BTC tanpa IL. Integrasi erat dengan Curve dan penggunaan crvUSD membuat protokol ini menempel kuat pada ekosistem yang sudah lebih dalam dan likuid.

Dari perspektif edukasi, ini memberikan sudut pandang yang menarik. Kamu tidak hanya melihat satu lagi protokol leverage, tetapi sebuah percobaan serius untuk menjembatani dunia pemegang BTC jangka panjang dengan ekosistem DeFi yang selama ini lebih banyak diisi oleh stablecoin dan token-token lain yang lebih spekulatif.

 

Pendanaan, Tim, dan Kepercayaan Pasar

Selain teknologi dan angka on-chain, reputasi tim dan dukungan pasar sering menjadi faktor penting bagi banyak pengguna. Yield Basis lahir dengan dukungan yang tidak bisa dianggap remeh.

Protokol ini berhasil menggalang dana sekitar lima juta dolar dalam satu putaran pendanaan, dengan valuasi penuh di kisaran lima puluh juta dolar. Menariknya, minat terhadap putaran tersebut dikabarkan jauh melampaui kuota, sampai-sampai disebut oversubscribed berkali-kali lipat. Bagian yang dijual kepada investor berada di kisaran sepuluh persen dari total suplai.

Fakta bahwa pendiri Curve berada di depan proyek ini menambah bobot kepercayaan. Curve telah melalui berbagai siklus pasar dan menjadi salah satu tulang punggung DeFi untuk stablecoin dan aset yang saling berkorelasi. Pengalaman itu memberi landasan teknis dan reputasi yang tidak dimiliki banyak proyek baru.

Selain itu, adanya hubungan struktural dengan Curve, baik dalam bentuk lisensi teknologi maupun alokasi token untuk governance, membuat Yield Basis tidak berjalan sendiri. Protokol ini menjadi semacam perpanjangan dari ekosistem yang sudah memiliki komunitas, DAO, dan insentif tata kelola yang matang.

Bagi kamu yang mempertimbangkan masuk ke suatu protokol, kombinasi antara pendiri yang dikenal, pendanaan yang jelas, dan integrasi dengan ekosistem yang sudah mapan bisa menjadi indikator tambahan bahwa proyek ini memiliki niat jangka panjang, bukan sekadar percobaan singkat.

 

Risiko yang Perlu Kamu Pertimbangkan

Walaupun menawarkan janji IL-free dan didukung nama besar, Yield Basis tetap berada di dunia DeFi yang penuh risiko dan mekanisme yang belum tentu mereka pahami sepenuhnya. Memahami risiko ini adalah bagian penting sebelum kamu memutuskan untuk ikut menyediakan likuiditas atau memegang token YB.

Pertama, ada risiko leverage. Desain protokol mengandalkan posisi leverage dua kali terhadap crvUSD. Ini berarti selalu ada utang yang melekat pada posisi. Dalam kondisi pasar yang ekstrem, misalnya ketika harga BTC turun tajam dalam waktu singkat, mekanisme pengelolaan utang dan jaminan harus berfungsi dengan sangat baik untuk mencegah skenario seperti likuidasi atau ketidakseimbangan.

Kedua, protokol sangat bergantung pada stabilitas crvUSD dan ekosistem Curve. Jika, karena suatu alasan, terjadi gangguan besar pada stablecoin ini atau perubahan tajam dalam parameter risikonya, posisi yang dibangun di atasnya juga akan terdampak. Bagi kamu yang terbiasa dengan risiko stablecoin, ini bukan hal baru, tetapi tetap perlu dicatat.

Ketiga, kompleksitas teknis juga menjadi sumber risiko tersendiri. Yield Basis bukan kontrak sederhana. Di dalamnya terlibat kombinasi AMM Curve, VirtualPool, CDP, mekanisme arbitrase, dan integrasi dengan stablecoin. Setiap lapisan menambah permukaan yang perlu diaudit dan diawasi. Meskipun audit dan program bug bounty bisa mengurangi risiko, tidak ada jaminan bahwa semua celah telah terdeteksi sejak awal.

Keempat, jadwal vesting dan distribusi token juga perlu kamu perhatikan. Ketika fase cliff berakhir dan token tim maupun investor mulai unlock secara bertahap, suplai yang mengalir ke pasar bisa mempengaruhi harga YB. Jika kamu tertarik pada tokennya, penting untuk memperhatikan kalender vesting dan melihat bagaimana perilaku pasar di sekitar periode tersebut.

Memahami risiko-risiko ini bukan untuk membuat kamu takut, tetapi agar keputusan yang kamu ambil bersandar pada informasi yang lengkap. Yield Basis menawarkan sesuatu yang baru dan menarik, tetapi seperti semua inovasi di DeFi, tetap membawa konsekuensi yang tidak boleh diabaikan.

 

Kesimpulan

Yield Basis berusaha mengisi celah yang selama ini terasa jelas: memberi kesempatan kepada pemegang BTC untuk ikut menikmati yield DeFi tanpa harus menyerahkan potensi kenaikan harga akibat impermanent loss. Dengan memanfaatkan ekosistem Curve, meminjam crvUSD, dan menata ulang struktur AMM melalui leverage serta rebalancing, protokol ini mencoba mengubah cara kerja liquidity providing bagi BTC.

Data on-chain menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak berhenti pada teori. Pertumbuhan TVL yang pesat, volume perdagangan yang aktif, dan fee yang terus terkumpul memberi gambaran bahwa pasar mulai menguji serius konsep yang ditawarkan. Di sisi lain, desain tokenomics dan hubungan dengan ekosistem Curve memberi fondasi ekonomi dan tata kelola yang lebih terstruktur.

Namun kamu juga perlu jujur melihat sisi lainnya. Kompleksitas teknis, ketergantungan pada stablecoin tertentu, keberadaan leverage, dan dinamika vesting token membuat protokol ini tetap berada di wilayah risiko tinggi. IL mungkin diatasi melalui desain matematis, tetapi risiko jenis lain menggantikannya dan harus dipahami secara utuh.

Jika kamu adalah pemegang BTC yang tertarik mengeksplorasi yield tanpa ingin kehilangan eksposur harga, Yield Basis layak untuk dipelajari lebih dalam. Namun langkah berikutnya sebaiknya bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan menguji sendiri mekanismenya, membaca dokumentasi resminya, dan mempertimbangkan profil risiko kamu sebelum memutuskan untuk terlibat.

 

Itulah informasi menarik tentang Yield Basis yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Apa itu Yield Basis dan apa keunggulannya dibanding AMM biasa?
Yield Basis adalah protokol DeFi yang dirancang untuk memberikan BTC dan ETH yield tanpa impermanent loss. Berbeda dengan AMM biasa, posisi likuiditas di Yield Basis diatur sedemikian rupa agar nilainya mengikuti harga BTC secara lebih linear, bukan mengikuti pola akar kuadrat seperti di model x*y = k tradisional. Hal ini dicapai dengan penggunaan leverage crvUSD, integrasi dengan Curve, dan mekanisme rebalancing khusus.

2. Apakah Yield Basis benar-benar menghilangkan impermanent loss?
Secara desain, protokol ini berupaya menghilangkan impermanent loss dengan mengubah cara posisi likuiditas merespons pergerakan harga. Melalui leverage dua kali dan rebalancing berbasis VirtualPool, nilai posisi dirancang untuk mengikuti harga BTC seperti jika kamu memegang BTC secara langsung. Namun, ini tidak berarti tidak ada risiko lain. Risiko leverage, pasar yang ekstrem, serta gangguan pada ekosistem pendukung tetap mungkin terjadi.

3. Bagaimana cara kamu mendapatkan yield dari ybBTC?
Ketika kamu menyetor BTC dan menerima ybBTC, kamu berpartisipasi dalam liquidity pool BTC/crvUSD di Curve melalui protokol Yield Basis. Dari situ, kamu mendapatkan dua jenis sumber yield. Pertama, bagian dari fee trading yang muncul setiap kali ada transaksi di pool. Kedua, jika kamu men-stake ybBTC, kamu bisa menerima emisi token YB sesuai skema insentif yang berlaku.

4. Apa risiko utama ketika kamu menggunakan Yield Basis?
Risiko utama datang dari penggunaan leverage, ketergantungan pada crvUSD dan ekosistem Curve, serta kompleksitas teknis protokol. Jika terjadi pergerakan harga yang sangat tajam atau gangguan pada stablecoin dan kontrak yang digunakan, posisi likuiditas bisa terdampak secara signifikan. Selain itu, jadwal vesting yang akan membuka suplai token untuk tim dan investor juga bisa mempengaruhi harga YB.

5. Apakah Yield Basis cocok untuk pemula di DeFi?
Meskipun idenya menarik, Yield Basis bukan protokol paling sederhana. Untuk pemula, langkah yang lebih bijak adalah memahami dulu konsep dasar AMM, impermanent loss, leverage, dan risiko stablecoin sebelum masuk ke protokol dengan struktur yang kompleks. Jika kamu merasa sudah nyaman dengan konsep-konsep tersebut dan memahami risiko yang menyertainya, barulah eksplorasi ke Yield Basis bisa menjadi bagian dari strategi yang lebih matang.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Bitcoin,DeFi

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 8.79%
bnb BNB 0.53%
sol Solana 4.77%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.75%
pol Polygon Ecosystem Token 2.10%
trx Tron 2.85%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
DOGE2/IDR
Department
111
24.44%
FF/IDR
Falcon Fin
2.499
18.38%
ICP/IDR
Internet C
93.583
13.85%
DUSK/IDR
Dusk
1.156
11.26%
SOLV/IDR
Solv Proto
261
10.13%
Nama Harga 24H Chg
ROOT/IDR
The Root N
13
-66.67%
HEDG/IDR
HedgeTrade
435
-43.29%
KIN/USDT
Kin
0
-23.96%
LOOKS/IDR
LooksRare
32
-23.81%
SOON/IDR
SOON
21.795
-22.03%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Yield Basis: Teknologi BTC Yield Tanpa IL

BTC sudah lama dikenal sebagai aset yang disimpan jangka panjang,

Euler Finance: Protokol Lending Modular di Ethereum

Di 2025, banyak orang sudah terbiasa dengan konsep pinjam-meminjam kripto.

7 Cara Membaca Grafik Bitcoin yang Wajib Kamu Kuasai

Makin ke sini, grafik Bitcoin kelihatan semakin rumit. Garis di