Halting Adalah? Ini Dampak Besarnya di Dunia Kripto
icon search
icon search

Top Performers

Halting Adalah? Ini Dampak Besarnya di Dunia Kripto

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Halting Adalah? Ini Dampak Besarnya di Dunia Kripto

Halting Adalah? Ini Dampak Besarnya di Dunia Kripto

Daftar Isi

Saat Market Tiba-tiba Berhenti Bergerak

Pada Agustus 2025, jaringan Base Network tiba-tiba berhenti memproduksi blok selama 33 menit. Trader yang lagi open posisi langsung panik: transaksi pending, withdraw tertunda, dan harga di beberapa DEX membeku.

Tak lama berselang, Binance Futures juga sempat halt karena bug di sistem kontrak USD?M, bikin ratusan ribu order gagal dieksekusi.

Kasus seperti ini menunjukkan satu hal penting — halting bukan sekadar error teknis, tapi mekanisme perlindungan pasar digital.

Pertanyaannya, sebenarnya apa itu halting, dan kenapa bisa terjadi begitu cepat?

 

Apa Itu Halting dalam Dunia Kripto?

Secara sederhana, halting berasal dari kata halt yang berarti berhenti sementara. Dalam dunia kripto, halting adalah penghentian sementara aktivitas perdagangan, transaksi, atau produksi blok — biasanya untuk menjaga stabilitas sistem, memperbaiki bug, atau meredam volatilitas ekstrem.

Berbeda dari pasar saham seperti IHSG yang punya circuit breaker diatur oleh regulator, halting di kripto dilakukan oleh exchange atau jaringan itu sendiri.

Contohnya, Binance bisa menghentikan perdagangan kontrak derivatif tanpa campur tangan lembaga pusat.

Nah, setelah tahu maknanya, sekarang kamu perlu tahu apa saja yang bisa memicu halting di sistem kripto modern.

 

Penyebab Terjadinya Halting di Ekosistem Kripto

Halting bisa disebabkan oleh banyak faktor — mulai dari gejolak harga ekstrem, bug sistem, hingga gangguan infrastruktur. Mari kita bahas satu per satu.

 

1. Volatilitas Ekstrem

Saat harga Bitcoin, ETH, atau token besar lain bergerak terlalu cepat, exchange bisa menekan tombol “pause”.

Misalnya, pada kuartal kedua 2025, likuidasi massal mencapai lebih dari USD 20 miliar dalam 24 jam, memicu lonjakan order hingga sistem matching engine kewalahan — fenomena yang juga sering terjadi saat volatilitas pasar kripto melonjak tajam seperti yang dijelaskan dalam artikel tentang fluktuasi harga kripto.

Tapi halting bukan cuma karena harga yang terlalu liar

2. Gangguan Teknis & Pembaruan Sistem

Beberapa jaringan seperti Base atau Arbitrum sempat mengalami halting saat melakukan upgrade sequencer atau hard fork.

Di level exchange, Binance bahkan sempat menghentikan perdagangan selama 15 menit pada 31 Juli 2025 untuk update sistem pencocokan order.

3. Bug, Serangan, atau Eksploitasi Sistem

Platform seperti BigONE dan WOO X pernah menangguhkan penarikan setelah mendeteksi anomali transaksi senilai jutaan dolar. Langkah ini diambil sebagai tindakan darurat untuk mencegah kerugian lebih besar.

Selain faktor teknis, halting juga bisa muncul sebagai reaksi terhadap gangguan eksternal yang mengancam likuiditas.

4. Gangguan Infrastruktur Pihak Ketiga

Pada pertengahan 2025, AWS outage di Tokyo menyebabkan sejumlah exchange besar — termasuk Binance dan KuCoin — menghentikan sementara layanannya.

Jadi, halting di kripto adalah hasil kombinasi antara teknologi, keamanan, dan manajemen risiko pasar.

 

Kasus Nyata Halting Terbaru di Tahun 2025

Kalau kamu pikir halting cuma terjadi di saham, kamu perlu lihat apa yang terjadi di ekosistem kripto sepanjang 2025.

Beberapa insiden besar jadi bukti bahwa bahkan jaringan dan exchange terbesar pun bisa tersandung oleh satu kata: halt.

Salah satunya menimpa Base Network pada Agustus 2025, ketika jaringan tiba-tiba berhenti memproduksi blok selama 33 menit. Masalahnya sederhana tapi fatal—backup sequencer yang seharusnya aktif otomatis malah gagal total. Selama jeda itu, transaksi tertunda, DEX di atasnya ikut macet, dan banyak pengguna kehilangan momen jual-beli penting.

Tak lama kemudian, Binance Futures juga melakukan trading halt karena bug di sistem kontrak USD?M. Ribuan order tertahan, beberapa posisi sempat “terkunci” hingga tim teknis merilis perbaikan penuh. Meski berlangsung singkat, efeknya terasa di seluruh pasar derivatif, dari funding rate sampai harga indeks.

Kasus lain datang dari XRP Ledger, yang mengalami block halt selama 64 menit. Sekilas terlihat kecil, tapi dampaknya cukup besar—harga XRP anjlok lebih dari 8% hanya dalam waktu satu jam karena kepercayaan pasar terguncang.

Belum selesai di situ, jaringan Linea dan Starknet juga sempat terhenti sekitar 40 menit akibat kesalahan validator saat pembaruan sistem. Dua proyek Layer-2 ini akhirnya menerapkan sistem cadangan baru untuk mencegah hal serupa terulang.

Dan tentu, siapa yang bisa lupa Solana—jaringan yang selama 2023–2024 dikenal karena beberapa kali mengalami network halt total akibat bug sinkronisasi validator. Hingga kini, Solana masih dijadikan studi kasus klasik tentang pentingnya desentralisasi yang seimbang dengan kecepatan jaringan.

Dari deretan insiden ini, kita bisa melihat satu pola besar: ketika jaringan berhenti, bukan hanya sistem yang terguncang, tapi juga kepercayaan dan psikologi trader.

 

Dampak Halting Bagi Trader Kripto

Buat kamu yang aktif trading, halting bisa terasa seperti tombol pause di tengah pertempuran. Bayangin kamu lagi ngatur strategi, semua chart bergerak cepat, lalu tiba-tiba… sistem berhenti.

Order book beku, harga tak bergerak, dan satu-satunya yang berputar hanyalah rasa panik.

Saat halting terjadi, likuiditas langsung membeku. Order beli dan jual berhenti total — kamu tidak bisa menutup posisi, tidak bisa masuk pasar, bahkan kadang tak bisa melihat update harga.

Di sisi lain, begitu perdagangan dibuka kembali, risiko justru meningkat. Banyak trader terjebak di posisi terbuka dan akhirnya terkena likuidasi mendadak karena lonjakan harga yang tak terkendali.

Namun efek halting tak berhenti di angka atau chart.

Dampak psikologisnya jauh lebih besar. Trader yang tak siap mental sering terbawa emosi, merasa kehilangan kontrol, dan akhirnya melakukan kesalahan fatal setelah pasar kembali hidup — situasi yang mirip dengan pembahasan di artikel psikologi trading kripto.

Skenario ini sering disebut “efek domino volatilitas” — saat satu momen panic sell memicu kepanikan berantai di banyak aset lain.

Tak hanya individu yang rugi.

Kepercayaan terhadap exchange juga bisa menurun tajam jika halting terjadi berulang kali. Banyak investor institusional yang akhirnya menarik dana atau menunda transaksi karena menganggap sistem belum cukup andal.

Di ekosistem yang lebih luas, dampaknya bisa menjalar ke DeFi, oracle, dan token lain yang bergantung pada data real-time. Satu jeda di jaringan besar saja bisa memengaruhi ratusan protokol sekaligus.

Namun, di balik semua itu, ada sisi lain yang sering terlupakan. Halting juga bisa menjadi rem darurat — langkah perlindungan untuk mencegah bencana lebih besar.

Saat sistem terlalu panas, halting memberi waktu bagi jaringan atau exchange untuk menstabilkan diri, memastikan tak ada kerugian massal yang tak terkendali.

Karena itu, memahami halting bukan cuma soal tahu risikonya, tapi juga tahu kapan harus tenang dan menunggu sistem pulih.

 

Tujuan & Fungsi Positif dari Mekanisme Halting

Banyak trader yang langsung panik begitu mendengar kata halting. Padahal, kalau ditelusuri lebih dalam, mekanisme ini justru hadir sebagai bentuk perlindungan, bukan penghentian permanen.

Dalam dunia kripto yang bergerak secepat kilat, kadang satu jeda kecil justru bisa menyelamatkan seluruh sistem dari kerusakan fatal.

Halting pada dasarnya berfungsi untuk melindungi sistem dan pengguna.

Ketika pasar mengalami panic sell besar-besaran, sistem order bisa dibanjiri ribuan transaksi dalam hitungan detik. Jika terus dibiarkan, server bisa kelebihan beban dan menciptakan error chain di berbagai pasangan aset.

Dengan melakukan halting, exchange memberi ruang bagi sistem untuk menata ulang data, memulihkan likuiditas, dan mencegah order ganda yang bisa merugikan pengguna.

Selain itu, halting juga penting untuk mencegah eksploitasi dan serangan siber.

Bayangkan ketika bug ditemukan di sistem withdrawal atau smart contract — tanpa jeda halting, penyerang bisa memanfaatkan celah itu untuk menguras aset sebelum tim teknis sempat bertindak, seperti yang pernah dibahas pada panduan cara menjaga keamanan aset kripto.

Dengan menghentikan sementara aktivitas, exchange mendapatkan waktu krusial untuk menutup bug dan memastikan saldo pengguna tetap aman.

Fungsi lain yang sering diabaikan adalah menstabilkan kondisi pasar.

Saat halting diberlakukan, pasar punya waktu untuk mencerna informasi, mengurangi kepanikan, dan memulihkan keseimbangan harga.

Biasanya, setelah sistem kembali berjalan, volatilitas justru menurun karena trader sudah punya waktu berpikir lebih rasional.

Jadi meskipun di mata sebagian orang halting terlihat seperti “masalah besar”, sebenarnya ia adalah mekanisme penyelamat yang menjaga ekosistem tetap sehat dan berfungsi dengan wajar.

Kalimat sederhananya: halting itu seperti sabuk pengaman — mengganggu sedikit, tapi bisa menyelamatkan nyawa sistem saat tabrakan tak terelakkan.

 

Cara Exchange Mengatasi & Mencegah Halting

Exchange besar kini jauh lebih siap menghadapi potensi gangguan.

Beberapa langkah umum yang mereka lakukan:

  • Sistem failover sequencer & backup node: seperti yang dilakukan Base Network setelah insiden Agustus 2025.

  • Audit & stress test rutin: untuk memastikan sistem siap menghadapi lonjakan volume.

  • Infrastruktur multi-region: agar tak bergantung pada satu server AWS.

  • Komunikasi cepat: lewat akun resmi X (Twitter) dan dashboard status agar pengguna tetap tahu situasi real-time.

 

Dari sisi pengguna sendiri, kamu juga bisa ambil langkah cerdas biar nggak terjebak saat exchange mengalami halting.

 

Tips Aman Saat Terjadi Halting

Saat halting melanda, kamu memang nggak bisa mengendalikan sistem. Tapi yang bisa kamu kendalikan adalah reaksimu sendiri.

Trader berpengalaman tahu, di tengah kepanikan, ketenangan justru jadi senjata paling ampuh. Jadi, fokuslah pada hal-hal yang bisa kamu lakukan — bukan yang di luar kendali.

Langkah pertama yang wajib kamu lakukan adalah memantau akun resmi exchange.

Setiap platform besar seperti Binance, KuCoin, atau bahkan Indodax biasanya langsung mengumumkan status sistem lewat X (Twitter) atau halaman status exchange. Informasi ini penting supaya kamu tahu apakah halting disebabkan maintenance, bug, atau serangan eksternal.

Selanjutnya, hindari panic sell.

Banyak trader justru merugi karena menjual aset terlalu cepat begitu sistem kembali online. Tunggu sampai kondisi benar-benar stabil dan volume pasar mulai normal lagi. Ingat, halting bukan berarti pasar runtuh — kadang itu cuma jeda sementara sebelum harga pulih.

Kalau kamu tipe yang aktif trading harian, selalu simpan sebagian aset di wallet pribadi.

Dengan begitu, kamu tetap punya kendali atas dana, meskipun exchange lagi mengalami gangguan teknis  — apalagi kalau kamu sudah memahami dasar penggunaan wallet kripto dan cara amannya.

Langkah ini juga bisa melindungi kamu dari risiko jika terjadi bug di sistem penarikan.

Punya exchange cadangan atau DEX juga bisa jadi strategi penyelamat.

Misalnya, kalau exchange utama sedang halt, kamu bisa tetap memantau harga atau melakukan hedging kecil lewat platform alternatif.

Tapi ingat, jangan asal pindah; pastikan DEX atau platform kedua punya reputasi yang jelas dan likuiditas yang cukup.

Dan yang paling penting: jangan mengambil keputusan emosional.

Halting sering menimbulkan ketegangan, apalagi kalau kamu lihat spread harga melebar di beberapa pasar.

Tapi justru di momen seperti inilah trader bijak menunggu — bukan bereaksi berlebihan.

Dengan mengikuti langkah-langkah sederhana ini, kamu bisa tetap tenang dan rasional bahkan saat pasar kripto mendadak berhenti.

Karena dalam kondisi paling tak pasti sekalipun, kendali terbesar selalu ada di tangan kamu sendiri.

 

Kesimpulan

Halting memang terdengar menakutkan bagi banyak trader. Begitu sistem berhenti, semua seolah kehilangan arah: harga membeku, order tersangkut, dan rasa panik mulai menguasai pikiran.

Tapi di balik kekacauan itu, ada satu fungsi besar yang sering terlupakan — halting adalah mekanisme perlindungan pasar.

Ia bekerja diam-diam, menghentikan laju transaksi sebelum keadaan berubah jadi bencana. Dengan memberi waktu bagi sistem dan pelaku pasar untuk bernapas, halting justru mencegah kerugian yang lebih besar. Itu sebabnya, semakin kamu memahami cara kerja dan alasan di balik halting, semakin kecil kemungkinan kamu terseret arus kepanikan massal.

Sebagai trader, kamu memang nggak bisa mengendalikan kapan halting terjadi. Tapi kamu bisa mengendalikan bagaimana kamu bereaksi. Ketenangan, pengetahuan, dan kesiapan mental jauh lebih penting daripada sekadar kecepatan menekan tombol jual.

Dalam ekosistem kripto yang bergerak cepat, kemenangan bukan milik mereka yang selalu aktif, tapi mereka yang tahu kapan harus berhenti sejenak dan tetap berpikir jernih — prinsip yang juga sejalan dengan strategi manajemen risiko trading kripto. Kadang justru di saat pasar terdiam, kemampuan analisis dan ketahanan mentalmu benar-benar diuji.

 

Itulah informasi menarik tentang “Halting” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

Apa bedanya halting di saham dan di kripto?
Di saham, halting diatur regulator (misal IHSG berhenti 30 menit saat anjlok 5%). Di kripto, halting dilakukan langsung oleh exchange atau jaringan.

Apakah halting bisa bikin aset hilang?
Tidak. Aset tetap aman, hanya sementara tak bisa ditransaksikan.

Berapa lama halting biasanya berlangsung?
Mulai dari beberapa menit hingga lebih dari satu jam, tergantung penyebab dan skala insiden.

Apakah halting bisa diprediksi sebelumnya?
Halting terjadwal biasanya diumumkan, tapi halting akibat bug atau serangan sering datang mendadak.

Apa yang harus dilakukan saat halting terjadi?
Tetap tenang, cek kanal resmi, hindari panic move, dan siapkan alternatif trading di platform lain.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.32%
bnb BNB 6.84%
sol Solana 4.95%
eth Ethereum 2.43%
ada Cardano 1.62%
pol Polygon Ecosystem Token 2.17%
trx Tron 2.81%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
SFI/IDR
saffron.fi
2.610K
105.11%
SNX/IDR
Synthetix
30.950
93.1%
BETA/IDR
Beta Finan
234
88.71%
USELESS/IDR
Useless Co
5.465
40.38%
VINE/IDR
Vine Coin
949
37.34%
Nama Harga 24H Chg
KUNCI/IDR
Kunci Coin
3
-25%
UCJL/IDR
Utility Cj
120.005
-13.03%
RDNT/IDR
Radiant Ca
415
-11.7%
CREAM/IDR
Cream Fina
30.965
-11.42%
UNMD/IDR
Utility Ne
12.652
-11.4%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Halting Adalah? Ini Dampak Besarnya di Dunia Kripto
13/10/2025
Halting Adalah? Ini Dampak Besarnya di Dunia Kripto

Saat Market Tiba-tiba Berhenti Bergerak Pada Agustus 2025, jaringan Base

13/10/2025
Bottom Fishing: Strategi Beli di Harga Terendah!

Saat Harga Jatuh, Siapa yang Berani Beli? Pernah nggak kamu

Canton Network: Bukan Bitcoin, Tapi Lebih Hebat!
13/10/2025
Canton Network: Bukan Bitcoin, Tapi Lebih Hebat!

Saat Dunia Butuh Blockchain yang Lebih Serius Ketika orang membicarakan

13/10/2025