Makin ke sini, grafik Bitcoin kelihatan semakin rumit. Garis di mana-mana, candle warna-warni, indikator dengan nama yang sulit diingat. Di sisi lain, dua tahun terakhir pergerakan harga Bitcoin benar-benar dinamis. Setelah persetujuan ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat pada awal 2024 dan halving keempat yang memangkas reward blok menjadi 3,125 BTC, harga sempat menembus rekor baru, lalu bergerak dalam fase konsolidasi yang cukup tajam, Kalau kamu belum terlalu familiar dengan ETF spot di pasar kripto, kamu bisa baca dulu panduan dasar tentang ETF Bitcoin sebelum lanjut ke teknik membaca grafik.
Di tengah pergerakan sebesar itu, wajar kalau kamu merasa butuh “kacamata” yang tepat untuk membaca grafik Bitcoin. Kabar baiknya, membaca grafik bukan bakat khusus milik segelintir trader profesional. Dengan fondasi yang jelas dan langkah yang terstruktur, kamu bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik candle dan garis tren, lalu memakainya untuk mengambil keputusan dengan lebih tenang, bukan sekadar ikut arus.
Artikel ini akan membawa kamu dari pemahaman dasar sampai tujuh cara membaca grafik Bitcoin yang biasa dipakai trader serius di 2025, lengkap dengan konteks perilaku pasar dan risiko yang menyertai.
Apa Itu Membaca Grafik Bitcoin di Era 2025?
Secara sederhana, membaca grafik Bitcoin berarti membaca cerita pergerakan harga dari waktu ke waktu. Setiap candle, setiap level yang disentuh harga, dan setiap pola yang terbentuk adalah jejak keputusan jutaan pelaku pasar: trader ritel, institusi, sampai whale.
Sejak ETF spot disetujui dan halving 2024 terjadi, karakter pergerakan Bitcoin berubah menjadi lebih “matang”. Kalau kamu ingin memahami lebih dalam kenapa halving bisa mengubah dinamika harga, kamu bisa baca dulu ulasan khusus tentang halving Bitcoin dan dampaknya ke pasar sebelum menerapkan analisis teknikal yang lebih kompleks. Partisipasi institusional membuat pergerakan harga tidak lagi murni didorong spekulasi jangka pendek saja. Area support dan resistance sering dihormati, pola grafik lebih sering terbentuk dengan rapi, dan indikator jangka panjang seperti moving average 200 minggu menjadi rujukan penting banyak analis.
Membaca grafik di konteks seperti ini bukan sekadar menarik garis. Kamu sedang mencoba memahami bagaimana pelaku pasar merespons momen besar seperti ETF, halving, berita makro, dan perubahan likuiditas melalui pergerakan harga yang terekam di chart.
Kenapa Membaca Grafik Penting untuk Trader Crypto?
Untuk trader crypto, ada beberapa alasan kuat kenapa kamu sebaiknya tidak mengabaikan grafik Bitcoin:
Pertama, grafik membantu kamu membaca tren besar. Setelah fase kenaikan yang kuat, Bitcoin beberapa kali masuk ke zona konsolidasi dalam rentang harga tertentu. Di fase seperti itu, kemampuan membedakan tren naik yang sehat dari sekadar pantulan jangka pendek sangat menentukan hasil trading kamu.
Kedua, grafik membantu kamu mengenali area harga yang berulang kali diuji pasar. Level-level yang sering disentuh dan memantulkan harga itu yang kemudian dikenal sebagai support dan resistance. Tanpa pemahaman ini, kamu mudah sekali membeli di area yang sebenarnya sudah penuh risiko, atau menjual di area yang justru menarik untuk akumulasi.
Ketiga, grafik memberikan konteks untuk setiap berita. Satu berita besar bisa memicu candle ekstrem, lonjakan volume, atau justru tidak mengubah struktur tren sama sekali. Dengan membaca grafik, kamu bisa menilai apakah reaksi pasar terhadap berita sejalan dengan tren yang sudah terbentuk atau hanya berupa heboh sesaat.
Setelah kamu paham pentingnya grafik, barulah masuk akal untuk belajar teknik praktis membaca chart. Di sinilah tujuh cara berikut menjadi alat kerja sehari-hari.
7 Cara Membaca Grafik Bitcoin yang Wajib Kamu Kuasai
Sebelum masuk ke masing-masing teknik, penting untuk melihat grafik Bitcoin sebagai rangkaian sinyal yang saling berkaitan. Pergerakan besar, mulai dari lonjakan pasca ETF hingga fase konsolidasi di rentang harga tertentu, hampir selalu meninggalkan pola yang bisa dibaca: bentuk candle, arah tren, posisi terhadap support dan resistance, volume yang menyertai, sampai indikator yang mengkonfirmasi.
Tujuh cara di bawah ini bukan daftar teori yang berdiri sendiri. Ini adalah urutan langkah yang biasanya dipakai trader berpengalaman untuk memahami kondisi pasar Bitcoin secara bertahap, dari yang paling dasar sampai konfirmasi akhir sebelum mengambil keputusan.
1. Memahami Candlestick sebagai Dasar Bahasa Harga
Semua analisis grafik dimulai dari candlestick. Satu candle meringkas pergerakan harga Bitcoin dalam satu periode waktu menjadi empat titik: harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan. Kalau kamu masih baru di bagian ini, akan sangat membantu kalau kamu membaca dulu panduan lengkap candlestick crypto agar penjelasan di artikel ini terasa lebih mudah diikuti. Dari empat titik ini saja, kamu sudah bisa mulai membaca siapa yang lebih dominan dalam satu sesi, pembeli atau penjual.
Candle dengan body hijau tebal yang menutup dekat harga tertinggi menunjukkan tekanan beli yang kuat. Sebaliknya, candle merah panjang yang menutup dekat harga terendah menunjukkan tekanan jual yang dominan. Shadow yang panjang di atas menandakan penolakan di area harga tinggi, sementara shadow yang panjang di bawah menunjukkan pembeli masuk agresif ketika harga sempat turun.
Situasi seperti ini berkali-kali muncul dalam pergerakan Bitcoin beberapa tahun terakhir. Ketika harga mendekati puncak baru, kamu akan sering melihat candle besar dengan body tebal yang menandakan euforia. Sebaliknya, di dasar koreksi, candle dengan shadow bawah yang panjang sering menghiasi chart, menandakan ada pihak yang siap menyerap tekanan jual di harga yang dianggap cukup murah.
Dengan membiasakan diri mengamati bentuk dan kombinasi candlestick, kamu mulai bisa menangkap “intonasi” pergerakan harga. Dari sini, kamu siap naik ke level berikutnya, yaitu membaca bagaimana candle-candle ini tersusun membentuk tren.
2. Membaca Arah Tren Bitcoin dari Struktur Harga
Candlestick memberikan detail per periode, tetapi keputusan trading yang matang butuh gambaran yang lebih besar. Di sinilah kamu perlu membaca tren. Struktur tren membantu kamu menjawab pertanyaan sederhana: Bitcoin saat ini cenderung naik, turun, atau hanya bergerak datar.
Tren naik ditandai dengan rangkaian puncak dan lembah yang terus membentuk higher high dan higher low. Tren turun sebaliknya, membentuk lower high dan lower low. Di antara dua ekstrem ini, ada fase sideways, ketika harga bergerak dalam rentang yang relatif sempit tanpa arah yang jelas.
Dalam beberapa fase setelah ETF disetujui dan halving berlangsung, grafik Bitcoin menunjukkan kombinasi tren naik kuat di time frame besar seperti weekly, diselingi koreksi tajam dan konsolidasi di time frame daily atau H4. Trader yang hanya melihat time frame kecil seringkali mengira pasar sudah berbalik arah, padahal gambaran besar masih mendukung tren naik.
Ketika kamu terbiasa membaca struktur tren, kamu tidak lagi mudah panik melihat koreksi jangka pendek. Kamu bisa membedakan koreksi sehat di dalam tren naik dari tanda awal perubahan siklus yang lebih serius. Langkah berikutnya adalah melihat di mana tren ini cenderung berhenti sejenak dan bereaksi.
3. Menentukan Support dan Resistance Berdasarkan Data Historis
Support dan resistance adalah zona harga di mana pergerakan Bitcoin sering berubah karakter. Support adalah area tempat harga cenderung tertahan ketika turun, sedangkan resistance adalah area tempat harga cenderung tertahan ketika naik.
Level-level ini tidak muncul begitu saja. Mereka terbentuk karena di area tersebut banyak keputusan penting diambil: ada yang memasang order beli besar, ada yang merealisasikan keuntungan, atau ada yang menutup posisi rugi. Kalau kamu ingin menguasai konsep lantai dan atap harga dengan lebih sistematis, kamu bisa dalami dulu materi khusus tentang cara menentukan support dan resistance dalam trading crypto. Akumulasi keputusan itu terekam sebagai reaksi harga yang berulang di level yang sama.
Dalam beberapa fase konsolidasi terbaru, ada rentang harga yang sering muncul sebagai zona tarik-menarik antara buyer dan seller. Level seperti ini biasanya tampak jelas ketika kamu melihat grafik daily atau weekly. Di bawahnya, kamu juga bisa memanfaatkan garis tren dan moving average penting, seperti MA200, untuk mempertebal struktur support dan resistance.
Dengan memetakan support dan resistance, kamu mulai punya kerangka kerja yang jelas. Kamu bisa merencanakan skenario: apa yang mungkin terjadi jika harga memantul di support, bagaimana jika menembus resistance dengan volume besar, dan apa yang perlu diwaspadai jika support justru jebol. Setelah kerangka ini jelas, pola-pola grafik yang terbentuk di sekitar level tersebut menjadi jauh lebih bermakna.
4. Mengenali Pola Grafik yang Sering Muncul pada Bitcoin
Bitcoin adalah aset yang sangat dipengaruhi sentimen dan likuiditas, sehingga pola grafiknya sering muncul lebih jelas dibanding banyak instrumen lain. Ketika harga konsolidasi setelah kenaikan tajam, kamu bisa melihat bentuk triangle, flag, atau channel yang merekam fase “istirahat” pasar. Ketika harga mengalami penurunan panjang, kamu bisa menemukan pola falling wedge atau double bottom yang menandakan tekanan jual mulai berkurang.
Pola continuation seperti ascending triangle atau bull flag biasanya muncul di tengah tren naik. Pola ini mengisyaratkan bahwa pasar sedang mengambil napas, tetapi tekanan beli masih dominan. Di sisi lain, pola reversal seperti head and shoulders, double top, atau inverse head and shoulders sering terbentuk di area kunci setelah pergerakan besar sebelumnya.
Yang perlu diingat, pola grafik bukan sinyal tunggal yang harus kamu ikuti buta. Pola lebih kuat ketika sejalan dengan tren besar, muncul di dekat support atau resistance penting, dan didukung volume yang wajar. Di situasi inilah pola bisa diandalkan sebagai petunjuk bahwa pasar siap melanjutkan tren atau justru bersiap berbalik arah.
Setelah kamu nyaman mengenali pola, pertanyaan berikutnya adalah: apakah pergerakan harga di balik pola itu didukung aktivitas pasar yang cukup kuat? Di sinilah volume mulai mengambil peran utama.
5. Membaca Volume untuk Mengukur Kekuatan Pergerakan
Volume adalah ukuran seberapa banyak Bitcoin berpindah tangan dalam satu periode. Dua pergerakan harga yang sama besar bisa punya makna berbeda kalau volume yang menyertai juga berbeda. Kenaikan tajam dengan volume tipis lebih mudah berbalik dibanding kenaikan dengan lonjakan volume yang besar.
Dalam praktiknya, kamu bisa memperhatikan tiga hal utama dari volume. Pertama, volume saat breakout. Breakout yang sehat dari sebuah resistance atau pola grafik biasanya disertai peningkatan volume yang jelas. Ini menunjukkan partisipasi pasar yang luas, bukan sekadar manuver sesaat.
Kedua, volume saat terjadi fake breakout. Tidak jarang harga menembus level teknikal sebentar lalu kembali masuk ke area sebelumnya. Breakout seperti ini sering terjadi dengan volume yang relatif biasa saja, menandakan sebagian pelaku pasar tidak benar-benar mengikuti pergerakan itu. Trader yang tidak memperhatikan volume lebih mudah terjebak di skenario seperti ini.
Ketiga, volume di dasar koreksi. Di beberapa fase penurunan, kamu akan melihat harga mulai bergerak mendatar sementara volume perlahan meningkat. Pola seperti ini bisa menandakan adanya akumulasi, ketika pelaku pasar yang lebih sabar memanfaatkan harga murah untuk masuk.
Dengan membaca volume, kamu tidak hanya tahu kemana harga bergerak, tetapi juga seberapa besar “tenaga” yang mendorong pergerakan itu. Setelah itu, indikator teknis bisa membantu kamu menyusun lapisan konfirmasi tambahan.
6. Menggunakan Indikator Teknis yang Relevan untuk Bitcoin
Indikator teknis adalah cara lain untuk membaca data harga dan volume dengan lebih terstruktur. Di pasar Bitcoin yang volatil, indikator yang paling sering dipakai biasanya yang fokus pada tren dan momentum, bukan yang terlalu rumit. Untuk memperdalam bagian ini, kamu bisa pelajari rangkuman indikator teknikal crypto yang paling populer seperti MA, RSI, MACD, dan Bollinger Bands beserta cara membacanya.
Moving average adalah contoh paling klasik. MA50 dan MA200 di timeframe daily sering dipakai untuk memetakan tren menengah dan jangka panjang. Selama harga bergerak di atas MA200 yang miring naik, banyak trader menganggap tren besar masih sehat. Ketika harga menembus ke bawah MA penting ini dengan volume besar, itu sering dibaca sebagai sinyal perubahan fase.
RSI membantu kamu menilai apakah pasar cenderung overbought atau oversold, sekaligus mendeteksi divergence antara harga dan momentum. Misalnya, ketika harga Bitcoin membuat puncak baru tetapi RSI tidak ikut mencetak puncak yang lebih tinggi, ini bisa menjadi peringatan awal bahwa kekuatan tren mulai melemah.
MACD dan Bollinger Bands juga relevan untuk Bitcoin. MACD membantu menangkap perubahan momentum yang tidak selalu terlihat jelas dari candlestick, sementara Bollinger Bands membantu kamu mengukur seberapa ekstrem pergerakan harga dibanding volatilitas rata-ratanya.
Kuncinya, indikator sebaiknya dipakai sebagai pendukung, bukan penentu tunggal. Idealnya kamu sudah punya gambaran lebih dulu dari tren, level penting, pola grafik, dan volume, lalu indikator kamu gunakan untuk memperkuat atau membantah skenario yang sedang kamu susun. Setelah itu, langkah terakhir adalah menempatkan semua analisis ini di beberapa time frame sekaligus.
7. Menggabungkan Multi-Timeframe untuk Memperjelas Keputusan
Salah satu ciri trader yang matang adalah cara mereka memakai timeframe. Alih-alih terpaku pada satu timeframe saja, mereka melihat pasar seperti membaca peta: mulai dari panorama besar, baru kemudian mendekat ke detail.
Kamu bisa memulai dari weekly atau daily untuk melihat tren utama dan level yang benar-benar penting. Dari situ, turun ke H4 atau H1 untuk melihat pola grafik, area konsolidasi, dan reaksi harga yang lebih rinci. Kalau diperlukan, barulah kamu memakai time frame kecil seperti M30 atau M15 untuk mencari timing entry yang lebih presisi.
Pendekatan seperti ini membantu kamu menghindari konflik sinyal antar timeframe. Kalau daily masih jelas menggambarkan tren naik yang sehat, koreksi tajam di H1 bisa dibaca sebagai kesempatan mencari posisi, bukan tanda tren besar berakhir. Sebaliknya, kalau weekly memperlihatkan tanda-tanda kelelahan tren, kamu bisa lebih waspada ketika melihat sinyal beli di time frame kecil.
Dengan menggabungkan multi-timeframe, tujuh cara membaca grafik Bitcoin tadi tidak lagi terasa seperti potongan-potongan terpisah. Semuanya menyatu menjadi satu cara pandang yang utuh terhadap pergerakan pasar.
Kapan Sebaiknya Buy dan Kapan Perlu Hold Berdasarkan Grafik?
Setelah mengenal tujuh cara membaca grafik, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menerapkannya untuk mengambil keputusan: kapan masuk, kapan menambah posisi, dan kapan sebaiknya hanya menunggu.
Banyak trader memilih mencari peluang buy di area support yang sudah beberapa kali teruji, terutama ketika tren besar masih naik. Kombinasi yang sering dicari antara lain:
- Tren utama masih naik di time frame besar.
- Harga turun ke area support yang sebelumnya pernah menahan koreksi.
- Muncul sinyal price action seperti candle rejection atau pola double bottom.
- Volume mulai meningkat setelah fase tenang.
Sebaliknya, area dekat resistance besar biasanya bukan waktu yang ideal untuk membuka posisi buy agresif, kecuali kamu melihat breakout yang benar-benar bersih dengan dukungan volume yang kuat dan konfirmasi pola yang jelas. Kalau tidak, risiko tertinggal di puncak cukup besar.
Keputusan untuk hold berkaitan dengan kemampuan kamu bertahan di tren yang masih sehat. Selama struktur tren di time frame besar masih utuh, support penting belum ditembus, dan tidak ada sinyal kuat bahwa momentum jangka panjang melemah, menahan posisi seringkali lebih menguntungkan daripada terlalu sering keluar masuk pasar.
Di sisi lain, kalau grafik mulai menunjukkan penembusan support utama, muncul pola reversal yang jelas, atau indikator momentum menampilkan divergence tajam setelah kenaikan panjang, itu bisa menjadi alasan kuat untuk mengurangi risiko atau mengamankan sebagian keuntungan.
Dengan membiasakan diri memadukan semua sinyal ini, kamu tidak lagi bergantung pada firasat semata. Keputusan buy dan hold menjadi bagian dari rencana, bukan reaksi spontan terhadap pergerakan harga sesaat.
Hal yang Perlu Kamu Waspadai Saat Membaca Grafik Bitcoin
Grafik bisa sangat membantu, tetapi membaca grafik Bitcoin tanpa kewaspadaan justru bisa menjerumuskan kamu ke jebakan yang berulang.
Salah satu jebakan yang cukup sering muncul di pasar crypto adalah fake breakout. Harga menembus resistance besar dengan cepat, banyak trader masuk karena takut tertinggal, lalu harga berbalik turun dan kembali ke dalam range. Tanpa membaca volume dan konteks tren, fake breakout seperti ini sulit dibedakan dari breakout yang sehat.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemakaian indikator secara berlebihan. Semakin banyak indikator yang kamu pasang tanpa memahami fungsinya, semakin mudah kamu dibuat bingung ketika sinyalnya saling bertentangan. Di titik ini, grafik penuh garis tidak lagi menambah kejelasan, justru mengurangi fokus.
Berita dan peristiwa besar juga bisa memicu candle ekstrem yang menembus banyak level teknikal dalam waktu singkat. Persetujuan ETF, komentar pejabat penting, perubahan kebijakan bank sentral, atau konflik geopolitik bisa menggeser harga dengan cepat. Dalam kondisi seperti ini, grafik tetap berguna, tetapi kamu perlu menyadari bahwa noise jangka pendek bisa sangat dominan.
Memahami semua risiko ini tidak membuat grafik menjadi tidak berguna. Sebaliknya, kesadaran ini menempatkan grafik di posisi yang tepat: alat bantu yang kuat, tetapi tetap memiliki batas.
Kesimpulan
Membaca grafik Bitcoin merupakan kombinasi antara memahami pola yang relatif konsisten dan menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang terus berubah. Kamu sudah melihat bagaimana tujuh cara utama saling melengkapi:
- Candlestick membantu kamu membaca cerita pergerakan harga di setiap periode.
- Struktur tren memperlihatkan arah besar yang sebaiknya kamu ikuti.
- Support dan resistance memberi kerangka di mana harga cenderung bereaksi.
- Pola grafik menggambarkan fase lanjutan atau pembalikan yang sering muncul berulang.
- Volume menunjukkan seberapa serius pasar mendukung sebuah gerakan.
- Indikator yang relevan membantu mengkonfirmasi apa yang sudah kamu lihat di harga.
- Analisis multi-timeframe menyatukan semuanya menjadi gambaran yang utuh.
Ketika semua elemen ini kamu kuasai, kamu tidak lagi melihat grafik Bitcoin sebagai sesuatu yang menakutkan. Grafik berubah menjadi peta yang membantu kamu menavigasi pasar: bukan untuk menebak dengan pasti ke mana harga akan pergi, tetapi untuk menyiapkan diri terhadap berbagai kemungkinan yang paling masuk akal.
Pada akhirnya, keputusan tetap ada di tangan kamu. Grafik yang kamu pahami dengan baik akan membuat setiap keputusan terasa lebih terukur, dan itu sudah satu langkah besar dibanding hanya ikut arus tanpa tahu apa yang sedang kamu hadapi.
Itulah informasi menarik tentang Cara membaca grafik Bitcoin yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apakah pemula bisa belajar membaca grafik Bitcoin?
Bisa. Justru sebaiknya kamu mulai dari dasar seperti candlestick, tren, support dan resistance sebelum menyentuh indikator yang lebih rumit. Kuncinya adalah latihan rutin melihat chart, bukan menghafal pola. Semakin sering kamu mengamati pergerakan harian Bitcoin, semakin cepat kamu terbiasa membaca karakter pergerakannya.
2. Time Frame mana yang paling cocok untuk membaca grafik Bitcoin?
Jawabannya tergantung gaya kamu. Untuk gambaran besar tren dan level penting, weekly dan daily sangat membantu. Untuk mencari peluang dan membaca pola yang sedang terbentuk, banyak trader memakai H4 atau H1. Timeframe kecil seperti M30 atau M15 sebaiknya dipakai terutama untuk timing entry, bukan untuk menentukan arah besar.
3. Indikator apa yang paling relevan untuk analisis Bitcoin?
Untuk Bitcoin, indikator tren dan momentum cenderung lebih bermanfaat. MA50 dan MA200 membantu membaca arah tren jangka menengah dan panjang. RSI berguna untuk melihat kondisi overbought atau oversold serta divergence. MACD dan Bollinger Bands bisa menambah lapisan informasi tentang momentum dan volatilitas. Tidak perlu memakai banyak indikator sekaligus, yang penting kamu benar-benar memahami fungsi yang kamu pakai.
4. Pola grafik apa yang paling sering muncul di Bitcoin?
Beberapa pola yang cukup sering muncul antara lain triangle (ascending dan symmetrical), flag, falling wedge, serta double top dan double bottom. Pola-pola ini biasanya terbentuk di sekitar level penting yang sudah lama dipantau pasar. Semakin banyak kamu melihat contoh real di chart, semakin mudah kamu mengenali pola yang benar-benar valid dan membedakannya dari sekadar kebetulan bentuk.
5. Apakah membaca grafik bisa menentukan kapan waktu terbaik untuk beli Bitcoin?
Grafik tidak bisa menjamin waktu terbaik secara absolut, tetapi bisa membantu kamu menghindari keputusan yang terlalu emosional. Dengan membaca tren, level penting, pola, volume, dan indikator secara bersama, kamu bisa mempersempit area harga dan momen waktu yang secara probabilitas lebih masuk akal untuk entry. Grafik tidak menghapus risiko, tetapi membantu kamu mengelolanya dengan lebih terencana.






Polkadot 8.79%
BNB 0.53%
Solana 4.77%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.75%
Polygon Ecosystem Token 2.10%
Tron 2.85%
Pasar


