6 Kriteria Aset Kripto Terbesar, Bukan Cuma Market Cap!
icon search
icon search

Top Performers

6 Kriteria Aset Kripto Terbesar, Bukan Cuma Market Cap!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

6 Kriteria Aset Kripto Terbesar, Bukan Cuma Market Cap!

6 Kriteria Aset Kripto Terbesar, Bukan Cuma Market Cap!

Daftar Isi

Masih Ngira Bitcoin Terbesar karena Harganya?

Banyak orang menyebut Bitcoin sebagai aset kripto terbesar. Tapi tunggu dulu — apakah benar karena harganya yang selangit, atau ada alasan lain yang membuatnya dominan?

Di tahun 2025, lanskap kripto makin kompleks dan kompetitif. Aset seperti Solana, USDT, bahkan Toncoin perlahan-lahan menggeser posisi beberapa koin lama. Tapi apa yang sebenarnya membuat mereka disebut “besar”? Apakah hanya karena tampil di peringkat atas CoinMarketCap, seperti yang sering kamu lihat saat membandingkan aset kripto populer?

Nah, artikel ini akan mengajak kamu menyelami lebih dalam tentang apa saja yang jadi tolok ukur sebuah aset kripto disebut terbesar. Bukan cuma dari sisi nilai pasar, tapi dari berbagai faktor mendasar yang jauh lebih penting untuk jangka panjang.

 

Apa Itu Aset Kripto Terbesar? Ini Penjelasan Edukatifnya

Banyak yang masih menganggap bahwa aset kripto terbesar adalah yang harganya paling tinggi. Padahal, definisi “terbesar” jauh lebih luas dari sekadar angka nominal.

Dalam konteks ekonomi digital, istilah “terbesar” merujuk pada kekuatan dan pengaruh sebuah aset di pasar secara keseluruhan. Ini bisa berarti nilai kapitalisasi pasarnya, tingkat adopsinya, seberapa besar digunakan dalam sistem keuangan terdesentralisasi (DeFi), bahkan seberapa kuat dan aman jaringan blockchain-nya.

Ambil contoh Tether (USDT). Harganya cuma sekitar $1, seperti stablecoin pada umumnya yang memang dirancang agar nilainya stabil terhadap dolar.  Tapi sering disebut sebagai salah satu aset kripto terbesar. Alasannya? Volume transaksi hariannya bisa menyaingi bahkan mengalahkan Bitcoin dan Ethereum, karena digunakan sebagai alat tukar utama di berbagai exchange.

Jadi, bisa dibilang bahwa aset kripto terbesar adalah yang paling kuat secara fundamental, bukan hanya yang populer atau mahal.

 

Siapa Saja Aset Kripto Terbesar Saat Ini? (Data Juli 2025)

Berdasarkan data terbaru dari CoinMarketCap dan TradingView, daftar aset kripto terbesar per Juli 2025 didominasi oleh nama-nama yang familiar:

 

  1. Bitcoin (BTC) – market cap di atas $2,3 triliun
  2. Ethereum (ETH) – lebih dari $450 miliar
  3. Tether (USDT) – stabil di kisaran $160 miliar
  4. BNB (BNB Chain)
  5. Solana (SOL)
  6. USD Coin (USDC)
  7. XRP (Ripple)
  8. Toncoin (TON)
  9. Cardano (ADA)
  10. Dogecoin (DOGE)

 

Tapi apakah ranking ini sepenuhnya mencerminkan kekuatan mereka? Di sinilah kita perlu melihat lebih dari sekadar angka market cap. Karena sering kali, data ranking hanya permukaan. Yuk, kita bongkar lapisan terdalamnya.

 

6 Kriteria Aset Kripto Disebut “Terbesar” (Bukan Sekadar Peringkat)

Sebelum kamu menyimpulkan mana aset kripto yang pantas disebut terbesar, penting untuk tahu dulu indikatornya. Kapitalisasi pasar memang penting, tapi bukan satu-satunya. Banyak analis dan investor mempertimbangkan beberapa aspek lain yang jauh lebih strategis.

Berikut adalah enam kriteria utama yang secara umum digunakan untuk menilai kekuatan sebuah aset kripto — dan ya, ini yang bikin perbedaan antara hype sementara dan dominasi jangka panjang.

 

1. Kapitalisasi Pasar (Market Cap)

Ini adalah ukuran total nilai dari semua token yang beredar. Semakin besar market cap, semakin besar pengaruhnya di pasar. Bitcoin masih memimpin karena total pasokan dikali harga per unitnya sangat tinggi.

2. Volume Transaksi Harian

Volume adalah indikator seberapa aktif aset itu diperdagangkan. USDT sering memimpin dalam hal ini karena digunakan sebagai stablecoin untuk trading, transfer antar platform, dan pembayaran lintas negara.

3. Adopsi & Pengguna Aktif

Adopsi dilihat dari seberapa banyak wallet aktif, institusi yang menggunakannya, dan integrasi dengan merchant atau layanan lain. Ethereum unggul karena mendominasi sektor DeFi, NFT, dan DApps.

4. Fungsi dan Kasus Penggunaan (Utility)

Aset yang hanya disimpan tanpa digunakan akan stagnan. Solana dan TON berkembang cepat karena punya kegunaan nyata seperti transaksi cepat, biaya rendah, dan integrasi dengan aplikasi dunia nyata.

5. Keamanan dan Desentralisasi

Keamanan jaringan penting banget, terutama untuk mempertahankan kepercayaan pengguna. Bitcoin punya hashrate tertinggi, sedangkan Ethereum pasca-Merge punya sistem proof-of-stake yang efisien dan aman.

6. Tokenomics dan Total Value Locked (TVL)

Token yang punya sistem pasokan sehat (misalnya fixed supply atau mekanisme burning) biasanya lebih tahan terhadap inflasi. Sementara itu, TVL menunjukkan seberapa besar aset itu digunakan dalam ekosistem DeFi.

 

Kalau aset kripto punya 5–6 dari kriteria ini secara konsisten, maka bisa disebut dominan dan layak masuk jajaran teratas — bukan hanya dari segi angka, tapi juga kekuatan jangka panjang.

 

Bedah Kasus: BTC, ETH, USDT, dan SOL

 

Sekarang kita uji empat aset terbesar menggunakan enam kriteria penting yang sebelumnya sudah dibahas. Ini akan membantu kamu melihat, kenapa aset-aset ini bertahan lama di puncak, dan mana yang benar-benar solid untuk jangka panjang.

Bitcoin (BTC)

Sebagai pelopor kripto, Bitcoin tak diragukan lagi mendominasi dari sisi kapitalisasi pasar. Dengan valuasi di atas $2,3 triliun, BTC tetap jadi tolok ukur utama.

Di sisi volume perdagangan, meski bukan yang tertinggi harian, Bitcoin tetap konsisten di antara top 3 aset yang paling aktif diperdagangkan di semua exchange besar.

Adopsi? BTC sudah diakui sebagai alat tukar legal di beberapa negara dan digunakan dalam pembayaran lintas negara. ATM Bitcoin, merchant penerima BTC, dan ETF berbasis spot menunjukkan betapa luas jaringan penggunaannya.

Utility Bitcoin lebih sederhana: penyimpan nilai digital layaknya emas, bukan platform smart contract. Tapi karena tujuan utamanya adalah menjadi store of value, fungsi ini justru jadi kekuatan.

Dari sisi keamanan, Bitcoin adalah yang terkuat. Dengan hashrate tertinggi di industri, jaringan BTC hampir mustahil ditembus, bahkan oleh serangan 51%.

Soal tokenomics, BTC hanya punya 21 juta total supply dan tidak ada inflasi tambahan. Kombinasi kelangkaan dan distribusi desentralisasi menjadikannya sangat dihargai investor besar karena aspek tokenomics-nya yang dianggap ideal.

Jadi meski tidak terlalu unggul dari sisi utility, kekuatan desentralisasi, adopsi global, dan keamanan membuat Bitcoin tetap jadi benchmark terbesar.

Ethereum (ETH)

Ethereum mungkin tak menyaingi Bitcoin dari market cap, tapi dari sisi utility, dialah rajanya. Hampir seluruh aktivitas DeFi, NFT, dan smart contract berbasis EVM berasal dari Ethereum— jaringan yang sejak awal dikenal sebagai penggerak utama revolusi smart contract dan ekosistem DeFi modern.

Di sisi kapitalisasi, ETH stabil di atas $450 miliar — menjadikannya runner-up selama bertahun-tahun. Tapi yang membuatnya luar biasa adalah TVL yang terus mengalir ke jaringan ini dari berbagai protokol defi seperti Lido, Aave, dan Uniswap.

Volume transaksi Ethereum juga sangat tinggi, terutama karena aktivitas DApps dan decentralized exchange. Selain itu, ETH menjadi aset utama untuk staking setelah transisi ke proof-of-stake.

Adopsi pengguna? Ethereum mendominasi developer ecosystem. Ribuan proyek baru lahir di atas Ethereum, dari DeFi, DAO, NFT, hingga GameFi.

Keamanan? Setelah Merge, Ethereum jauh lebih efisien dan tetap terdesentralisasi berkat sistem validator global berbasis mekanisme Proof of Stake. Tak sekuat BTC dalam hashrate, tapi tetap solid di dunia PoS.

Token ETH tidak lagi inflasioner — bahkan kadang deflasi karena mekanisme EIP-1559 yang membakar sebagian biaya gas. Ini memperkuat tokenomics-nya.

Ethereum adalah aset kripto dengan ekosistem paling hidup. Dominasi utility dan developer membuatnya tetap relevan bahkan saat altcoin bermunculan.

Tether (USDT)

Kalau kamu hanya menilai dari harga, USDT tampak “biasa” — harganya selalu $1. Tapi jangan salah. Volume transaksi hariannya bisa mengalahkan Bitcoin dan Ethereum. Hampir semua pair trading memakai USDT.

Kapitalisasi pasar? Stabil di kisaran $160 miliar, menjadikannya stablecoin nomor satu dunia.

Adopsi? Luar biasa. Digunakan oleh trader, merchant, dan bahkan individu di negara berkembang yang butuh mata uang stabil.

Dari sisi utility, USDT adalah backbone perdagangan kripto. Tanpa dia, likuiditas dan stabilitas pasar akan goyah.

USDT bukan blockchain sendiri, tapi tersedia di banyak jaringan: Ethereum, Tron, BSC, Solana, dan lainnya. Karena itu, TVL dan keamanan sangat bergantung pada jaringan tempat dia beroperasi.

Tokenomics-nya stabil, karena memang dipatok 1:1 terhadap USD. Tantangan USDT lebih ke arah transparansi cadangan dan audit.

USDT tidak spektakuler dari segi teknologi, tapi perannya dalam infrastruktur kripto membuatnya nyaris tak tergantikan.

Solana (SOL)

Solana masuk papan atas bukan karena hype semata. Ia berhasil memperkuat posisinya lewat teknologi cepat dan biaya rendah yang menarik pengguna baru.

Dengan market cap yang terus tumbuh, Solana kini menempati posisi 5 besar. Tapi yang lebih mencolok adalah perkembangan volume transaksi retail yang masif, apalagi setelah beberapa proyek gaming, NFT, dan social dApps berbasis SOL booming di awal 2025.

Adopsinya terus meluas. Developer mulai menjajal Solana karena kecepatannya, bahkan beberapa proyek yang dulu di Ethereum mulai ekspansi ke Solana.

Utility-nya sangat aktif: NFT Solana punya volume tersendiri, jaringan cepat untuk micro-payment, serta dipakai di beberapa integrasi e-commerce.

Soal keamanan, masih ada celah: jaringan Solana pernah alami downtime. Tapi sejak 2024, perbaikan jaringan validator dan upgrade stabil membuat reputasinya membaik.

Tokenomics SOL relatif agresif: pasokan awal besar, tapi kini dikendalikan lewat mekanisme burning dan staking yang mengunci banyak supply.

Solana bukan hanya cepat, tapi juga mulai dipercaya sebagai alternatif Ethereum. Kalau momentum ini terus jalan, dominasi SOL bisa naik signifikan.

Keempat aset ini menunjukkan bahwa kriteria terbesar tidak bisa diwakili oleh satu faktor saja. Ada yang unggul di keamanan, ada yang juara volume, dan ada yang mendominasi utility. Semua memiliki peran strategis dalam lanskap kripto global 2025.

 

Kenapa Dominasi Bisa Bergeser dengan Cepat di Kripto?

Dalam ekosistem kripto, yang kuat hari ini belum tentu bertahan besok. Kalau kamu sudah lama mengikuti pasar, pasti masih ingat saat XRP diprediksi bakal menyalip Ethereum. EOS pernah dibicarakan sebagai “Ethereum killer”, sementara Litecoin digadang-gadang jadi versi ringan dari Bitcoin. Tapi realitanya? Kini mereka mulai kehilangan pijakan.

Sebaliknya, aset seperti Solana, Toncoin, dan Celestia justru mencuri perhatian. Bukan sekadar karena marketing atau tren, tapi karena pendekatan mereka lebih segar dan adaptif. Solana menonjolkan efisiensi dan kecepatan transaksi. Toncoin menunggangi kekuatan Telegram yang punya basis pengguna aktif sangat besar. Sementara Celestia menghadirkan solusi modular yang mulai dilirik banyak developer karena skalabilitas dan fleksibilitasnya.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa posisi atas bukanlah jaminan kekal. Popularitas bisa berubah. Proyek bisa turun, bukan karena buruk, tapi karena ada yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Itulah kenapa kamu perlu memahami fondasi dari setiap aset kripto. Tanpa melihat 6 kriteria utama yang tadi dibahas, kamu bisa saja terkecoh memilih berdasarkan ranking semata. Padahal, yang punya utilitas kuat, komunitas solid, dan fleksibilitas teknologi justru lebih siap menghadapi perubahan.

Di kripto, bukan yang paling awal yang selalu menang — tapi yang paling mampu menyesuaikan diri.

 

Kesimpulan: Jangan Cuma Lihat Peringkat, Lihat Juga Pondasinya

Banyak orang mengira bahwa masuk ke daftar 10 besar CoinMarketCap sudah cukup jadi alasan untuk investasi. Tapi jika kamu melihat lebih dalam, posisi di ranking itu sebenarnya hanya tampilan luar — seperti papan skor yang belum tentu mencerminkan keseluruhan kekuatan tim.

Aset kripto yang benar-benar kuat adalah yang mampu bertahan melewati waktu, regulasi, tren teknologi, dan gejolak sentimen pasar. Dan untuk bisa mengenali itu, kamu perlu menilai dari berbagai sisi: seberapa besar volume perdagangannya, apa kegunaan riilnya, seberapa luas adopsinya, sekuat apa jaringannya, dan bagaimana cara kerja tokenomics-nya.

Enam kriteria yang kita bahas tadi bukan sekadar teori, tapi alat bantu untuk kamu menilai aset secara objektif. Ketika pasar bergerak cepat, penilaian yang tajam bisa jadi pembeda antara ikut-ikutan dan mengambil keputusan strategis.

Jadi, saat kamu melihat aset kripto besar berikutnya, jangan langsung terpukau oleh angkanya. Tanyakan lagi ke diri sendiri: apa yang menopang kekuatannya? Kalau pondasinya kokoh, maka peluangnya untuk terus tumbuh akan jauh lebih meyakinkan — terutama bagi kamu yang memilih aset kripto untuk jangka panjang.

 

Itulah informasi menarik tentang 6 Kriteria Aset Kripto Terbesar yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa saja aset kripto terbesar di 2025?

Aset kripto terbesar di tahun 2025 bukan hanya Bitcoin dan Ethereum, tapi juga Tether (USDT) dan Solana. Mereka mendominasi pasar bukan cuma karena kapitalisasi, tetapi juga karena volume perdagangan tinggi, tingkat adopsi pengguna, serta fungsi strategis dalam ekosistem blockchain.

2. Apakah market cap jadi penentu utama terbesar?

Market cap memang sering dijadikan tolok ukur, tapi itu baru permukaan. Untuk menilai seberapa besar kekuatan suatu aset, kamu juga perlu mempertimbangkan volume transaksi, utilitas aset, jumlah pengguna aktif, serta kekuatan teknologinya. Tanpa indikator lain, market cap bisa sangat menyesatkan.

3. Kenapa USDT disebut besar, padahal harganya hanya $1?

USDT adalah stablecoin, jadi nilainya memang sengaja dipatok $1. Tapi kekuatannya bukan di harga, melainkan pada peran pentingnya sebagai alat tukar utama di dunia kripto. Volume transaksi USDT sangat besar, dan hampir semua exchange menjadikannya pasangan utama dalam perdagangan.

4. Apakah Solana bisa menyaingi Ethereum?

Dari sisi kecepatan transaksi dan biaya gas, Solana jauh lebih ringan dan cepat dibanding Ethereum. Tapi dominasi Ethereum ada di ekosistem — ribuan proyek, protokol DeFi, dan NFT masih berbasis Ethereum. Solana punya potensi besar, tapi butuh waktu dan penguatan komunitas untuk benar-benar menyaingi ETH.

5. Apakah aset terbesar selalu yang terbaik untuk investasi?

Tidak selalu. Aset yang besar cenderung lebih stabil, tapi belum tentu cocok untuk semua strategi. Kalau kamu tipe investor agresif, aset dengan kapitalisasi menengah tapi utility tinggi mungkin justru lebih menarik. Selalu sesuaikan dengan tujuan investasimu dan jangan abaikan 6 kriteria fundamental yang sudah dibahas.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Altcoin,Bitcoin,Ethereum

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.78%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.27%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.94%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
DCT/IDR
Degree Cry
46.607
77.88%
EVER/IDR
Everscale
192
57.38%
VIDYX/IDR
VidyX
3
50%
ATT/IDR
Attila
3
50%
LEVER/IDR
LeverFi
3
50%
Nama Harga 24H Chg
OKB/IDR
OKB
3.655K
-16%
POLS/IDR
Polkastart
3.295
-13.29%
HUMA/IDR
Huma Finan
457
-10.74%
W3F/IDR
Web3Fronti
500.000
-9.42%
SHRED/IDR
ShredN
33
-8.33%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

GPT?5 vs Meta AI: Siapa Raja Chatbot 2025?
22/08/2025
GPT?5 vs Meta AI: Siapa Raja Chatbot 2025?

Chatbot Bukan Cuma Teman Ngobrol Di tahun-tahun awal kemunculannya, chatbot

22/08/2025
Siapa Tyler Winklevoss? Raja Kripto Kembar Ini Heboh!

Kamu mungkin pernah mendengar nama Tyler Winklevoss dari berita lama

Sell on Strength Artinya Apa? Ini Penjelasan Jelasnya

Kamu pasti pernah dengar istilah "Sell on Strength", apalagi kalau