Saat data inflasi Amerika diumumkan, pasar global bereaksi seketika. harga mata uang, obligasi, hingga aset kripto seperti harga Bitcoin bisa bergerak drastis hanya dalam hitungan detik. Trader yang menerima informasi lebih cepat punya peluang lebih besar untuk mengambil posisi sebelum arus besar mengikuti. Di sinilah Bloomberg menjadi pembeda—bukan karena “mantra”, melainkan karena kecepatan data, kedalaman analitik, dan jaringan profesional yang jarang tertandingi.
Kamu mungkin sering melihat nama Bloomberg berseliweran di berita ekonomi. Namun bagi banyak trader profesional, Bloomberg bukan sekadar media—ia adalah infrastruktur informasi yang menentukan seberapa cepat kamu membaca sinyal pasar dan mengambil keputusan dalam trading. Artikel ini akan mengupas tuntas peran Bloomberg, terutama Bloomberg Terminal, dengan bahasa yang lugas, menyatu antarbagian, dan fokus ke manfaat praktis buat kamu sebagai trader.
Bloomberg: lebih dari sekadar media keuangan
Banyak orang mengenal Bloomberg lewat portal berita dan siaran TV-nya. Padahal, Bloomberg adalah perusahaan teknologi finansial yang membangun ekosistem data, perangkat lunak, dan layanan media untuk pelaku pasar. Sejak 1980-an, fokusnya tumbuh dari data obligasi menjadi cakupan multi-aset: saham, forex, komoditas, derivatif, kripto, hingga indikator ekonomi. Di atas fondasi data inilah berdiri layanan seperti Bloomberg News, TV, Radio, majalah Markets, dan produk bintang mereka: Bloomberg Terminal. Setelah mengenal lanskap perusahaannya, sekarang kita masuk ke jantungnya.
Setelah tahu ekosistemnya, pertanyaan besarnya adalah apa yang membuat Terminal-nya begitu diandalkan oleh trader profesional.
Bloomberg Terminal: mesin data cepat dan akurat
Masuk ke Bloomberg Terminal ibarat duduk di kursi komando sebuah pusat kendali pasar global. Begitu layar terbuka, kamu disambut oleh antarmuka yang menampilkan data real-time dari ratusan bursa—mulai dari harga saham New York Stock Exchange, kurs forex antarbank, kontrak berjangka minyak, hingga harga spot Bitcoin. Semua bergerak dalam latensi milidetik, sehingga perbedaan satu detik pun bisa menjadi peluang atau kerugian besar.
Selain angka harga, Terminal menyajikan grafik interaktif yang bisa dikustomisasi hingga detail terkecil. Misalnya, kamu bisa menumpuk indikator teknikal dengan data analisis fundamental, atau membandingkan kinerja suatu saham dengan indeks pasar selama 30 tahun terakhir dalam satu layar. Kalender makro bawaan memastikan kamu tidak ketinggalan momen penting seperti rilis data GDP, pengumuman suku bunga, atau laporan pendapatan perusahaan.
Di sisi lain, ada layar berita Bloomberg News yang terus mengalir, menyajikan breaking news finansial dan ekonomi global sebelum sempat diangkat oleh media publik gratis. Tak hanya berita mentah, banyak di antaranya langsung disertai analisis singkat dari reporter dan ekonom Bloomberg yang memang bertugas memantau sektor tertentu.
Salah satu fitur unik yang membuat Terminal berbeda adalah Instant Bloomberg (IB)—jaringan chat eksklusif tempat trader, analis, dan eksekutif keuangan dari seluruh dunia bertukar pandangan. Di sinilah insight-insight tajam sering kali lahir, jauh sebelum informasi itu menyebar ke publik.
Untuk klien institusi tertentu, Terminal bisa diintegrasikan langsung dengan sistem eksekusi trading. Artinya, setelah melakukan analisis di layar yang sama, kamu bisa mengirim order tanpa harus berpindah aplikasi. Ini mempercepat proses dan meminimalkan risiko kehilangan momentum.
Semua kecanggihan ini memang datang dengan harga tinggi—sekitar USD 24.000–25.000 per tahun per pengguna di 2025. Namun bagi para profesional yang setiap keputusan bisa bernilai jutaan dolar, biaya ini dianggap sebagai investasi strategis, bukan pengeluaran mewah.
Harga sebesar itu hanya masuk akal kalau manfaat yang diberikan benar-benar signifikan. Jadi, mari kita lihat mengapa banyak trader rela membayar mahal demi akses ke Bloomberg Terminal.
Kenapa trader profesional rela bayar mahal
Di pasar keuangan, kecepatan informasi sering kali memisahkan antara keuntungan dan kerugian. Bloomberg Terminal menawarkan keunggulan yang bukan hanya terasa di angka, tetapi juga dalam kualitas pengambilan keputusan.
Kecepatan sebagai senjata utama
Saat data ekonomi penting seperti Non-Farm Payroll (NFP), Consumer Price Index (CPI), atau keputusan suku bunga Federal Reserve diumumkan, reaksi pasar bisa terjadi dalam hitungan detik. Bloomberg Terminal menyalurkan angka itu langsung ke layar kamu, sering kali disertai analisis latar belakang dan komentar kilat dari tim jurnalis yang memang mengawal peristiwa tersebut. Misalnya, ketika CPI AS keluar di bawah ekspektasi, trader obligasi dapat segera mengambil posisi beli sebelum yield anjlok lebih dalam. Tanpa kecepatan ini, peluang sudah direbut oleh orang lain.
Kedalaman data untuk analisis strategis
Bloomberg bukan hanya soal “cepat”, tapi juga “dalam”. Terminal memungkinkan kamu menelusuri data historis puluhan tahun ke belakang, dari harga harian saham hingga rasio utang suatu negara. Analisis teknikal bisa dipadukan dengan indikator fundamental, sementara data positioning investor global memberikan konteks yang tidak tersedia di platform gratis. Seorang manajer aset, misalnya, dapat mempelajari pola pergerakan yield curve selama krisis ekonomi tertentu untuk memutuskan strategi lindung nilai yang tepat hari ini.
Jaringan profesional yang memberi insight unik
Melalui fitur Instant Bloomberg (IB), pengguna bisa berkomunikasi langsung dengan analis pasar modal, trader komoditas, ekonom makro, hingga manajer portofolio institusi besar. Percakapan ini sering kali memunculkan insight yang tidak akan muncul di berita publik. Misalnya, seorang trader mata uang bisa mendapat kabar dari kontak di bank sentral tertentu bahwa kebijakan intervensi akan diubah, memberi waktu ekstra untuk memposisikan portofolio sebelum pengumuman resmi.
Ketika tiga pilar ini—kecepatan, kedalaman, dan jaringan—bekerja bersama, biaya langganan puluhan ribu dolar per tahun bukan lagi sekadar pengeluaran. Ia menjadi investasi strategis yang membuka akses ke peluang cuan dan mengurangi risiko besar. Bagi trader profesional, kehilangan satu peluang besar karena informasi terlambat bisa bernilai lebih mahal daripada biaya satu tahun berlangganan.
Sekarang, setelah tahu betapa vitalnya keunggulan ini, wajar jika kita membandingkan Bloomberg Terminal dengan platform gratis yang biasa dipakai trader ritel. Perbedaannya bukan hanya di harga, tapi di kelas permainan yang benar-benar berbeda.
Bloomberg vs Platform Gratis: Beda Kelasnya Jauh
Platform gratis seperti TradingView atau Yahoo Finance memang berguna, terutama untuk trader ritel yang butuh charting sederhana, pantauan harga harian, atau membaca berita publik. Tapi ketika kita masuk ke arena high-speed trading, perbedaan antara keduanya menjadi seperti lintasan F1 dan jalur sepeda lingkungan.
Kecepatan data yang menentukan posisi
TradingView versi gratis biasanya punya delay harga antara 15 detik hingga 15 menit tergantung aset dan bursa. Yahoo Finance bahkan lebih lama untuk beberapa instrumen. Bloomberg Terminal? Latensinya dalam skala milidetik. Perbedaan ini bukan sekadar angka — di momen rilis CPI AS atau Non-Farm Payroll, jeda 10–15 detik saja bisa berarti kamu masuk posisi saat harga sudah bergerak signifikan, sehingga potensi profit berkurang atau malah berbalik rugi.
Cakupan data yang jauh lebih luas
Platform gratis hanya meng-cover sebagian bursa besar dan data dasar. Bloomberg Terminal terhubung ke lebih dari 400 bursa global dan ribuan instrumen, termasuk pasar obligasi antarbank, derivatif OTC, indeks volatilitas, hingga aset niche seperti kredit karbon. Untuk trader institusi, kelengkapan ini berarti bisa mengantisipasi pergerakan pasar lintas sektor — misalnya, melihat perubahan yield obligasi AS sebelum efeknya terasa di kurs USD/IDR atau harga Bitcoin.
Kualitas riset dan analitik
Di platform gratis, berita berasal dari sumber publik atau agregator, sering tanpa analisis mendalam. Bloomberg Terminal menyajikan breaking news langsung dari jurnalis spesialis sektor, plus riset eksklusif yang tidak dipublikasikan untuk umum. Contohnya, laporan tren likuiditas DeFi atau sentimen opsi BTC di pasar institusional yang bisa memengaruhi strategi trading derivatif kamu.
Studi kasus singkat:
Pada rilis CPI AS terbaru, trader yang menggunakan Bloomberg Terminal menerima angka aktual 0,2% di bawah ekspektasi hanya dalam hitungan detik. Dalam waktu yang sama, ia mengeksekusi pembelian kontrak futures S&P 500, mendapatkan lonjakan harga 0,8% sebelum pasar meluas bereaksi. Sementara itu, trader yang mengandalkan platform gratis menerima informasi dengan jeda belasan detik hingga menit. Saat akses data diperoleh, harga sudah bergerak signifikan dan peluang optimal terlewat.
Perbedaan ini membuat Bloomberg Terminal dianggap kendaraan balap kelas F1, yang dirancang untuk performa maksimum di lintasan berkecepatan tinggi. Platform gratis ibarat sepeda kota yang handal untuk perjalanan santai, tapi tak bisa bersaing di sirkuit kompetitif.
Meski jelas berbeda kelas, tidak semua orang butuh atau mampu mengoperasikan “mobil balap” ini. Pertanyaannya: siapa saja yang benar-benar cocok menggunakan Bloomberg Terminal?
Siapa yang Cocok Menggunakan Bloomberg Terminal
Bloomberg Terminal bukan produk yang dirancang untuk semua orang. Biaya tahunan puluhan ribu dolar dan kompleksitas fiturnya membuatnya relevan hanya untuk kalangan yang benar-benar bergantung pada data berketepatan waktu tinggi dan analisis pasar yang mendalam untuk membuat keputusan bernilai besar.
Trader institusi dan desk trading bank investasi
Di meja trading bank besar, setiap detik berarti jutaan dolar. Desk yang memantau obligasi pemerintah, forex, atau komoditas global membutuhkan Terminal untuk memantau harga, likuiditas, dan order flow secara real-time. Fitur eksekusi terintegrasi membuat mereka bisa masuk atau keluar posisi tanpa kehilangan momentum.
Hedge fund dan manajer aset
Hedge fund yang menerapkan strategi arbitrase lintas aset atau event-driven trading mengandalkan kecepatan data Bloomberg untuk mengeksekusi strategi sebelum pasar ritel merespons. Bloomberg Terminal juga memudahkan mereka memantau ratusan instrumen sekaligus dengan filter kustom, yang sulit dilakukan di platform gratis.
Perusahaan penerbit surat utang
Perusahaan multinasional yang rutin menerbitkan obligasi memanfaatkan Terminal untuk memantau sentimen pasar, tren yield, dan minat investor institusional. Informasi ini memengaruhi timing penerbitan dan tingkat bunga yang mereka tawarkan.
Lembaga pemerintah dan bank sentral
Bloomberg Terminal digunakan bank sentral untuk memantau likuiditas, tren mata uang, dan harga komoditas penting yang berpengaruh pada kebijakan moneter. Laporan dan analisis makro dari Bloomberg membantu mereka membuat keputusan strategis yang berdampak nasional.
Trader profesional individu
Ada pula individu dengan modal besar dan strategi aktif yang memutuskan berlangganan Terminal. Bagi mereka, kemampuan membaca sinyal lebih cepat dan mendapatkan insight eksklusif dari jaringan profesional menjadi keunggulan kompetitif yang layak dibayar.
Untuk trader ritel yang masih membangun modal dan mengasah strategi, Bloomberg Terminal seringkali terlalu besar—baik dari sisi biaya maupun kompleksitas. Namun, memahami bagaimana para profesional memanfaatkan Terminal bisa memberi inspirasi untuk menyusun sistem informasi pribadi dengan biaya yang lebih ramah.
Dari sini, kita masuk ke opsi realistis untuk trader ritel—bagaimana memaksimalkan kombinasi sumber data alternatif yang lebih terjangkau, tanpa kehilangan kecepatan dalam pengambilan keputusan.
Alternatif Terjangkau untuk Trader Ritel
Tidak semua trader ritel punya modal atau kebutuhan yang sepadan dengan biaya Bloomberg Terminal. Namun, itu bukan berarti kamu harus pasrah dengan keterbatasan informasi. Kuncinya adalah membangun “stack” informasi yang saling melengkapi: kombinasi beberapa sumber yang bersama-sama memberimu kecepatan, kedalaman data, dan akurasi analisis.
- Kecepatan Headline
Gunakan platform berita keuangan yang mengutamakan kecepatan rilis, seperti Investing.com (fitur breaking news), MarketWatch, atau bahkan Twitter/X dengan daftar akun resmi bank sentral, analis, dan jurnalis ekonomi. Untuk kripto, situs seperti CoinDesk atau The Block sering lebih cepat dalam merilis kabar spesifik industri. - Data Historis dan Charting
TradingView (versi berbayar) menyediakan data hampir real-time dengan opsi chart multi-timeframe dan indikator kustom. Untuk pasar saham global, Yahoo Finance atau Stooq menawarkan data historis panjang yang bisa diunduh gratis. - Riset dan Analisis
Gunakan laporan dari perusahaan sekuritas, bank, atau portal riset publik seperti IMF Data, World Bank Data, atau BIS (Bank for International Settlements). Di kripto, Messari.io dan Glassnode menyediakan analisis on-chain gratis yang bisa melengkapi sudut pandang teknikal. - Eksekusi dan Monitoring
Pastikan platform trading yang kamu gunakan memiliki fitur order cepat, alert harga, dan integrasi API jika kamu ingin mengotomatisasi strategi. Untuk kripto, integrasi TradingView dengan exchange seperti Binance atau Bybit memungkinkan kamu mengirim order langsung dari chart.
Contoh alur kerja:
Pagi hari, kamu memulai dengan memeriksa kalender makro di Forex Factory atau Investing.com untuk mengidentifikasi event penting. Saat event mendekat, kamu pantau feed Twitter/X dari akun ekonomi kredibel untuk update kilat. Analisis teknikal dilakukan di TradingView, sementara konfirmasi sentimen diperoleh dari berita dan data riset mingguan. Eksekusi order dilakukan langsung dari platform trading yang terhubung dengan chart. Di akhir hari, catat hasil dan insight di jurnal trading.
Bedakan strategi berdasarkan modal:
- Modal kecil: fokus pada sumber gratis/berbayar murah, tingkatkan kemampuan analisis manual.
- Modal besar: bisa menggabungkan layanan premium seperti Refinitiv Eikon Lite atau Koyfin Pro untuk mempercepat alur data.
Dengan membangun sistem informasi seperti ini, kamu tidak hanya mengandalkan satu sumber, tetapi menciptakan kombinasi yang mampu mendekati efisiensi informasi Bloomberg Terminal dengan biaya jauh lebih rendah.
Agar alternatif ini benar-benar efektif, perlu ada alur kerja yang disiplin, konsisten, dan bisa diulang dari hari ke hari—persis seperti yang dilakukan trader profesional.
Meniru Alur Kerja “Gaya Bloomberg” Tanpa Berlangganan
Bloomberg Terminal memberi keunggulan karena memadukan kecepatan informasi, konteks pasar, dan disiplin pengelolaan data dalam satu ekosistem. Meski kamu tidak berlangganan, pola kerjanya bisa diadaptasi untuk menciptakan alur trading yang lebih tajam dan konsisten.
Langkah 1: Membangun watchlist lintas aset yang strategis
Jangan hanya memantau aset yang kamu perdagangkan. Terminal mengajarkan pentingnya melihat konektivitas pasar.
Contoh: kalau kamu trading Bitcoin, sertakan indeks dolar (DXY), imbal hasil obligasi 10 tahun AS, harga emas, dan indeks saham global (misalnya S&P 500 atau Nasdaq). Kenapa? Karena pergerakan aset ini sering memberi sinyal awal untuk sentimen risk-on atau risk-off yang mempengaruhi kripto.
Langkah 2: Kalender makro sebagai jangkar rencana harian
Profesional di Bloomberg selalu mulai hari mereka dengan memeriksa kalender makro. Gunakan Forex Factory, Investing.com, atau kalender bank sentral resmi. Tandai event price-moving seperti rilis CPI, NFP, FOMC, atau laporan pendapatan perusahaan besar.
Atur pengingat 10–15 menit sebelum rilis. Ini memberi waktu untuk mengevaluasi skenario reaksi pasar dan menyiapkan level entry/exit.
Langkah 3: Template catatan pasca-rilis
Di Terminal, trader bisa langsung melihat angka aktual, deviasi dari perkiraan, dan analisis singkat. Kamu bisa menirunya dengan membuat template catatan sederhana:
- Event & tanggal
- Forecast vs aktual
- Deviasi (berapa persen/point dari ekspektasi)
- Reaksi awal harga (1–5 menit pertama)
- Rencana aksi (masuk, menunggu, atau keluar posisi)
Catatan ini akan jadi “database pribadi” yang membantu kamu mengenali pola reaksi pasar dari waktu ke waktu.
Langkah 4: Dokumentasi & evaluasi di jurnal trading
Bloomberg Terminal menyimpan jejak semua aktivitas dan analisis. Kamu bisa meniru dengan jurnal trading harian, mencatat: alasan masuk posisi, konfirmasi dari data/berita, eksekusi, dan hasil. Dalam beberapa minggu, kamu akan mulai melihat tren: strategi mana yang efektif, berita apa yang relevan, dan kesalahan apa yang sering terulang.
Langkah 5: Integrasi alat-alat pendukung
Gunakan kombinasi sumber: TradingView untuk chart, TweetDeck atau Tweeten untuk feed cepat dari akun kredibel, Google Sheets atau Notion untuk database catatan, dan alert harga di aplikasi trading. Hubungkan semuanya ke rutinitas harian yang konsisten.
Nilai tambah strategi ini: Dalam beberapa bulan, kamu akan memiliki “terminal buatan sendiri” — bukan sekadar kumpulan tools, tapi sistem informasi yang relevan dengan gaya trading kamu, mengalir setiap hari, dan mampu memberi sinyal lebih cepat dibanding trader ritel rata-rata.
Meski sistem ini kuat, tidak ada sumber informasi yang sempurna. Mengandalkan satu saluran atau perspektif saja bisa menimbulkan bias yang berbahaya. Karena itu, memahami batasan sumber dan memverifikasi data tetap menjadi bagian penting dari proses.
Etika dan Risiko Mengandalkan Satu Sumber
Kecepatan informasi memang menggoda, tapi mengandalkan satu sumber saja bisa menjerumuskan kamu ke jebakan bias dan keputusan yang salah. Dalam dunia trading, ada banyak contoh di mana berita yang tampak meyakinkan ternyata keliru atau dipelintir, dan efeknya bisa menghancurkan posisi dalam hitungan menit.
Kecepatan vs kelengkapan
Bloomberg mungkin dikenal cepat, tetapi berita tercepat belum tentu memberikan konteks penuh. Sebuah headline bisa benar secara angka, tapi menyesatkan tanpa penjelasan tambahan. Misalnya, rilis data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan memang bullish di mata banyak trader, tetapi tanpa melihat komponen detail (seperti inflasi inti yang justru naik), keputusan entry bisa jadi berisiko.
Bahaya bias konfirmasi
Kalau kamu sudah punya pandangan tertentu terhadap pasar, sangat mudah memilih berita yang menguatkan opini itu dan mengabaikan yang berlawanan. Trader profesional mengelola risiko ini dengan cek silang: membandingkan data Bloomberg dengan rilis resmi pemerintah, laporan lembaga independen, atau komentar dari sumber kredibel lain. Ini mencegah kamu terjebak di “ruang gema” yang hanya memantulkan opini searah.
Opini vs data
Di pasar, opini sering disampaikan seolah fakta. Jurnalis atau analis bisa menambahkan interpretasi pribadi yang memengaruhi pembaca tanpa disadari. Trader yang matang tahu cara memisahkan angka mentah dari narasi. Mereka memulai analisis dari data dasar — harga, volume, deviasi dari forecast — sebelum mempertimbangkan interpretasi orang lain.
Risiko berita promosi di kripto
Di aset kripto, risiko ini lebih tinggi. Banyak “berita” yang sebenarnya adalah siaran pers atau konten sponsor yang dibungkus seperti liputan. Tanpa filter kritis, trader bisa ikut hype dan masuk posisi di harga puncak, hanya untuk melihat nilainya anjlok ketika efek promosi hilang. Memahami asal-usul informasi menjadi pertahanan utama.
Etika sebagai pelindung reputasi
Jika kamu berbagi informasi atau insight dengan komunitas atau klien, akurasi menjadi bagian dari reputasi. Menyampaikan kabar tanpa verifikasi bisa merusak kepercayaan dalam jangka panjang, meskipun tujuannya baik.
Intinya: Memiliki sumber utama yang cepat itu penting, tetapi selalu sandingkan dengan verifikasi independen. Keputusan yang benar-benar kuat lahir dari kombinasi kecepatan, kelengkapan, dan integritas data.
Setelah membedah siapa Bloomberg, fungsi Terminal, perbandingannya dengan platform lain, dan bagaimana meniru workflow profesional, kita bisa menarik kesimpulan yang memandu langkah trading kamu ke depan.
Kesimpulan
Dari awal kita melihat bahwa Bloomberg bukan hanya media berita keuangan, tetapi sebuah infrastruktur informasi premium yang membentuk cara trader profesional melihat, memahami, dan bereaksi terhadap pasar. Lewat Bloomberg Terminal, semua komponen vital—kecepatan data, kedalaman analitik, dan jaringan profesional—terintegrasi dalam satu antarmuka. Keunggulan ini membuatnya menjadi standar emas di kalangan bank investasi, hedge fund, manajer aset, dan lembaga pemerintahan di seluruh dunia.
Namun, menjadi efektif dalam trading tidak selalu berarti harus berlangganan Bloomberg Terminal. Untuk trader ritel, strategi adalah inti, bukan alat. Kamu bisa mengadopsi pola kerja yang sama: mulai dari membangun watchlist lintas aset yang relevan, disiplin dengan kalender makro, hingga membiasakan mencatat reaksi pasar setiap kali ada peristiwa penting. Dengan menggabungkan beberapa sumber terpercaya—baik gratis maupun berbayar ringan—kamu tetap bisa memperoleh kecepatan dan kelengkapan informasi yang mendekati standar profesional.
Di sisi lain, memahami etika penggunaan informasi dan menghindari bias konfirmasi sama pentingnya dengan memiliki sumber cepat. Data tanpa verifikasi bisa menjadi jebakan yang menggerus modal dan reputasi. Inilah mengapa trader berpengalaman selalu melakukan cross-check sebelum mengambil keputusan besar.
Pada akhirnya, keunggulan informasi lahir dari proses yang konsisten dan terukur. Bloomberg Terminal hanyalah salah satu alat paling canggih untuk mempercepat proses itu. Tetapi yang benar-benar membedakan trader pemenang dari yang lain adalah kemampuannya memadukan data, disiplin, dan intuisi yang terasa—apapun sumber alat yang digunakan.
Itulah informasi menarik tentang Apa Itu Bloomberg yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu Bloomberg dalam dunia trading?
Bloomberg adalah perusahaan teknologi finansial yang menyediakan data pasar, berita ekonomi, analisis, dan riset untuk trader, investor, dan institusi keuangan. Produk unggulannya, Bloomberg Terminal, menggabungkan data real-time, analitik mendalam, dan jaringan profesional global dalam satu platform.
2. Apa fungsi utama Bloomberg Terminal?
Fungsinya adalah menyediakan akses cepat ke harga dan data pasar global, menampilkan berita ekonomi kilat, menyajikan analisis fundamental & teknikal, serta memfasilitasi komunikasi antar profesional lewat Instant Bloomberg. Beberapa institusi juga menggunakannya untuk mengeksekusi order langsung dari platform.
3. Berapa biaya Bloomberg Terminal di tahun 2025?
Biayanya berkisar USD 24.000–25.000 per tahun per pengguna. Biaya ini sepadan bagi trader atau institusi yang keputusan investasinya sangat sensitif terhadap kecepatan dan kelengkapan data.
4. Siapa saja yang cocok menggunakan Bloomberg Terminal?
Biasanya digunakan oleh bank investasi, hedge fund, manajer aset, perusahaan penerbit surat utang, lembaga pemerintah, bank sentral, dan trader profesional bermodal besar yang butuh informasi real-time dan riset eksklusif.
5. Apakah trader ritel butuh Bloomberg Terminal?
Tidak wajib. Trader ritel bisa meniru workflow profesional dengan menggabungkan beberapa sumber data cepat, kalender makro, riset publik, dan platform charting berbayar ringan untuk membangun “terminal versi sendiri”.
6. Apa saja alternatif Bloomberg Terminal yang lebih murah?
Alternatif populer termasuk Refinitiv Eikon Lite, FactSet, Koyfin Pro, TradingView Pro, dan kombinasi Investing.com + TweetDeck untuk berita cepat.
7. Apa perbedaan Bloomberg Terminal dengan TradingView?
Bloomberg Terminal menawarkan kecepatan milidetik, cakupan 400+ bursa, riset eksklusif, dan jaringan profesional global. TradingView unggul di charting dan komunitas ide, tapi datanya bisa tertunda dan cakupan risetnya terbatas.
8. Apakah Bloomberg menyediakan data kripto?
Ya, Bloomberg Terminal menampilkan harga, volume, dan analisis kripto dari berbagai bursa global, meski fokus utamanya tetap pada pasar tradisional. Data kripto di Terminal sering dilengkapi insight makro dan korelasi lintas aset.
9. Apakah ada risiko mengandalkan satu sumber data?
Ada. Mengandalkan satu sumber dapat menimbulkan bias konfirmasi atau keputusan yang salah jika datanya keliru atau tidak lengkap. Sebaiknya selalu verifikasi dengan sumber resmi atau tambahan sebelum mengambil keputusan besar.
10. Bagaimana cara membangun workflow trading ala Bloomberg tanpa biaya mahal?
Mulai dengan watchlist lintas aset, pakai kalender makro untuk rencana harian, gunakan sumber berita cepat, charting multi-timeframe, dan catat semua eksekusi di jurnal. Konsistensi adalah kunci, bukan sekadar alat yang dipakai.