Counterparty adalah: Arti, Risiko, dan Contohnya di Kripto
icon search
icon search

Top Performers

Counterparty adalah: Arti, Risiko, dan Contohnya di Kripto

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Counterparty adalah: Arti, Risiko, dan Contohnya di Kripto

Counterparty adalah Arti, Risiko, dan Contohnya di Kripto

Daftar Isi

Setiap transaksi keuangan tidak pernah berdiri sendiri. Saat kamu menekan tombol beli, selalu ada pihak lain yang siap menjual. Dalam kontrak pinjaman, ada pihak yang meminjamkan. Di derivatif, ada pihak yang mengambil posisi berlawanan. Pihak di seberang inilah yang disebut counterparty. Memahami siapa mereka, bagaimana perannya, dan apa resikonya akan membuat keputusanmu lebih matang—terutama di ekosistem kripto yang bergerak cepat.

 

Apa itu counterparty dan mengapa penting

Secara sederhana, counterparty adalah pihak lawan dalam sebuah transaksi atau kontrak keuangan. Ia bisa berupa individu, perusahaan, lembaga keuangan, bursa, hingga institusi pemerintah. Tanpa counterparty, tidak ada kesepakatan yang bisa selesai, karena inti transaksi adalah pertemuan dua kepentingan: kamu yang ingin memiliki aset, dan pihak lain yang bersedia melepasnya.

Konsep ini penting karena kepercayaan dalam keuangan selalu diuji oleh kewajiban. Begitu sebuah kontrak disepakati, masing-masing pihak berkewajiban memenuhi bagian mereka—membayar, menyerahkan aset, atau menjaga agunan. Jika salah satu pihak gagal, kerugian tidak hanya bersifat angka; reputasi, likuiditas, bahkan stabilitas pasar bisa ikut terdampak. Di titik ini, kamu mulai melihat bahwa memahami counterparty bukan sekadar pelajaran definisi, melainkan fondasi untuk menjaga asetmu tetap aman— sama halnya seperti memahami cara kerja transaksi kripto di blockchain yang menjadi dasar kepercayaan di pasar digital.

 

Peran counterparty dalam transaksi keuangan

Peran utama counterparty adalah memfasilitasi penyelesaian. Ia menjadi pasangan dari tindakanmu: pembeli bertemu penjual, pemberi pinjaman bertemu peminjam, long bertemu short. Di proses ini, counterparty ikut membentuk struktur risiko kontrak—seberapa besar nilai yang dipertaruhkan, bagaimana mekanisme margin atau agunan, serta aturan penyelesaian.

Di pasar yang kompleks seperti derivatif, peran ini melebar menjadi penjaga keberlanjutan pasar. Ketika kontrak standar diperdagangkan masif, pihak lawan tidak lagi sebatas dua entitas yang saling berhadapan, melainkan jaringan institusi yang saling menanggung risiko. Karena itu, banyak yurisdiksi menggunakan central counterparty (CCP) untuk menyerap dan memusatkan risiko penyelesaian. Kita akan membahasnya khusus, karena di Indonesia pun inisiatif CCP sudah bergulir.

 

Counterparty risk: risiko yang sering tak terlihat

Counterparty risk adalah kemungkinan pihak lawan gagal memenuhi kewajibannya—sepenuhnya atau sebagian. Di perbankan dan pasar modal, risiko ini dipandang sebagai bagian dari risiko kredit, namun karakternya dinamis karena nilai kontrak dapat berubah mengikuti harga pasar.

 

Ada dua bentuk yang paling sering dibicarakan:

  1. Pre-settlement (replacement cost) risk
    Risiko muncul sebelum kontrak benar-benar diselesaikan. Jika lawanmu gagal sekarang, kamu mungkin harus “mengganti” kontrak di pasar dengan harga yang kurang menguntungkan. Semakin volatil asetnya, semakin besar potensi biaya penggantian. 
  2. Settlement (principal) risk
    Risiko kehilangan pokok di saat penyelesaian. Jika kamu sudah menyerahkan dana tetapi tidak menerima aset (atau sebaliknya), kerugian bisa terjadi secara langsung. Mekanisme penyelesaian yang tidak simultan memperbesar peluang masalah di fase ini. 

 

Kedua risiko tersebut tidak hanya milik bank atau lembaga besar. Di kripto, pengguna ritel pun mengalaminya—baik saat menitipkan aset di bursa terpusat, berpartisipasi di platform yield, maupun saat meminjam dan memberi pinjaman melalui protokol DeFi seperti yang dibahas dalam artikel risiko dalam trading kripto agar kamu lebih siap menghadapi fluktuasi pasar. Bedanya, bentuk “pihak lawan” di kripto bisa berupa institusi manusia (CeFi) atau kode yang dieksekusi otomatis (DeFi).

 

Counterparty di kripto: membandingkan CeFi dan DeFi

Di CeFi (centralized finance) seperti exchange terpusat, broker, kustodian, dan lender, counterparty adalah entitas yang kamu percayai untuk memegang, meminjamkan, atau memperdagangkan asetmu. Jika entitas ini salah kelola likuiditas, gagal menjaga cadangan, atau terkena krisis tata kelola, dampaknya langsung terasa ke pengguna. Krisis exchange besar beberapa tahun terakhir menjadi pengingat keras bahwa risiko pihak lawan di CeFi nyata dan mahal biayanya. Proses kepailitan, restrukturisasi, hingga rencana pengembalian dana yang memakan waktu menunjukkan betapa panjang jejak risikonya bagi ratusan ribu hingga jutaan pengguna.

Di DeFi (decentralized finance), gambarnya berbeda. Pihak lawan tidak selalu “manusia”, melainkan smart contract—serangkaian aturan yang otomatis mengeksekusi transaksi. Berkurangnya ketergantungan pada institusi membawa transparansi baru: kolateral, likuidasi, dan parameter risiko dapat diamati on-chain. Namun risiko tidak hilang; ia bergeser: bug kontrak, kegagalan oracle, desain likuidasi yang ketat, atau tata kelola yang disalahgunakan bisa memicu kerugian besar dalam hitungan blok. Di segmen pinjaman DeFi, nilai yang “terkunci” (TVL) mencapai puluhan miliar dolar secara global; skala ini cukup untuk membuat kegagalan desain menjadi peristiwa pasar, bukan sekadar insiden kecil. Kamu bisa mengenali pola serupa lewat panduan apa itu DeFi dan cara kerjanya yang menjelaskan lebih dalam tentang sistem keuangan terdesentralisasi.

Kamu bisa melihat pola yang sama di dua dunia ini: ketika pihak lawan rapuh, getarannya menyebar jauh melampaui satu akun atau satu transaksi. Karena itu, pasar tradisional mengembangkan perangkat kelembagaan untuk meredamnya.

 

Central Counterparty (CCP): tameng dari dunia keuangan tradisional

Central counterparty (CCP) adalah lembaga yang menempatkan dirinya di antara pembeli dan penjual. Prinsipnya sederhana tapi kuat: CCP menjadi “pembeli bagi setiap penjual” dan “penjual bagi setiap pembeli”. Dengan memusatkan risiko penyelesaian, CCP mewajibkan margin, melakukan netting kewajiban, mengelola default fund, dan mengeksekusi protokol penanganan gagal bayar. Hasilnya, risiko tidak lagi menimpa pasangan transaksi secara langsung, melainkan dikelola secara sistemik oleh lembaga yang didesain untuk itu.

Di Indonesia, langkah strategis menuju CCP nasional mulai nyata sejak 2024. Kolaborasi otoritas dan bursa mengumumkan pembentukan lembaga Central Counterparty dengan penguatan permodalan—pemberitaan arus utama menyebut angka sekitar Rp 408 miliar sebagai modal awal. Tujuannya meningkatkan transparansi, efisiensi, serta ketahanan pasar keuangan domestik. Bagi kamu, keberadaan CCP memberi kepastian bahwa penyelesaian transaksi terstandar memiliki “sabuk pengaman” kelembagaan.

Jika kamu terbiasa dengan DeFi, kamu bisa membayangkan beberapa kesamaan konsep: netting menyerupai cara protokol memadatkan kewajiban, margin dan agunan setara dengan parameter LTV dan jaminan on-chain, sementara default waterfall mirip kerangka likuidasi otomatis saat nilai jaminan turun. Bedanya, CCP beroperasi dengan tata kelola dan pengawasan regulator; DeFi mengeksekusi via kode dan tata kelola komunitas.

 

Mengukur eksposur: dari rumus sederhana ke praktik harian

Institusi biasanya menghitung eksposur dengan metrik seperti Current Exposure (CE), Expected Exposure (EE), atau Potential Future Exposure (PFE). Intinya adalah mengukur berapa banyak kerugian yang mungkin muncul jika lawanmu gagal pada berbagai kondisi pasar. Secara intuitif, kamu dapat memikirkan pendekatan sederhananya seperti ini:

 

  • Eksposur saat ini: nilai bersih yang akan hilang jika lawanmu gagal hari ini. 
  • Eksposur masa depan: nilai yang mungkin hilang jika harga bergerak tidak menguntungkan hingga kontrak selesai. 

 

Di tingkat pengguna, kamu tidak perlu menjalankan simulasi Monte Carlo untuk bijak. Yang penting adalah menerjemahkan konsep ini menjadi kebiasaan operasional: membatasi besaran saldo pada satu entitas, memberi “bantalan” saat volatilitas meningkat, dan selalu memeriksa kesehatan pihak lawan.

 

Strategi praktis mengurangi counterparty risk

Agar bisa bertahan di pasar yang dinamis, kamu membutuhkan daftar tindakan yang tidak hanya rapi di kertas, tetapi mudah dieksekusi:

 

  1. Periksa bukti cadangan (proof of reserves) dan liabilitas
    PoR dengan rasio cadangan di atas 100% memberi indikasi bahwa bursa memiliki aset on-chain yang cukup untuk menutup kewajiban jangka pendek. Prinsip ini serupa dengan pentingnya proof of reserves dalam menjaga kepercayaan pengguna kripto agar kamu tahu seberapa sehat bursa tempat kamu bertransaksi. Namun PoR saja belum lengkap; yang lebih penting adalah keterbukaan liabilitas. Jika memungkinkan, cari bursa yang memadukan PoR dengan metode audit atau pengungkapan kewajiban yang jelas. 
  2. Diversifikasi platform dan kustodian
    Hindari menaruh semua aset di satu tempat. Kombinasikan hot wallet untuk kebutuhan harian, cold wallet untuk penyimpanan utama, dan exchange tepercaya untuk perdagangan aktif. Diversifikasi ini tidak menghapus risiko, tapi membuat satu kegagalan tidak berdampak total. 
  3. Waspadai tanda awal gangguan likuiditas
    Penarikan yang mulai diperlambat, berubahnya syarat dan biaya mendadak, layanan pelanggan yang memburuk, atau selisih harga internal yang melebar adalah sinyal yang tidak boleh diabaikan. Saat sinyal muncul berulang, kurangi saldo dan pantau komunikasi resmi. 
  4. Gunakan DeFi dengan cermat
    Pilih protokol yang sudah diaudit, memiliki bug bounty aktif, dokumentasi transparan, dan tata kelola yang tidak mudah dimanipulasi oleh satu pihak. Perhatikan oracle yang digunakan, mekanisme likuidasi, dan konsentrasi likuiditas di pool. 
  5. Tetapkan limit eksposur dan lakukan “uji tekanan” ala pribadi
    Tentukan batas maksimal saldo pada sebuah entitas. Tanyakan pada diri sendiri: jika entitas ini gagal besok, kerugian maksimum yang masih bisa kamu terima berapa? Atur ulang batas itu saat volatilitas meningkat. 

 

Setiap butir di atas tampak sederhana, tetapi ketika diterapkan konsisten, dampaknya besar. Kamu tidak hanya mengurangi kemungkinan kerugian, melainkan juga meningkatkan kebebasan bergerak saat pasar berubah cepat.

 

Contoh: dari bursa kripto ke protokol pinjaman dan forex

Agar konsepnya lebih membumi, perhatikan tiga contoh dibawah ini.

 

Kasus bursa kripto besar yang kolaps

Beberapa tahun terakhir, industri menyaksikan salah satu kejatuhan exchange paling besar. Dampaknya bukan hanya pada harga aset, tetapi juga pada jutaan pengguna yang dananya tertahan serta pada mitra yang menjadi kreditur. Bertahun-tahun setelah peristiwa itu, proses pemulihan dan distribusi aset masih berjalan dengan nilai yang mencapai miliaran dolar Amerika. Pelajaran utamanya jelas: mempercayakan aset pada satu entitas tanpa verifikasi cadangan dan tata kelola adalah risiko yang mahal.

Protokol pinjaman DeFi

Di sisi lain, kamu mungkin meminjamkan aset melalui protokol seperti Aave atau Compound. Di sini, pihak lawannya adalah smart contract dan seluruh set aturan yang mengikat kolateral, bunga, dan likuidasi. Kelebihannya, transparansi on-chain membuatmu bisa memantau jaminan dan posisi. Kekurangannya, bug atau kegagalan oracle dapat mengeksekusi likuidasi cepat tanpa ruang negosiasi. Disiplin memilih protokol dan memahami parameternya menjadi pelindung pertama.

Pasar forex dan broker

Dalam banyak produk CFD, broker bisa menjadi counterparty langsung atas order-mu. Model bisnis A-Book menyalurkan order ke pasar, sementara B-Book menanggungnya di dalam. Keduanya sah, tetapi profil risikonya berbeda. Memahami bagaimana broker memproses order memberi konteks pada slippage, requote, dan potensi konflik kepentingan.

Ketiga contoh ini memperlihatkan satu benang merah: siapa pun lawanmu—entitas manusia, kode, atau perusahaan pialang—tetap perlu kamu nilai dengan kriteria risk-aware.

 

CCP Indonesia dan relevansinya bagi kamu

Kembali ke ranah domestik, penguatan infrastruktur penyelesaian melalui lembaga Central Counterparty (CCP) nasional memberi sinyal penting bahwa pasar keuangan Indonesia sedang bergerak menuju standar global.

Dengan modal awal sekitar Rp 408 miliar, inisiatif ini menunjukkan komitmen otoritas dan bursa untuk membangun sistem penjaminan risiko yang lebih tangguh.

Bagi kamu sebagai investor atau trader ritel, dampaknya mungkin tidak langsung terasa setiap hari. Namun, ekosistem yang memiliki lembaga CCP akan menciptakan lapisan perlindungan sistemik, menurunkan potensi guncangan pasar, serta memastikan setiap transaksi besar memiliki mekanisme penanganan gagal bayar yang jelas. Semakin kuat CCP, semakin kecil pula efek domino bila satu pihak gagal memenuhi kewajiban.

Langkah ini juga memperlihatkan arah industri ke depan: transparansi, efisiensi, dan kepercayaan akan menjadi fondasi baru bagi pasar keuangan—baik tradisional maupun kripto.

Dan di titik inilah, kamu bisa melihat benang merah antara risiko counterparty global dan reformasi lokal di Indonesia: keduanya sama-sama bertujuan menciptakan pasar yang lebih aman bagi setiap pelaku.

 

Kesimpulan

Pada akhirnya, mempelajari counterparty adalah cara untuk melindungi dirimu sendiri. Kamu boleh percaya, tetapi tetap perlu memverifikasi. Kamu boleh memanfaatkan peluang, tetapi perlu mengelola sisi risikonya. Di CeFi, kenali kesehatan lembaga yang memegang asetmu. Di DeFi, pahami kode yang mengeksekusi kontrakmu. seperti yang dijelaskan dalam artikel perbedaan CeFi dan DeFi agar kamu bisa memilih platform yang paling sesuai dengan profil risikomu. Di pasar terstandar, pahami peran CCP yang menyerap guncangan.

Sebelum menambah modal atau membuka posisi baru, berhentilah sejenak dan tanyakan: siapa lawan transaksiku, bagaimana cara mereka mengelola risiko, dan berapa eksposur maksimum yang masih bisa kuterima jika hal buruk terjadi? Pertanyaan sederhana ini akan membuat keputusanmu lebih kuat dari waktu ke waktu.

 

Itulah informasi menarik tentang Counterparty yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan counterparty?
Counterparty adalah pihak lawan dalam transaksi atau kontrak keuangan. Ia bisa berupa individu, perusahaan, lembaga keuangan, bursa, atau institusi pemerintah yang menjadi pasangan kewajibanmu dalam sebuah kesepakatan.

2. Apa itu counterparty credit risk?
Counterparty credit risk adalah kemungkinan pihak lawan gagal memenuhi kewajibannya, sehingga kamu menanggung kerugian. Di praktiknya, risiko ini muncul di kontrak yang nilainya bergerak mengikuti pasar, seperti derivatif dan pinjaman dengan agunan.

3. Apa perbedaan counterparty di CeFi dan DeFi?
Di CeFi, pihak lawan biasanya institusi manusia—exchange, kustodian, lender—dengan tata kelola perusahaan dan pengawasan regulator. Di DeFi, pihak lawan terutama smart contract, sehingga risikonya bergeser ke bug kode, oracle, dan desain likuidasi.

4. Apa itu central counterparty (CCP) dan apa manfaatnya?
CCP adalah lembaga yang menjadi perantara penyelesaian antara pembeli dan penjual. Ia mewajibkan margin, men-netting kewajiban, dan menyiapkan dana penanggulangan default. Manfaatnya adalah mengurangi risiko gagal bayar menular di pasar yang terstandar.

5. Bagaimana cara menghindari risiko counterparty?
Gunakan platform dengan bukti cadangan dan pengungkapan liabilitas yang jelas, diversifikasi tempat penyimpanan aset, waspadai sinyal gangguan likuiditas, pilih protokol DeFi yang diaudit dan transparan, serta tetapkan limit eksposur maksimum yang siap kamu tanggung.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari DeFi

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Binance Labs Resmi Jadi YZi Labs, Fokus ke AI & Web3

Banyak orang masih mencari kata “Binance Labs” di mesin pencari,

Counterparty adalah: Arti, Risiko, dan Contohnya di Kripto
06/11/2025
Counterparty adalah: Arti, Risiko, dan Contohnya di Kripto

Setiap transaksi keuangan tidak pernah berdiri sendiri. Saat kamu menekan

06/11/2025
Susan Wagner: Dari Co-Founder BlackRock ke Board Apple
06/11/2025
Susan Wagner: Dari Co-Founder BlackRock ke Board Apple

Nama Susan Lynne Wagner identik dengan transformasi besar di industri

06/11/2025