Penulis Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali memperingatkan potensi Depresi Besar yang bisa mengguncang perekonomian Amerika Serikat.
Peringatan ini muncul seiring utang nasional AS yang sudah menembus $37 triliun dan utang rumah tangga mencapai $18,39 triliun, rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Indikasi pelemahan juga terlihat dari lonjakan kredit macet kartu kredit dan pasar tenaga kerja yang mulai rapuh.
Data Agustus 2025 mencatat ekonomi AS hanya menambah 22.000 lapangan kerja baru, sementara tingkat pengangguran naik ke 4,3% yang menjadi level tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Dilema Federal Reserve dan Inflasi Membandel
Selain utang dan pengangguran, inflasi yang masih tinggi menambah tekanan. Federal Reserve (The Fed) berada dalam posisi serba salah, jika menurunkan suku bunga terlalu lambat, pertumbuhan ekonomi bisa makin tersendat. Namun jika melakukannya terlalu cepat, risiko inflasi kembali meningkat.
Kombinasi kenaikan kebangkrutan, turunnya kepercayaan konsumen, dan melemahnya belanja rumah tangga mempertegas rapuhnya fondasi ekonomi AS saat ini.
Kondisi ini menjadi latar belakang munculnya kembali diskusi soal peran aset alternatif seperti Bitcoin (BTC).
Baca juga berita selanjutnya: Bitcoin Terancam 3 Death Cross Sekaligus di September 2025
Bitcoin dan Narasi Scarcity
Di tengah ketidakpastian, Bitcoin kembali mendapat sorotan berkat sifat kelangkaannya. Aset digital ini memiliki suplai tetap 21 juta koin.
Konsep scarcity inilah yang membuat Bitcoin sering disebut sebagai “emas digital” karena mirip dengan keterbatasan pasokan emas..
Halving berikutnya pada 2028 akan memperlambat pasokan baru secara signifikan, menjadikan Bitcoin semakin sulit diperoleh.
Berbeda dengan dolar AS yang bisa dicetak tanpa batas, Bitcoin dianggap sebagai aset borderless, transparan, dan cepat ditransfer.
Kondisi ini membuatnya semakin dipandang sebagai “safe haven” modern saat risiko resesi menguat.
Arah Harga Bitcoin dalam Jangka Pendek

Sumber Gambar: TradingView/Cryptonews
Secara teknikal, harga Bitcoin saat ini berkonsolidasi di sekitar $110.800 dalam pola ascending triangle. Resistance kunci berada di $113.400, yang bila ditembus berpotensi mendorong reli ke $115.400–$117.150.
Di sisi bawah, support terdekat ada di $110.000. Jika level ini gagal bertahan, area $108.450–$107.400 akan menjadi target koreksi. Namun tren naik jangka pendek masih terjaga berkat dukungan rata-rata pergerakan 50 dan 200.
Potensi Jangka Panjang Menuju Zona Baru

Sumber Gambar: TradingView/Cryptonews
Dalam jangka panjang, tren Bitcoin masih terjaga bullish. Konsolidasi di atas $110.000 membuka peluang uji resistance kuat di $124.750 hingga $134.500.
Jika zona ini berhasil ditembus, proyeksi teknikal menargetkan level lebih tinggi di sekitar $171.000 hingga $231.000.
Dukungan struktural juga cukup kuat, dengan SMA 50 mingguan di $95.928 dan SMA 200 mingguan di $42.869.
Indikator RSI mingguan berada di level 62, menunjukkan momentum sehat tanpa tanda jenuh beli.
Baca juga berita yang sedang populer: 6 Sinyal Bullish Bitcoin, Apakah September Akan Jadi Bulan Emas?
Kesimpulan
Peringatan Robert Kiyosaki tentang Depresi Besar bukan sekadar ramalan pesimis, tapi cermin dari rapuhnya fondasi ekonomi global saat ini dari utang melonjak, inflasi membandel, dan lapangan kerja mulai melemah. Dalam situasi seperti ini, investor cenderung mencari pegangan di luar sistem tradisional.
Bitcoin hadir dengan narasi scarcity yang jelas: suplai terbatas, distribusi transparan, dan adopsi yang kian meluas. Bagi sebagian pihak, ini bukan sekadar aset spekulatif, melainkan alternatif “mata uang” yang tidak tunduk pada kebijakan bank sentral.
Namun, penting diingat bahwa Bitcoin bukan jaminan bebas risiko. Volatilitas, regulasi, hingga sentimen pasar tetap jadi faktor penentu pergerakan harga. Justru karena itulah, peran Bitcoin makin menarik dan bisa menjadi cermin dari keresahan global sekaligus peluang bagi mereka yang berani.
Dengan tren teknikal yang masih bullish dan narasi kelangkaan yang menguat, Bitcoin mungkin tidak hanya sekadar selamat dari ancaman Depresi, tapi justru keluar sebagai simbol ketahanan finansial era digital.
FAQ
- Apa itu Depresi Besar yang dimaksud Kiyosaki?
Depresi Besar merujuk pada resesi panjang dan dalam, mirip dengan krisis 1930-an. Kiyosaki menilai utang dan pengangguran AS berisiko memicu kondisi serupa. - Mengapa Bitcoin dianggap aset aman saat krisis?
Bitcoin punya suplai tetap 21 juta koin. Kelangkaan ini membuatnya sulit terdevaluasi seperti mata uang fiat yang bisa dicetak tanpa batas. - Apakah Bitcoin bisa menggantikan emas sebagai safe haven?
Bitcoin sering disebut “emas digital” karena sifatnya yang langka dan borderless. Namun, volatilitasnya lebih tinggi dibanding emas sehingga keduanya sering dipandang saling melengkapi. - Bagaimana prediksi harga Bitcoin jangka pendek?
Jika menembus resistance 113.400 dolar, BTC berpotensi naik ke 115.400–117.150 dolar. Jika gagal bertahan di 110.000 dolar, koreksi bisa terjadi ke 108.450–107.400 dolar. - Apa risiko utama investasi Bitcoin saat krisis ekonomi?
Selain volatilitas, regulasi global, adopsi institusional, dan kondisi likuiditas pasar bisa memengaruhi harga Bitcoin secara signifikan.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- CryptoNews – Bitcoin Price Prediction: Kiyosaki Warns of a Great Depression – Will BTC’s Scarcity Drive Value?, diakses pada 8 September 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini, #Berita Tokoh Kripto Dunia