Dalam dunia trading yang serba cepat, sinyal teknikal sering menjadi penentu utama keputusan jual atau beli. Salah satu sinyal yang kerap muncul namun masih sering disalahpahami adalah pola outside bar. Meski terlihat sederhana, pola ini menyimpan potensi besar—baik sebagai sinyal cuan maupun jebakan fatal.
Artikel ini akan membantumu mengenali outside bar secara mendalam, memahami strategi penggunaannya, dan menghindari kesalahan umum yang kerap menjerat banyak trader.
Apa Itu Pola Outside Bar?
Untuk memahami outside bar, kamu perlu membayangkan dua candlestick yang berdiri berdampingan. Candle kedua, yang disebut outside bar, memiliki level tertinggi (high) dan terendah (low) yang lebih ekstrem daripada candle sebelumnya. Artinya, ia “menelan” candle sebelumnya secara keseluruhan.
Dalam praktiknya, pola ini mencerminkan lonjakan volatilitas pasar. Entah karena berita penting, akumulasi order besar, atau pergeseran sentimen, market bergerak lebih luas dari sebelumnya. Namun, bukan berarti setiap outside bar layak dijadikan sinyal entry.
Outside bar bisa muncul dalam dua konteks: reversal (pembalikan arah tren) dan continuation (kelanjutan tren). Konteks inilah yang menentukan validitas sinyalnya. Sayangnya, banyak trader pemula yang langsung open posisi tanpa mempertimbangkan hal ini, lalu rugi ketika harga malah berbalik arah.
Bullish vs Bearish: Cara Baca yang Sering Salah Kaprah
Setelah tahu bentuk dasarnya, kamu perlu membedakan dua jenis outside bar berdasarkan arah pergerakannya: bullish dan bearish. Ini penting agar kamu tak salah ambil posisi.
Bullish outside bar terjadi saat candle kedua menutup lebih tinggi dari candle sebelumnya dan menandakan tekanan beli yang kuat. Biasanya muncul setelah fase koreksi dalam tren naik atau sebagai tanda awal pembalikan tren turun.
Sebaliknya, bearish outside bar muncul ketika candle kedua menutup lebih rendah dari sebelumnya. Ini sering diartikan sebagai sinyal tekanan jual yang meningkat, apalagi jika muncul di area resistance atau pasca news negatif.
Yang perlu kamu waspadai adalah godaan untuk langsung open posisi hanya karena pola ini muncul. Tanpa konfirmasi tambahan—misalnya dari volume, tren, atau indikator pendukung—outside bar bisa menjadi sinyal palsu yang menyesatkan.
3 Strategi Trading Menggunakan Outside Bar
Pola yang sama bisa menghasilkan hasil berbeda tergantung bagaimana kamu memanfaatkannya. Berikut ini tiga pendekatan strategi yang umum digunakan oleh trader berpengalaman, dan bisa kamu adaptasi sesuai gaya tradingmu.
1. Reversal Strategy
Strategi ini digunakan ketika outside bar muncul di area support/resistance kuat atau setelah tren panjang. Misalnya, tren turun panjang lalu muncul bullish outside bar tepat di level support mingguan. Ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar mulai balik arah. Namun, konfirmasi dari volume dan candle berikutnya tetap penting.
2. Trend Continuation
Dalam strategi ini, kamu menggunakan outside bar sebagai sinyal kelanjutan tren. Biasanya terjadi saat harga mengalami pullback kecil dalam tren besar. Ketika pola outside bar muncul dan break arah tren sebelumnya, kamu bisa masuk posisi mengikuti arah tersebut. Ini cocok digunakan di time frame minimal 1 jam ke atas.
3. Breakout Buildup
Jika kamu menemukan pola ini dalam fase konsolidasi atau ranging, itu bisa jadi awal breakout besar. Misalnya harga bergerak dalam range sempit selama beberapa hari, lalu muncul outside bar disertai lonjakan volume. Ini sering menjadi tanda breakout valid, terutama jika candle berikutnya mengonfirmasi arah breakout.
Ketiga strategi di atas tidak bisa dipakai sembarangan. Kuncinya adalah memahami konteks pasar, bukan sekadar pola.
Cara Entry, Stop-Loss, dan Target Profit yang Aman
Menentukan titik entry dan exit sangat krusial ketika kamu memutuskan untuk menggunakan outside bar. Kesalahan di sini bisa mengubah potensi cuan menjadi kerugian besar.
Untuk entry, kamu sebaiknya menunggu candle berikutnya terbentuk. Jika itu bullish outside bar, maka entry buy bisa dilakukan saat harga break high candle tersebut. Untuk bearish, berlaku sebaliknya: entry sell saat break low-nya.
Stop-loss biasanya ditempatkan di sisi sebaliknya dari candle outside bar. Ini berarti:
- Untuk buy, SL di bawah low
- Untuk sell, SL di atas high
Namun, karena outside bar cenderung lebar, stop-loss bisa jadi terlalu jauh. Untuk itu, kamu bisa pakai pendekatan ATR-based stop-loss, yaitu menggunakan rata-rata volatilitas untuk menentukan jarak yang lebih proporsional.
Target profit bisa disesuaikan dengan rasio risk-reward minimal 1:2. Dalam situasi trending, kamu juga bisa menggunakan trailing stop agar profit mengalir lebih maksimal tanpa harus menebak top/bottom.
Dengan manajemen yang tepat, pola ini bisa jadi senjata andalan. Tapi tanpa pengamanan yang jelas, outside bar justru bisa membocorkan portofolio.
Risiko Sinyal Palsu: Jangan Asal Entry
Meski terlihat kuat, outside bar juga bisa menipu. Beberapa sinyal palsu (false signal) kerap muncul terutama:
- Saat market dalam kondisi flat tanpa volume
- Ketika pola terbentuk hanya karena noise berita
- Saat trader terlalu cepat ambil posisi sebelum candle berikutnya selesai
Candle yang terlihat seperti outside bar, tapi tidak diikuti pergerakan sesuai arah prediksi, bisa sangat menyesatkan. Apalagi jika kamu menggunakan time frame kecil, seperti 5–15 menit. Noise lebih dominan, dan sinyal pun makin rapuh.
Solusinya? Selalu gunakan konfirmasi tambahan. Baik itu support/resistance, volume spike, atau kombinasi indikator teknikal lain seperti RSI atau MA. Outside bar bukan sinyal utama—dia hanya jendela pertama yang membuka potensi pergerakan harga lebih besar.
Kesimpulan: Outside Bar Bukan Sinyal Biasa
Di balik tampilannya yang sederhana, pola outside bar menyimpan kekuatan besar—jika kamu tahu cara memahaminya. Pola ini bukan hanya soal candle yang menelan candle sebelumnya, tapi cerminan nyata dari konflik harga dan kekuatan pasar yang saling bertarung.
Ketika digunakan dengan benar, outside bar bisa menjadi alat bantu untuk:
- Mengidentifikasi titik pembalikan harga secara lebih awal
- Menemukan kelanjutan tren secara cermat
- Mendeteksi potensi breakout sebelum harga melonjak tajam
Namun, seperti alat analisis lainnya, outside bar bukan jaminan cuan instan. Banyak trader justru terpeleset karena menggunakan pola ini secara buta, tanpa mempertimbangkan konteks tren, volume, atau validasi tambahan.
Kunci sukses bukan terletak pada polanya, tapi pada pemahamanmu akan konteksnya.
Kamu harus melibatkan intuisi teknikal, disiplin risiko, dan konsistensi dalam strategi. Dengan begitu, pola ini bisa berubah dari jebakan menjadi peluang.
Outside bar bisa jadi “kompas” dalam market yang bising, tapi bukan GPS. Ia mengarahkan—bukan menjamin. Sisanya, tergantung bagaimana kamu menavigasi risiko dan keputusan di setiap momen penting.
Itulah informasi menarik tentang “outside bar” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apakah outside bar selalu sinyal reversal?
Tidak selalu. Outside bar bisa jadi sinyal reversal maupun continuation, tergantung konteks tren saat itu. Jika muncul setelah tren panjang di level kunci (support/resistance), kemungkinan besar itu reversal. Tapi jika muncul saat tren sehat dan diikuti volume besar, bisa jadi continuation.
2. Apa bedanya outside bar dan engulfing pattern?
Secara bentuk hampir identik, karena sama-sama candle kedua “menelan” candle pertama. Namun, istilah engulfing biasanya fokus pada body candle saja, sedangkan outside bar mencakup keseluruhan range high-low. Outside bar dianggap lebih komprehensif karena memperhitungkan volatilitas penuh.
3. Time frame mana yang paling ideal untuk outside bar?
Untuk hasil yang lebih valid dan minim noise, gunakan minimal time frame M30 atau H1 ke atas. Daily chart (D1) lebih cocok untuk swing trading, sedangkan H1 efektif untuk intraday trader. Hindari M5–M15 karena sinyalnya cenderung banyak yang palsu.
4. Apakah outside bar bisa digunakan di semua aset kripto?
Ya, pola ini bisa muncul di hampir semua aset kripto yang likuid dan aktif diperdagangkan. BTC dan ETH adalah kandidat ideal karena punya volume tinggi, tapi kamu juga bisa menggunakannya di altcoin seperti SOL, MATIC, atau XRP selama volume mencukupi.
5. Apakah outside bar cocok untuk pemula?
Cocok, asal tidak dipakai secara sembarangan. Pemula harus belajar mengenali konteks pola ini dan menggabungkannya dengan indikator konfirmasi seperti volume, MA, atau level support-resistance. Jangan hanya entry karena lihat candle “menelan”—itu jebakan umum.
6. Bisa dipakai bareng indikator lain?
Sangat bisa. Outside bar akan lebih akurat jika dikombinasikan dengan indikator teknikal lain, seperti:
- Volume spike (untuk validasi breakout)
- Moving Average (untuk melihat tren jangka menengah)
- RSI atau Stochastic (untuk konfirmasi momentum)
- ATR (untuk mengatur jarak stop-loss berdasarkan volatilitas)
7. Bagaimana cara membedakan outside bar valid vs sinyal palsu?
Perhatikan 3 hal:
- Apakah muncul di area teknikal penting?
- Apakah disertai volume yang naik signifikan?
- Apakah candle berikutnya mengkonfirmasi arah breakout?
Jika ketiganya ya, maka sinyal cenderung valid. Kalau tidak, pertimbangkan untuk menunggu.
8. Apakah outside bar bisa digunakan untuk bot trading?
Bisa. Pola ini cukup mudah dikodekan dalam trading bot atau sistem algoritma karena hanya butuh logika sederhana:
if (high_n > high_n-1 and low_n < low_n-1)
Namun, agar lebih powerful, kamu perlu menambahkan kondisi konfirmasi tambahan seperti MA crossover, breakout support/resistance, atau kriteria volume.