Spinning Top Candle: Tanda Reversal atau Cuma Palsu?
icon search
icon search

Top Performers

Spinning Top Candle: Tanda Reversal atau Cuma Palsu?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Spinning Top Candle: Tanda Reversal atau Cuma Palsu?

Spinning Top Candle Tanda Reversal atau Cuma Palsu?

Daftar Isi

Dalam aktivitas trading, candlestick adalah “bahasa” utama yang dipakai untuk membaca pergerakan pasar, sama pentingnya seperti saat kamu belajar cara membaca candlestick kripto pertama kali. Dari sekian banyak pola, spinning top sering bikin trader penasaran sekaligus bingung. Candle ini muncul dengan bentuk unik—body kecil, shadow atas dan bawah panjang—yang seolah memberi sinyal pasar sedang bimbang.

Pertanyaannya, apakah spinning top benar-benar tanda kuat bahwa tren akan berbalik arah, atau jangan-jangan hanya sinyal palsu yang bisa menjerumuskan trader yang kurang hati-hati? Artikel ini akan mengupasnya dari definisi, sejarah, psikologi pasar, hingga strategi praktis di market kripto modern.

 

Apa Itu Spinning Top Candle?

 

contoh spinning top candlestick bullish dan bearish

Contoh candlestick spinning top yang memiliki body kecil dengan shadow panjang di atas dan bawah. Pola ini menggambarkan kondisi pasar yang sedang ragu, bisa muncul setelah uptrend maupun downtrend.

 

Spinning top adalah pola candlestick dengan body kecil dan sumbu panjang di bagian atas serta bawah. Artinya, harga sempat naik cukup tinggi lalu turun cukup rendah dalam satu periode, tetapi akhirnya harga penutupan kembali dekat dengan harga pembukaan. Bentuknya sekilas mirip gasing, itulah sebabnya dinamakan spinning top.

Pola ini berbeda dengan doji. Kalau doji candle biasanya open dan close hampir sama persis, spinning top masih punya sedikit perbedaan antara open dan close, walaupun tetap kecil. Jadi, spinning top bisa dianggap sebagai bentuk “setengah ragu-ragu” dibanding doji yang benar-benar netral.

Dari sini, jelas bahwa spinning top bukan sekadar bentuk acak. Ia punya makna psikologis tersendiri dalam pertempuran antara buyer dan seller.

 

Siapa Pencetus Pola Ini?

Candlestick charting pertama kali ditemukan oleh Munehisa Homma, pedagang beras legendaris Jepang pada abad ke-18. Ia mengamati bahwa harga beras tidak hanya dipengaruhi oleh supply dan demand, tetapi juga oleh psikologi para pedagang. Dari pengamatan inilah lahir pola candlestick, termasuk spinning top.

Di era modern, candlestick diperkenalkan ke dunia Barat oleh Steve Nison lewat bukunya Japanese Candlestick Charting Techniques pada tahun 1991. Sejak saat itu, pola-pola seperti doji, hammer, shooting star, hingga spinning top menjadi standar analisis teknikal global, dari forex sampai kripto.

Dengan kata lain, spinning top adalah warisan kuno yang masih relevan hingga sekarang. Dari beras di Jepang ratusan tahun lalu, sampai chart Bitcoin hari ini, pola ini tetap dipakai trader untuk membaca keraguan pasar.

 

Arti & Psikologi di Balik Spinning Top

Setiap candle adalah cermin psikologi pasar. Pada spinning top, psikologi yang terlihat adalah kebimbangan. Buyer sempat mendorong harga naik, seller sempat menekan harga turun, tapi pada akhirnya keduanya tidak ada yang dominan.

Dari sisi trader individu, candle ini merepresentasikan kondisi serba ragu. Ada yang ingin entry, tapi tidak berani penuh. Ada yang ingin exit, tapi masih menunggu konfirmasi. Hasilnya, harga berakhir di dekat titik awal.

Dari sisi pasar secara keseluruhan, spinning top adalah tanda bahwa supply dan demand untuk sementara seimbang. Pasar seperti sedang tarik-ulur, dan biasanya situasi ini menjadi momen krusial apakah tren akan berlanjut atau justru berbalik.

 

Spinning Top di Ujung Tren: Reversal atau Lanjut?

 

spinning top candlestick sinyal buy dan sell di ujung tren

Visual spinning top di ujung tren: pada uptrend bisa jadi sinyal reversal ke bawah (SELL), sedangkan pada downtrend berpotensi sinyal rebound ke atas (BUY)

 

Arti dari spinning top tidak bisa dilepaskan dari konteks tren yang sedang berlangsung.

Jika spinning top muncul setelah tren naik panjang, artinya buyer sudah mulai kehilangan tenaga. Seller perlahan masuk, dan inilah titik rawan reversal turun. Sebaliknya, jika muncul setelah tren turun panjang, bisa jadi seller sudah mulai lelah. Buyer mulai berani masuk, sehingga peluang reversal naik lebih besar.

Namun, jika spinning top muncul di tengah sideways, biasanya hanya menandakan pasar masih bingung. Dalam kondisi ini, candle tersebut tidak bisa dijadikan acuan utama untuk mengambil keputusan.

Dari sini kamu bisa melihat bahwa spinning top bukan sinyal mutlak. Ia adalah “lampu kuning” yang memberi peringatan agar trader lebih waspada.

 

Studi Kasus di Market Kripto 2025

Mari kita bawa teori ini ke market kripto. Misalnya pada pergerakan Bitcoin di 2025, spinning top muncul di area resistance kuat, misalnya di kisaran $105.000. Candle ini menandakan buyer sempat mencoba menembus resistance, tapi seller berhasil menekan kembali.

Apa yang terjadi kemudian? Jika candle berikutnya ditutup bearish dengan volume besar, spinning top tadi berubah menjadi sinyal reversal yang valid. Tapi jika candle berikutnya malah bullish dan menembus resistance dengan volume tinggi, spinning top hanya jadi jeda sejenak sebelum tren naik berlanjut.

Contoh ini menunjukkan kenapa trader sering salah tafsir. Banyak yang langsung menganggap spinning top pasti tanda reversal, padahal tanpa konfirmasi bisa berujung jebakan.

 

Cara Membaca Spinning Top dengan Indikator Lain

Agar tidak salah langkah, spinning top sebaiknya dibaca bersama indikator teknikal lain.

Pertama, lihat support dan resistance. Jika spinning top muncul di level penting, sinyalnya lebih valid. Kedua, cek indikator momentum seperti RSI atau MACD. Kalau RSI menunjukkan overbought saat spinning top muncul di puncak uptrend, sinyal bearish makin kuat. Sebaliknya, kalau RSI oversold di dasar downtrend, spinning top bisa jadi pertanda rebound.

Jangan lupa perhatikan volume. Spinning top dengan volume tinggi artinya tarik-ulur buyer dan seller benar-benar intens, sehingga sinyalnya lebih layak diperhitungkan.

Dengan pendekatan kombinasi ini, spinning top bisa berubah dari sekadar “candle ragu-ragu” menjadi sinyal trading yang bermanfaat.

 

Strategi Praktis untuk Trader Kripto

Buat kamu yang aktif trading, ada beberapa strategi praktis ketika berhadapan dengan spinning top.

Jika muncul setelah uptrend panjang, pertimbangkan untuk take profit sebagian atau pasang stop loss lebih ketat. Jika muncul setelah downtrend panjang, bersiaplah entry buy, tapi tunggu konfirmasi candle bullish berikutnya.

Sedangkan jika spinning top muncul di tengah sideways, sebaiknya jangan buru-buru entry. Lebih bijak menunggu breakout yang jelas.

Intinya, spinning top bukan candle yang bisa dijadikan sinyal tunggal. Ia harus dipakai sebagai peringatan, bukan kompas utama. Dengan menggabungkannya bersama indikator lain dan manajemen risiko trading yang disiplin, pola ini bisa membantu kamu menghindari kesalahan fatal.

 

Kesimpulan

Spinning top bukan sekadar pola candlestick kecil dengan bayangan panjang. Ia adalah simbol tarik-ulur kekuatan antara buyer dan seller, sebuah momen ketika pasar menunjukkan wajah keraguannya. Justru di titik keraguan inilah, keputusan besar sering lahir—apakah tren akan berlanjut atau justru berbalik arah.

Dalam trading kripto yang serba cepat dan penuh volatilitas, spinning top tetap relevan sampai sekarang. Pola ini mengingatkan kamu untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan hanya karena satu sinyal. Sebaliknya, jadikan spinning top sebagai “alarm peringatan” yang memaksamu berhenti sejenak, membaca konteks tren, melihat volume, dan menggabungkannya dengan indikator lain.

Jika dipahami dengan benar, spinning top bisa menjadi sahabat yang membantu kamu menghindari jebakan market. Namun jika diabaikan atau ditafsirkan asal-asalan, candle kecil ini justru bisa menyesatkan langkahmu. Pada akhirnya, spinning top bukanlah penentu, melainkan pengingat bahwa dalam trading, kesabaran dan konfirmasi adalah kunci utama untuk bertahan dan menang.

 

Itulah informasi menarik tentang “spinning top candle”  yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Follow IG Indodax

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

 

FAQ

 

1. Apa bedanya spinning top dengan doji?
Doji memiliki open dan close hampir sama persis, sedangkan spinning top masih punya body kecil. Jadi spinning top lebih fleksibel dibanding doji.

2. Apakah spinning top selalu tanda reversal?
Tidak. Kadang hanya jeda tren. Reversal hanya valid kalau muncul di level penting dan dikonfirmasi candle berikutnya.

3. Seberapa akurat spinning top di kripto?
Akurasi meningkat jika dikombinasikan dengan support-resistance, RSI, MACD, dan volume. Tanpa itu, spinning top bisa jadi sinyal palsu.

4. Apakah spinning top masih relevan di 2025?
Ya. Pola ini klasik tapi tetap efektif karena psikologi pasar tidak berubah: buyer dan seller selalu berjuang berebut dominasi.

5. Bagaimana cara trading saat spinning top muncul?
Jangan buru-buru. Kalau di puncak tren naik, pertimbangkan sell. Kalau di dasar tren turun, siap-siap buy dengan konfirmasi. Kalau sideways, tunggu arah jelas.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Market Signal,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Spinning Top Candle: Tanda Reversal atau Cuma Palsu?

Dalam aktivitas trading, candlestick adalah “bahasa” utama yang dipakai untuk

11 Trader Sukses Dunia 2025, Strateginya Bikin Kaget!

Kenapa nama-nama legendaris ini masih relevan buat kamu? Setiap kali

Daftar 222 Perusahaan Manufaktur di BEI (Update 2025)
16/09/2025
Daftar 222 Perusahaan Manufaktur di BEI (Update 2025)

Kalau kamu ingin memahami seberapa kuat fondasi industri Indonesia, lihat

16/09/2025