Bayangin kamu lagi transfer kripto, dan. nge-lag. Transaksi ngadat, harga udah berubah, dan akhirnya cuma bisa gigit jari. Di 2025, kecepatan udah jadi hal krusial dalam dunia blockchain. Apalagi buat yang aktif di DeFi, NFT, atau bahkan sekadar kirim USDT antar negara.
Semua orang pengen jaringan yang cepat, murah, dan efisien. Tapi pertanyaannya: blockchain tercepat itu yang mana? Dan apakah cepat doang cukup?
Artikel ini bukan cuma ngenalin kamu ke blockchain paling ngebut, tapi juga ngebantu kamu mikir: “Sebenernya, blockchain yang worth it itu seperti apa, sih?”
Kenapa Kecepatan Jadi Masalah Penting di Blockchain?
Blockchain udah makin banyak dipakai buat kebutuhan dunia nyata mulai dari DeFi, game, NFT, sampai remitansi. Tapi saat makin banyak orang pakai, muncul masalah klasik: macet dan mahal. Jaringan kayak Ethereum, yang populer banget, sering overload. Hasilnya? Biaya tinggi, transaksi gagal, dan waktu tunggu yang bikin frustasi.
Itu kenapa TPS (Transaction Per Second) jadi tolak ukur penting. Tapi bukan satu-satunya. Karena kecepatan tanpa stabilitas juga percuma. Kita butuh blockchain yang bukan cuma cepat, tapi juga:
- Konsisten
- Aman
- Scalable
Dan dari sini, kita mulai menyelami faktor-faktor teknis yang bikin sebuah blockchain bisa mencapai kecepatan tinggi dalam skala besar.
Apa yang Bikin Blockchain Bisa Cepat?
Kecepatan blockchain bukan cuma soal angka TPS yang diklaim proyeknya. Ada banyak hal yang bekerja di balik layar. Ini beberapa faktor teknis utama yang menentukan performa jaringan:
- Mekanisme Konsensus — Teknologi seperti Proof-of-Stake (PoS), Delegated PoS, Proof-of-History (PoH), hingga DAG (Directed Acyclic Graph) memainkan peran penting. Semakin ringan proses konsensus, semakin cepat transaksi bisa divalidasi.
- Ukuran dan Waktu Blok — Blok besar dan waktu blok pendek memungkinkan lebih banyak transaksi masuk tiap detik.
- Sharding dan Layer 2 — Sharding membagi data di jaringan menjadi potongan-potongan kecil untuk diproses paralel, sementara Layer 2 memindahkan transaksi ke lapisan tambahan di luar mainnet.
- Kemacetan Jaringan — Terlepas dari TPS teoritis, kemacetan jaringan bisa menurunkan performa drastis.
- Desain Arsitektur — Blockchain modular, seperti NEAR atau Polkadot, menawarkan fleksibilitas dalam skalabilitas.
Kalau semua faktor ini terintegrasi dengan baik, hasilnya adalah pengalaman pengguna yang cepat, stabil, dan andal. Tapi, seberapa valid klaim TPS dari tiap proyek?
Apa Itu TPS dan Kenapa Sering Dilebih-lebihkan?
TPS (Transactions per Second) adalah jumlah transaksi yang dapat diproses blockchain per detik. Ini metrik penting, tapi juga rawan disalahgunakan.
Banyak proyek mengklaim bisa mencapai puluhan ribu bahkan jutaan TPS. Tapi sering kali itu hanya angka teoretis, hasil dari simulasi laboratorium dalam kondisi ideal. Di dunia nyata, kondisi jaringan lebih kompleks: latency, node sinkronisasi, dan antrian transaksi membuat angka riil lebih rendah.
Misalnya:
- Solana: klaim 65.000 TPS, tapi real-nya di kisaran 1.100-an
- ICP: teoretis 200.000 TPS, real-nya 1.035
Itulah kenapa penting buat melihat TPS aktual di mainnet, bukan sekadar angka promosi. Dan di bagian berikut, kita akan bahas siapa saja yang benar-benar tampil cepat di lapangan.
Top 10 Blockchain Tercepat di 2025 Lengkap
Berikut daftar blockchain tercepat berdasarkan data riil dari Webopedia, Chainspect, dan analisis teknis komunitas:
1. Solana (SOL)
Solana jadi raja kecepatan dengan ~1.133 TPS riil. Mekanisme Proof-of-History (PoH) unik miliknya memungkinkan penyusunan waktu transaksi secara efisien. Cocok buat DeFi, NFT, dan gaming. Tapi masih punya catatan soal downtime dan stabilitas node.
2. Internet Computer Protocol (ICP)
Dengan 1.035 TPS nyata, ICP bukan sekadar blockchain tapi infrastruktur hosting aplikasi Web3. Teknologi Chain Key dan eksekusi kontrak pintar langsung dari browser membuatnya istimewa. Cocok buat enterprise dan layanan web skala besar.
3. Taraxa (TARA)
Blockchain ringan berbasis DAG yang mampu 263 TPS. Fokus ke pelacakan audit, perjanjian informal, dan IoT. Ringan, cepat, dan cocok untuk aplikasi logging real-time. Belum mainstream, tapi punya potensi teknis solid.
4. BNB Chain
Kecepatan blockchain ini adalah 183 TPS riil dan adopsi massal bikin BNB Chain unggul di pasar retail. Meski kompromi desentralisasi, jaringan ini populer untuk DeFi, GameFi, dan DEX berbiaya rendah.
5. Tron (TRX)
Dengan 118 TPS dan biaya transaksi mendekati nol, Tron (TRX to IDR) masih jadi primadona untuk transaksi USDT dan stablecoin. Cocok untuk remitansi dan transfer lintas chain, meski tidak terlalu inovatif secara teknologi.
6. Stellar (XLM)
Khusus remitansi dan pembayaran mikro. TPS 103 dan model konsensus ringan membuat Stellar (XLM) andal untuk pengiriman lintas negara. Banyak digunakan oleh partner institusi seperti MoneyGram.
7. Base (L2 by Coinbase)
Layer 2 yang dibangun di atas Ethereum. Dengan 94 TPS, Base memanfaatkan rollup dan keamanan Ethereum, namun dengan efisiensi biaya dan waktu finalitas lebih cepat. Cocok untuk dApps skala menengah.
8. NEAR Protocol
Sharding aktif dan TPS riil sekitar 64. Fokus pada dev experience dan arsitektur modular. NEAR cocok untuk Web3 apps dan game ringan yang butuh skalabilitas, tapi tetap ramah pengguna.
9. Aptos (APT)
Pemain baru dengan bahasa Move dan kemampuan parallel execution. TPS teoritis hingga 160.000, tapi real-nya di 61. Masih tahap pengembangan ekosistem, tapi teknologi Aptos menjanjikan.
10. Sei Network
Dirancang khusus untuk order book dan trading on-chain. TPS riil 54 dengan latensi rendah dan finalitas cepat. Sei Network Fokus ke pasar DeFi yang sensitif terhadap delay, seperti perpetual dan spot DEX.
Di Mana Bisa Lihat Data TPS yang Akurat?
Buat memastikan angka TPS, kamu bisa cek beberapa sumber kredibel:
- Chainspect.io – pelacak performa real-time multi-chain
- Blockchain explorer resmi – seperti Solana Explorer atau Nearblocks
- Messari, Artemis, Token Terminal – untuk metrik historis & analitik
Bandingkan beberapa sumber untuk dapat gambaran objektif. Jangan cuma percaya angka di whitepaper.
Trilema Blockchain: Cepat, Aman, atau Desentral?
Blockchain sering dihadapkan pada dilema klasik: Trilema Blockchain. Hanya dua dari tiga elemen yang bisa maksimal:
- Kecepatan
- Keamanan
- Desentralisasi
Contoh:
- Solana: cepat dan murah, tapi trade-off desentralisasi
- Ethereum: sangat aman dan desentral, tapi lebih lambat
- Base: cepat dan aman, tapi sangat bergantung ke Ethereum L1
Pemilihan arsitektur menentukan posisi mereka di trilema ini. Nah, kapan kecepatan jadi elemen yang harus diutamakan?
Kapan Kecepatan Jadi Mutlak?
Kecepatan blockchain sangat penting dalam:
- DeFi ? untuk menghindari slippage besar di market volatile
- NFT & Game ? perubahan kepemilikan harus instan dan real-time
- Remitansi & Pembayaran Mikro ? biaya dan delay harus minimal
- Data Logging & Audit ? proses tinggi dalam waktu nyata seperti Taraxa
Tapi kalau use-case-nya governance, voting, atau supply chain jangka panjang, kamu bisa kompromi kecepatan untuk desentralisasi atau stabilitas.
Jadi, Mana yang Worth It?
Jawabannya: tergantung kamu siapa dan butuhnya apa.
- User retail & trader? Solana, Base, Sei
- Pembuat aplikasi? ICP, NEAR, Aptos
- Remitansi & transfer lintas negara? Stellar, Tron
- Logging & data cepat? Taraxa
Blockchain paling cepat belum tentu terbaik buat semua orang. Yang penting adalah kesesuaian dengan kebutuhan.
Kesimpulan: Jangan Terkecoh Angka Besar
TPS besar emang kelihatan keren. Tapi kalau nggak stabil, mahal, atau cuma bagus di lab, tetap aja nggak nyaman dipakai. Blockchain terbaik bukan yang sekadar cepat, tapi yang bisa memberi pengalaman nyata yang cepat, murah, dan konsisten.
Di dunia blockchain yang makin kompetitif, kecepatan bukan satu-satunya raja. Tapi kalau kamu tahu cara nilai dengan bijak, kamu bisa dapat yang tercepat sekaligus paling tepat.
Itulah informasi menarik tentang daftar Blockchain Tercepat yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1.Blockchain tercepat di tahun 2025 itu apa?
ASecara data TPS riil, Solana (1.133 TPS) dan Internet Computer Protocol (1.035 TPS) menjadi dua blockchain tercepat saat ini. Keduanya cocok untuk aplikasi real-time seperti DeFi dan Web3, tapi memiliki arsitektur dan trade-off yang berbeda.
2.Bagaimana cara kerja blockchain tercepat seperti Solana?
Solana menggunakan mekanisme Proof-of-History (PoH), yang memungkinkan validasi transaksi dengan urutan waktu yang efisien, berbeda dari Proof-of-Stake tradisional. Ini yang membuatnya sangat cepat dibanding blockchain lainnya.
3.Blockchain mana yang paling cocok untuk remitansi dan transaksi mikro?
Stellar dan Tron dirancang untuk kebutuhan ini. Stellar unggul dalam remitansi lintas negara karena biaya murah dan waktu finalitas cepat, sementara Tron populer untuk transfer stablecoin seperti USDT.
4.Mana blockchain tercepat yang aman dan stabil untuk jangka panjang?
ICP dan NEAR menawarkan kombinasi kecepatan dan arsitektur yang kuat. ICP cocok untuk aplikasi skala besar dan layanan web, sementara NEAR memiliki sharding aktif dan pengalaman developer yang baik.
5.Apakah angka TPS yang tinggi berarti performa nyata juga bagus?
Tidak selalu. Banyak angka TPS yang diklaim hanya hasil simulasi di lab. Penting untuk mengecek TPS aktual di mainnet lewat sumber seperti Chainspect atau blockchain explorer.
6.Mana blockchain tercepat yang fokus ke dunia DeFi dan trading?
Sei Network dirancang khusus untuk kebutuhan DeFi yang sensitif terhadap latency. Ia menggunakan arsitektur khusus untuk mengoptimalkan order book dan eksekusi trading.
7.Apakah Layer 2 seperti Base bisa lebih cepat dari Layer 1?
Bisa. Layer 2 seperti Base memproses transaksi off-chain dan menyelesaikannya di Layer 1 seperti Ethereum. Ini memungkinkan throughput tinggi dan biaya rendah dengan tetap menjaga keamanan.
Author: AL