Dead cat bounce merupakan istilah yang digunakan dalam analisis pasar saham untuk menggambarkan situasi ketika harga saham yang mengalami penurunan tajam menunjukkan rebound sementara sebelum kembali jatuh lebih jauh.
Istilah ini mencerminkan bahwa bahkan dalam kondisi yang sangat buruk, adakalanya harga akan naik sejenak, mirip dengan bagaimana seekor kucing yang jatuh dari ketinggian mungkin melambung sedikit sebelum jatuh kembali.
Fenomena dead cat bounce pada saham menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh para investor. Bagi mereka yang berpengalaman, hal ini mungkin sudah dikenal sebagai kondisi yang dapat membuat investor terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan.
Apa Itu Dead Cat Bounce?

Dead cat bounce adalah istilah dalam investasi yang merujuk pada kenaikan sementara harga saham atau aset lainnya selama periode penurunan yang panjang.
Istilah yang kelam ini berasal dari gagasan bahwa jika jatuh cukup jauh, bahkan kucing mati pun akan melambung. Dalam konteks investasi, dead cat bounce dianggap sebagai “reli yang menipu”.
Fenomena ini dapat menggoda investor untuk menginvestasikan uang mereka ke perusahaan yang bermasalah. Secara teknis, dead cat bounce hanya dapat diidentifikasi setelah fenomena ini terjadi.
“Bounce” sendiri mengacu pada kenaikan harga jangka pendek yang diikuti oleh penurunan. Penurunan kedua membawa harga saham ke level terendah yang baru.
Hingga penurunan kedua terjadi, tidak ada cara untuk mengetahui apakah kenaikan harga saham adalah dead cat bounce atau merupakan awal dari pemulihan nilai saham yang berkelanjutan.
Baca Juga: Mengenal Nasdaq: Tempat Terbaik untuk Saham Teknologi
Penyebab Dead Cat Bounce
Dead cat bounce dapat muncul akibat berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika pasar. Memahami penyebabnya penting bagi investor untuk menghindari jebakan yang mungkin timbul dari fenomena ini.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan munculnya dead cat bounce yang perlu diketahui.
Dead cat bounce terjadi akibat beberapa faktor yang berinteraksi dalam pasar, di antaranya banyak investor yang cenderung bereaksi terhadap penurunan harga.
Kemudian, pembelian yang bersifat spekulatif tanpa analisis mendalam serta berita atau rumor yang tidak substansial yang dapat bisa memicu reaksi emosional dari investor.
Peran investor yang salah memprediksi titik terendah pasar
Banyak investor berusaha menentukan kapan harga saham mencapai titik terendah sebelum mulai naik kembali.
Ketika mereka percaya bahwa harga telah mencapai titik terendah, mereka mulai melakukan pembelian, yang mendorong harga saham naik sementara.
Namun, jika prediksi mereka keliru maka kenaikan tersebut hanya bersifat sementara dan diikuti oleh penurunan lebih lanjut sehingga menciptakan ilusi bahwa pemulihan telah terjadi padahal tren penurunan masih berlanjut.
Baca Juga: Bedah 8 Jenis Jenis Saham: Mana yang Cocok untuk Kamu?
Aktivitas pembelian yang tidak berkelanjutan oleh investor
Kenaikan harga yang terlihat pada dead cat bounce sering kali didorong oleh pembelian spekulatif yang tidak berkelanjutan. Investor mungkin tertarik membeli saham dengan harga yang tampak murah setelah penurunan tajam.
Namun, jika pembelian ini tidak didukung oleh perbaikan fundamental perusahaan atau sentimen pasar yang lebih luas maka kenaikan harga tersebut akan cepat surut sehingga mengakibatkan penurunan yang lebih dalam setelahnya.
Cara Mendeteksi Dead Cat Bounce
Bagi seorang investor, terdapat kecenderungan untuk membeli saham ketika harga diperkirakan telah mencapai titik terendah. Namun, mengidentifikasi titik terendah pasar tidaklah semudah yang dibayangkan.
Alih-alih mendapatkan saham yang menguntungkan, banyak investor justru terjebak dalam fenomena dead cat bounce. Fenomena ini sering kali baru dapat dikenali setelah terjadi. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mendeteksi dead cat bounce.
1. Pentingnya mempelajari pola-pola harga sebelumnya
Metode yang paling efektif untuk mengenali pola ini adalah dengan mempelajari pola-pola yang telah terjadi sebelumnya. Meskipun harga saham dapat berfluktuasi dan memiliki karakteristik yang unik, banyak pola yang cenderung konsisten.
Dengan sering mengamati pola-pola ini, investor cerdas akan lebih mudah memahami cara kerjanya sebelum membuat keputusan.
Baca Juga: Jam bursa Saham Amerika waktu Indonesia
2. Teknik analisis seperti garis resistance dan support
Resistance atau level resisten adalah titik harga yang membatasi kenaikan harga lebih lanjut, sedangkan support adalah titik harga yang mencegah penurunan lebih lanjut.
Investor yang cerdas dapat menunggu terjadinya true breakout pada kedua garis ini. Jika harga berhasil menembus resistance (breakout) maka kemungkinan dead cat bounce bisa dihindari.
Namun, sebaliknya, kalau harga terus menurun dan melewati level support (breakdown) maka dead cat bounce berpotensi terjadi.
3. Penggunaan analisis teknis dan indikator untuk mengidentifikasi sinyal pembalikan
Penting untuk tetap melakukan analisis teknis. Investor yang bijak dapat memanfaatkan indikator oscillator untuk membantu mengidentifikasi apakah ada sinyal reversal atau tidak.
4. Mengamati pergerakan short seller sebagai indikasi potensi penurunan harga
Short seller adalah pihak yang mendapatkan keuntungan ketika harga suatu aset turun. Banyaknya short seller dapat menjadi indikasi bahwa harga aset tersebut kemungkinan akan menurun.
Baca Juga: Top 7 Saham Blue Chip Amerika dengan Dividen Terbesar
Cara Keluar dari Dead Cat Bounce
Ketika terjebak dalam situasi dead cat bounce, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk keluar dari kondisi tersebut. Berikut ini beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan.
1. Strategi cut loss ketika harga turun di bawah support
Langkah pertama yang dapat diambil adalah mengamankan modal dengan melakukan cut loss. Jika kamu khawatir akan kerugian maka periksa seluruh portofolio investasi kamu.
Kalau imbal hasil dari portofolio tersebut cukup untuk menutupi kerugian maka sebaiknya cut loss pada semua aset yang terjebak saat terjadi breakdown.
2. Penjualan aset di area resistance untuk meminimalkan kerugian
Jika kamu terjebak dalam dead cat bounce dan belum menjual aset saat terjadi breakdown maka pertimbangkan untuk menjual di area resistance downtrend.
3. Averaging down sebagai strategi jangka pendek untuk mengurangi biaya rata-rata pembelian
Strategi ini bisa berisiko karena kamu perlu membeli lebih banyak aset ketika harganya turun untuk menekan biaya rata-rata pembelian. Namun, averaging down sebaiknya dilakukan hanya jika kamu yakin bahwa harga aset akan rebound dalam waktu dekat.
Contoh Nyata Dead Cat Bounce
Untuk lebih memahami fenomena dead cat bounce, mari lihat beberapa contoh nyata dari pergerakan harga saham yang mencerminkan pola tersebut.
Pergerakan harga saham Cisco Systems setelah keruntuhan dot-com
Mengutip investopedia.com, salah satu contoh dead cat bounce terjadi pada harga saham Cisco Systems mencapai puncaknya di $82 per saham pada Maret 2000, sebelum jatuh ke $15,81 pada Maret 2001 di tengah kejatuhan dot-com.
Cisco mengalami banyak fenomena dead cat bounce dalam tahun-tahun berikutnya. Sahamnya pulih menjadi $20,44 pada November 2001, tetapi kembali jatuh ke $10,48 pada September 2002.
Bergerak ke Juni 2016, harga saham Cisco diperdagangkan pada $28,47 per saham, hanya sepertiga dari harga puncaknya selama gelembung teknologi pada tahun 2000.
Baca Juga: Top 3 Saham Dividen Tinggi yang Layak Dibeli Sekarang
Pasar saham selama awal pandemi COVID-19 pada 2020 sebagai contoh Dead Cat Bounce klasik
Contoh dead cat bounce yang lebih baru adalah pergerakan harga di pasar setelah munculnya pandemi COVID-19 global pada musim semi 2020.
Antara minggu 21 Februari dan 28 Februari 2020, pasar AS kehilangan sekitar 12% saat berita mulai muncul dan kepanikan melanda. Minggu berikutnya, pasar naik 2%, memberikan kesan kepada sebagian orang bahwa masa terburuk telah berlalu.
Namun, ini adalah contoh klasik dari dead cat bounce sebab pasar kemudian jatuh tambahan 25% selama dua minggu berikutnya. Hanya pada musim panas 2020, pasar mulai pulih kembali.
Baca Juga: Apa Itu S&P 500? Panduan Lengkap Investasi Pemula!
Keterbatasan dalam Mengidentifikasi Dead Cat Bounce
Adapun tantangan terbesar dalam mengidentifikasi dead cat bounce adalah bahwa hal itu tidak bisa dilakukan dengan andal hingga fenomena tersebut sudah terjadi.
Misalnya, setelah S&P 500 mengalami penurunan tajam pada Maret 2020 akibat pandemi dan kemudian mulai berbalik arah, banyak analis awalnya menganggap reli tersebut sebagai dead cat bounce.
Dengan nilai S&P 500 yang meningkat pesat sejak saat itu, kini jelas—dari sudut pandang retrospektif—bahwa para analis tersebut keliru. Kemudian, penting juga untuk memahami bahwa dead cat bounce bukanlah tanda pembalikan tren yang kuat.
Sementara dead cat bounce menciptakan ilusi pemulihan sementara, pembalikan tren yang sesungguhnya ditandai oleh peningkatan permintaan yang berkelanjutan dan perbaikan fundamental perusahaan.
Menggambarkan kedua fenomena ini secara akurat sangat penting, dengan tujuan investor tidak terjebak dalam keputusan yang merugikan.
Kesimpulan
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Dead Cat Bounce: Tips Menghindari Jebakan Pasar dalam Saham yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, dalam menghadapi fenomena dead cat bounce, penting bagi investor untuk tetap waspada. Meskipun pola ini bisa tampak menggoda, pengenalan yang tidak tepat terhadap kondisi pasar dapat mengakibatkan keputusan investasi yang merugikan.
Investor menghadapi risiko besar saat mencoba menentukan titik terendah pasar. Salah langkah dapat menyebabkan terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan, di mana harga saham dapat kembali turun setelah kenaikan sementara.
Maka dari itu, pendekatan yang hati-hati dan berbasis analisis fundamental lebih disarankan daripada mengandalkan spekulasi semata.
Sebagai tambahan informasi, saat ini ada kabar menarik untuk kamu, yaitu INDODAX akan segera memperkenalkan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham unggulan dari Amerika Serikat.
Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu juga dapat memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham dari perusahaan besar AS dan semuanya bisa diakses melalui satu akun INDODAX.
FAQ
1.Apa itu Dead Cat Bounce?
Dead cat bounce adalah pemulihan harga sementara setelah penurunan tajam, yang diikuti oleh penurunan lebih lanjut.
2.Mengapa Dead Cat Bounce bisa terjadi?
Hal ini terjadi karena investor salah memprediksi titik terendah pasar, membeli aset, namun kenaikan tidak berkelanjutan.
3. Bagaimana cara mendeteksi Dead Cat Bounce?
Gunakan garis resistance dan support serta analisis teknis untuk mengenali pola harga sebelum memutuskan.
4. Apa yang harus dilakukan jika terjebak dalam Dead Cat Bounce?
Strategi seperti cut loss, menjual di area resistance, atau averaging down bisa membantu meminimalkan kerugian.
5,Apa perbedaan antara Dead Cat Bounce dan pembalikan tren?
Dead cat bounce adalah kenaikan sementara di tengah tren turun, sementara pembalikan tren adalah perubahan arah tren yang lebih panjang.