Sejak akhir tahun 2000-an, ekosistem blockchain telah mengalami perkembangan yang signifikan. Dalam kurun waktu sekitar 15 tahun, teknologi blockchain telah memiliki berbagai fitur seperti algoritma konsensus, smart contract, serta berbagai inovasi lainnya.
Hal tersebut membuat platform blockchain berkembang lebih jauh, tidak hanya sebagai sarana untuk menciptakan aset kripto. Kini, blockchain telah menjadi solusi digital yang menawarkan berbagai jawaban atas tantangan yang dihadapi oleh berbagai sektor bisnis.
Jika kamu tertarik untuk memanfaatkan teknologi ini dalam bisnis atau startup milikmu, sekarang merupakan momen yang sangat tepat. Dalam ulasan ini, kita pun akan membahas tentang cara membangun blockchain dari awal.
Alasan Membuat Jaringan Blockchain Sendiri
Sebelum membahas kebutuhan untuk membangun jaringan blockchain sendiri, ada baiknya kita tinjau dulu manfaat yang dapat diperoleh.
Teknologi inti dari blockchain menawarkan tiga keunggulan utama bagi individu maupun bisnis, yaitu desentralisasi, anonimitas, dan penghapusan peran pihak ketiga.
Fitur-fitur ini memberikan fondasi yang kuat untuk menciptakan jaringan yang lebih aman dan transparan. Bagi bisnis, blockchain menjadi alat penting dalam menghadapi berbagai tantangan modern.
Dalam industri, seperti kesehatan, asuransi, dan finansial, penerapan blockchain membawa manfaat yang signifikan. Di sektor kesehatan, misalnya, teknologi ini memungkinkan pengelolaan data pasien dengan lebih efisien dan aman.
Adapun di sektor asuransi, blockchain dapat mengurangi risiko penipuan, sementara di dunia finansial, teknologi ini menyederhanakan transaksi lintas batas tanpa perlu perantara.
Langkah-langkah Cara Membuat Blockchain Sendiri
Berikut ini adalah panduan langkah demi langkah untuk membangun blockchain sendiri yang perlu diketahui, antara lain:
1. Menentukan Kasus Penggunaan (Use Case) untuk Jaringan Kamu
Karena teknologi blockchain akan mengubah cara transaksi di masa depan, calon pengembang harus memiliki kualifikasi dan pemahaman yang baik. Sebelum mulai membangun blockchain sendiri, kamu perlu menemukan use-case bisnis yang relevan.
2. Memilih Industri yang Relevan
Menyesuaikan blockchain sesuai dengan kebutuhan industri yang menjadi target, seperti sektor kesehatan, keuangan, logistik, dan lainnya, sangat penting untuk memastikan teknologi ini memberikan solusi yang efektif dan efisien bagi bisnis tersebut.
Setiap industri pada dasarnya punya kebutuhan dan tantangan spesifik yang bisa diatasi dengan penggunaan blockchain. Karena itu, penting untuk memahami karakteristik dan permasalahan yang dihadapi sebelum mengimplementasikan teknologi ini.
3. Memilih Algoritma Konsensus
Adapun blockchain pertama menggunakan Proof of Work sebagai mekanisme konsensus, yang mendukung aset kripto Bitcoin.
Namun, sistem ledger terdistribusi saat ini mencakup berbagai mekanisme seperti Proof of Stake, Byzantine Fault Tolerance, Federated Byzantine Agreement, Delegated Proof of Stake, dan lainnya. Pilihlah teknik konsensus yang paling sesuai dengan use-case kamu.
4. Memilih Protokol yang Optimal
Langkah selanjutnya adalah membangun proses di blockchain menggunakan protokol yang tepat. Untuk ini, kamu memerlukan bantuan dari pengembang blockchain yang berpengalaman.
Terdapat banyak protokol populer yang bisa dipertimbangkan, seperti Ethereum, Hyperledger, Polygon, MultiChain, Quorum, dan lainnya.
5. Memilih Bahasa Pemrograman untuk Smart Contracts
Saat ini, Ethereum menjadi salah satu protokol terdepan yang sering digunakan untuk pengembangan jaringan blockchain baru karena menyediakan berbagai fitur unggul.
Ethereum juga menggunakan konsensus Proof of Stake (PoS), mendukung bahasa pemrograman smart contract Solidity, serta mampu berintegrasi dengan jaringan layer-2.
Protokol ini memiliki beragam fungsi yang dapat mendukung proyek bisnis kamu. Karena itu, sangat penting untuk memahami tujuan bisnis, mekanisme konsensus, serta aspek-aspek teknis lainnya sebelum memilih protokol yang paling sesuai dengan kebutuhan.
6. Memilih Sistem Operasi untuk Interaksi
Sistem blockchain dapat bersifat permissioned, seperti pendaftaran tanah yang dikelola pemerintah, atau permissionless, seperti Bitcoin, di mana siapa pun bisa menjadi penambang.
Sistem ini juga bisa bersifat privat, publik, atau hibrida. Pertimbangkan apakah node akan dijalankan di cloud, on-premises, atau kombinasi keduanya, serta spesifikasi perangkat keras, seperti prosesor, memori, dan ruang disk.
Kamu juga perlu memilih sistem operasi dasar yang akan digunakan (biasanya Ubuntu, CentOS, Debian, Fedora, Red Hat, atau Windows).
7. Mengkonfigurasi Akses, Keamanan, dan Autentikasi
Sebagian besar platform blockchain memerlukan konfigurasi yang cermat untuk berbagai elemen, seperti izin, penerbitan aset, manajemen kunci, tanda tangan multi, dan format alamat.
Beberapa parameter dapat diperbarui saat runtime, sementara yang lain tidak sehingga langkah ini sangat penting.
8. Membangun Front End yang Intuitif
Pada tahap ini, kamu perlu memilih bahasa pemrograman untuk antarmuka depan serta memilih database eksternal dan server (termasuk server web, FTP, dan mail server).
9. Menerapkan Jaringan
Adapun langkah terakhir adalah meluncurkan jaringan blockchain ke lingkungan yang diinginkan.
Pada tahap ini, sistem blockchain yang telah dibangun akan dioperasikan secara penuh, memastikan bahwa jaringan berjalan sesuai dengan konfigurasi dan kebutuhan yang telah ditentukan.
Proses peluncuran ini mencakup pengujian akhir, pengaturan keamanan, dan pemantauan performa jaringan untuk memastikan kelancaran operasional di dunia nyata.
Menentukan Variabel Teknis Lainnya
Setelah memilih protokol, langkah selanjutnya adalah menetapkan variabel teknis untuk jaringan kamu. Langkah pertama adalah memutuskan apakah kamu akan menggunakan blockchain publik atau privat.
Perlu diketahui, blockchain publik menawarkan tingkat transparansi yang lebih tinggi, sedangkan blockchain privat lebih sesuai dengan kebutuhan bisnis. Setelah itu, tentukan bahasa pemrograman yang akan digunakan dalam infrastruktur.
Adapun bahasa pemrograman ini penting untuk mengembangkan smart contract dan berbagai aktivitas kompleks lainnya dalam sistem. Karena itu, pemilihan bahasa yang tepat sangatlah penting untuk dilakukan.
Langkah selanjutnya, yakni memilih sistem operasi yang akan mendukung akses jaringan kamu. Saat ini, Windows dan Ubuntu adalah pilihan yang paling umum.
Di samping itu, terdapat banyak aspek teknis lain yang juga harus diperhatikan, seperti integrasi dengan dompet kripto, proses KYC, sistem autentikasi, dan mekanisme penting lainnya.
Melibatkan Tim Developer Blockchain Berpengalaman
Developer blockchain pada dasarnya berperan penting dalam setiap tahap pengembangan jaringan, mulai dari menentukan protokol dan arsitektur jaringan, hingga membangun infrastruktur teknis seperti smart contract dan konsensus.
Mereka pun akan bertanggung jawab atas penerapan sistem keamanan, termasuk proses validasi, autentikasi, dan enkripsi data.
Blockchain Developer yang berpengalaman juga memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah skalabilitas serta memastikan interoperabilitas antara berbagai teknologi yang terlibat.
Perlu diketahui, smart contract menjadi elemen penting dalam banyak aplikasi blockchain, dan developer bertanggung jawab untuk mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan spesifik sistem.
Mereka juga dapat mengimplementasikan layer-2 sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas jaringan tanpa mengorbankan keamanan.
Selain itu, developer perlu memperhatikan mekanisme penting lainnya seperti konsensus, manajemen identitas, serta integrasi dengan dompet kripto dan fitur KYC (Know Your Customer) untuk kepatuhan regulasi.
Lebih jauh, pengembangan blockchain seringkali menghadapi berbagai tantangan teknis, di antaranya adalah masalah skalabilitas, di mana jaringan harus tetap berfungsi dengan baik meskipun jumlah transaksi meningkat.
Tantangan lainnya termasuk keamanan karena blockchain yang tidak dirancang dengan baik bisa rentan terhadap serangan.
Kesimpulan: Membuat Blockchain yang Sesuai dengan Visi Bisnis
Nah, itulah tadi pembahasan lengkap mengenai bagaimana cara membuat blockchain sendiri langkah demi langkah yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, proses pembuatan blockchain dimulai dengan memilih protokol yang sesuai, menentukan variabel teknis, serta memilih bahasa pemrograman dan sistem operasi yang mendukung infrastruktur.
Setelah itu, pengembangan smart contract, mekanisme konsensus, serta integrasi dengan elemen penting lainnya seperti dompet kripto dan KYC menjadi langkah penting.
Pada dasarnya, membangun jaringan blockchain sendiri memberikan keuntungan jangka panjang bagi bisnis, seperti kontrol penuh terhadap data dan transaksi, peningkatan transparansi, serta kemampuan untuk menyesuaikan fitur sesuai kebutuhan spesifik.
Jaringan blockchain privat dapat memberikan keamanan yang lebih tinggi, sementara blockchain publik menawarkan transparansi yang mendukung kepercayaan pelanggan.
Dengan memiliki jaringan sendiri, bisnis juga dapat lebih mudah mengelola biaya operasional dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi.
Blockchain adalah solusi teknologi masa depan yang mampu mentransformasi banyak sektor, dari keuangan, logistik, hingga kesehatan.
Dengan integrasi yang tepat, blockchain dapat menjadi pondasi kuat bagi inovasi bisnis, menawarkan otomatisasi melalui smart contract, mengamankan transaksi, serta memfasilitasi audit yang lebih efisien.
Informasi Tambahan
Sebagai tambahan informasi, INDODAX adalah salah satu crypto exchange di Indonesia yang aman dan terpercaya #KitayangPalingAman. INDODAX tidak hanya menawarkan keamanan dan kenyamanan bagi para penggunanya, tetapi juga menjunjung tinggi transparansi dalam menjaga cadangan aset kripto melalui Proof of Reserve.
Saat ini, INDODAX memiliki cadangan aset kripto yang kuat, termasuk 4.806,34 Bitcoin yang bernilai sekitar Rp4,288 triliun, serta 36.915,47 Ethereum senilai Rp1,334 triliun, berdasarkan harga pasar terbaru. Selain itu, INDODAX juga menyimpan aset kripto lain-lain senilai sekitar Rp5,907 triliun.
Total cadangan aset kripto INDODAX mencapai sekitar Rp11,529 triliun, memastikan bahwa seluruh cadangan aset kripto melebihi 100% dari saldo total member INDODAX. Hal ini menunjukkan komitmen INDODAX terhadap Proof of Reserve, sehingga pengguna dapat yakin bahwa dana mereka aman dan didukung sepenuhnya oleh cadangan aset yang nyata.
FAQ
1. Apa keuntungan membuat jaringan blockchain sendiri?
Membangun blockchain sendiri memberikan kontrol penuh atas keamanan, transparansi, dan efisiensi dalam transaksi, sekaligus mengurangi biaya operasional karena tidak memerlukan pihak ketiga.
2. Apa langkah pertama dalam membangun jaringan blockchain?
Langkah pertama adalah menentukan tujuan atau kasus penggunaan (use case) spesifik yang ingin kamu capai dengan jaringan blockchain.
3. Bagaimana cara memilih algoritma konsensus yang tepat?
Algoritma konsensus dipilih berdasarkan kebutuhan jaringan kamu, seperti Proof of Work (PoW) untuk keamanan tinggi atau Proof of Stake (PoS) untuk skalabilitas dan efisiensi biaya.
4. Apakah saya perlu tim developer untuk membangun blockchain?
Iya, sangat disarankan memiliki tim developer berpengalaman untuk membantu kamu dalam memilih protokol, mengembangkan smart contracts, dan mengintegrasikan fitur teknis lainnya.
5. Apakah blockchain publik atau private lebih baik?
Blockchain publik menawarkan transparansi yang lebih tinggi, namun blockchain private lebih cocok untuk bisnis yang membutuhkan kontrol penuh dan keamanan data internal.